Per-5 Enung Nuraeni 046
Per-5 Enung Nuraeni 046
Npm : 18.156.01.11.046
Kelas : 3B Keperawatan
Tugas Individu Minggu ke 5
KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI
A. Kegawatdaruratan Psikiatri
Adalah gangguan akut perilaku, pikiran atau suasana hati pasien yang
memerlukan intervensi segera.
G. Penilaian
a) Apakah pasien aman berada di ruang gawat darurat ?
b) Apakah pasien mengalami masalah organik, fungsional atau gabungan
keduanya ?
c) Apakah pasien mengalami gangguan psikotik ?
d) Apakah pasien menunjukan perilaku kekerasan/bunuh diri ?
e) Bagaimana kemampuan pasien untuk merawat diri?
L. Setting Penatalaksanaan
a) Keamanan harus dipersiapkan oleh staf medis, bukan oleh tenaga
keamanan.
b) Apabila perlu, pasien gaduh gelisah dan menunjukan perilaku kekerasan
harus diperlakukan seperti pasien yang tidak gaduh gelisah.
c) Staf medik di ruang gawat darurat harus memahami bahwa pasien sedang
berasa dalam keadaan disstres secara fisik maupun emosional dan
mempunyai harapan pantasi yang bermacam-macam yang seringkali tidak
relistis mempengaruhi penatalaksanaan
M. Tujuan Utama
a) Penilaian apakah pasien berada dalam keadaan krisis.
Membuat diagnosis awal,
Mengidentifikasi faktor presipitasi dan kebutuhan yang diperlukan
segera
Memberikan terapi atau merujuk pasien ke tempatpelayanan yang
sesuai untuk pasien.
b) Kondisi pasien kadang-kadang sulit diperkirakan → Harus selalu siap
dengan penataksanaan segera.
N. Triage
a) Tim Triage → Psikiater/Perawat, Perawat Dan Pekerja Sosial Psikiatrik
b) Identifikasi
Kondisi gawat darurat
Pasien yang memerlukan penangan segera
Pasien yang tidak memerlukan penanganan segera
Menentukan yang mana yang bukan prioritas
O. Depresi
1. Definisi
Satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam
perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk pada perubahan
pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia,
kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.
2. Epidemiologi
a) Jenis Kelamin : Perempuan dua kali lipat lebih besar dibanding laki-
laki
b) Usia : Rata-rata usia sekitar 40 tahunan, hampir 50% awitan diantara
usia 20 – 50 tahun
c) Status Perkawinan : Orang yang tidak mempunyai hubungan
interpersonal yang erat, pada orang yg bercerai atau pisah
3. Etilogi
a) Faktor Biologi
Penurunan serotonin
Aktivitas dopamin menurun
b) Faktor Genetik
c) Faktor Psikososial
Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan
4. Klasifikasi
Berikut adalah pembagian dari episode depresif berdasarkan PPDGJ III :
a) Episode depresif ringan (F32.0)
b) Episode depresif sedang (F32.1)
c) Episode depresif berat tanpa gejala psikotik (F32.2)
d) Episode depresif berat dengan gejala psikotik (F32.3)
e) Episode depresif lainnya (F32.8)
f) Episode depresifYTT (F32.9)
5. Gejala Klinis
a) Gejala Utama :
Afek depresi (sedih, murung, lesu,menangis)
Kehilangan minat dan kegembiraan
Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah
lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan
menurunnya aktivitas.
b) Gejala Lainnya :
Konsentrasi dan perhatian berkurang
Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
Pandangan masa depan suram dan pesimis
Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
Tidur terganggu
Nafsu makan terganggu
6. Diagnosa Episode Depresif Menurut Ppdgj Iii
a) Episode Depresif Ringan :
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi
seperti tersebut di atas
Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya
Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar
2 minggu
Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan social yang
biasa dilakukannya.
b) Episode Depresif Sedang :
Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama
Ditambah sekurang-kurangnya 3 atau 4 dari gejala lainnya
Lamanya seluruh episode berlangsung minimum 2 minggu
Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial,
pekerjaan, dan urusanrumah tangga.
c) Episode Depresif Berat Dengantanpa Gejala Psikotik:
Semua 3 gejala utama depresi harus ada
Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa
diantaranya harus berintensitas berat
Bila ada gejala penting (misalnya retardasi psikomotor) yang
menyolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu
untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal
demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresi
berat masih dapat dibenarkan.
Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan
sosial,pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang
sangat terbatas.
d) Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik :
Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut No. 3 di
atas (F.32.2) tersebut di atas, disertai waham, halusinasi atau
stupor depresi.
Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau
malapetaka yang mengancam dan pasien merasa bertanggung
jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau alfatorik biasanya
berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau
kotoran.Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada
stupor.
e) Tatalaksana
a) Tujuan :
Keselamatan pasien harus terjamin
Kelengkapan evaluasi diagnostic pasien harus dilakukan
Rencana terapi bukan hanya untuk menghilangkan gejala, tetapi
kesehatan jiwa pasien
b) Indikasi Rawat Inap:
Adanya kebutuhan untuk diagnostik
Resiko bunuh diri atau melakukan pembunuhan
Tidak ada dukungan dari keluarga
c) Obat
Golongan SSRI : Fluoxetine, sertraline
Golongan trisiklik :Amitriptiline
Golongan tetrasiklik : Maprotilin
Golongan atypical :Trazodone
Golongan MAOI reversible : Mocoblemide
d) Prognosis
1. Kekambuhan depresi berat
25% pada 6 bln setelah keluar dari RS
30-50% dalam 2 thn pertama
50-70% dalam periode 5 thn
2. Insidensi relaps berkurang pd pasien yg melanjutkan
psikofarmaka
3. Prognosis baik : episode ringan, gejala psikotik (-), waktu
rawat inap singkat, psikososial baik
4. Prognosis buruk : depresi berat, penyalahgunaan alcohol,
ditemukan gejala cemas, depresi berulang
P. Ansietas
1. Definisi
Keadaan dari kombinasi kompleks berkaitan dengan perasaan ketakutan,
sering disertai oleh sensasi fisik seperti jantung berdebar, napas pendek
atau nyeri dada
2. Faktor Predisposisi
a) Psikoanalitik (Freud):
Primer : Tingkat Ketegangan Dihasilkan Penyebab Eksternal
Terjadi Pada Masa Infant (Trauma Lahir Atau Stimulus Tiba-
Tiba)→Ansietas Di Kehidupan Selanjutnya
Subsekuen : Konflik Emosional Antara Dua Elemen Personalitas
Id Dan Superego.
b) Interpersonal : Sullivan mengatakan ansietas muncul di kehidupan
selanjutnya jika seseorang berpandangan ia tidak berharga atau akan
kehilangan orang yang bermakna
c) Perilaku
Produk frustasi yang disebabkan sesuatu yang mengganggu
pencapaian tujuan
Ketakutan yang intense pada masa kecil cenderung lebih mudah
cemas setelahnya
Konflik yang terjadi jika seseorang mengalami dua tujuan yang
sama kuatnya dan harus memilih
jenis konflik:
Approach-approach: mengejar dua keinginan yang sama tapi
tujuan tidak sama
Approach-avoidance: mengejar keinginan dan
menghindarinya
Avoidance-avoidance: memilih dua tujuan yang sama-sama
tidak diinginkan
Double approach-avoidance: melihat aspek
Faktor Keluarga
Faktor keturunan dalam keluarga dan merupakan perilaku early
learning di mana anak mengadopsi perilaku orang tua atau dewasa
dalam keluarga yang mengalami ansietas.
Biologis
Sistem GABA Neurotransmitter inhibitor di
postsinaptik→reseptor GABA di Amigdala dan hipokampus
(system limbic)→pusat emosi (amuk, rangsangan, dan
ketakutan) dan memori.↓ GABA→Ansietas
Sistem Norepinefrin → Mediasi respons fight or flight
Sistem Serotonin→Disregulasi serotonin →Hipersensitif
d) Stresor Presipitasi
Ancaman Integritas Fisik
Ketidakmampuan fisiologis atau penurunan kemampuan
melakukan aktivitas sehari-hari :
External Sources : Infeksi virus dan bakteri polusi,
perumahan, makanan, pakaian tidak adekuat, cedera traumatic
Internal Sources : Kegagalan mekanisme fisiologis :
Gangguan jantung, system imun, regulasi
suhu.Nyeri→Indikasi awal ancaman fisik
Ancamanterhadap Konsep Diri
Ancaman pada identitas, harga diri dan integritas social seseorang.
External Sources → Kematian, perceraian, pindah
rumah,PHK
Internal Sources →Kesulitan interpersonal dalam melakukan
peran baru.
e) Sumber Koping
Aset Ekonomi : Keberadaan sumber-sumber ekonomi untuk
menyelesaikan suatu konflik
Kemampuan Problem Solving : Learning
experience→Kemampuan menyelesaikan masalah saat ini
Dukungan Social Budaya : Posisi cultural menentukan
kemampuan koping
Keyakinan positif
f) Mekanisme Koping (Mekanisme Pertahanan Ego)
Kompensasi
Proses individu dengan citra diri yang kurang, berupaya
menggantinya dengan menonjolkan kelebihan lain yang
dianggapnya sebagai aset.
Penyangkalan
Menghindari relitas yang tidak menyenangkan dengan
mengabaikan/menolak untuk mengakuinya.
Pengalihan (Displacement)
Mengalihkan emosi yang seharusnya diarahkan pada orang atau
benda tertentu ke benda/orang yang biasanya netral/tidak
membahayakan.
Disosiasi
Pemisahan setiap kelompok proses perilaku/mental dari sisa
kesadaran/identitas.
Identifikasi
Proses individu mencoba untuk menjadi seseorang yang
dikaguminya dengan menirukan pikiran, perilaku atau
kesukaannya.
Intelektualisasi
Penggunaan alasan atau logika yang berlebihan untuk menghindari
perasaan- perasaan mengganggu yang dialami.
Itroyeksi
Tipe identifikasi yang intens yang dialaminya, individu
menyatukan kualitas/nilai-nilai orang lain/kelompok ke dalam
struktur egonya sendiri.
Isolasi
Memisahkan komponen emosional dari pikiran, yang dapat
bersifat sementara atau jangka panjang.
Proyeksi
Mengaitkan pikiran atau impuls diri, terutama keinginan perasaan
emosional, motivasi yang tidak dapat ditoleransi kepada orang
lain.
Rasionalisasi
Memberikan penjelasan yang diterima secara sosial/tampak masuk
akal untuk membenarkan impuls, perasaan, perilaku, dan motif
yang tidak dapat diterima.
Formasi Reaksi
Pembentukan sikap dan pola perilaku yang disadari, yang
berlawanan dengan apa yang sebenarnya dirasakan/ingin
dilakukan individu.
Regresi
Kemunduran karakteristik perilaku dari tahap perkembangan yang
lebih awal akibat stress
Represi
Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls, atau
memori yang menyakitkan/bertentangan dari kesadaran,
pertahanan ego primer, yang cenderung memperkuat mekanisme
pertahanan lainnya.
Splitting
Memandang orang atau situasi sebagai semuanya baik atau
semuanya buruk; gagal untuk mengintegrasikan kualitas positif
dan negative diri.
Sublimasi
Penerimaan tujuan pengganti yang diterima secara sosial karena
dorongan yang merupakan saluran normal ekspresi terhambat.
Supresi
Proses yang sering disebut sebagai mekanisme pertahanan, tetapi
Sebenarnya merupakan analogi represi yang disadari;
pengesampingan yang disengaja tentang suatu topik dari
kesadaran.
Undoing
Tindakan atau komunikasi yang sebagian meniadakan yang sudah
ada sebelumnya, merupakan mekanisme pertahanan premitif.
g) Rentang Respon
Rentang Respon
Adaptif Maladaptive
TINGKAT ANSIETAS
Ansietas ringan ; sadar dan pandangan persepsi luas,
melihat,mendengar dan menguasai lebih cepat motivasi
pembelajaran, perkembangan dan kreativitas
Ansietas sedang : focus pada masalah yang dihadapi, penyempitan
pandangan persepsi, melihat, mendengar tapi lama
mengendalikan, biasanya blok tapi dapat diarahkan
Ansietas berat : ↓ pandangan persepsi signifikan, focus pada detail
masalah, tidak berpikir apapun, perlu diarahkan untuk focus pada
orang lain
Panik : terpana, takut dan merasakan terror, tidak mampu berbuat
apapun Meskipun diarahkan, diorganisasi dan mengancam hidup,
aktivitas motoric menurun, distorsi →Kematian
h) Diagnosa Medis
Gangguan ansietas menyeluruh
Farmakoterapi : Antiansietas : Benzodiazepin
Indikasi:
Menurunkan ansietas dan insomnia
Insomnia jangka pendek
Putus alcohol akut, kejang, tetanus, anestesi
Bentuk : Oral, Injeksi (IM, IV) , Level puncak : 1⁄2-6 jam , Jenis :
Alprazolam, klordiazepoksid, klonazepam, klorazepat, diazepam,
estazolam, lorazepam, triazolam , Efek merugikan : Sedasi, pusing,
mengantuk, konfusi, ataksia . Gejala putus zat (4-6 minggu) : Ansietas,
gejala seperti flu, gelisah, insomnia, iritabel, tegang/kram, anoreksia,
konfusi,depersonalisasi, halusinasi
i) Pengkajian
Perilaku
1. Respons Fisiologis
Predominansi reaksi simpatetik SS otonom
o Mekanisme fight or flight (sel medulla adrenal)
o Sindrom adaptasi umum
Ancaman : Stimulus melalui saraf simpatetik system saraf
otonom→Kelenjar adrenal →Melepas epinefrin
Kardiovaskular : Palpitasi, berdebar-debar,TD ↑
Respirasi : Napas cepat, napas dangkal & pendek,
sesak,tenggorokan tersumbat, sensasi tersedak, terengah-engah
GastrointestinaI : Hilang selera makan, ketidaknyamanan
abdomen
Neuromuskuler : Refleks meningkat, reaksi kaget, kedutan
kelopak mata, insomnia, tremor, rigiditas, resah, mondar-
mandir, muka tegang, lemas, kaki goyah, pergerakan kikuk
Integumen : Muka merah, berkeringat di tempat tertentu
(mis.,telapak tangan)
2. Respons Perilaku
Gelisah, ketegangan fisik, tremor, reaksi kaget, sangat waspada,
bicara cepat, kurang koordinasi, kecenderungan celaka, menarik
diri dari hubungan interpersonal, segan, lari dari masalah,
menghindar,hiperventilasi
3. Respons Kognitif
Kerusakan perhatian, konsentrasi buruk, pelupa, kesalahan menilai,
preokupasi, blok dalam berpikir, penurunan pandangan persepsi,
penurunan kreativitas, produktivitas hilang, konfusi, tidak sadar
pada diri sendiri, hilang objektivitas, ketakutan kehilangan kendali,
bayangan visual menakutkan, takut cedera atau mati, muncul
ingatan masa lalu, mimpi buruk
4. Respons Afektif
Gugup, tidak sabar, kekhawatiran, tegang, takut, frustasi, tidak
berdaya, waspada, terror, mati rasa, rasa bersalah, malu
j) Masalah Keperawatan
Ansietas
Koping Tidak Efektif