1. Jelaskan perbedaan antara tulang rawan dan tulang keras?
Faktor Pembeda Tulang Keras Tulang Rawan
Struktur Sel Osteoblas merupakan sel pembentuk Kondroblas merupakan sel pembentuk tulang keras, yang akan menghasilkan tulang rawan, yang akan menghaslkan sel-sel tulang keras yang disebut sel-sel tulang rawan (kondrosit). osteosit. Osteoblas bekerja Kondroblas adalah sel yang belum membentuk dan mensekresikan matang, yang penting untuk kolagen dan non kolagen organik, perkembangan tulang rawan. Mereka serta berperan dalam mineralisasi terletak di sepanjang tepi tulang rawan matriks organik. Osteoblas tersusun di di bawah perikondrium di mana bagian depan pembentuk tulang, di pembelahan sel terjadi sebagai dua area lapisan epiteloid sel kuboid atau sel yang berlawanan. Kondroblas juga kolumnar rendah. dikenal sebagai sel perikondria atau sel progenitor mesenchymal, yang menimbulkan kondrosit dan komponen matriks ekstraseluler. Kondroblas terutama mengeluarkan kolagen tipe dua dan jenis komponen matriks ekstraseluler lainnya. Struktur Fisik Tulang keras tersusun atas sel-sel Tersusun atas sel-sel tulang rawan yang tulang keras yang disebut osteosit. disebut kondrosit. Kondrosit adalah sel Osteosit merupakan sel yang khusus yang ditemukan di rongga berfungsi menjaga matriks tulang matriks tulang rawan yang disebut (bagian yang keras dari tulang), yang lakuna. Mereka adalah sel kondroblas terletak dalam lakuna (lubang kecil) yang matang dan berdiferensiasi. Fungsi dan berkomunikasi dengan utama kondrosit adalah untuk lingkungannya melalui saluran kecil mensintesis, memelihara, dan yang disebut kanalikuli. Osteosit merombak matriks ekstraseluler tulang adalah sejenis sel tulang dengan rawan. Matriks ekstraseluler terdiri dari populasi sekitar 10 kali lipat populasi serat kolagen dan proteoglikan dengan osteoblas dibandingkan dengan proporsi yang sama. Kedua komponen jumlah osteoklas yang jauh lebih ini diproduksi oleh kondrosit di tulang sedikit daripada jumlah osteoblas. rawan. Namun, kondrosit adalah sel yang relatif inert dengan kapasitas regeneratif yang rendah. Jenis Tulang Tulang keras memiliki variasi tulang Jenis-jenis tulang rawan (kartilago), panjang, pendek, pipih, dan tak yaitu : beraturan. Berdasarkan strukturnya, 1) Tulang rawan hialin, jenis ini paling tulang keras dibedakan menjadi : banyak ditemukan di dalam tubuh, 1) Tulang padat, bersifat halus dan misalnya pada hidung, trakea, bronkus, padat. Pada setiap batang tulang padat laring, ujung tulang rusuk, dan terdapat sistem Havers (sebagai persendian. Matriks tulang rawan lebih penghargaan bagi penemunya, yaitu banyak mengandung serabut elastin Clopton Havers). Di bagian tengah daripada serabut kolagen. Tulang rawan sistem Havers terdapat saluran Havers hialin juga merupakan penyusun rangka yang berisi pembuluh darah saraf. embrio, yang nantinya akan digantikan Setiap saluran Havers dikelilingi oleh oleh tulang keras, kecuali ujung-ujung osteosit. Antarosteosit tulang rusuk dan persendian. Tulang dihubungkan=98suatu saluran kecil rawan hialin memiliki penampakan yang disebut kanalikuli. Di bagian seperti kaca (Yunani: hyalos = kaca) tengah tulang padat terdapat rongga yang bening kebiruan. yang berisi bahan seperti jeli yang 2) Tulang rawan elastin yang terdapat disebut sumsum. Sumsum tulang pada daun telinga, epiglotis, saluran dapat berupa sumsum merah yang Eustachio, dan laring. Tulang rawan ini membentuk eritrosit dan leukosit, atau bersifat lentur karena matriksnya berupa sumsum kuning yang terdiri banyak mengandung serabut elastin. atas sel-sel lemak inaktif. 3) Tulang rawan fibrosa, matriks tulang 2) Tulang Spons, memiliki struktur rawan fibrosa mengandung banyak berongga-rongga seperti sarang lebah serabut kolagen yang padat dan kasar dengan bobot lebih ringan daripada sehingga kuat, kaku, serta liat. Tulang tulang padat, tetapi tetap sangat kuat. rawan jenis ini dapat ditemukan pada Tulang spons tidak memiliki sistem persendian tulang belakang dan pada Havers, tetapi rongga-rongga di simfisis pubis. dalamnya juga berisi sumsum. Tulang spons terdapat pada ujung tulang panjang. Rongga-rongga tulang spons pada tulang paha (femur). tulang lengan atas (humerus), dan tulang dada (sternum) berisi sumsum merah. Fungsi Tulang keras atau osteon memiliki Fungsi kartilago (tulang rawan), yaitu : fungsi, yaitu : Mengurangi gesekan pada sendi Melindungi tubuh dari cedera manusia. mekanis. Sebagai contoh tengkorak Membantu tabung bronkial dan traker yang berguna untuk melindungi otak. dalam peredam guncangan. Sebagai penyusun rangka tubuh. Karena memiliki sifat yang fleksibel, Menggerakkan tubuh manusia. kartilago juga berfungsi sebagai penjaga Pasalnya, otot rangka akan terikat bentuk tubuh. pada tulang tersebut. Sehingga Melindungi bagian telinga dan seseorang bisa dengan mudah hidung. melakukan pergerakan. dll Menyimpan mineral kalsium dan eritrosit. dll Kepemilikan Terdapat pembuluh darah yang Tidak terdapat pembuluh darah di Pembuluh Darah dilindungi oleh periosteum, yaitu tulang rawan. Sehingga bahan makanan, permukaan luar tulang keras yang oksigen dan buangan sel harus dibungkus oleh membran. Pembuluh merembes melalui matriks secara difusi darah ada periostem menyediakan dari perikondrium. nutrisi, oksigen, dan mineral untuk menjaga agar tulang tetap sehat. Jenis Matriks Matriks tulang keras terdiri dari Matriks tulang rawan terdiri dari bahan bahan organik dan anorganik, yaitu : organik saja yaitu proteoglikan, sedikit ⅓ serabut kolagen yang protein dan glikoprotein. Matriks- menyebabkan sifat elastin dan matriks tersebut berupa : mengurangi kerapuhan pada tulang. Serabut elastin ⅔ mineral yang keras terdiri atas Serabut fibrosa ion kalsium, magnesium, dan fosfat. Serabut kolagen Mineral-mineral tersebut menyebabkan tulang lebih kaku dan keras dibandingkan tulang rawan serta mampu menhan sinar-X. Matriks – matriks tulang keras tersebut membentuk lingkaran konsentris yang disebut lamela, yang mengelilingi saluran Havers yang mengandung serabut saraf dan pembuluh darah. Pola Pola pertumbuhan tulang keras terjadi Pola pertumbuhan tulang rawan adalah Pertumbuhan secara dua arah. searah. Tulang
2. Mengapa tulang memiliki struktur yang keras ?
Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas) yang akan menjadi sel-sel tulang keras (osteosit) yang menyusun tulang keras. Ruang antar sel tulang keras banyak mengandung zat kapur, sedikit zat perekat sehingga bersifat keras. Dalam tulang keras terdapat saluran havers yang didalamnya terdapat pembuluh darah yang berfungsi mengatur kehidupan, karena mengandung serabut saraf dan pembuluh darah. Komposisi utama jaringan tulang keras adalah mineral, air, dan matriks kolagen. Sekitar dua per tiga bagian matriks tulang keras terdiri atas berbagai mineral, seperti kalsium fosfat, kalsium klorida, dan magnesium fosfat. Mineral-mineral tersebut menyebabkan tulang ini lebih keras dan kaku dibandingkan tulang rawan serta mampu menahan sinar-X. Adapun sepertiga bagian matriks tulang keras tersusun atas serabut kolagen yang menyebabkan sifat elastis dan mengurangi kerapuhan pada tulang.. Selain itu, tulang keras mengalami osifikasi (pematangan tulang) saat proses pembentukan tulang, sehingga strukturnya lebih keras.
3. Jelaskan fungsi tulang!
Berikut ini beberapa fungsi tulang, yaitu : 1) Menopang dan memberi bentuk tubuh. Fungsi tulang yang utama dan tidak banyak disadari adalah untuk menopang tubuh. Tulang berperan sebagai rangka yang menjadikan tubuh bisa berdiri kokoh dan bergerak. Misalnya saja tulang belakang, membantu punggung supaya dapat tegak baik ketika berdiri maupun duduk. Begitu pula dengan tulang paha yang membantu kaki bisa berdiri tegak. Tanpa tulang tubuh manusia tidak akan memiliki bentuk yang baik dan sempurna 2) Membuat tubuh fleksibel dalam bergerak, hal ini dikarenakan tulang berfungsi menyalurkan tenaga yang dihasilkan oleh otot ketika berkontraksi sehingga tubuh bisa melakukan gerakan yang diinginkan. Tulang dan juga otot menjadi satu kesatuan sistem yang punya andil besar dalam fleksibilitas tubuh ketika bergerak. 3) Alat gerak pasif. Sistem gerak pasif terdiri atas rangka yang disusun oleh tulang-tulang. Tulang merupakan alat gerak pasif karena tulang dapat bergerak dengan bantuan otot. Jika tidak ada otot, tulang tidak dapat bergerak. Rangka tersusun atas tulang-tulang yang saling berhubungan karena adanya persendian. 4) Pelindung organ-organ vital. Tubuh memiliki beragam organ penting yang tidak boleh mengalami cedera sama sekali supaya bisa berfungsi dengan baik. Misalnya jantung dan otak. Jantung yang berada di rongga dada sebelah kiri dilindungi oleh ruas tulang rusuk sehingga tidak mudah mengalami goncangan maupun benturan. Begitu pula dengan otak yang dilindungi secara sempurna oleh tulang tengkorak. Tanpa adanya rangkaian tulang pipih di kepala, otak akan mudah cedera karena benturan padahal fungsinya sangat vital sebagai sistem saraf pusat. 5) Melindungi saraf , tubuh manusia bukan hanya terdiri dari otot namun juga memiliki ratusan saraf yang mempengaruhi gerakan dan juga kinerjanya. Tulang berfungsi sebagai tempat berbagai saraf menempel, seperti pada tulang belakang yang melindungi puluhan ujung saraf di tepinya. Itulah kenapa ketika tulang belakang mengalami cedera karena kecelakaan misalnya, saraf juga ikut terkena imbasnya yang berakibat pada lumpuhnya bagian tubuh tertentu. 6) Menghasilkan sel darah merah. Tulang sebagai tempat pembentukan sel darah merah, utamanya di tulang belakang yakni di sumsum merah. Proses pembentukan sel darah di dalam tulang ini disebut sebagai hematopoiesis. Selain sel darah merah, di dalam tulang juga terjadi pembentukan sel darah putih yang berfungsi melindungi tubuh dari infeksi. 7) Tempat penyimpanan energi. Fungsi tulang sebagai penyimpanan energi yang disebut dengan lipid, seperti lemak, disimpan dalam sel adiposa sumsum kuning berfungsi sebagai reservoir energi. 8) Tempat cadangan mineral. Tulang menyimpan mineral seperti kalsium, zat besi, kalium dan fosfor. Ketika diperlukan tulang akan melepaskan mineral ke dalam darah sehingga tercipta keseimbangan mineral dalam tubuh.
4. Jelaskan proses pembentukan tulang!
Proses pembentukan tulang dimulai setelah terbentuk tulang rawan. Saat bayi, tubuh manusia memiliki lebih dari 300 tulang, tetapi saat dewasa manusia hanya memiliki 206 tulang. Hilangnya tulang-tulang tersebut dikarenakan saat tumbuh secara perlahan tulang-tulang rawan digantikan oleh tulang keras dan beberapa tulang kecil yang saling menyatu membentuk satu tulang yang besar. Di dalam tulang rawan, terdapat rongga yang didalamnya terdapat osteoblas yang kemudian dapat membetuk osteosit (sel-sel tulang keras). Osteosit mensekresikan protein yang akan menjadi matriks tulang keras. Kemudian, matriks tulang keras terisi kalsium dan fosfor sehingga matriks tulang mengeras. Proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras (proses pembentukan tulang) disebut osifikasi. Selain itu,tulang juga mengalami proses rekonstruksi internal dan remmodelling. Proses remmodelling merupakan proses dimana sel tulang lama akan digantikan oleh sel tulang yang baru, yang berlangsung selama manusia hidup dan terjadi pada semua tulang. Osteogenesis atau osifikasi adalah proses pembentukan tulang yang dilakukan oleh sel pembentuk tulang (sel osteoblas) yang terdiri atas dua tipe, yaitu : a. Osifikasi intramembran, tergolong tipe pembentukan tulang yang kurang umum atau jarang terjadi. Pasalnya, proses pembentukan tulang tipe intramembran ini terbatas hanya pada tulang tengkorak yang rata, seperti parietal, sebagian dari tulang temporal, dan sebagian dari tulang maxilla. Tulang yang terbentuk melalui osifikasi intramembran akan diendapkan di antara dua membran berserat. Namun, proses pembentukan ini menyebabkan tulang mudah keropos dibandingkan tulang yang melalui proses pembentukan tipe lainnya. Berikut langkah-langkah yang terjadi pada proses pembentukan tulang (osifikasi) intramembral, yaitu: 1) Pembentukan pusat osifikasi. Pada tahapan ini sel induk yang terletak di dalam mesenkim dibedakan menjadi sel-sel osteoblas dan membentuk pusat osifikasi. 2) Pembentukan matriks, sel osteoblas mulai mengeluarkan atau menghasilkan serat berupa protein yang membentuk matriks tulang atau osteoid. Setelah itu, osteoid akan menyatu dengan kalsium untuk membentuk tulang berkalsium. Tulang yang sudah dikalsifikasi ini akan menyerap sel-sel osteoblas dan mengubah bentuknya menjadi osteosit. 3) Periosteum and Weaving, osteoid diletakkan secara acak di sekitar pembuluh darah terus-menerus. Kemudian, struktur yang disebut dengan trabeculae terbentuk di sekitar pembuluh darah dan ditemukan pori-pori pada lokasi pembuluh darah, sehingga membentuk tulang spongiosa. Sementara itu, pembuluh darah yang berada di luar tulang spongiosa menjadi padat dan berubah bentuk menjadi periosteum. 4) Pembentukan tulang keras. Saat trabeculae menebal di dalam tulang spongiosa, sel-sel osteoblas yang terdapat di sekelilingnya akan terus membentuk osteoid. Osteoid nantinya akan mengeras dan membentuk tulang keras di sekitar tulang spongiosa. Selama proses ini berlangsung, sumsum tulang merah akan mulai bermunculan pada lokasi pembuluh darah di rongga-rongga spongiosa. b. Osifikasi Endokondral. Menurut Seer Training Module oleh National Cancer Institute, proses pembentukan tulang tipe osifikasi endokondral melibatkan penggantian model tulang rawan dengan tulang biasa. Proses ini biasanya terjadi pada tulang panjang, contohnya tulang tungkai. Sebagian besar tulang pada kerangka tubuh manusia terbentuk melalui osifikasi endokondral, oleh sebab itu tulang- tulang yang melalui proses pembentukan ini disebut tulang endokondral.. Berikut adalah langkah- langkah yang terjadi dalam proses pembentukan tulang dengan osifikasi endokondral, yaitu : 1) Pembentukan periosteum collar. Periosteum terbentuk di sekitar tulang rawan hialin, lalu sel osteogenik dibedakan menjadi osteoblas. Sel osteoblas ini kemudian mengeluarkan cairan serat berupa protein di luar tulang rawan yang disebut dengan osteoid. Hasil akhir dari langkah ini adalah terbentuknya bone collar pada bagian luar tulang rawan. 2) Pembentukan rongga. Saat bone collar terbentuk, tulang rawan yang terdapat pada pusat akan mengalami osifikasi atau proses pembentukan tulang. Tulang rawan yang menjadi pusat ini disebut sebagai pusat osifikasi utama. Proses pengerasan tulang ini menyebabkan bagian dalam dari tulang rawan tidak berhasil untuk ditembus oleh difusi nutrisi. Sehingga, bagian dalam dari tulang rawan perlahan mulai memburuk dan rongga-rongga pun mulai terbentuk. 3) Invasi vaskular. Pembuluh darah yang terdapat di dalam periosteum akan melalui atau melewati tulang keras dari bone collar dan memasuki rongga dalam tulang rawan. Rongga yang dilewati oleh pembuluh darah disebut sebagai foramen nutrisi. Ada banyak komponen lain masuk melalui foramen nutrisi seperti saraf, limfatik, osteoklas, osteoblas, nutrisi dan lain-lain. Kemudian, tulang rawan yang tersisah akan dipecah oleh osteoklas dan osteoblas mengeluarkan trabaculae atau tulang spongiosa. 4) Elongasi. Saat pembuluh darah, osteoklas, dan osteosit terus menyerang tulang, poros tulang akan mulai memanjang. Sehingga, rongga meduler terbentuk dan diafisis perlahan memanjang selama proses perkembangan embrio. Selain itu, pembuluh darah berkembang menuju tulang rawan hialin di ujung (epifisis) tulang panjang membentuk pusat osifikasi sekunder. 5) Osifikasi epifisis. Prose osifikasi epifisis hampir sama dengan dengan invasi vaskular. Namun, tulang yang terbentuk bukanlah tulang keras melainkan tulang spongiosa. Selain itu, tulang rawan hialin juga tertinggal di ujung tulang (tulang rawan artikular) dan piringan epifisis terbentuk. Tulang rawan artikular dan piringan epifisis adalah dua hal yang masih tersisa dari model tulang rawan hialin yang asli.