Anda di halaman 1dari 6

Bukan Tentang Burung Beo: Dibalik Lagu Polly –

Nirvana
Mengulik sisi gelap lagu karangan Kurt Cobain

Oleh: Vindi Lumelle

Polly wants a cracker

Maybe she would like some food

She asked me to untie her

A chase would be nice for a few

Diatas adalah penggalan verse kedua dari lagu Polly oleh Nirvana. Lagu ini ditulis oleh
Kurt Cobain, pentolan band rock legenda Nirvana. Ini adalah lagu keenam di album kedua mereka
Nevermind, dirilis pada September 1991. Menurut saya, setelah mengetahui cerita dibalik lagunya,
ini adalah salah satu lagu ter-dark yang pernah saya dengar.
Lagu ini berkisah tentang penculikan seorang gadis berusia 14 tahun. Dia diculik pada
tahun 1987 saat setelah menonton konser di Tacoma, Washington, oleh pria bernama Gerald
Friend. Ia menculik gadis itu, menyekapnya di dalam mobil RV, yang juga merupakan tempat
tinggalnya, dan memperkosanya di situ. Cambuk, pisau cukur, dan obor digunakan untuk
menyiksa gadis itu. Sebelumnya, Gerald Friend pernah dipenjara pada tahun 1960 atas tindakan
kriminal yang sama.

Saya selalu merasakan bulu kuduk saya merinding setiap mendengar lagu ini. Mengingat
lagu ini adalah single di album Nevermind, yang saat ini sudah terjual sebanyak lebih dari 30 juta
copy, dibilang terlaris sepanjang abad 20. Bahkan, banyak kritikus musik dan fans yang menyebut
Nevermind adalah salah satu album musik terbagus dan terlaris sepanjang masa. Fakta bahwa Kurt
Cobain meletakan lagu ini di tengah-tengah album populernya yang notabene lagu-lagunya
terdengar ceria dan membakar semangat, sangat menyeramkan bagi saya. Banyak orang yang
mengira lagu ini adalah tentang seekor burung beo, karena liriknya yang seakan-akan
mendeskripsikan seekor burung yang sedang bermain bersama pemiliknya. Kekejaman seperti
yang dirinci dalam Polly begitu menyayat hati. Kasus kekerasan dan pemerkosaan seperti ini
mudah hilang, dilupakan, dihindari, tetapi Kurt Cobain tidak ingin itu terjadi. Kebenaran harus
diungkapkan.

Selain mengeksplorasi ketakutan dan kecemasannya sendiri dalam musik Nirvana, ia juga
seorang feminis vokal yang berulang kali berbicara menentang seksisme dan kekerasan terhadap
perempuan.

“Sepertinya tidak banyak, tetapi kami mengumpulkan sekitar $50.000 dari para korban
pemerkosaan Bosnia, dan itu jauh lebih banyak daripada yang bisa kami lakukan mengeluh
tentang hal itu dan membicarakannya dalam wawancara dan seperti mungkin mengeluarkan
fanzine dan tidak ada salahnya melakukan hal-hal seperti itu. Kami menggunakan suara kami,
kami menggunakan alat yang kami miliki.” ujar Kurt Cobain. Bahkan di suatu acara, Kurt Cobain
pernah secara blak-blakan melarang para kaum seksis, misoginis, dan homophobic untuk datang
menghadiri konser Nirvana, mengutamakan moral dan kemanusiaan diatas uang.

Tetapi meskipun pandangan Cobain pada dasarnya bersifat politis, kejeniusannya dinilai
khas danartistik, dan apa yang dapat dilakukan seorang seniman berbeda dengan apa yang dapat
dilakukan oleh seorang aktivis atau politisi. Seni, terutama musik, memengaruhi kita secara
emosional. Seni menyerang kita pada jantung emosional ktia, dan sebagai hasilnya, memiliki
kekuatan unik untuk memperluas empati kita, inilah dilakukan Polly terhadap kita.

[Verse 1]

Polly wants a cracker

I think I should get off her first

I think she wants some water

To put out the blow torch

[Chorus]

Isn't me, have a seed

Let me clip dirty wings

Let me take a ride, cut yourself

Want some help, please myself

Got some rope, haven’t told

Promise you, have been true

Let me take a ride, cut yourself

Want some help, please myself

[Verse 2]

Polly wants a cracker

Maybe she would like some food

She asked me to untie her

A chase would be nice for a few


[Chorus]

Isn't me, have a seed

Let me clip dirty wings

Let me take a ride, cut yourself

Want some help, please myself

Got some rope, haven't told

Promise you, have been true

Let me take a ride, cut yourself

Want some help, please myself

[Verse 3]

Polly said

Polly says her back hurts

She's just as bored as me

She caught me off my guard

Amazes me, the will of instinct

[Chorus]

Isn't me, have a seed

Let me clip dirty wings

Let me take a ride, cut yourself

Want some help, please myself

Got some rope, haven't told


Promise you, have been true

Let me take a ride, cut yourself

Want some help, please myself

Ditulis dalam E minor, progresi chordnya direpetisi saja: E minor, G, D, C untuk verse.
Kemudian G5, B flat 5, D5, E5 untuk chorus (reff). Di bagian chorus, Krist Novoselic memainkan
bass yang tidak mencolok masuk pada nada rendah dan Cobain menambahkan harmoni vokal pada
nada tinggi. Suara drum oleh Dave Grohl, salah satu drummer terbaik sepanjang sejarah rock ‘n
roll, di lagu ini hampir tidak ada. Hanya terdengar suara halus cymbal saat memasuki awal chorus.
Jadi, Polly pada dasarnya adalah Cobain dan gitar akustiknya. Melodi dan vokal yang lembut,
mengekang pendengarnya dengan kesedihan, keaslian, dan kedekatan. Gitar akustik yang dipakai
oleh Cobain juga berpengaruh terhadap perasaan dalam lagu ini. Cobain membeli gitar bermerk
Estella yang ia temui di thrift store, atau toko barang bekas. “Gitarnya susah untuk tetap pada
tuning-nya,” kata Kurt saat diwawancarai GuitarWorld pada tahun 1992. “Bahkan, aku harus
melakban gitar ini agar tuning-nya tidak kacau”. Tetapi pada akhirnya suara gitar rusak ini lah
yang membuat lagu Polly semakin terasa gelap dan gloomy.

Polly adalah lagu yang dirancang untuk memberi Cobain akses ke kepala pendengarnya.
Pertanyaannya, setelah dia ada di sana, apa yang dia lakukan? Pilihan yang mengejutkan dan
mendalam yang dibuat Cobain di Polly, adalah menjadikan protagonis dari lagu tersebut, penyanyi
yang intim: sang pemerkosa bengis.

Polly wants a cracker

I think I should get off her first

Kita berada di dalam pikiran pria keji ini, terbawa arus kesadarannya. Dalam setiap ayat
dia melaporkan apa yang terjadi dengan seksama, yang entah bagaimana lebih menakutkan karena
kurangnya emosi yang terdengar dari suaranya. Vokal Cobain menyendiri namun mempesona.
Meskipun mungkin salah untuk mencari makna tersembunyi dan hal-hal seperti itu, jurnalnya
mengungkapkan ketertarikan pada bahasa dan permainan kata. Paduan suara Polly terdiri dari
fragmen gambar dan sentimen yang secara sempurna mensimulasikan arus pemikiran yang kacau
balau. Kalian dapat melihat keinginan, penyesalan, tangisan minta tolong, kekejaman, penipuan
diri sendiri, kebenaran, semua sesaat terombang-ambing ke permukaan, dan kemudian, pemikiran
akhir kebinatangan yang mendikte tindakan pria ini: “Please myself”.

Dengan cara yang hanya bisa dilakukan oleh musik, Cobain memaksakan identifikasi
emosional dengan kejahatan, untuk menghentikan kita menekan kebrutalan ini, untuk
menghentikan kita menghindarinya. Dia menjadikannya milik kita. Ini adalah pengalaman yang
sangat menyedihkan, tetapi juga memotivasi.

"Masalah dengan kelompok yang berurusan dengan pemerkosaan adalah bahwa mereka
mencoba untuk mendidik perempuan tentang bagaimana membela diri", kata Cobain kepada NME
di 91. “Harusnya ajari para lelaki untuk tidak memperkosa.” Pada akhirnya, ia menerapkan kata-
katanya sendiri. Dengan gitar rongsok dan melodi halus, ia mengajari kita dengan lagunya.

Lagu ini merupakan salah satu lagu Nirvana pertama yang saya pelajari di gitar, saya baru
bermain 7-8 tahun pada saat itu. Ini juga merupakan gitar pertama yang saya ingat saat senang
melakukan jamming karena gitar pertama saya adalah gitar klasik senar nilon Yamaha.

Polly adalah lagu yang unik. Lagu yang gelap dan menyedihkan. Itu menunjukkan bahwa
Nirvana bukan hanya band rock tipikal, tapi sepasang trio ini peduli dengan masalah wanita.

Anda mungkin juga menyukai