Anda di halaman 1dari 19

STRUKTUR TULANG

Merupakan jaringan ikat khusus, yang tersusun atas sel yang tertanam di dalam matriks serat organik dan
ion anorganik.
Sel

a. Osteoblas adalah sel yang aktif mensintesis matriks tulang. Sel ini distimulasi oleh hormon
pertumbuhan.
b. Osteosit adalah osteoblas dorman yang dikelilingi oleh matriks. Osteosit dapat diaktifkan kembali ketika
tulang cedera.
c. Osteoklas adalah sel berinti banyak yang membentuk kembali tulang dan melepaskan ion anorganik
(yaitu, kalsium, fosfat) dan komponen organik. Osteoklas dirangsang oleh hormon paratiroid.

Matriks

a. Matriks organik terdiri atas serat kolagen dan glikoprotein.


b. Matriks anorganik terdiri atas ion, bentuk yang terbanyak adalah kalsium fosfat dalam bentuk
kristal yang disebut hidroksiapati

Struktur Jaringan Tulang Rawan dan Tulang Keras


Struktur jaringan tulang rawan

Tulang rawan merupakan jaringan pengikat padat khusus yang terdiri atas sel kondrosit, dan matriks.
Berdasarkan atas komposisi matriksnya ada 3 macam tulang rawan, yaitu :

tulang rawan hialin, yang terdapat terutama pada dinding saluran pernafasan dan ujung-ujung persendian
tulang rawan elastis misalnya pada epiglotis, aurikulam dan tuba auditiva; dan
tulang rawan fibrosa yang terdapat pada anulus fibrosus, diskus intervertebralis, simfisis pubis dan
insersio tendo-tulang.

Tulang rawan terdiri dari tiga tipe yaitu:

1.Tulang rawan hialin

Tulang yang berwarna putih sedikit kebiru-biruan, mengandung serat-


serat kolagen dan chondrosit. Tulang rawan hialin dapat kita temukan
pada laring, trakea, bronkus, ujung-ujung tulang panjang, tulang rusuk
bagian depan, cuping hidung dan rangka janin.

2.Tulang rawan elastic

Tulang yang mengandung serabut-serabut elastis. Tulang rawan elastis


dapat kita temukan pada daun telinga, tuba eustachii (pada telinga) dan
laring.

Tulang rawan fibrosa

Tulang yang mengandung banyak sekali bundel-bundel serat kolagen


sehingga tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih kaku. Tulang ini
dapat kita temukan pada discus diantara tulang vertebrae dan pada
simfisis pubis diantara 2 tulang pubis
Struktur jaringan tulang keras

Tulang Keras :

Merupakan bagian utama pada kerangka dewasa. Susunanya


terdiri dari sedikit sel-sel, dan matriknya diperkuat dengan
zat kapur, sehingga kuat dan keras. Berdasarkan strukturnya,
tulang keras dibedakan menjadi tulang kompak(padat) dan
tulang spons. Sedangkan berdasarkan bentuknya dibedakan
menjadi tulang pipih, tulang pendek, dan tulang panjang.

Rongga di dalam tulang berisi sumsum tulang ada 2 macam


yaitu sumsum kering dan sumsum merah. Pertumbuhan tulang terjadi pada tulang rawan embrional dan
kemudian pada cakra epifise. Jaringan Tulang KerasTerdiri atas sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan
dalam matriks.Matriksnya tersusun atas zat perekat kolagen dan endapan garam mineral terutama garam
dapur atau kalsium dan fosfat sehingga bersifat keras. Pembentukan tulang keras berawal dari kartilago.
Dimana proses pengerasan tulang disebut penulanganatau asifikasi. Dimana prosesnya adalah pada awalnya
setelah tulang rawan terbentuk,bagian dalamnya terisi osteoblas. Osteoblas membentuk sel tulang dari dalam
ke luar(konsentris) sehingga terbentuk system Havers. Di sekeliling sel-sel tulang terbentuk protein yang
akan mengisi dan membentuk matriks tulang. Melalui aliran darah akanditambahkan kapur (Ca3CO3) dan
fosafat (Ca3(PO4)2) sehingga matriks tulangmenjadi keras. Makin bertambah usia hewan atau manusia
kadar zat perekatkolagen makin rendah sedangkan kadar zat kapurnya meningkat sehingga tulangsemakin
keras dan kuat. Berdasarkan susunan matriksnya jaringan tulang daptdibedakan menjadi dua, yaitu :

a) Jaringan tulang sponsJaringan ini tersusun atas matriks berongga dan tidak terdapat systemHavers
tetapihanya tersusun atas trabekula

b) Jaringan tulang keras (kompak)Jaringan ini memiliki matriks yang rapat dan memiliki system Havers
yang terdiri atas 4-20 lamela

Osifikasi adalah sebuah proses pembentukan


tulang. Pembentukan tulang dimulai dari perkembangan jaringan penyambung seperti tulang rawan
(kartilago) yang berkembang menjadi tulang keras.

Pertumbuhan tulang bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa.
Pertumbuhan tulang ini akan lengkap pada bulan ketiga kehamilan. Pertumbuhan tulang bayi di dalam rahim
dipengaruhi oleh hormon plasenta dan kalsium. Setelah anak lahir, proses pertumbuhan tulangnya diatur
oleh hormon pertumbuhan, kalsium, dan aktivitas sehari-hari. Osteoblas dan osteoklas berperan dalam
proses pembentukan tulang, dimana keduanya bekerja secara bertolak belakang (osteoblas memicu
pertumbuhan tulang, sedangkan osteoklas menghambat pertumbuhan tulang) agar tercapai proses
pembentukan tulang yang seimbang.

Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak
mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan
membentuk kondroblas.

Pada awalnya pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang rawan,
merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisan
tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada bagian
dalam tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan
membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan,
dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-sel
tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-
zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga
terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.

Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epifise sehingga terjadi pusat osifikasi
sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise
yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang
disebut dengan cakram epifise.

Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah kemudian
hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal cakram epifise tetap
sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah
rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang
bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.

Jadi pembentukan tulang keras berasal dari tulang rawan (kartilago yang berasal dari mesenkim). Kartilago
memiliki rongga yang akan terisi oleh osteoblas (sel-sel pembentuk tulang). Osteoblas membentuk osteosit
(sel-sel tulang). Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari pembuluh darah dan serabut saraf membentuk
sistem havers. Matriks akan mengeluarkan kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras.
Jenis osifikasi:
a. Osifikasi endokondral : pembentukan tulang dari tulang rawan, terjadi pada tulang panjang
b. Osifikasi intramembranosus : pembentukan tulang dari mesenkim, seperti tulang pipih pada tengkorak
c. Osifikasi heterotopik : pembentukan tulang di luar jaringan lunak

hubungan Musculuskeletal dan reproduksi wanita

PERUBAHAN SISTEM MUSKULOSKELATAL PADA MASA NIFAS

Perubahan sistem muskuloskeletal terjadi pada saat umur kehamilan semakin


bertambah.Adaptasi muskuloskelatal ini mencakup: peningkatan berat badan, bergesernya pusat akibat
pembesaran rahim, relaksasi dan mobilitas. Namun demikian, pada saat post partum sistem
muskuloskeletal akan berangsur-angsur pulih kembali. Ambulasi dini dilakukan segera setelahmelahirkan,
untuk membantu mencegah komplikasi dan mempercepat involusi uteri.
Adaptasi sistem muskuloskeletal pada masa nifas, meliputi:
1. Dinding perut dan peritoneum.
2. Kulit abdomen.
3. Striae.
4. Perubahan ligamen.
5. Simpisis pubis.
Dinding perut dan peritoneum.
Dinding perut akan longgar pasca persalinan. Keadaan ini akan pulih kembali dalam 6 minggu.
Pada wanita yang asthenis terjadi diastasis dari otot-otot rectus abdominis, sehingga sebagian dari dinding
perut di garis tengah hanya terdiri dari peritoneum, fasia tipis dan kulit.
Kulit abdomen.
Selama masa kehamilan, kulit abdomen akan melebar, melonggar dan mengendur hingga berbulan-
bulan. Otot-otot dari dinding abdomen dapat kembali normal kembali dalam beberapa minggu pasca
melahirkan dengan latihan post natal.
Striae.
Striae adalah suatu perubahan warna seperti jaringan parut pada dinding abdomen. Striae pada
dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan membentuk garis lurus yang samar. Tingkat
diastasis muskulus rektus abdominis pada ibu post partum dapat dikaji melalui keadaan
umum, aktivitas, paritas dan jarak kehamilan, sehingga dapat membantu menentukan lama
pengembalian tonus otot menjadi normal.
Perubahan ligamen.
Setelah janin lahir, ligamen-ligamen, diafragma pelvis dan fasia yang meregang sewaktukehamilan dan
partus berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala. Tidak jarangligamentum rotundum menjadi
kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi.
Simpisis pubis.
Pemisahan simpisis pubis jarang terjadi. Namun demikian, hal ini dapat menyebabkan
morbiditasmaternal. Gejala dari pemisahan simpisis pubis antara lain: nyeri tekan pada pubis disertai
peningkatan nyeri saat bergerak di tempat tidur ataupun waktu berjalan. Pemisahan simpisisdapat
dipalpasi. Gejala ini dapat menghilang setelah beberapa minggu atau bulan pasca melahirkan, bahkan ada
yang menetap.
Beberapa gejala sistem muskuloskeletal yang timbul pada masa pasca partum antara lain:
1. Nyeri punggung bawah.
2. Sakit kepala dan nyeri leher.
3. Nyeri pelvis posterior.
4. Disfungsi simpisis pubis.
5. Diastasis rekti.
6. Osteoporosis akibat kehamilan.
7. Disfungsi rongga panggul.
Nyeri punggung bawah.
Nyeri punggung merupakan gejala pasca partum jangka panjang yang sering terjadi. Hal ini disebabkan
adanya ketegangan postural pada sistem muskuloskeletal akibat posisi saatpersalinan.
Penanganan: Selama kehamilan, wanita yang mengeluh nyeri punggung sebaiknya dirujuk
padafisioterapi untuk mendapatkan perawatan. Anjuran perawatan punggung, posisi istirahat, dan aktifitas
hidup sehari-hari penting diberikan. Pereda nyeri elektroterapeutik dikontraindikasikan selama kehamilan,
namun mandi dengan air hangat dapat menberikan rasa nyaman pada pasien.
Sakit kepala dan nyeri leher.
Pada minggu pertama dan tiga bulan setelah melahirkan, sakit kepala dan migrain bisa terjadi.Gejala ini
dapat mempengaruhi aktifitas dan ketidaknyamanan pada ibu post partum. Sakitkepala dan nyeri leher yang
jangka panjang dapat timbul akibat setelah pemberian anestasi umum.
Nyeri pelvis posterior.
Nyeri pelvis posterior ditunjukan untuk rasa nyeri dan disfungsi area sendi sakroiliaka. Gejala ini timbul
sebelum nyeri punggung bawah dan disfungsi simfisis pubis yang ditandai nyeri di atas sendi sakroiliaka
pada bagian otot penumpu berat badan serta timbul pada saat membalikantubuh di tempat tidur. Nyeri ini
dapat menyebar ke bokong dan paha posterior.
Penanganan: pemakaian ikat (sabuk) sakroiliaka penyokong dapat membantu untuk mengistirahatkan pelvis.
Mengatur posisi yang nyaman saat istirahat maupun bekerja, serta mengurangi aktifitas dan posisi yang
dapat memacu rasa nyeri.
Disfungsi simfisis pubis.
Merupakan istilah yang menggambarkan gangguan fungsi sendi simfisis pubis dan nyeri yang dirasakan di
sekitar area sendi. Fungsi sendi simfisis pubis adalah menyempurnakan cincin tulangpelvis dan
memindahkan berat badan melalui pada posisis tegak. Bila sendi ini tidak menjalankan fungsi semestinya,
akan terdapat fungsi/stabilitas pelvis yang abnormal, diperburuk dengan terjadinya perubahan mekanis, yang
dapat mrmpengaruhi gaya berjalan suatu gerakan lembut pada sendi simfisis pubis untuk menumpu berat
badan dan disertai rasa nyeri yang hebat.
Penanganan: tirah baring selama mungkin; pemberian pereda nyeri; perawatan ibu dan bayi yang lengkap;
rujuk ke ahli fisioterapi untuk latihan abdomen yang tepat; latihan meningkatkan sirkulasi; mobilisasi secara
bertahap; pemberian bantuan yang sesuai.
Diastasis rekti.
Diastasis rekti adalah pemisahan otot rektus abdominis lebih dari 2,5 cm pada tepat
setinggiumbilikus (Noble, 1995) sebagai akibat pengaruh hormon terhadap linea alba serta akibat
perenggangan mekanis dinding abdomen. Kasus ini sering terjadi pada multi paritas, bayi besar,
poli hidramnion, kelemahan otot abdomen dan postur yang salah. Selain itu, juga
disebabkangangguan kolagen yang lebih ke arah keturunan, sehingga ibu dan anak mengalami diastasis.
Penanganan: melakukan pemeriksaan rektus untuk mengkaji lebar celah antara otot rektus; memasang
penyangga tubigrip (berlapis dua jika perlu), dari area xifoid sternum sampai di
bawahpanggul; latihan transversus dan pelvis dasar sesering mungkin, pada semua posisi, kecuali posisi
telungkup-lutut; memastikan tidak melakukan latihan sit-up atau curl-up; mengatur ulangkegiatan sehari–
hari, menindaklanjuti pengkajian oleh ahli fisioterapi selama diperlukan.
Osteoporosis akibat kehamilan.
Osteoporosis timbul pada trimester ketiga atau pasca natal. Gejala ini ditandai dengan nyeri,
fraktur tulang belakang dan panggul, serta adanya hendaya (tidak dapat berjalan), ketidakmampuan
mengangkat atau menyusui bayi pasca natal, berkurangnya tinggi badan, posturtubuh yang buruk. .
Disfungsi dasar panggul.
Disfungsi dasar panggul, meliputi :
1. Inkontinensia urin.
2. Inkontinensia alvi.
3. Prolaps.
Inkontinensia urin.
Inkontinensia urin adalah keluhan rembesan urin yang tidak disadari. Masalah berkemih yang paling umum
dalam kehamilan dan pasca partum adalah inkontinensia stres .
Terapi : selama masa antenatal, ibu harus diberi pendidikan mengenai dan dianjurkan untuk
mempraktikan latihan otot dasar panggul dan transversus sesering mungkin, memfiksasi otot ini
serta otot transversus selam melakukan aktivitas yang berat. Selama masa pasca natal, ibu harus dianjurkan
untuk mempraktikan latihan dasar panggul dan transversus segera setelah persalinan. Bagi ibu yang tetap
menderita gejala ini disarankan untuk dirujuk ke ahli fisioterapi yang akan mengkaji
keefektifan otot dasar panggul dan memberi saran tentang program retraining yang meliputi biofeedback dan
stimulasi.
Inkontinensia alvi.
Inkontinensia alvi disebabkan oleh robeknya atau merenggangnya sfingter anal atau kerusakan yang nyata
pada suplai saraf dasar panggul selama persalinan (Snooks et al, 1985).
Penanganan : rujuk ke ahli fisioterapi untuk mendapatkan perawatan khusus.
Prolaps.
Prolaps genetalia dikaitkan dengan persalinan per vagina yang dapat menyebabkan peregangan dan
kerusakan pada fasia dan persarafan pelvis. Prolaps uterus adalah penurunan uterus. Sistokel adalah
prolaps kandung kemih dalam vagina, sedangkan rektokel adalah prolaps rektum kedalamvagina (Thakar &
Stanton, 2002).
Gejala yang dirasakan wanita yang menderita prolaps uterus antara lain: merasakan ada sesuatu
yang turun ke bawah (saat berdiri), nyeri punggung dan sensasi tarikan yang kuat.
Penanganan: prolaps ringan dapat diatasi dengan latihan dasar panggul.

Fasia
2.5 Hubungan sistem muskuloskeletal dengan reproduksi wanita
PELVIS WANITA
- Tersusun 4 tulang : Os sacrum, Os coccyges, 2 os Coxae
- Tersusun 4 sendi Pelvis : Dua articulatio sacro iliaca, simpisis pubis, articulatio sacrococygea
Terdiri dari Bagian-2 :
1. Pintu masuk Pelvis
2. Rongga pelvis
3. Pintu Keluar Obstetrik

Pintu Masuk Pelvis


- Pintu masuk, suatu ruangan, dan pintu keluar, dan membentuk saluran yang melengkung yang
dilewati oleh fetus saat dilahirkan
- Bentuknya hampir bulat, dan dibatasi oleh 8 titik
- 1) Promontorium, 2) Ala Sacralis, 3) Articulatio sacroiliaca, 4) Linea Iliopectinea, 5) Eminentia
iliopectinea, 6) Margo interna ramus superior ossis pubis, 7) Corpus ossis pubis, 8) Margo
superior Sympisys pubis

Rongga pelvis
• Cavitas pelvis, meluas dari pintu masuk pelvis disebelah atas sampai pintu keluar pelvis
disebelah bawah. Dibentuk oleh
• Dinding posterior cekungan sakrum
• Dinding Anterior  simpisis pubis
• Dinding lateral  1) Lubang sakrum, 2) Incisura ischiadica major, 3) Fascies posterior acetabuli,
4) Foramen Obturatorium, 5) Fascies Posterior ossis pubis, 6) sismpisis pubis posterior

Pintu Keluar Pelvis


• Terdiri dari batas-batas :
1) Margo inferior sympisis pubis
2) Spina ischiadica
3) Ligamentum Sacrospinosum
4) Margo inferior sacrum.
Bidang-bidang Pelvis
1) Bidang pintu masuk pelvis
2) Bidang Cavitas pelvis
3) Bidang Pintu keluar pelvis
Macam-Macam Pelvis
• Ginekoid
– Pelvis wanita normal
– Bulat
– Menguntungkan pada persalinan
• Android
– Pelvis jenis laki-laki
– Berbentuk jantung
• Platipeloid
– Diameter Anteroposterior pendek, diameter transversa lebih panjang (berbentuk ginjal (kacamata)
• Antropoid
– Wanita dengan perawakan tinggi
– Berbentuk oval, Diameter Antero posterior panjang, diameter tranversa pendek
Otot superfisial dasar pelvis
• M tranversus perinei
• M blubocavernosus
• M ischiocavernosus
• M sphingcter ani externus
• Otot pengendali ostium urethra externum
• Ligamentum triangulare
• Lemak ischirectalis
Otot-otot Profunda

ANATOMI Dian Husada


1.Dasar ilmu anatomi 1.1 Pembagian anatomi tubuh manusia 1.2 Istilah yang lazim dipakai pada deskriptif
anatomi 1.2.1 Aksis dan bidang penting 1.2.2 Posisi anatomi 1.2.3 Arah pergerakan 1.3 Struktur sel dan
jaringan 2. Sistem muskuloskeletal 2.1. Skeletal 2.1.1 Struktur jaringan tulang 2.1.2 Klasifikasi tulang 2.1.3
Tulang tengkorak, rangka dada, tulang belakang, panggul, ekstremitas atas dan bawah 2.2 Sendi 2.2.1
Klasifikasi berdasarkan gerakan 2.2.2 Klasifikasi berdasarkan struktur

 Beranda
 Anatomi Movie
 PPT
 Bank Soal
 Bank Soal 2
 image
 artikel
 beranda 2

beranda 2

FUNGSI ORGANEL
1. MEMBRAN SEL
Mengelilingi dan membentuk struktur sel
Tebalnya 7,5-8 nm
Terdiri atas dua lapisan luar molekul protein dan dua lapisan dalam fosfolipid
a. Sebagai dinding sel
b. Mengatur keluar masuk zat zat ke dan dari sel
c. Mengatur resapan air melalui osmosis

2. NUKLEUS
• Sampul nukleus mengelilingi kromosom (DNA) dan nukleolus
• Berfungsi pembiakan sel dan membawa sintesis protein
• Lapisan luar pembungkus nukleus bersambung dengan membran membentuk retikulum
endoplasma
• Mempunyai anak inti yg disebut Nukleolus
• Fungsi sintesa RNA, DNA
• Tempat kromosom

3. RETIKULUM ENDOPLASMA
• Merupakan lipatan membran membentuk leper dan salur
• RE ada dua jenis yaitu jenis kasar dan licin
• RE licin tidak mempunyai Ribosom
• Berfungsi pengangkutan, RE Kasar berfungsi sintesa protein, RE licin berfungsi sintesa lipid.

4. RIBOSOM
• Terdiri atas protein dan RNA dalam dua sub unit
• Berfungsi sintesa protein
• Selain terdapat di RE Kasar juga ada di sitoplasma berbentuk polisom

5. BADAN GOLGI
• Merupakan susunan kantung bermembran yang disebut sakul
• Berfungsi dalam pemadatan dan perembesan makromolekul
• Mengandung enzim yang dapat menambah molekul gula , fosfat, dan asam lemak kepada
molekul protein

6. LISOSOM
• Vesikel utama terdiri atas lisosom yang mengandung bahan hidrolisis.
• Berfungsi memecah makromolekul sehingga merupakan organel pencernaan dalam sel

7.MITOKONDRION
• Dilindungi membran ganda.
• Didalamnya terdapat matrik yang mempunyai banyak lipatan yang disebut krista.
• Terdapat enzim respirasi dalam membran dan menghasilkan ATP.
PEMBELAHAN SEL
• Mitosis
• Meiosis
• Profase
– sentrosom membelah dan bergerak ke kutub
– Kromatin  Kromosom
• Metafase
– Kromosom tersusun ditengah

• Anafase
– Kromosom bergerak ke sentrosom
• Telofase
– Sel mulai membelah

1.3.2 Jaringan
JARINGAN
Jaringan: kumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi sama

MACAM JARINGAN
• Jaringan epitel
• Jaringan ikat
• Jaringan otot
• Darah
• Jaringan saraf

MEMBRAN
• Jaringan epitel yang yang melapisi rongga atau organ berlubang dan memproduksi sekret
• Membran sinovial
• membran mukosa
• Membran serosa
MACAM MEMBRAN
• Membran sinovial: sekresinya sangat kental spt putih telur, ada pada sendi
• Membran mukosa: sekresinya cair (mukus), di sal makan
• Membran serosa: sekresi kental (seros), cavum abdomen, torak

ORGAN
Kumpulan jaringan yang mempunyai fungsi/tujuan yang sama
CONTOH ORGAN
• Mata: oculus, organum visualis
• Telinga: auris, organum vestibulocochleare
• Hidung: nasal, organum olfactorium
• Kulit: integenum commune
• Organum Gustatorium, lidah=lingua

SISTEM ORGAN
Kumpulan beberapa organ dengan fungsi sama
MACAM SISTEM ORGAN
• Systema Cardiovaskuler
• Systema Respiratorius
• Systema Urinarius
• Systema Digestivus / Gastrointestinal
• Systema Reproduksi
• Systema Limfatik
• Systema Nervosum
• Systema Organosensum
• Systema Endokrin
• Systema Muskuloskeletal / lokomotorius

2. Sistem muskuloskeletal
2.1. Skeletal
Rangka manusia tersusun dari tulang –tulang (206 tulang) yang membentuk suatu rangka tubuh.
Selain tersusun dari tulang rangka tubuh di sebagian tempat juga dilengkapi dengan kartilago
(tulang rawan).
2.1.1 Struktur jaringan tulang
a. Jaringan Tulang
• Jaringan ikat yang paling keras diantara jaringan ikat lainnya pada tubuh. Terdiri dari :
• Hampir 50 % H2O
• Bahan mineral : 67 % garam kalsium, bahan selular 33 %.
Fungsi jaringan tulang
- Menjaga berdirinya tubuh
- Melindungi organ
- Membentuk persendian
- Tempat melekatnya ligamen-ligamen & otot.
Macam tulang
1) Berdasar bentuknya
- Tulang panjang, seperti pipa : tulang humerus, tulang tibia, tulang femur
- Tulang pendek, pendek dan tidak teratur : vertebrae
- Tulang pipih, lebar tetapi tipis: tulang tengkorak, tulang panggul
2) Berdasarkan strukturnya
- Jaringan kompakta : tulang pipih, tulang panjang (diafisis)
- Jaringan spon : pada ujung tulang panjang (epifisis), dalam tulang pendek, lapisan tengah antara
tulang kompakta.
Macam – macam tulang

2.1.2 Klasifikasi Tulang


1. Potongan tulang melintang
2. Potongan tulang memanjang

• Saluran Havers : di pusatnya berisi syaraf, pembuluh darah , dan aliran limfe
• Lamella yang tersusun konsentris (lempeng-lempeng tulang)
• Lakuna : terdapat pada setiap lamella berupa ruangan-ruangan kecil yang berisi sel tulang
(osteosyt) dan saling berhubungan ke saluran havers melalui saluran kecil-kecil : Kanalikulli
• Periosteum : membrane vaskular fibrous yang melapisi tulang, banyak pembuluh darah dan
melekat erat pada tulang
Bagian-bagian yang sering terdapat pada tulang:
• Foramen  Lubang
• Fossa  Cekungang, lekukan
• Prosesus  Tonjolan
• Kondilus Taju bundar, spt benjolan
• Tuberkulum  Tonjolon kecil
• Tuberositas  Tonjolan besar
• Trokanter  Tonjolan besar pada tulang paha (femur)
• Krista  Pinggiran, tepi tulang
• Spina  Tonjolan agak runcing
• Kaput  Kepala tulang, bagian ujung yang bentuknya bundar.

2.1.3 Tulang tengkorak, rangka dada, tulang belakang, panggul, ekstremitas atas dan
bawah
TULANG TENGKORAK
• Tulang kerangka dari kepala yang disusun menjadi dua bagian
1) Kranium  3 bagian
• Rongga tengkorak mempunyai permukaan atas  kubah tengkorak, licin pada permukaan luar
dan pada permukaan dalam di tandai dengan gili-gili dan lekukan.
– Os Frontalis (dahi), Os parietalis (ubun-ubun), Os Oksipitalis (kepala belakang)

• Permukaan bawah dari rongga  dasar tengkorak (basis kranii)


– Banyak lubang-lubang, supaya dapat dilalui serabut saraf dan pembuluh darah.
– Os Sfenoidal (baji), Os Etmoidalis (tapis)
• Samping tengkorak
- Os Temporal (pelapis), sebagian Os. Frontalis, sebagian Os Oscipitalis.
- Ada 3 bagian :
a. Os skuamosa  rongga telinga tengan dan dalam,
b. Os petrosum  menonjol ke bagian tulang pipi  prosesus stiloid,
c. Os Mastoid  prosesus mastoideus

2. Tengkorak wajah/kerangka wajah


• Bentuknya lebih kecil dari tengkorak otak, didalamnya terdapat rongga-2  mulut, kavum oris,
rongga hidung, kavum nasi dan rongga dada.
• Dibagi menjadi 2 bagian
A. Bagian Hidung
a. Os lakrimalis = Tulang mata
b. Os nasalis =Tulang Hidung
c. Os Konka nasal = Tulang karang hidung
d. Septum nasi = Sekat rongga hidung
B. Bagian Rahang
a. Os Maksilaris (rahang atas)  Ada lubang = sinus maksilaris
b. Prosesus alveolaris  tempat melekatnya urat gigi
c. Os Zigomaticum, tulang pipi
d. Os Palatum, Tulang langit-langit
e. Os Mandibularis (ranhang bawah)
f. Os Hyoid, tulang lidah

KERANGKA DADA
• Dibentuk oleh susunan tulang-tulang yang melindungi rongga dada yang terdiri dari :
1. Tulang dada (Sternum)  1 buah
2. Tulang Iga (costae)  12 pasang
3. Vertebra torakalis  12 Ruas
a. Sternum (tulang dada)

• Tonggak dinding depan dari thoraks (rongga dada), gepeng dan agak melebar terdiri dari 3
bagian :
1. Manubrium sterni  membentuk persendian dengan tulang klavikula dan costae
2. Korpus sterni  membentuk persendian dengna tulang-2 iga, bagian yang terbesar
3. Prosessus Xipoid  bagian ujung dari tulang dada, pada bayi  tulang rawan.
b. Costae (tulang iga)

Ada 3 macam :
1. Costae vera
- 7 pasang, berhubungan langsung dengan sternum dng perantara persendian
2. Costae Spuria
- 3 pasang, beruhubungan dengan sternum dengan perantara tulang rawan dari costae vera ke 7
3. Costae Fluintantes
- 2 pasang, melayang tidak berhungan dengan sternum

VERTEBRAE (TULANG RUAS BELAKANG)

Bentuknya pada umumnya hampir sama :


1. Corpus vertebrae, merupakan bagian yang terbesar, tebal, kuat di bagian anterior.
2. Prosessus, bagian yang melindungi lubang ruas tulang belakang tonjolan :
- Prosesus Spinosus  tengah.
- Prosesus tranversus  di samping ki/ka
- Prosesus Articularis  membentuk persendian dengna ruas tulang belakang
-
1. Vertebrae Servikalis (tulang leher)
• 7 ruas
• Badan ruas kecil, lubang ruas besar
• Foramen tranversalis  lubang lewatnya syaraf.
• Ruas pertama = atlas
• Ruas kedua = aksis  berputarnya kepala
• Ruas ke-7 = prosesus prominan  agak panjang

2. Vertebra Thorakalis (tulang punggung)


• 12 ruas
• Badan ruasnya besar dan kuat
• Prosesusnya panjang dan melengkung
• Membentuk persendian dengan tulang iga
3. Vertebrae Lumbalis (tulang pinggang/lumbal)
• Teridiri dari 5 ruas
• Corpusnya besar, tebal dan kuat
• Bagian ruas dari ke 5 agak menonjol disebut promontorium

4. Vertebrae Sakralis (Tulang kelangkang)


• 5 ruas
• Ruasnya menjadi satu sehingga menyerupai sebuah tulang
• Samping ki/ka ada foramen sakralis
• Os sacrum menjadi dinging bagian belakang pada rongga panggul

5. Vertebrae Cocsigeus (tulang ekoer)


• 4 ruas
• Ruasnya kecil-kecil
• Menjadi sebuah tulang  os coksigeus
• Dapat bergerak sedikit karena membentuk persendian dengan sakrum

Lengkung Kolumna Vertebralis


• 4 kurva melengkung
1. Cervikal  vertikal ke depan
2. Thorakal vertikal ke belakang
3. Lumbal  vertikal ke depan
4. Pelvis  lengkung ke belakang

EKSTREMITAS ATAS
• Dikaitkan dengan kerangka badan dengan perantara gelang bahu  skapula dan klavikula.
• Tulang-tulang : Humerus, Ulna, Radius, Karpal, Metakarpal dan Falangus
1. Scapula (tulang belikat)
• Terdapat dibagian punggung sebelah luar atas
• Ujung dari spina skapula dibagian bahu membuntuk taju  akromion
• Sebelah bawah medial dari akromion ada tonjolan  Prosesus koakoid
• Berhubungan dengan klavikula dengan perantaran persendian
• Ada dataran yang melukuk  fossa scalpula (supra dan infra)

2. Klavikula (Tulang selangka)

• Bentuknya panjang, sedikit bengkok, seperti huruf S


• Berhubungan dengan sternum = ekstremitas sternalis
• Berhubungan dengan akromion = ekstremitas akrominalis

3. Humerus (tulang pangkal lengan)

• Panjang seperti tongkat


• Yg berhubungan dengna bahu  kaput humeri
• Pada kaput ada tonjonan= tuberkel mayor dan minor
• Dibawah kaput humiri ada lekukan = kolumna humeri
• Yg berhubungan dengan bagian bawah ada : kapitulum, epikondilus lat dan med.

Ulna (tulang hasta)


• Tulang bawah yang lenkungnya sejajar dengan tulang jari kelinking.
• Tempat melekatnya otot dan menjaga agar siku tidak dapat membengkok ke belakang
Radius (tulang Pengumpil)
• Letaknya bagian lateral sejajar dengan ibu jari
• Dibagian yang berhubungan dengna humerus bentuknya bundar  lengan bawah dapat
berputar.

4. Karpalia (tulangpergelangan tangan)

• Terdiri dari tulang pipa pendek 5 buah


• Setiap batang mempunyai 2 ujung yang bersendi dengan tulang karpalia dan bersendi dengan
falang

Falang (tulang jari tangan)


• Terdiri dari tulang pipa pendek 14 buah
• Dibentuk dalam 5 bagian yang berhunungan dengna metakarpalia diperantarai oleh persendian

EKSTREMITAS BAWAH
• Os Cocsae (koksa)
• Os Femur
• Os Tibia
• Os Fibula
• Os Patela
• Os Tarsalia
• Os Meta tarsalia
• Falang
1. Os Cocsae (Tulang pangkal paha)

• Turut membentuk gelang panggul


• Bersatu dengan simpisis pubis
• Membentuk sebagian besar tualang pelvis
• Terdiri dari : Os illium, Os Ischii, Os Pubis
• Masing-masing berhubungan sangat rapat shg tidak bisa digerakkan

Os Ilium (tulang Usus)


• Banyaknya 2 buah ka/ki
• Bentuknya lebar, gepeng, melengkung menghadap ke perut.
• Melekuk  fossa iliaca
• Tepi  Krista Iliaca
• Ujung yg menonjol  spina iliaca (4 macam) :SIAS
– SIAI
– SIPS
– SIPI
– Ada lubang tempat sendi  Acetabulum

Os Ischii (tulang duduk)


• Bentuk ½ linkaran menghadap ke atas.
• Mempunyai tonjolan bertumpu pada tempat duduk  tuber ischiadikum

Os Pubis (Tulang kemaluan)


• Bercabang 2, 1 kesamping atas, 1 kesamping bawah
• Satu sama lain ka/ki dihubungkan dengan tulang rawan  simpisis pubis.

2. Rongga panggul
merupakan rongga yang dibentuk oleh sambungan antara tulang-tulang panggul
Rongga yang atas  Rongga panggul besar (pelvis mayor), yang bawah  rongga panggul kecil
(pelvis minor)
Pelvis mayor  alat-alat kandungan
Pelvis minor  organ vesika urinaria

3. Acetabulum
Dibentuk oleh 3 pertemuan tulang os pubis bagian depan, os ilium bagian atas, os ischii bagian
atas
Bersendi dengan femur dalam formasi gelang panggul

4. Os Femur
• Merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar
• Pada bagian pangkal yang berhubungan dengan acetabulum  kaput femoris
• Disebelah atas dan bawah dari kolumna femoris terdapat tonjolan = trochanter mayor dan
trochanter mionor
• Dibagian ujung yg berhubungan dengan lutut = 2 tonjolan, epicodylus medial dan lateral,
diantaranya fosa interkodilus tempat patella

5. Os Tibialis dan Fibularis


• Membentuk persendian lutut dan os femur
• Pada bagian ujungnya terdapat tonjolan = maleolus lateralis
• Pada bagian pangkalnya melekat pada os fibula
• Di ujung yang berhubungan dengan pangkal kaki ada tonjolan  maleolus medialis

6. Os tarsalia (tulang pangkal kaki)


• Dihubungkan dengan tungkai bawah oleh sendi pergelangan kaki
• 5 buah tulang kecil :
1. Talus (tulang loncat)
2. Kalkaneus( tumit)
3. Navikulare (bentuk kapal)
4. Kuboideum (bentuk dadu)
5. Kunaiformi (3 buah) : lateralis, intermedius, medialis

7. Os Meta Tarsalia (tulang telapak kaki)


• Terdiri dari tulang pendek 5 buah
• Masing-masing berhubungan dengan tarsus dan falangus, dengan perantaran persendian

8. Falangus (ruas jari kaki)


• Tulang pipa pendek
• Terdiri dari 3 ruas, kecuali ibu jari kaki 2 ruas.

2.2 Sendi
• Persambungan tulang sendi (artikulasi) : pertemuan 2 buah tulang atau beberapa tulang dari
kerangka
• Artologi : Ilmu yang mempelajari tentang persendian
• 3 jenis utama berdasarkan strukturnya sendi :
1) sendi fibrous
2) sendi tulang rawan
3) sendi sinovial
• Berdasarkan geraknya
1) sendi tak bergerak
2) sendi sedikit bergerak
3) sendi bergerak luas
2.2.1 Klasifikasi berdasarkan struktur dan gerakan
Sendi Fibrous
Sendi yang tak dapat bergerak misal :
• Sutura
• Gomfoses – (gigi didalam kantongnya)
• Sindesmoses (dihubungkan dengan membrane – sendi tibio-fibuler inferior

Sendi Tulang Rawan


Disebut juga Amfiartroses  sendi dengan gerakan sedikit :
- Simfisis pubis (dipisahkan tulang rawan)
- Sendi antara manubrium dan corpus sterni
- sendi temporer (sementara) atau sendi tulang rawan primer
Sendi Sinovial
Persendian yang bergerak bebas dan terdapat banyak ragamnya
• Ciri-ciri sendi bergerak bebas :
- ujung tulang-tulang yang masuk dalam formasi persendian ditutupi oleh tulang rawan hialin.
- ligamen diperlukan untuk mengikat tulang-tulangnya bersama
- sebuah rongga persendian (terbungkus oleh sebuah kapsul )
Jenis sendi synovial :
• Sendi putar  sendi panggul dan sendi bahu
• Sendi Engsel  sendi siku
• Sendi kondiloid ~ sendi engsel  pergerakan tangan
• Sendi berporos / sendi putar  gerakan pada pronasi dan supinasi
• Sendi pelana  sendi ranhang, metakarpal I

GERAKAN SENDI
• Gerakan meluncur  gerakan antara tulang karpal dan tarsal
• Gerakan bersudut (anguler)  Fleksi, ekstensi, Adduksi, Abduksi.
• Gerakan rotasi  sendi bahu, terbatas pada sendi panggul
• Sirkumduksi  kombinasi dari gerakan rotasi dan anguler

PEMBATASAN GERAKAN SENDI


• Pelurusan siku dibatasi oleh prosesus olecranon
• Pelurusan paha dibagasi oleh ligemen ilio femoral pada sendi panggul

SENDI ANGGOTA GERAK ATAS


• Sendi sterno-klavikuler  sternum dan klaviukula (sendi meluncur)
• Sendi akromio-klavikular  klavikula dan scapula
• Sendi bahu (humero-scapular)  caput humerus dan rongga glenoid skapula
• Sendi pergelangan tangan (sendi radio karpal)
• Sendi Siku / engsel  Humerus dan ulnaris, Humerus dan radialis
• Pronasi  rotasi dari radius diatas ulna sampai tapak tangan menghadap kebelakang
• Supinasi  Gerakan rotasi dari arah dalam keluar sampai radius dan ulna terletak pararel dan
tangan terletak dengan tapaknya ke depan

Sendi dari tangan dan jari


• Sendi Karpal  persendian antara tulang karpal
• Sendi Karpometakarpalia  sendi meluncur antara sisi distal baris bawah tulang-tulang karpal
• Sendi metakarpofalangeal  sendi jenis kondiloid, kepala dari merakarpal dan basis dari falang
proximal  fleksi, ekstensi, adduksi, abduksi
• Sendi Interfalang  sendi engsel, dibentuk kepala falang proximal diatas basis falang distal.

Sendi panggul
• Sendi sinovial dari sendi putar.
• Caput femur ke dalam acetabulum tulang koksa.
• Tebal dan kuat, membatasi gerakan sendi ke seluruh arah dan membentuk sikap tegak tubuh
dalam keadaan berdiri, fleksi, ekstensi

Sendi lutut
• Sendi engsel yang dibentuk oleh kondilus femoralis yang bersendi dengan permukaan kondulus
tibia, patela terletak di atas permukaan yang halus pada femur  tidak termasuk sendi lutut
• Sendi tibio-fibular  ujung atas dan ujung bawah kedua tulang tungkai bawah. Batangnya
dihubugkan oleh ligaemen interosa
• Sendi pergelangan Kaki  sendi engsel dibentuk antara untung bawah tibia dan malelolus
medialis serta lateralis dan fibula dengan tallus
• Sendi telapak kaki  sendi antara berbagai tulang tarsal (sendi meluncur)
2.3 Otot
• Miologi  ilmu yang mempelajari tentang otot
• Otot dikaitkan pada tulang, tulang rawan, ligemen dan kulit.
• Dinamai menurut bentuknya (deltoid), jurusan serabutnya (Rectus abdominalis), kedudukan
ototnya (pectoralis mayor), fungsinya (flexor, ekstensor) dll.

2.3.1 Klasifikasi berdasarkan struktur


• Otot melekat pada dua tempat :
– Origo (ikatan yang kuat) (sukar bergerak) (asal)
– Insertio (lebih dapat bergerak) (tempat kemana otot itu berjalan)
• Selaput pembungkus (fascia), tiap otot dikelilingi oleh fascia. Selain pembungkus otot juga
berfungsi.
– menahan dan melindungi otot supaya otot tetap pada tempatnya
– Tempat asal/origo dari beberap otot
– Tempat letaknya pembuluh darah dan saraf untuk jaringan otot.
• Retikulum
– Bagian yang padat dari fascia dalam dan mengikat tendon
• Diafragma
– Struktur otot tendon yang memisahkan rongga thoraks dengan rongga abdomen.

MACAM-MACAM OTOT
1. Menurut bentuk dan serabutnya
- Otot serabut sejajar / kumparan, kipas, bersirip, melingkar
2. Menurut jumlah kepalanya
- Triceps
- Biceps
- Quadriceps

3. Menurut pekerjaannya

- otot sinergis
- otot antagonis
- otot abduktor
- otot adduktor
- otot flexor
- otot ekstensor
- otot pronator
- otot supinator

2..3.2 Klasifikasi berdasarkan lokasi


- otot bagian kepala
- otot bagian leher
- otot bagian dada
- otot bagian perut
- otot bagian punggung
- otot bahu dan lengan
- otot anggota gerak bawah

2.4 Fasia
2.5 Hubungan sistem muskuloskeletal dengan reproduksi wanita
PELVIS WANITA
- Tersusun 4 tulang : Os sacrum, Os coccyges, 2 os Coxae
- Tersusun 4 sendi Pelvis : Dua articulatio sacro iliaca, simpisis pubis, articulatio sacrococygea
Terdiri dari Bagian-2 :
1. Pintu masuk Pelvis
2. Rongga pelvis
3. Pintu Keluar Obstetrik

Pintu Masuk Pelvis


- Pintu masuk, suatu ruangan, dan pintu keluar, dan membentuk saluran yang melengkung yang
dilewati oleh fetus saat dilahirkan
- Bentuknya hampir bulat, dan dibatasi oleh 8 titik
- 1) Promontorium, 2) Ala Sacralis, 3) Articulatio sacroiliaca, 4) Linea Iliopectinea, 5) Eminentia
iliopectinea, 6) Margo interna ramus superior ossis pubis, 7) Corpus ossis pubis, 8) Margo
superior Sympisys pubis

Rongga pelvis
• Cavitas pelvis, meluas dari pintu masuk pelvis disebelah atas sampai pintu keluar pelvis
disebelah bawah. Dibentuk oleh
• Dinding posterior cekungan sakrum
• Dinding Anterior  simpisis pubis
• Dinding lateral  1) Lubang sakrum, 2) Incisura ischiadica major, 3) Fascies posterior acetabuli,
4) Foramen Obturatorium, 5) Fascies Posterior ossis pubis, 6) sismpisis pubis posterior

Pintu Keluar Pelvis


• Terdiri dari batas-batas :
1) Margo inferior sympisis pubis
2) Spina ischiadica
3) Ligamentum Sacrospinosum
4) Margo inferior sacrum.
Bidang-bidang Pelvis
1) Bidang pintu masuk pelvis
2) Bidang Cavitas pelvis
3) Bidang Pintu keluar pelvis
Macam-Macam Pelvis
• Ginekoid
– Pelvis wanita normal
– Bulat
– Menguntungkan pada persalinan
• Android
– Pelvis jenis laki-laki
– Berbentuk jantung
• Platipeloid
– Diameter Anteroposterior pendek, diameter transversa lebih panjang (berbentuk ginjal (kacamata)
• Antropoid
– Wanita dengan perawakan tinggi
– Berbentuk oval, Diameter Antero posterior panjang, diameter tranversa pendek
Otot superfisial dasar pelvis
• M tranversus perinei
• M blubocavernosus
• M ischiocavernosus
• M sphingcter ani externus
• Otot pengendali ostium urethra externum
• Ligamentum triangulare
• Lemak ischirectalis
Otot-otot Profunda

Anda mungkin juga menyukai