Anda di halaman 1dari 5

Berita Kehilangan : Curahan Hati Feast tentang kematian

Asal Mula
Bermusik dapat dijadikan cara bagi manusia untuk mengungkapkan
sebuah perasaan. Perasaan pemusik tersebut bisa kita rasakan dengan
memaknai lirik pada tiap lagu. Contoh saja Grup Band Feast. Kelompok
musik asal Jakarta yang beranggotakan Baskara Putra (vokal/synth),
Adnan S.P (Gitar), Dicky Renanda (Gitar), F. Fikriawan (Bass), dan Adrianus
Aristo Haryo (Drum) ini dalam tiap lagunya mengangkat tema politik,
aktivisme, dan tema-tema minor lain dimasyarakat yang jarang diangkat
oleh musisi lain. Hingga sekarang mereka sudah meluncurkan beberapa
lagu
Salah satu musiknya yang sekiranya menarik dibahas kali ini ialah
yang berjudul “Berita Kehilangan”. Musik ini dirilis pada hari Kamis, 9
Agustus 2019 bersamaan dengan musik lain yang berjudul “Peradaban”.
Dua musik ini berbeda dengan musik yang diluncurkan sebelumnya. Diakui
mereka, mereka ingin lebih membumi didalamnya. Makna membumi
mereka utarakan dengan menggunakan seluruh lirik dengan Bahasa
Indonesia. Pada proyek ini Feast bernaung pada label rekaman Double
Deer.
"Kalau dua lagu baru ini menceritakan hal-hal yang terjadi di Bumi
kedua, Bumi di mana kami tinggal sekarang. Makanya dari segi lirik kami
menggunakan bahasa Indonesia, kami ingin membumi di projek ini," kata
Baskara kepada CNNIndonesia.com, Selasa (14/8).
Dalam “Berita Kehilangan” berkisah tentang korban meninggal dari
sebuah kejadian. Tragedi bom yang terjadi di Surabaya 2018 lalu juga
diakui sebagai inspirasi terciptanya musik ini. Dalam penggarapan proyek
ini Feast juga mengajak penyanyi muda, Rayssa Dynta. Dipilihnya Rayssa
karena ia akan membawa karakter seorang ibu yang ada dalam “Berita
Kehilangan” dan untuk mencari warna baru dalam lagunya.
“Menurut kami, Rayssa Dynta memiliki karya pribadi yang
berkarakter dan datang dari lingkungan musik yang berbeda dengan .Feast.
Sebisa mungkin, kami bekerja sama dengan nama-nama yang berada di
luar zona nyaman musik .Feast untuk mencari warna baru dalam lagu.”Ujar
Feast dikutip dari qubicle.id
Rayssa dalam musik ini mendapat jatah membawakan lirik yang
mengandung penggalan surat dari seorang ibu kepada anaknya yang sudah
meninggal. Tentunya Feast sudah mendapat ijin dari sang ibu pembuat
surat terlebih dahulu.
"Gue enggak bisa cerita anak ini korban kejadian apa, tapi kejadian
itu pahit banget. Ibu yang izinkan suratnya dikutip jadi lagu ini memang
minta untuk enggak kasih tau nama anaknya dan kejadiannya," kata
Baskara.
Selain kutipan surat dari seseorang, Feast juga memasukan
penggalan lirik dari lagu grup band lain. Lirik yang diambil dari lagu Taifun
milik Barasuara ini ditempatkan di akhir lagu dan dinyanyikan secara
berulang. Penggunaan lirik dari musik band lain diakuinya sebagai teknik
interpolasi akibat budaya hip hop. Teknik interpolasi sangat kental pada
album pertama feast yang bertajuk “Multiverse”. Selain itu pada lagu
peradaban yang dirilis bersamaan pula di masukan lirik dari judul lagu
yang patah tumbuh yang hilang berganti milik Banda Neira
Makna lirik
Dalam permulaan lagu lagu ini menggambarkan kondisi korban pada
saat kematiannya. Tiga baris awal menggambarakan situasi kematian itu
sendiri. Gambaran kematian ditunjukan apa adanya oleh Feast seperti
dimana tubuh kita hanya diam, mata kita yang hanya bisa melihat gelap,
dan jiwa kita yang sudah tidak ada lagi dalam raga. Karena itulah nuansa
mencekam dapat dirasa sedari awal bagi yang mendengarkan. Kemudian
dalam akhir bait pertama memaknai kematiannya itu tidak berakhir
dengan sia-sia. Korban yang meninggal diibaratkan pelaku dari kelompok
radikal yang melakukan bom bunuh diri. Kematiannya dianggap membawa
sebuah pengorbanan bagi suatu kemenangan sebuah kelompok.
Dalam lirik selanjutnya sebelum chorus (Pre Chorus) Feast
menggambarkan seolah-olah si korban yang meninggal itu berpesan pada
ibunya untuk mengiklaskan dirinya yang sudah pergi. Sekarang yang
tinggal hanya namanya dalam ingatan orang yang mengenangnya.
Namanya akan dikenang oleh semua orang walau tindakannya
mengorbankan diri membuat sebagaian orang menaruh kebencian
terhadapnya. Akan tetapi si korban memegang suatu keyakinan bahwa
kebencian itu tidak akan disematkan dalam dirinya yang sudah tiada itu.
Seperti maklumnya orang yang meninggal maka orang lain yang memiliki
salah tersebut akan memaafkan si korban. Feast memperhatikan adat itu
dan kemudian ditekankan pada chorus lagu ini.
Chorus Berita kehilangan berisikan makna bahwa jika kematian
datang maka kesalahan orang yang meninggal itu akan dimaafkan. Walau
yang memaafkan adalah beberapa orang yang menaruh sakit hati pada
korban. Kabar Berita kehilangan juga akan menyebar dengan berbagai cara
apakah itu dari mulut ke mulut atau perbuatan seperti menangis sikap
mengheningkan cipta. Berita kehilangan sama halnya dengan kabar duka,
dimana kabar ini bukan membawa sesuatu yang menyenangkan. Akan
tetapi menyakitkan.
Pada verse kedua dimasukan penggalan surat dari sang ibu. Sang ibu
menggambarkan perasaan berat untuk mengiklaskan anaknya. Perasaan
berat ini dinyatakan sang ibu dari kerelaannya tetapi dalam berbagai
waktu. Karena itu juga dapat diartikan bahwa sang ibu juga sering teringat
dengan kenangan bersama korban. Sang ibu juga menyindir anaknya
sebagai pelaku bom bunh diri bahwa ia mengorbankan dirinya dengan
tujuan menyadarkan akan tetapi sejujurnya itu malah menyakiti orang
yang mencintainya tak terkevuali sang ibu.
Sebelum ke outro Feast mengajak kita berpikir bahwa jika kita
melakukan sebuah kegiatan yang menyakitkan orang itu tidak akan
membawa sebuah kesenangan walau ada iming-iming surga sekalipun.
Feast menyindir pada lirik ketika mengharap surga maka korban tidak
akan mengalami kedamaian disana. Lirik ini yang baisanya dijadikan alasan
pelaku bom bunh diri. Ada juga ketika korban dalam kamarnya yang
seharusnya digunakan sebagai tempat refleksi akan menjadi tempat
kegelisahan dan kesedihan. Hidupnya juga tidak tenang akibat telah
melakukan kesalahn yang besar dan namnya tidak akan diteruskan ke
generasi selanjutnya untuk dikenang karena ia berkorban bukan sebagai
pahlawan.
Pada outro yang merupakan penggalan lagu dari Barasuara yang
berjudul taifun ini kita dapat mengambil pesan yang sesungguhnya sudah
nampak dan tak perlu ditafsirkan lagi. Bahwa dalam menjalani kehidupan
ialah harus berhati-hati jangan sampai kita memilih jalan hidup yang hanya
berakhir menyusahkan orang lain atau bahkan menyusah diri sendiri. Lagu
ini cocok jika untuk refleksi atas diri kita atau pun hanya digunakan
pengantar kita saat jam makan siang ataupun ketika susah tidur di
didnihari, tabik.

Sumber:
https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20180814183140-227-322256/feast-
suarakan-cerita-kehilangan-dari-bom-surabaya
https://www.medcom.id/hiburan/musik/8N0VWGwk-kebesaran-hati-korban-tragedi-
dalam-album-baru-grup-rock-feast
http://bicaramusik.id/profil/feast/feast/
https://oumagz.com/ou-pini/grup-musik-rock-feast-berani-beda/
https://qubicle.id/story/feast-melestarikan-perlawanan-lewat-berita-kehilangan
https://lirik.web.id/f/feast/lirik-lagu-feast-berita-kehilangan/

Anda mungkin juga menyukai