Anda di halaman 1dari 116

SKRIPSI

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PT. PLN (PERSERO) SEKTOR TELLO
MAKASSAR

SARI INDAH
105720328011

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015
SKRIPSI

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


TERHADAP KESPUASAN KERJA KARYAWAN
PT PLN (PERSERO) SEKTOR TELLO
MAKASSAR

SARI INDA
105720 3280 11

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2016
SKRIPSI

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


TERHADAP KESPUASAN KERJA KARYAWAN
PT PLN (PERSERO) SEKTOR TELLO
MAKASSAR

SARI INDA
105720 3280 11

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2016
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Penelitian : PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA TERHADAP KEPUASAN
KERJA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) SEKTOR
TELLO MAKASSAR
Nama Mahasiswa : SARIINDAH
No. Stambuk/Nirm : 105720 328011
Jurusan : MANAJEMEN
Fakultas : EKONOMI DAN BISNIS
Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Makassar, Februari 2016

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Moh. Aris Pasigai, SE., MM Ismail Rasulong, SE., MM

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan Manajemen

Dr. H. Mahmud Nuhung, SE., M.A. Moh. Aris Pasigai, S.E., MM

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diperiksa dan diterima oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ekonomi dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

Nomor: ……………………. dan telah dipertahankan di depan penguji pada hari

Sabtu tanggal 20 bulan Februari tahun 2016, sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

11 Rabiul Awal 2016 H


Makassar, ----------------------------------
20 Februari 2016 M

Panitia Ujian:

1. Pengawas Umum : Dr. H. Irwan Akib, M.Pd. (……………...)

(Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar)

2. Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung, SE.,M.A. (…..………….)

(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

3. Sekretaris : Drs. H. Sultan Sarda, M.M. (…..………….)

(Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

4. Penguji :

a) Dr. H. Mahmud Nuhung, SE.,M.A. (………..…….)

b) Ismail Rasulong., SE.,MM. (.…..…………)

c) Drs. Asdi, MM. (.….…….……)


.

d) Faidul Adziem, SE.,M.Si. (.……..………)

iv
ABSTRAK

SARIINDAH, 2015, Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap


Kepuasan Kerja Karyawan PT. PLN (Persero) Sektor Tello Makassar,
Pembimbing I Bapak Moh. Aria Pasigai, SE., MM., dan Pembimbing II Bapak
Ismail Rasulong, SE., MM.,

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh


keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan PT. PT. PLN (Pesero)
Sektor Tello Makassar. Jumlah anggota populasi sebanyak 62 orang karyawan.
Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling karena
pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Dan penentuan ukuran
sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, sehingga diperoleh hasil
sebanyak 35 responden yang akan dijadikan sampel dalam penelitian. Penelitian
ini menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data dan menggunakan teknik
analisis regresi linear sederhana untuk mengukur pengaruh dari variabel bebas
terhadap variabel terikat yaitu keselamatan dan kesehatan kerja sebagai variabel
independent (X) dan kepuasan kerja karyawan sebagai variabel dependent (Y).
Pengujian hipotesis menggunakan Uji F Anova dengan taraf signifikan 5%.
Pengolahan data dalam penelitian ini dibantu dengan program Stastitical for
Product and Service Solution (SPSS) versi 16. Hasil penelitian ini menyatakan
bahwa keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan dan positif
terhadap kepuasan kerja karyawan PT. PLN (Pesero) Sektor Tello Makassar.

Kata Kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kepuasan Kerja Karyawan

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan

rahmat–Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul

“Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan

Kerja Karyawan PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tello”.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan akademis yang

harus diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S-1) Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Atas selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Moh. Aria Pasigai, SE., MM., selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar .

3. Bapak Moh. Aria Pasigai, SE., MM., selaku Dosen Pembimbing I dan

Ismail Rasulong, SE., MM., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.

4. Bapak dan ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar, yang telah banyak memberikan ilmu dan

pengalamannya yang tentunya sangat bermanfaat bagi penulis.

5. Seluruh Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang selama ini banyak

membantu penulis dalam urusan akademik.

vi
vii

6. Kepada pimpinan dan seluruh staf dan jajaran pegawai PT PLN (Persero)

Sektor Tello Makassar yang telah banyak membantu penulis dalam proses

penelitian.

7. Muh. Darwis dan Darmiati selaku kedua orang tua saya dan keluarga

besar yang telah memberikan doa serta dukungan selama penelitian dan

penyusunan skripsi.

8. Andika Saputra yang selalu memberikan semangat dan dukungan, serta

meluangkan waktunya selama penelitian dan penyusunan skripsi.

9. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan bantuan doa dan dukungan

penuhnya selama penyusunan skripsi.

10. Rekan-rekan Mahasiswa Manajemen 11 (Resor) untuk seluruh dukungan

yang diberikan.

11. Seluruh pihak terkait yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan untuk masukan di masa mendatang. Akhirnya penulis berharap

semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Makassar, Februari 2016

Penulis

vii
viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

ABSTRAK ......................................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A Latar Belakang ..................................................................................... 1

B Rumusan Masalah ................................................................................ 4

C Tujuan Penulisan .................................................................................. 4

D Manfaat Penulisan ................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6

A Penelitian Sebelumnya ......................................................................... 6

B Manajemen Sumber Daya Manusia ..................................................... 7

C Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ............................... 9

D Kepuasan Kerja .................................................................................... 22

E Hubungan Antara K3 dan Kepuasan Kerja Karyawan Karyawan ....... 31

F Kerangka Pikir ...................................................................................... 34

G Hipotesis .............................................................................................. 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 36

A Lokasi Tempat Penelitian .................................................................... 36

B Metode Pengumpulan Data .................................................................. 36

C Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 36

viii
ix

D Populasi dan sampel ............................................................................. 37

E Definisi Operasional Variabel .............................................................. 38

F Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................ 39

G Metode Analisis .................................................................................... 40

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................ 42

A Sejarah Singkat Berdirinya PT PLN (Persero) Sektor Tello ............... 42

B Lokasi Perusahaan ................................................................................ 47

C Visi dan Misi ........................................................................................ 47

D Jumlah Karyawan PT PLN (Persero) Sektor Tello .............................. 48

E Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................ 49

F Program K3 PT PLN Persero) Sektor Tello ......................................... 50

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 52

A Profil Responden .................................................................................. 52

B Identifikasi Responden ......................................................................... 53

C Pengujian Kuesioner ............................................................................ 55

D Analisis Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Item-item

Pertanyaan .............................................................................................. 58

E Pembahasan .......................................................................................... 70

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 73

A Kesimpulan .......................................................................................... 73

B Saran ..................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 75


x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Data Jumlah Karyawan ....................................................................... 46

Tabel 5.1 Karakteristik Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 51

Tabel 5.2 Karakteristik Karyawan Berdasarkan Status Pernikahan ................... 51

Tabel 5.3 Karakteristik Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................. 52

Tabel 5.4 Karakteristik Karyawan Berdasarkan Tingkat Usia ........................... 52

Tabel 5.5 Karakteristik Karyawan Berdasarkan Masa Kerja ............................. 53

Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas .............................................................................. 55

Tabel 5.7 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 56

Tabel 5.8 Jawaban Atas Pernyataan Variabel K3 ............................................... 57

Tabel 5.9 Jawaban Atas Pernyataan Variabel Kepuasan Kerja Karyawan ....... 61

Tabel 5.10 Koefisien Regresi Sederhana ............................................................ 64

Tabel 5.11 Koefisien Korelasi dan Determinasi ................................................. 65

Tabel 5.12 Uji F Anova ...................................................................................... 66

x
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi setiap perusahaan dituntut untuk terus memacu

kinerjanya menyambut persaingan indutri yang semakin ketat. Pertumbuhan

ekonomi global yang semakin pesat akan memunculkan perusahaan-perusahaan

baru dengan manajemen dan kinerja yang lebih baik sebagai kompetitor. Faktanya

perusahaaan dengan ide dan pola pikir fresh dan modern yang akan memuncaki

tangga kesuksesan. Dengan didukung semakin mudahnya media komunikasi dan

pemasaran. Optimalisasi di beberapa sisi seperti aset perusahaan dan Sumber

Daya Manusia (SDM) sebagai pengelolanya menjadi point penting sebagai senjata

perusahan tersebut untuk bertahan.

Dampak langsung dari kondisi tersebut secara khusus terasa pada

kehidupan dan pola kerja setiap SDM sebagai tenaga kerja. Dapat diambil contoh

yaitu karyawan yang terlibat didalamnya. Karyawan harus bisa memacu

kinerjanya semaksimal mungkin dan tepat sasaran untuk mencapai tujuan

perusahaan yaitu sebagai perusahaan yang produktif dan profitable.

Sebagai contoh di perusahaan berbasis teknologi dan machinery seperti

pembangkit listrik yang didalamnya memanfaatkan berbagai jenis rotating

machine dan hardware dengan potensi bahaya yang terbilang tinggi di lingkungan

kerjanya. Setiap saat keselamatan dan kesehatan sumber daya manusianya pasti

akan terancam.

1
2

Penggunaan berbagai alat dan mesin di dalam perusahaan tersebut

menyebabkan karyawan tidak akan terlepas dari resiko yang menyangkut

keselamatan dan kesehatan kerja. Resiko ini dapat menimpa tenaga kerja kapan

dan dimana saja, sehingga membutuhkan perhatian khusus dari berbagai pihak

yang berkaitan seperti pengusaha, tenaga kerja, dan perusahaan.

Untuk mengurangi resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja tersebut

maka sangat dibutuhkan adanya sistem atau pedoman pelaksanaan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3). K3 sangat dibutuhkan para pelaku kerja agar setiap

aktivitas kerjanya tidak keluar dari batas yang membahayakan keselamatan dan

kesehatan individunya.

Perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja dan mempunyai potensi

bahaya yang ditimbulkan oleh proses produksi yang dapat mengakibatkan

kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat

kerja, wajib menerapkan keselamatan dan mengacu pada Undang-undang No. 1

tahun 1970 tentang keselamatan dan kesehatan kerja dapat dijadikan acuan bagi

perlindungan tenaga kerja dari bahaya kecelakaan dan penyakit akibat bekerja

maupun akibat lingkungan kerja.

Pelaksanaan K3 harus di manage dengan baik agar tepat guna. Oleh

karena itu muncul Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

yang akan berfungsi sebagai media antisipasi bagi para pekerja saat melakukan

pekerjaannya dari resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar-benar menjaga

keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya dengan membuat aturan tentang


3

keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan

pimpinan perusahaan. Dalam hal ini PT. PLN (Persero) Sektor Tello merupakan

salah satu pembangkit Tenaga Uap, Tenaga Diesel dan Tenaga Gas di Sulawesi

Selatan yang mulai beroperasi sejak tahun 1971. PT. (Persero) Sektor Tello dalam

upaya untuk mejadi pemasok listrik yang handal haruslah senangtiasa

meningkatkan kinerja karyawan dengan memperhatikan kenyamanan dan

keamanan karyawannya ketika bekerja. Yaitu dengan memberikan perlindungan

serta jaminan keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan. Oleh sebab itu

program jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat penting, yaitu untuk

meningkatkan kepuasan, sehingga kinerja menjadi lebih meningkat dan

tercapainya hasil produksi yang diinginkan. Untuk menjamin keselamatan dan

kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada di tempat kerja, serta

sumber produksi, proses produksi dan lingkungan kerja dalam keadaan aman,

maka perlu penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

(SMK3).

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan mitra penting bagi

perusahaan dalam mendukung proses produksi. Dalam melakukan proses

produksi tersebut, karyawan selalu berhubungan dengan mesin-mesin yang bisa

menimbulkan resiko kecelakaan kerja. Semakin cukup jumlah dan kualitas

fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja, maka semakin tinggi pula mutu kerja

karyawan. Dengan adanya program ini, karyawan akan merasa diperhatikan oleh

perusahaan, sehingga mereka akan bekerja lebih baik.


4

Dari uraian di atas, maka dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk

mengambil judul “Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. PLN (Persero) Sektor Tello

Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diambil suatu rumusan

masalah yang akan diteliti yaitu :

Seberapa besar pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT PLN (Persero) Sektor Tello Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan PT PLN (Persero ) Sektor Tello Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Dapat dijadikan sebagai referensi tambahan bagi mahasiswa Manajemen

khususnya dalam penelitian-penelitian selanjutnya mengenai pengaruh


5

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan PT PLN (Persero ) Sektor Tello Makassar.

2. Memberikan informasi kepada dunia industri tentang salah satu usaha untuk

mengurangi resiko kecelakaan kerja dengan tanpa menurunkan kinerja

Perusahaan.

3. Sebagai motivasi terhadap industri yang ada di indonesia dalam rangka

penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Sebelumnya

(Atika Puspita Sari, 2012), telah melakukan penelitian mengenai

Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Produkrivitas Kerja pada

Karyawan Engineering BP Tangguh , Teluk Bintuni Papua. Dari penelitian

tersebut didapatkan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja berpengaruh secara

signifikan terhadap produktivitas kerja pada karyawan Engineering BP Tangguh ,

Teluk Bintuni Papua.

Rijuna Dewi (2006) dalam penelitiannya yang dilakukan di PT. Ecogreen

Oleochemicals Medan Plant. Penelitian ini menguji pengaruh keselamatan dan

kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan. Populasi dan sampel dalam penelitian

ini adalah karyawan departemen maintenance yang berjumlah 37 orang. Teknik

pengambilan sampel dengan menggunakan metode sensus sampling. Hasil dari

penelitian ini adalah keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan.

Sedangkan pada tahun 2010 Ibrahim Jati Kusuma dalam penelitiannya di

PT Bitratex Industries tentang Pelaksanaan Program Keselamtan dan Kesehatan

Kerja mengatakan bahwa pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja

mempunyai peran yang signifikan dalam upaya tercapainya tujuan suatu

organisasi. Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja di PT

Bitratex Industries karyawan mampu memenuhi target kerja yang ditetapkan oleh

perusahaan, sehingga secara langsung berdampak pada produktivitas kerjanya.

6
7

B. Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Berikut ini beberapa pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut para ahli :

Menurut Dessler, ( 2006;4 ), Suatu organisasi baik, perusahaan maupun


instansi dalam melakukan aktivitasnya sudah tentu memerlukan sumber daya
manusia yang mendukung usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi. Oleh karena itu masalah karyawan merupakan masalah besar yang
harus mendapat perhatian bagi perusahaan.

Menurut Mangkunegara, ( 2002:2 ), Manajemen sumber daya manusia


merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian
balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan tenaga kerja dalam
rangka mencapai tujuan organisasi.

Menurut Bohlarander dan Snell, ( 2010:4 ), Ilmu yang mempelajari


bagaimana memberdayakan karyawan dalam perusahaan, membuat pekerjaan,
kelompok kerja, mengembangkan para karyawan yang mempunyai kemampuan,
mengidentifikasi suatu pendekatan untuk dapat mengembangkan kinerja
karyawan dan memberikan imbalan kepada mereka atas usahanya dan bekerja

Menurut Hasibuan, ( 2002:10 ), Manajemen sumber daya manusia

adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan

masyarakat.

Dari definisi atau pengertian manajemen sumber daya manusia menurut

para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya

manusia merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang menekankan

pada unsur SDM dan sudah menjadi tugas manajemen sumber daya manusia

untuk mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang tepat
8

sesuai pekerjaannya, sehingga mampu bekerja optimal demi tercapainya tujuan

perusahaan atau organisasi.

2. Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan bagian dari

manajemen keorganisasian yang memusatkan perhatian pada unsure manusia.

Unsur manusia (Man) ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu khusus untuk

mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif dan efisien

untuk mencapai tujuan tertentu dan dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak

(Jackson, Schuler, & Werner, 2011;12).

Manajemen Sumber Daya Manusia penting bukan hanya bagi manajer di

bagian HR departemen, tapi juga penting bagi semua manajer di semua bagian.

Hail ini bertujuan agar para manajer tersebut mampu menerapkan pengelolaan

sumber daya manusia yang baik dan benar ( Hanggraeni, 2012;5)

Dalam proses pemanfaatan sumber daya manusia terdapat sebuah

aktvitas-aktivitas yang mencoba untuk memfasilitasi orang-orang yang ada

didalam organisasi untuk dapat berkontrobusi dalam pencapaian rencana strategis

organisasi (Dessler, 2006;5). Salah satu aktivitas sumber daya manusia adalah

keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat melindungi pekerja dari bahaya

ditempat kerja serta dapat meningkatkan kinerjanya (Jackson, Schuler, & Werner,

2011;13).
9

C. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

1. Pengertian Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin,

pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan

lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Sumakmur, 1993). Tujuan

keselamatan kerja adalah melindungi tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan

dan meningkatkan produktivitas nasional, menjamin keselamatan setiap orang

yang berada dalam lingkungan kerja, memelihara produktivitas dan

mempergunakannya secara aman dan efisien.

Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (atau sebaliknya)

bermacam-macam; ada yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan Kesehatan

Kerja (Hyperker) dan ada yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing

dikenal Occupational Safety and Health.

Upaya untuk memberi jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat

kesehatan para pekerja atau buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan

penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya ditempat kerja, promosi kesehatan,

pengobatan dan rehabilitasi. Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :

a. Sasarannya adalah lingkungan kerja.

b. Bersifat teknik.

Setiap Perusahaan atau industri memiliki tingkat resiko kecelakaan yang

berbeda-beda, namun setiap perusahaan selalu berusaha mencegah atau

menghindari resiko tersebut. Anwar Prabu Mangkunegara (2009 : 161)

mengemukakan bahwa: ”Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi yang


10

aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Daryanto (1993 :146), yang mengemukakan

bahwa: ”Keselamatan kerja ialah selamatnya karyawan, alat-alat kerja dan

perusahaan serta produksi dan daerah lingkungannya, sehingga perlu pada waktu

karyawan bekerja, topi, helm pengaman, sarung tangan, kacamata pengaman,

masker pelindung muka”.

Dari penjelasan beberapa ahli, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

pengertian keselamatan adalah selamatnya karyawan, alat produksi dan

perusahaan serta lingkungannya dari kerusakan dan penderitaan.

Upaya untuk memaksimalkan program Keselamatan dan Kesehatan

Kerja di perusahaan membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, baik karyawan,

perusahaan maupun pemerintah. Oleh sebab itu pihak perusahaan beserta

karyawan harus mengetahui syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja sesuai

dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970 yang telah ditetapkan oleh pemerintah,

yaitu:

1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

2) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

3) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

4) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran

atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.

5) Memberi pertolongan pada kecelakaan.

6) Memberi alat-alat perlindungan diri kepada para pekerja.


11

7) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,

kelembapan, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar

radiasi, suara dan getaran.

8) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik

maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.

9) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

10) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.

11) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.

12) Menyelenggarakan kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

13) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan

proses kerjanya

14) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman,

ataupun barang.

15) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

16) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan

penyimpanan barang.

17) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

18) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang

bahaya kecelakaannya menjadi tambah tinggi.

2. Pengertian Kesehatan Kerja

Manusia sebagai sumber daya memiliki peran yang sangat penting di

perusahaan. Kehadiran manusia menjadi penting karena manusia tidak dapat

digantikan oleh kecanggihan mesin. Oleh sebab itu kesehatan manusia sudah
12

selayaknya diperhatikan agar tidak mengganggu proses produksi. Wahid Iqbal

Mubarak dan Nurul Chayatin (2009 : 101) mengatakan bahwa : “Sehat adalah

suatu keadaan yang lengkap meliputi kesejahteraan fisik, mental dan social, bukan

semata-mata bebas dari penyakit dan cacat atau kelemahan”. Sedangkan Anwar

Prabu Mangkunegara (2009: 161), mengemukakan bahwa: “Kesehatan kerja

menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau

rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja”.Kesehatan kerja karyawan

merupakan suatu hal yang penting dan perlu diperhatikan oleh pihak perusahaan.

Karena dengan adanya program kesehatan kerja yang baik akan memberikan

kondisi kerja yang lebih sehat, serta menjadikan karyawan lebih bertanggung

jawab atas kegiatan-kegiatan tersebut, terutama bagi organisasi-organisasi yang

mempunyai tingkat kecelakaan yang tinggi, dibawah ini dikemukakan beberapa

sebab yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan

pegawai (Mangkunegara , 2000:163 ) yaitu :

a. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja

1) Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang

diperhitungkan keamanannya.

2) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.

3) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

4) Pengaturan Udara

5) Pergantian udara diruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor,

berdebu, dan berbau tidak enak).

6) Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.


13

b. Pengaturan Penerangan

1) Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.

2) Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.

c. Pemakaian Peralatan Kerja

1) Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.

2) Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik.

d. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai

1) Kerusakan alat indera, stamina pegawai yang usang atau rusak.

2) Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara

berfikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap

pegawai yang ceroboh, kurang cermat, dan kurang pengetahuan dalam

penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa resiko.

Dalam bekerja diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan

kerja, Adapun usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja (Mangkunegara,

2000:162) adalah sebagai berikut:

a. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penggunaan warna ruangan

kerja, penerangan yang cukup terang dan menyejukkan, dan mencegah

kebisingan.

b. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit.

c. Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta keserasian lingkungan kerja.


14

3. Indikator Keselamatan dan Kesehatan Kerja

a. Indikator Keselamatan Kerja

Menurut Suma’ur (1996) adapun indikator – indikator keselamatan kerja

meliputi :

1. Tempat Kerja

Tempat kerja merupakan lokasi dimana para karyawan melaksanakan

aktifitas karja.

2. Mesin dan Peralatan

Medin dan peralatan adalah bagian dari kegiatan operasional dalam proses

produksi yang biasanya berupa alat – alat berat dan ringan.

b. Indikator Kesehatan Kerja

Menurut Gary Dessler (1997 : 346), indikator kesehatan kerja terdiri dari :

1. Keadaan dan Kondisi Karyawan

Keadaan dan kondisi karyawan adalah keadaan yang dialami oleh

karyawan pada saat bekerja yang mendukung aktivitas dalam bekerja.

2. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah lingkungan yang lebih luas dari tempat kerja

yang mendukung aktivitas karyawan dalam bekerja.

3. Perlindungan Karyawan

Perlindungan karyawan merupakan fasilitas yang diberikan untuk

menunjang kesejahteraan karyawan


15

4. Kecelakaan kerja

Menurut Ibrahim Jati Kusuma (2010), kecelakaan kerja merupakan

kecelakaan seseorang atau kelompok dalam rangka melaksanakan kerja di

lingkungan perusahaan, yang terjadi secara tiba-tiba, tidak diduga sebelumnya,

tidak diharapkan terjadi, menimbulkan kerugian ringan sampai yang paling berat,

dan bisa menghentikan kegiatan produksi secara total. Penyebab kecelakaan kerja

dapat dikategorikan menjadi dua yaitu:

a. Kecelakaan yang disebabkan oleh tindakan manusia yang tiak melakukan

tindakan penyelamatan. Contohnya, pakaian kerja, penggunaan peralatan

pelindung diri, falsafah perusahaan, dan lain-lain.

b. Kecelakaan yang disebabkan oleh keadaan lingkungan kerja yang tidak aman.

Contohnya, penerangan, sirkulasi udara, temperatur, kebisingan, getaran,

penggunaan indikator warna, tanda peringatan, sistem upah, jadwal kerja, dan

lain-lain (Ibrahim Jati Kusuma, 2010)

Keselamatan kerja bertalian dengan kecelakaan kerja, yaitu kecelakaan

yang terjadi di tempat kerja atau dikenal dengan istilah kecelakaan industri.

Kecelakaan industri ini secara umum dapat diartikan sebagai suatu kejadian yang

tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacu proses yang telah diatur

dari suatu aktivitas. Ada 4 faktor penyebabnya, yaitu:

1) Kebijakan Pemerintah

a. Undang-undang dan Ketenaga kerjaan, khususnya yang menyangkut

tentang keselamatan dan kesehatan kerja karyawan belum ada.

b. Peraturan Pemerintah tentang pelaksanaan k3 karyawan belum ada.


16

c. Pengendalian dan tindakan hukum bagi perusahaan yang mengabaikan

undang-undang dan peraturan yang berlaku tentang keselamatan dan

kesehatan kerja belum ada atau kalaupun sudah ada, tetapi tidak diterapkan

secara tegas.

2) Kondisi Pekerjaan

a. Standar kerja yang kurang tepat dan pelaksanaannya juga tidak tepat.

b. Jenis pekerjaan fisik yang sangat berbahaya. Namun disisi lain, fasilitas

keselamatan kerja sangat kurang.

c. Kenyamanan kerja yang sangat kurang kareana kurang tersedianya unsur

pendukung keselamatan dan kenyamanan kerja.

d. Tidak tersedianya prosedur manual petunjuk kerja.

e. Kurangnya kontrol, evaluasi dan pemeliharaan tentang alat-alat kerja

secara rutin.

3) Kondisi Karyawan

a. Keterampilan karyawan dalam K3 yang rendah.

b. Kondisi kesehatan fisik karyawan yang tidak prima.

c. Kondisi kesehatan mental, seperti rendahnya mativasi tentang K3 serta

tingginya derajat stres dan depresi.

d. Kecanduan merokok, minuman keras, dan narkoba.

4) Kondisi Fasilitas Perusahaan

a. Ketersediaan fasilitas yang kurang cukup (jumlah dan mutu).

b. Kondisi ruangan kerja yang kurang nyaman.

c. Tidak tersedianya fasilitas kesehatan dan klinik perusahaan.


17

d. Tidak tersedianya fasilitas asuransi kecelakaan.

e. Kurangnya pelatihan dan sosialisasi tentang pentingnya Keselamatan kerja

dikalangan karyawan.

Disamping ada sebabnya, maka suatu kejadian juga akan membawa

akibat. Akibat dari kecelakaan industri ini dapat dikelompokkan menjadi dua,

yaitu:

1) Kerugian yang bersifat ekonomis, yaitu:

a. Kesusakan/ kehancuran mesin, peralatan, bahan dan bangunan

b. Biaya pengobatan dan perawatann korban

c. Tunjangan kecelakaan

d. Hilangnya waktu kerja

e. Menurunnya jumlah maupun mutu produksi

2) Kerugian yang bersifat non ekonomis

Pada umumnya berupa penderitaan manusia yaitu tenaga kerja yang

bersangkutan, baik itu merupakan kematian, luka / cidera berat, maupun luka

ringan.

5. Penyakit Akibat kerja

Penyakit akibat kerja adalah kondisi abnormal atau penyakit yang

disebabkan oleh kerentanan terhadap faktor lingkungan yang terkait dengan

pekerjaan. Hal ini meliputi penyakit akut dan kronis yang disebabkan oleh

pernafasan, penyerapan, pencernaan, atau kontak langsung dengan bahan kimia

beracun atau pengantar yang berbahaya (Dessler, 2007)


18

Masalah kesehatan karyawan sangat beragam dan kadang tidak tampak.

Penyakit ini dapat berkisar mulai dari penyakit ringan seperti flu, hingga penyakit

yang serius yang berkaitan dengan pekerjaannya (Malthis dan Jacson, 2002).

Schuler dan Jacson (1999) menjelaskan bahwa dalam jangka panjang,

bahaya-bahaya dilingkungan tempat kerja dikaitkan dengan kanker kelenjar tiroid,

hati, paru-paru, otak dan ginjal; penyakit paru-paru putih, cokelat, dan hitam;

leukimia; bronkitis; emphysema dan lymphoma; anemia plastik dan kesrusakan

sistem saraf pusat; dan kelainan-kelaian reproduksi (misal kemandulan, kerusakan

genetic, keguguran dan cacat pada waktu lahir.

Menurut Bennet Silalahi (1995) perusahaan mengenal dua kategori

penyakit yang diderita tenaga kerja, yaitu:

c. Penyakit Umum

Merupakan penyakit yang mungkin dapat diderita oleh semua orang, dan hal

ini adalah tanggung jawab semua anggota masyarakat, karena itu harus

melakukan pemeriksaan sebelum masuk kerja.

d. Penyakit akibat kerja

Dapat timbul setelah karyawan yang tadinya terbukti sehat memulai

pekerjaannya. Faktor penyebab bisa terjadi dari golongan fisik, golongan

kimia, golongan biologis, golongan fisiologis dan golongan psikologis.

6. Maksud dan Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Mangkunegara (2009 : 161 ) mengemukakan tentang tujuan keselamatan

dan kesehatan kerja, yaitu:


19

a. Setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara

fisik, sosial dan psikologis.

b. Setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya dan

seefektif mungkin.

c. Semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

d. Adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.

e. Meningkatkan kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja.

f. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan kerja

atau kondisi kerja.

g. Setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

Sedangkan menurut Rivai (2009), tujuan dan pentingnya keselamatan

kerja meliputi :

a. Meningkatnya produktivitas kerana menurunnya jumlah hari kerja yang hilang.

b. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen.

c. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.

d. Tingkat kompetensi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah

karena menurunnya pengajuan klaim.

e. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari

meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan.

f. Rasio seleksi tenaga kerja lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan.
20

7. Manfaat Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Adapun manfaat dari program keselamatan dan kesehatan kerja (Arep

dan Tanjung, 2004) adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Ekonomis:

 Berkurangnya kecelakaan dan sakit karena kerja

 Mencegah hilangnya investasi fisik dan investasi sumber daya manusia

 Meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja yang nyaman dan aman,

serta motivasi kerja meningkat

b. Manfaat Psikologis

 Meningkatkan kepuasan kerja

 Kepuasan kerja tersebut akan meningkatkan motivasi kerja dan selanjutnya

akan meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja

 Perusahaan akan merasa bangga bahwa telah ikut serta dalam

melaksanakan program pemerintah dan ikut serta dalam pembangunan

nasional

 Nama baik/citra perusahaan akan meningkat

8. Ruang Lingkup Keselamatan dan kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja memiliki ruang lingkup, Basir Barthos

(1995 : 138) mengemukakan bahwa:

a. Ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja berlaku disetiap tempat kerja yang

mencakup 3 (tiga unsur pokok (tenaga kerja, bahaya kerja, dan usaha baik

bersifat ekonomis maupun sosial)


21

b. Ketentuan K3 berkaitan dengan perlindungan:

 Tenaga kerja

 Alat, bahan, dan mesin

 Lingkungan

 Proses produksi

 Sifat pekerjaan

 Cara Kerja

c. Persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja ditetapkan sejak perencanaan,

pembuatan, pemakaian barang ataupun prosuk teknis dan seterusnya.

d. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan tanggung jawab semua pihak,

khususnya pihak yag terkait dengan proses penyelenggaraan suatu usaha.

John Soeprihanto (1984 : 108) mengemukakan bahwa: ”Usaha

keselamatan dan kesehatan kerja ditujukan pada tiga sub sistem mikro atau

lingkungan intern perusahaan yang meliputi usaha yang diarahkan pada

lingkungan fisik, pada manusia sebagai karyawan, dan yang ketiga diarahkan pada

sistem manajemen”. Sedangkan Ronald Nangoi (1994 : 139) mengemukakan

bahwa : ”Lingkup manajemen keselamatan dan kesehatan kerja tidak terbatas

pada penanganan kecelakaan atau tindakan kuratif lainnya, tetapi yang utama

adalah menciptakan suatu lingkungan kerja yang aman dan sehat”.

Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa ruang lingkup program

keselamatan dan kesehatan kerja meliputi semua aspek yang ada dalam

perusahaan dan sekitar perusahaan


22

D. Kepuasan Kerja

1. Pengertian Kepuasan Kerja

Sebelum masuk kedalam bahasan kepuasan kerja maka terlebih dahulu

akan melihat pengertian mengenai kerja, menurut Malayu Hasibuan (2006:41)

kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental yang dilakukan seseorang

untuk melakukan sebuah pekerjaan. Sedangkan menurut Osborn (1985:4)

mengatakan bahwa “kerja adalah kegiatan yang menghasilkan suatu nilai bagi

orang lain”

Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi, instansi ataupun

perusahaan maka hasil kerja yang ia selesaikan akan mempengaruhi terhadap

tingkat produktivitas organisasi. oleh karena itu, pandangan dan juga perasaan

individu terhadap pekerjaannya harus tetap terjaga pada sisi positif dari

pekerjannya dengan kata lain individu tersebut harus memiliki dan menjaga

kepuasan kerjanya agar produktivitasnya dapat terus ditingkatkan.

Adapun pengertian kepuasan kerja menurut para ahli adalah sebagi

berikut :

Menurut Marihot Tuan Efendi (2002:290) kepuasan kerja didefinisikan

dengan hingga sejauh mana individu merasakan secara positif atau

negatif berbagai macam faktor atau dimensi dari tugas-tugas dalam pekerjaannya.

Menurut pendapat Stephen Robbins (2003:91) istilah kepuasan kerja

merujuk kepada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaan yang

dilakukannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukan sikap

yang positif terhadap kerja itu; seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya
23

menunjukan sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu. karena pada umumnya

apabila orang berbicara mengenai sikap karyawan, lebih sering mereka

memaksudkan kepuasan kerja.

Hasibuan (2006:202) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang

menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral

kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan,

luar pekerjaan, dan kombinasi antara keduanya.

Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat

individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai

dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap

kegiatan dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka makin tinggi

kepuasannya terhadap kegiatan tersebut. Jadi secara garis besar kepuasan kerja

dapat diartikan sebagai hal yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan

yang manapegawai memandang pekerjannya.

Menurut Herzberg seperti yang dikutip oleh Suryana Sumantri (2001:83),

ciri perilaku pekerja yang puas adalah mereka yang mempunyai motivasi yang

tinggi untuk bekerja, mereka lebih senang dalam melakukan pekerjaannya,

sedangkan ciri pekerja yang kurang puas adalah mereka yang malas berangkat

kerja ke tempat bekerja, dan malas dalam melakukan pekerjaannya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan atau

sikap seseorang terhadap pekerjaan yang dilakukannya, yang dapat dipengaruhi

oleh berbagai macam faktor, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal.
24

2. Teori-teori Kepuasan Kerja

Teori tentang kepuasan kerja yang telah cukup terkenal adalah :

a. Teori Ketidaksesuaian (Discrepancy theory).

Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih

antara sesuatu yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Sehingga

apabila kepuasannya diperolah melebihi apa yang diinginkan, maka orang akan

menjadi lebih puas lagi, sehingga terdapat disparancy, tetapi merupakan

disparancy yang positif. Kepauasan kerja seseorang tergantung pada selisih antara

sesuatu yang dianggap akan didapatkan dengan apa yang dicapai.

b. Teori Keadilan (Equity theory).

Teori ini mengungkapkan bahwa orang yang akan merasa puas atau

tidak puas, tergantung pada ada atau tidaknya ada atau tidaknya keadilan dalam

suatu situasi., khususnya situasi kerja. Menurut teori ini komponen utama dalam

teori keadilan adalah input, hasil keadilan dan ketidakadilan. Input adalah factor

bernilai bagi karyawan yang dianggap mendukung pekerjaannya seperti

pendidikan, pangalaman, kecakapan, jumlah tugas dan peralatan atau

perlengkapan yang digunakan untuk melakukan pekerjaannya.

Menurut teori ini, setiap karyawan akan membandingkan rasio input hasil orang

lain. Bila perbandingan itu dianggap cukup adil, maka karyawan akan merasa

puas. Bila perbandingan itu tidak seimbang tetapi menguntungkan bisa

menimbulkan kepuasan, tetapi bisa pula tidak. Tetapi bila perbandingan itu

tidak seimbang akan timbul ketidak puasan.


25

c. Teori dua faktor (Two factor theory)

Menurut teori ini kepuasan kerja dan ketidak puasan kerja itu merupakan

hal yang berbeda. Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap terhadap pekerjaan itu

bukan suatu variabel yang kontinu. Teori ini merumuskan karakteristik pekerjaan

menjadi dua kelompok yaitu satisfies atau motivator dan disatisfies. Satisfies

adalah faktor-faktor atau situasi yang dibutuhkan sebagai sumber kepuasn kerja

yang terdiri dari: pekerjaan yang menarik, penuh tantangan, ada kesempatan untuk

berprestasi, kesempatan memperoleh pengahrgaan dan promosi.

d. Teori Motivator-Hygiene (M-H)

Salah satu teori yang menjelaskan mengenai kepuasan kerja adalah teori

motivator-hygiene (M-H) yang dikembangkan oleh Frederick Herzberg. Teori H-

M sebenarnya berujung pada kepuasan kerja. Namun penelitian menunjukan

hubungan yang positif antara kepuasan kerja dan turnover SDM serta antara

kepuasan kerja dan komitmen SDM.

Pada intinya, teori H-M justru kurang sependapat dengan pemberian

balas jasa yang tinggi, seperti strategi golden handcuff, karena balas jasa yang

tinggihanya mampu menghilangkan ketidakpuasan kerja dan tidak mampu

mendatangkan kepuasan kerja (balas jasa hanyalah faktor hygiene, bukan

motivator). Untuk mendatangkan kepuasan kerja, Hezberg menyarankan agar

perusahaan melakukan job enrichment, yaitu suatu upaya menciptakan pekerjaan

dengan tantangan, tanggung jawab, dan otonomi yang lebih besar.

Dalam dunia kerja kepuasan itu salah satunya bisa mengacu kepada

kompensasi yang diberikan oleh pengusaha, termasuk gaji atau imbalan dan
26

fasilitas kerja lainnya seperti, rumah dinas dan kendaraan kerja. Konteks “puas”

dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu individu akan merasa puas apabila dia

mengalami hal-hal :

Apabila hasil atau imbalan yang didapat individu tersebut labih dari yang

diharapkan. Masing-masing individu memiliki target pribadi, apabila mereka

termotivasi untuk mendapatkan target tersebut, mereka akan bekerja keras.

Pencapaian hasil dari kerja keras tersebut akan membuat individu merasa puas.

 Apabila hasil yang dicapai lebih besar dari pada standar yang ditetapkan.

Apabila individu memperoleh hasil yang lebih besar dari standar yang

ditetapkan oleh perusahaan, maka individu tersebut memiliki produktivitas

yang tinggi dan layak mendapatkan penghargaan dari perusahaan.

 Apabila yang didapat oleh karyawan sesuai dengan persyaratan yang diminta

dan ditambah dengan ekstra yang menyenangkan, konsisten untuk setiap saat

serta dapat ditingkatkan setiap waktu.

 Apakah kepuasan kerja para pegawai dapat ditingkatkan atau tidak,tergantung

dari apakah kompensasi yang diberikan kepadanya telah memenuhi harapan

dan keinginannya atau belum. Jika kinerja yang lebih baik dapat

meningkatkan imbalan bagi karyawan secara adil dan seimbang, maka

kepuasan kerja akan meningkat. Dalam kasus lain, kepuasan kerja karyawan

merupakan umpan balik yang mempengaruhi self-image dan motivasi untuk

meningkatkan kinerja. Pengaruh fungsi SDM terhadap produktivitas kerja dan

kepuasan kerjadapat kita lihat pada gambar 2.3.


27

Lansung
- Orientasi
- Pelatihan& Pengembangan
- Perencanaan karier
FUNGSI - koseling
SDM

Tidak Langsung
- Kebijakan keamanan& keamanan
- Praktek kompetensi
- Praktek kebijakan lain

Gambar 2.4.

Pengaruh Fungsi Divisi SDM terhadap Kepuasan Dan Motivasi

Sumber : Veithzal Rivai (2004:479)

Fungsi-fungsi tersebut dijalankan dalam rangka meningkatkan kualitas kerja

karyawan. Agar fungsi-fungsi tersebut dapat berjalan dengan lancar, maka perlu

dilakukan pengawasan oleh supervisor. Keberhasilan pelaksanaan fungsi SDM

tersebut sangat tergantung dari Feed Back (umpan balik) yang diberikan

karyawan, dalam bentuk peningkatan produktivitas kerja dan tercapainya

kepuasan kerja.
28

3. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan

Menurut Mangkunegara, 2009:120. Ada dua faktor yang mempengaruhui

kepuasan kerja, yaitu faktor yang ada pada diri pegawai dan faktor pekerjaannya :

a. Faktor pegawai, yaitu kecerdasan (IQ), kecerdasan khusus, umur, jenis

kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja,

kepribadian, emosi, cara berfikir, persepsi, dan sikap kerja.

b. Faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat

(golongan), kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan

promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja.

Sedangkan menurut Sutrisno, 2009: 82-84. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja adalah :

a. Kesempatan untuk maju. Dalam hal ini, ada tidaknya kesempatan untuk

memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja.

b. Keamanan kerja. Faktor ini disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik

bagi karyawan. Keadaan yang aman sangat mempengaruhi perasaan

karyawan selama kerja.

c. Gaji. Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang

mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang

diperolehnya.

d. Perusahaan dan manajemen. Perusahaan dan manajemen yang baik adalah

yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil.

e. Pengawasan. Sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat

absensi dan turnover.


29

f. Faktor Intrinsik dari pekerjaan. Atribut yang ada dalam pekerjaan

mensyaratkan keterampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan

akan tugas dapat meningkatkan atau mengurangi kepuasan.

g. Kondisi kerja. Termasuk di sini kondisi kerja tempat, ventilasi, penyiaran,

kantin dan tempat parkir.

h. Aspek sosial dalam pekerjaan. Merupakan salah satu sikap yang sulit

digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak

puas dalam bekerja.

i. Komunikasi. Komunikasi yang lancar antar karyawan dengan pihak

manajemen banyak dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini

adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar, memahami dan

mengakui pendapat ataupun prestasi karyawannya sangat berperan dalam

menimbulkan rasa puas terhadap kerja.

j. Fasilitas. Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan

merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan

menimbulkan rasa puas.

4. Indikator Kepuasan Kerja

Penelitian dari Spector (Yuwono, 2005, p. 69) mendefinisikan kepuasan

sebagai cluster perasaan evaliatif tentang pekerjaan dan ia dapat

mengidentifikasikan indikator kepuasan kerja dari sembilan aspek yaitu :

a. Upah : jumlah dan rasa keadilannya

b. Promosi : peluang dan rasa keadilan untuk mendapatkan promosi

c. Supervisi : keadilan dan kompetensi penugasan menajerial oleh penyelia


30

d. Benefit: asuransi, liburan dan bentuk fasilitas yang lain

e. Contingent rewards : rasa hormat, diakui dan diberikan apresiasi

f. Operating procedures : kebijakan, prosedur dan aturan

g. Coworkers : rekan kerja yang menyenangkan dan kompeten

h. Nature of work : tugas itu sendiri dapat dinikmati atau tidak

i. Communication : berbagai informasi didalam organisasi (vebal maupun

nonverbal)

4. Pengukuran Kepuasan Kerja

Tolak ukur tingkat kepuasan yang mutlak tidak ada karena setiap

individu karyawan berbeda standar kepuasannya, indikator untuk mengukurnya

pun dapat berbeda-beda tergantung pada perusahaan / oraganisasi yang

menetapkannya.

Kepuasan kerja adalah bagaimana orang merasakan pekerjaan dan aspek-

aspeknya. Ada beberapa alasan mengapa perusahaan harus benar-benar

memperhatikan kepuasan kerja, yang dapat dikategorikan sesuai dengan fokus

karyawan atau perusahaan, yaitu :

a. Manusia berhak diberlakukan dengan adil dan hormat, pandangan ini menurut

perspektif kemanusiaan. Kepuasan kerja merupakan perluasan refleksi

perlakuan yang baik. Penting juga memperhatikan indikator emosional atau

kesehatan psikologis.

b. Perspektif kemanfaatan, bahwa kepuasan kerja dapat menciptakan perilaku

yang mempengaruhi fungsi-fungsi perusahaan. Perbedaan kepuasan kerja

antara unit-unit organisasi dapat mendiagnosis potensi persoalan.


31

Menurut Stephen Robbins (2003:101) ada dua pendekatan yang dapat

digunakan untuk mengukur kepuasan kerja karyawan, yaitu:

a. Angka-nilai global tunggal (single global rating)

Metode angkat-nilai global tunggal (single global rating) tidak lebih dari

meminta individu-individu untuk menjawab stu pertanyaan, seperti misalnya

“Bila semua hal dipertimbangkan, seberapa puaskah anda dengan pekerjaan

anda?”. Kemudian responden menjawab dengan melingkari suatu bilangan

antara 1-5 yang berpadanan dengan jawaban dari “Sangat Dipuaskan” sampai

“Sangat tidank Dipuasakan”.

b. Skor Penjumlahan (summation score)

Metode ini mengenali unsur-unsur utama dalam suatu pekerjaan dan

menanyakan perasaan karyawan mengenai tiap unsur. Faktor-faktor yang

lazimakan dicakup adalah sifat dasar pekerjaan, penyeliaan, upah sekarang,

kesempatan promosi danhubungan dengan rekan sekerja. Faktor-faktor ini

dinilai pada suatu skala baku dan kemudian di jumlahkan untuk menciptakan

skor kepuasan kerja keseluruhan.

E. Hubungan antara K3 dengan Kepuasan Kerja Karyawan

Karyawan menginginkan keselamatan dan kesehatan kerja agar karyawan

tidak khawatir ditelantarkan oleh perusahaan apabila sewaktu-waktu karyawan

mendapatkan musibah. Hal itu dikarenakan dengan jaminan keselamatan dan

kesehatan kerja, karyawan dapat mengantisipasi keadaan apabila sewaktu-waktu

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karyawan tersebut. Dengan adanya

keselamatan dan kesehatan kerja akan berpengaruh terhadap kepuasan. Hal ini
32

yang dimaksud adanya pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja karyawan akan

memberikan motivasi atau dorongan untuk bekerja dengan baik mengingat adanya

jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan memberikan dukungan untuk

bekerja secara maksimal. Apabila jaminan tersebut mampu memberikan motivasi

kerja, maka upaya untuk menciptakan kerpuasan kerja dapat terwujud.

Salah satu teori Hirarki Kebutuhan Maslow menunjukkan bahwa

kebutuhan rasa aman merupakan salah satu bentuk kebutuhan yang harus dipenuhi

oleh perusahaan. Kebutuhan akan perlindungan dari ancaman, bahaya,

pertentangan, dan lingkungan hidup (Mangkunegara, 2000 : 95). Kebutuhan akan

keamanan dan kesehatan jiwa di tempat kerja membutuhkan alat pelindung,

missal masker bagi tukang las yang diberikan oleh manajer. Pentingnya

memuaskan kebutuhan ini terlihat pada organisasi modern , tempat pimpinan

organisasi mengutamakan keamanan dan keselamatan dengan menggunakan alat-

alat canggih atau pengawalan.. Bentuk lain dari pemuasan kebutuhan ini dengan

memberikan perlindungan asuransi (astek) kepada karyawan.

Kecelakaan kerja akan menimbulkan hal-hal yang sangat negative yaitu

berupa kerugian ekonomis serta dapat pula mengakibatkan penderitaan tenaga

kerja bersangkutan. Lingkungan kerja yang tidak aman dan kurang sehat juga

dapat mengganggu tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Dari

fenomena tersebut, maka perlu sekali adanya usaha-usaha perlindungan terhadap

tenaga kerja. Pemerintah sudah lama merasakan perlunya melaksanakan usaha-

usaha perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Keselamatan dan

Kesehatan Kerja menunjukan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental
33

emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja (Megginson dalam

Mangkunegara, 2000:161). Jadi, adanya jaminan keselamatan dan kesehatan kerja

menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau

kerugian ditempat kerja. Resiko keselamatan kerja merupakan aspek-aspek dari

lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik,

terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan

pendengaran dan secara keseluruhan memberikan arsa puas para karyawan dalam

bekerja. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa jaminan atas

keselamatan dan kesehatan kerja merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi

perusahaan kepada karyawannya. Adanya jaminan keselamatan dan kesehatan

kerja maka akan nenberikan jaminan kenyamanan dalam bekerja dan pada

akhirnya menciptakan kepusan para karyawan dalam bekerja diperusahaan.

Adanya keyakinan bahwa karyawan yang puas akan lebih produktif dari

pada karyawan yang tidak puas merupakan ajaran dasar diantara manajer selama

bertahun-tahun (Robbins, 2001:52). Beberapa faktor yang dapat meningkatkan

kepuasan kerja adalah keselamatan dan kesehatan kerja. Kepuasan kerja yang

tinggi dapat menekan tingkat turn over karyawan dalam suatu perusahaan

sehingga kinerja perusahaan menjadi lebih tinggi. Lingkungan kerja yang tidak

aman atau kurang terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja dari karyawan

akan berdampak negative terhadap kepuasan kerja karyawan karena lingkungan

kerja yang kurang aman dapat meningkatkan resiko kecelakaan dan penyakit

akibat kerja.
34

F. Kerangka Pikir

PT PLN (Persero) Sektor Tello merupakan sebuah perusahaan yang

bergerak dibidang pembangkit tenaga listrik. Perusahaan menyadari pentingnya

akan keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya saat bekerja karena setiap

perusahaan yang berproduksi tentu saja membutuhkan faktor-faktor seperti modal,

sumber daya alam, mesin, teknologi dan semua itu tidak dapat beroperasi tanpa

dikendalikan oleh sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan faktor

produksi yang sangat penting dan dibutuhkan, terutama dalam merencanakan,

melaksanakan dan mengendalikan sehingga menentukan proses produksi itu

sendiri.

Seperti yang telah dijelaskan bahwa dalam usaha menciptakan kepuasan

kerja karyawan dibutuhkan dukungan berbagai pihak serta banyak faktor yang

mempengaruhi. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3). Ketika seorang keryawan/tenaga kerja merasa aman dan

nyaman serta memiliki fisik yang sehat dalam bekerja maka tujuan yang ingin

dicapai oleh perusahaan akan sesuai dengan harapan. Dalam usaha tersebut pihak

perusahaan pun sudah selayaknya ikut serta dalam mengoptimalkan peran K3

tersebut. Hal ini dapat digambarkan dalam kerangka pikir sebagai berikut

PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tello

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (X)

Kepuasan Kerja Karyawan (Y)


35

G. Hipotesis

Diduga bahwa dengan diterapkannya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

di lingkungan kerja PLN (Persero) Sektor Tello, berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan dan berdampak pada peningkatan

kinerja perusahaan.
36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian tentang bagaimana pengaruh program keselamatan dan

kesehatan kerja terhadap Kepuasan Kerja karyawan ini dilakukan di lingkungan

kerja PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tello pada tanggal 02 November

s/d 02 Desember 2015.

B. Metode Pengumpulan Data

1. Kuisioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan untuk diisi dan

dikembalikan atau dapat juga dijawab dibawah pengawasan peneliti (Nasution,

2003:128).

2. Penelitian Pustaka (library research)

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi dan landasan teori

dari berbagai literatur dan media lainnya yang dipakai sebagai acuan pembahasan

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Dalam penulisan ini, jenis data yang digunakan adalah :

a. Data kuantitatif adalah data dari perusahaan yang berupa angka-angka.

b. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk

informasi baik lisan maupun tulisan.

36
37

2. Sumber Data

a. Data Primer , yaitu data yang diperoleh dengan menyebar kuesioner

kepada para karyawan PT. PLN Sektor Tello.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang dapat

dilihat dari dokumentasi perusahaan, buku-buku referensi, dan informasi

lain yang berhubungan dengan penelitian.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2007:72) Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu.

Kesimpulannya, populasi bukan hanya orang tetapi benda-benda alam yang lain.

Populasi juga bukan jumlah yang ada pada objek yang dipelajari tetapi juga

meliputi karakteristik atau sifat maupun pengukuran, baik secara kualititatif

maupun kuantitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek

yang jelas dan lengkap. Tujuan diadakan populasi yaitu agar dapat menentukan

besarnya anggota sampel yang diambil dari anggota sampel dan membatasi

berlakunya daerah generalisasi.

Populasi pada penelitian ini berjumlah 62 karyawan. Di ambil

berdasarkan ruang lingkup penelitian yaitu karyawan unit PLTD dan PLTG.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2007:73-74) Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini adalah teknik probability sampling yaitu teknik sampling
38

yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel. Yang meliputi simple random sampling karena

pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.

Dan penentuan ukuran sampel pada penelitian ini menggunakan rumus

Slovin, dikutip dari (Umar, 2008:78).

n=

1+ N e²

Dimana:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Tolerir kesalahan kesambilan sampel (10%)

Jumlah sampel yang digunakan dapat dihitung sebagai berikut:

62

n=

1 + 62 (0,1²)

n = 38 responden

E. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional pada penelitian adalah unsur penelitian yang terkait

dengan variabel yang terdapat dalam judul penelitian atau yang tercakup dalam

paradigma penelitian sesuai dengan hasil perumusan masalah. Teori ini

dipergunakan sebagai landasan atau alasan mengapa suatu yang bersangkutan


39

memang bisa mempengaruhi variabel tak bebas atau merupakan salah satu

penyebab (J.Supranto,hal 322,2003 ). Definisi operasional pada penelitian adalah

unsur penelitian memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel

(Singarimbun, hal 25, 1995), dimana dalam penelitian ini keselamatandan

kesehatan kerja merupakan variabel bebas dan kepuasan kerja karyawan

merupakan variabel terikat atau variabel tak bebas, adapun variabel penelitiannya

sebagai berikut:

a. Variabel Bebas ( X )

Variabel independent ( bebas )/ Predictor ( Peramal ) adalah variabel

yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas pada penelitian ini adalah

program keselamatan dan kesehatan kerja (X)

b. Variabel Terikat ( Y )

Variabel terikat ( dependent )/ Variabel tidak bebas adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel lain.Variabel terpengaruh dalam penelitian ini adalah

kepuasan kerja ( Y )

c. Hubungan Antar Variabel

Hubungan ini dinyatakan melalui garis anak panah baik satu arah

maupun dua arah. Apabila tidak ada garis berarti tidak hubungan langsung yang di

hipotesakan.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Menurut Umar (2007:52) uji validitas adalah metode pengujian yang

digunakan untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang


40

harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak relevan. Pengujiannya dilakukan

secara statistik, yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program IBM

Stastitical for Product and Service Solution (SPSS) versi 19.

Teknik untuk mengukur validitas kuesioner adalah sebagai berikut

dengan menghitung korelasi antar data pada masing-masing pernyataan dengan

skor total. Item Instrumen dianggap valid jika lebih besar dari 0,3 atau bisa juga

dengan membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel maka valid.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Umar (2008:54) Uji reliabilitas adalah metode pengujian yang

digunakan untuk menetapkan apakah instrument yang dalam hal ini adalah

kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang

sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas

instrumen mencirikan tingkat konsistensi.

Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas 0,6. Pengukuran

validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika instrument yang digunakan

sudah tidak valid dan reliabel maka dipastikan hasil penelitiannya pun tidak akan

valid dan reliabel.

G. Metode Analisis

1. Analisis Regresi Linear Sederhana

Regresi linear sederhana adalah Adalah hubungan secara linear antara

satu variable independen (X) dengan variable dependen (Y). Analisis ini untuk

mengetahui arah hubungan antara variable independen (K3) dengan variable


41

dependen (Kepuasan Kerja karyawan) apakan positif atau negative dan untuk

memprediksi nilai dari variabel dependen (Kepuasan Kerja karyawan) apabila

bilai variabel independen (K3) mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang

digunakan biasanya berskala interval atau rasion. Dengan formulasi sebagai

berikut :

Y = a + bX

Dimana: Y = Variabel dependen (Kepuasan Kerja Karyawan)

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X = Variabel independent (Keselamatan & Kesehatan Kerja)


42

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Berdirinya PT. PLN (Persero) Sektor Tello

Kota Makassar mulai mengenal dan memanfaatkan energi listrik tenaga

uap pada tahun 1914 untuk pertama kali. Pembangkit listrik yang pertama di

Makassar menggunakan mesin uap yang dikelola oleh suatu lembaga yang disebut

Electriciteit Weizen dan berlokasi di pelabuhan Makassar. Kemudian pada tahun

1925 dibangun PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap) dengan kapasitas 2 MW di tepi

sungai Jeneberang daerah Pandang-Pandang, Sungguminasa dan hanya mampu

beroperasi hingga tahun 1957.

Pada tahun 1946, dibangun Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang

berlokasi di bekas lapangan sepak bola Bontoala yang dikelola N.V. Nederlands

Gas Electriciteit Maatschappy (N.V. NEGEM ). Tahun 1949 seluruh pengelolaan

kelistrikan dialihkan ke N.V. Ovesseese Gas dan Electriciteit Gas dan Electriciteit

Maatschappy (N.V. OGEM). Kemudian pada tahun 1957 pengusahaan

ketenagalistrikan di kota Makassar dinasionalisasi oleh Pemerintah RI dan

dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) Makassar namun wilayah operasi

terbatas hanya di kota Makassar dan daerah luar kota Makassar antara lain

Majene, Bantaeng, Bulukumba, Watampone dan Palopo. Untuk pusat

pembangkitannnya ditangani oleh PLN cabang luar kota dan pendistribusiannya

oleh PT. MPS (Maskapai untuk Perusahaan-Perusahaan Setempat). PLN

Makassar inilah kelak merupakan cikal bakal PT. PLN (Persero) Wilayah VIII

sebagaimana yang kita kenal dewasa ini. PLN Pusat membuntuk unit PLN

42
43

Exploitasi VI dengan wilayah kerja meliputi Provinsi Sulawesi Selatan dan

Sulawesi Tenggara yang berkedudukan di Makassar.

Pada tahun 1966 pemerintah melalui PLN membangun dua unit Pusat

Listrik Tenaga Uap karena kebutuhan energi listrik di Makassar dan sekitarnya

semakin meningkat seiring dengan berkembangnya kota Makassar. Pembangunan

tersebut berlokasi di sektor Tello dengan daya yang terpasang 2 x 12,5 MW dan

digunakan untuk mendukung pasokan energi listrik PLTD (Pembangkit Listrik

Tenaga Diesel) Bontoala. Pembangunan selesai pada tahun 1971 dan mulai

dioperasikan setelah diresmikan oleh Soeharto, presiden RI yang menjabat saat

itu.

Pada tahun 1973 dibangun lagi dua unit pembangkit diesel yang

berlokasi di site PLTU Tello dengan daya yang terpasang 2 x 2,84 MW. Seiring

dengan pembangkitan tersebut, kemudian berdasarkan Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No. 01/PRT/1973 tentang Struktur

Organisasi dan Pembagian Tugas Perusahaan Umum, PLN Exploitasi VI berubah

menjadi PLN Exploitasi VIII. Setelah dikeluarkannya peraturan tersebut, maka

pada 1975, Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik mengeluarkan Peraturan

Menteri No. 013/PRT/1975 sebagai pengganti Peraturan Menteri

No.01/PRT/1973 yang di dalamnya disebutkan bahwa perusahaan mempunyai

unsur pelaksana yaitu Proyek PLN Wilayah. Oleh karena itu, Direksi Perum

Listrik Negara menetapkan SK No.010/DIR/1976 yang mengubah sebutan PLN

Exploitasi VIII menjadi PLN Wilayah VIII.


44

Kemudian pada tahun 1976 PLN Wilayah VIII mendapat tambahan satu

unit PLTG (Pusat Listrik Tenaga Gas) Westcan dengan daya yang terpasang 14,46

MW. Pada tahun yang sama di bulan Juli dibentuk unit Sektor Tello yang diberi

nama PLN Wilayah VIII Sektor Tello dengan unit asuhan PLTU Bontoala dan

Gardu Induk/Transmisi.

Perkembangan kota Makassar dan daerah-daerah di sekitarnya turut

berperan mengakibatkan meningkatnya pula kebutuhan akan energi listrik.

Disertai dengan pertumbuhan ekonomi PT. PLN (Persero) Wilayah VIII Sektor

Tello, kemudian secara bertahap terus dibangun unit-unit pembangkit.

Pada tahun 1982 dibangun dua unit PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga

Gas) Alsthom dengan daya yang terpasang 2 x 21,35 MW. Pada tahun 1984

dibangun dua unit PLTD Mitsubishi dengan daya yang terpasang 2 x 12,6 MW.

Tahun 1988 dibangun dua unit PLTD SWD dengan daya terpasang 2 x 12,4 MW.

Dan pada tahun 1997 dibangun dua unit PLTG GE dengan daya terpasang 2 x

33,4 MW.

Setelah memikirkan pembangkitan, maka untuk menyalurkan energi

listrik dari pusat-pusat pembangkit yang berbeda kepada pelanggan, dan juga

untuk menunjang dan mengantisipasi pertumbuhan beban dari daerah-daerah yang

baru dibangun, maka mulai pada tahun 1969, dibangun saluran-saluran transmisi

sistem 30 KV dan gardu induk, yaitu:

1. Tello 30 KV

2. Bontoala

3. Kalukuang
45

4. Sungguminasa

5. Borongloe

6. Mandai

7. Tonasa I

Setelah itu, dilanjutkan lagi dengan membangun saluran transmisi sistem

70 KV, 150 KV dan gardu induk, yaitu:

1. Pangkep

2. Tonasa III

3. Daya 4.

4. Tello 70 KV

5. Tallo Lama

6. Takalar

Dan juga perluasan gardu induk existing

Kemudian pada tahun 1997 pada bulan Agustus, unit PLTD Bontoala

dikeluarkan dari perusahaan. Dan pada Februari 1999 PLN sektor Tello mendapat

tambahan tanggung jawab untuk mengelola unit asuhan PLTD Bulukumba

Pada bulan Juni 2000 nama Sektor Tello berubah menjadi Unit

Pembangkitan I dengan unit asuhan PLTD Bau-Bau dan PLTD Kendari. Untuk

unit asuhan PLTD Bulukumba diserahkan kepada PLN UP, sedangkan unit GI

dan transmisi diserahkan pada PLN UP2B.

Pusat-puat pembangkit pada PT. PLN (Persero) Wilayah VIII beroperasi

dalam sistem kelistrikan Sulawesi Selatan yang interkoneksi dengan PLTA (Pusat

Listrik Tenaga Air) Bakaru dan PLTD yang tersebar, serta dua pembangkit listrik
46

swasta yang masing-masing berada di Kabupaten Pinrang (PLTD Suppa) dan di

Kabupaten Wajo (PLTGU Sengkang).

Pada tanggal 22 Mei 2000, Gardu Induk Panakukang diserahkan kepada

unit pengatur beban dan unit PLTD Bulukumba diserahkan kepada sektor

Bakaru. Hal ini sejalan dengan retruksi di PLN Wilayah VIII Sulselrabar yang

membagi unit pembangkitan, penyaluran dan distribusi agar dikelola secara

tepisah. Kemudian Sektor Tello diserahi tugas menangani unit pembangkit yang

ada di Sulawesi Tenggara, tetapi kemudian tahun 2007 Sektor Kendari terbentuk

untuk menangani pembangkit yang ada di sana. Dan Sektor Tello menangani

pembangkit yang ada di Tello yaitu:

1. PLTU 2 unit

2. PLTG Westcan 1 unit

3. PLTG Alsthom 2 unit

4. PLTG GE 2 unit

5. PLTD Mitsubishi 2 unit

6. PLTD SWD 2 unit

Pada tanggal 31 Mei 2000 PLN Sektor Tello diubah menjadi PT. PLN

(Persero) wilayah Sulselrabar Sektor Tello.

Perubahan dilakukan kembali pada bulan November 2010, Unit PLTD

Selayar yang semula merupakan Unit dari PLN Sektor Bakaru bergabung menjadi

Unit dari PLN Sektor Tello. Pada bulan Mei 2012, Unit PLTU Barru yang semula

merupakan Unit dari PLN Sektor Bakaru bergabung menjadi Unit dari PLN

Sektor Tello.
47

Pembangkit-pembangkit yang berada di PLN Sektor Tello saat ini

umumnya hanya dioperasikan saat-saat beban puncak guna mengantisipasi

kenaikan beban dan memperbaiki mutu tegangan di samping cadangan putar jika

sewaktu-waktu terjadi gangguan sistem.

B. Lokasi Perusahaan

PT. PLN (Persero) Sektor Tello terletak pada bagian timur Kota

Makassar, tepatnya di Jalan Urip Sumoharjo Kilometer 7. Letak PT. PLN

(Persero) yang tidak berada pada pusat kontrol merupakan letak yang cukup

strategis dimana aktivitas PT. PLN (Persero) adalah melakukan produksi untuk

menghasilkan daya, sehingga aktivitas tersebut tidaklah terganggu masyarakat

khususnya di Makassar. Meskipun tidak berada di pusat kota namun PT. PLN

(Persero) Sektor Tello dapat dijangkau dengan mudah melalui transportasi umum

maupun pribadi.

C. Visi dan Misi

1. Visi :

“Diakui sebagai perusahaan kelas Dunia yang bertumbuh kembang,

unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani”.

2. Misi :

a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi

pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat.
48

c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

D. Jumlah Karyawan PT PLN (Persero) Sektor Tello Makassar

Tabel 4.1

Kantor Sektor 53 Orang


PLTG/U Tello 33 Orang
PLTD Tello 29 Orang
Sumber : PT PLN (Persero) Sektor Tello

E. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah rangka yang menunjukkan pekerjaan

wewenang dan tanggung jawab tiap-tiap anggota organisasi, oleh karena itu

struktur organisasi disebut juga bagan atau skema organisasi yang tak lain adalah

gambaran skematis tentang hubungan pekerjaan antara orang-orang yang terdapat

dalam suatu badan atau organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

Hal ini berarti struktur organisasi dalam suatu badan atau instansi

pemerintah/swasta, memerlukan suatu kerjasama dari tiap unit atau sub bagian,

agar berjalan lancer. Berdasarkan struktur organisasi maka dapat diketahui bagian

kerja dalam suatu organisasi, tugas, dan tanggung jawab karyawan, dan hubungan

kerja dari setiap anggota organisasi. Struktur organisasi harus benar dan tersusun

secara teratur sehingga tampak jelas dalam pembagian tugas dan tanggung jawab

yang dapat memudahkan pimpinan dalam mengendalikan suatu organisasi

perusahaan. Berikut struktur organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar

SektorTello:
49

STRUKTUR ORGANISASI
PT PLN (PERSERO) WILAYAH SULSELRABAR SEKTOR PEMBANGKITAN
TELLO
50

PROGRAM KERJA K3 PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN TELLO


TAHUN 2015

TRIWULAN TRIWULAN TRIWULAN


SASARAN I TRIWULAN II III IV
NO KEGIATAN PIC
K3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sosialisasi K3 kepada karyawan dan Asman KEU, SDM Ma Se
Jun Des
Mitra kerja. & ADM / WMK3 r p
2 Pemeriksaan kesehatan bagi
Pegawai yang bekerja pada tempat
Ok
Pencapaian yang mengandung resiko tinggi dan Asman KEU, SDM
t
target dapat mendatangkan Penyakit & ADM
kondisi Akibat Kerja (PAK)
kecelakaan 3 Sertifikasi Boiler / Bejana Tekan Asman OpHar/ Se
1
nihil MHI#1, MHI#2 Enj/ Mn. PLTD p
sampai 4 Pemeriksaan / Pengujian Alat angkat Asman
Se
Desember Crane PLTG & PLTD OpHar/Enj/Mn.PL
p
2015 TD/PLTGU
5 Pemeriksaan dan Pengujian ulang
Asman
Instalasi Petir Gedung Kantor Kit Se
OpHar/Enj/Mn.PL
Tello, Gedung PLTD dan Gedung p
TD/PLTGU
PLTG
51

6 Pengisian ulang APAR dan Asman Enj / Mn.


Ap Se
penggantian APAR yang tidak laik PLTGU /
r p
pakai Mn.PLTD
7 Pengadaan / mengganti Sepatu Asman KEU, SDM
safety yang sudah tidak laik pakai, & ADM/ Mn. Ag
Pengadaan Helm dan Ear Plug PLTGU / Mn. s
PLTD
8 Penggantian Rambu rambu K3 yang Asman KEU, SDM
sudah layak & ADM/ Mn. Ma
PLTGU / Mn. r
PLTD
9 Pemeriksaan dan Pengisian Kotak Asman KEU, SDM
P3K (Bukan Obat Minum) & ADM/ Mn. Ja
Jul
PLTGU / Mn. n
PLTD
10 Pembuatan pagar pembatas wajib Asman KEU, SDM
Ja Fe Ma
APD & ADM/ Asman
n b r
Enjiniring
11 Inhouse training Pelatihan Tanggap Asman KEU, SDM
Darurat (Kebakaran, P3K, Evakuasi) & ADM/ Mn. Me
& SIMULASI Tanggap Darurat. PLTGU / Mn. i
PLTD
12 Audit Internal Tim P2K3 Des
13 Tinjauan Manajemen Tim P2K3 Des
42
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Seperti yang telah dijelaskan pada Bab. 1, bahwa permasalahan yang

dihadapi adalah “Seberapa besar pengaruh Keselamatan dan Kesehatan terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan PT. PLN (Persero) Sektor Tello Makasar?”

Pada bab ini penulis akan membahas Analisis Kuantitatif Pengaruh

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. PLN

(Persero) Sektor Tello Makasar dengan sistematika sebagai berikut :

1) Profil responden

2) Identifikasi Responden

3) Pengujian Kuesioner

4) Analisis Frekuensi Tanggapan Responden

5) Analisis Regresi

A. Profil Responden

Untuk mengetahui reaksi karyawan pada pengaruh keselamatan dan

kesehatan kerja yang diberikan perusahaan terhadap kepuasan kerja karyawan,

maka peneliti menyebarkan kuesioner kepada 35 orang karyawan yang menjadi

sampel dalam penelitian ini.

52
53

B. Identifikasi Responden

1. Identifikasi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.1
Karakteristik Karyawan berdasarkan Jenis Kelamin
Persentase
No Jenis Kelamin Frekuensi
(%)
1 Laki-laki 26 74,3
2 Perempuan 9 25,7
Total 35 100
Sumber : Pengolahan data primer, 2015

Dapat dilihat dari tabel 5.1 sebagian besar responden adalah laki-laki

yaitu berjumlah 26 orang (74,3%), dan 9 orang (25,7%) berjenis kelamin

perempuan. Dapat dilihat bahwa mayoritas responden adalah laki-laki, hal ini

sesuai dengan jenis pekerjaan yang umumnya memerlukan keterampilan teknik

mengoperasikan mesin dan peralatan berat, sehingga laki-laki lebih tepat dan

berpeluang untuk jenis pekerjaan tersebut. Karyawan perempuan umumnya

ditempatkan di bagian quality, finishing, dan pekerjaan yang bersifat

administratif.

2. Identifikasi Responden berdasarkan Status Pernikahan

Tabel 5.2
Karakteristik Karyawan berdasarkan Status Pernikahan
Persentase
No Jenis Kelamin Frekuensi
(%)
1 Menikah 25 71,4
2 Belum Menikah 10 28,6
Total 35 100
Sumber : Pengolahan data primer, 2015

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa 25 orang responden (71,4%)

berstatus menikah, dan 10 orang responden (28,6%) berstatus belum menikah. Hal

ini karena karyawan yang telah berkeluarga mengindikasikan bahwa sebagian


54

besar karyawan mempunyai tanggungan anggota keluarga dan tujuan bekerja

adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehingga akan lebih

bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaannya.

3. Identifikasi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 5.3
Karakteristik Karyawan berdasarkan Tingkat Pendidikan
Persentase
No Tingkat Pendidikan Frekuensi
(%)
1 SMA / Sederajat 11 31,4
2 Diploma I/ II/ III 6 17,1
3 Strata I 18 51,4
Total 35 100
Sumber : Pengolahan data primer, 2015

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa 11 orang responden (31,4%) dengan

tingkat pendidikan SMA/Sederajat, 6 orang responden (17,1%) dengan tingkat

pendidikan Diploma I/ II/ III, 18 responden (51,4%) dengan tingkat pendidikan

Strata I. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan lebih mengutamakan rekrutmen

karyawan yang berlatar belakang Strata I karena manajemen perusahaan

membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berbasis analisa.

4. Identifikasi Responden berdasarkan Tingkat Usia

Tabel 5.4
Karakteristik Karyawan berdasarkan Tingkat Usia
Persentase
No Tingkat Usia Frekuensi
(%)
1 21 - 30 Tahun 14 40,8
2 31 - 40 Tahun 9 25,7
3 41 - 50 Tahun 8 22,9
4 Diatas 50 tahun 4 11,0
Total 35 100
Sumber : Pengolahan data primer, 2015
55

Dilihat dari tabel 5.4, sebanyak 14 orang responden (40,0%) dengan

tingkat usia antara 20 sampai 30 tahun, 9 orang responden (25,7%) dengan tingkat

usia antara 31-40 tahun, 8 orang responden (22,9%) dengan tingkat usia antara 41-

50 tahun, dan 4 orang responden (11,0%) dengan tingkat usia diatas 50 tahun.

Dengan mayoritas karyawan berumur 21 - 30 tahun yang tergolong dalam umur

yang produktif. Dengan demikian mereka bisa bekerja secara optimal untuk

meningkatkan kinerja.

5. Identifikasi Responden berdasarkan Masa Kerja

Tabel 5.5
Karakteristik Karyawan berdasarkan Masa Kerja
Persentase
No Masa Kerja Frekuensi
(%)
1 1 - 5 Tahun 8 22,9
2 6 - 10 Tahun 14 40,0
3 11 - 15 Tahun 5 14,3
4 > 15 Tahun 8 22,9
Total 35 100
Sumber : Pengolahan data primer, 2015

Berdasarkan tabel 5.5, dilihat dari masa kerja, sebanyak 8 orang

responden (22,9%) dengan masa kerja antara 0-5 tahun, 14 orang responden

(40,0%) dengan masa kerja antara 6-10 tahun, 5 orang responden (14,3%) dengan

masa kerja antara 10-15 tahun, dan 8 orang responden (22,9%) dengan masa kerja

diatas 15 tahun.

C. Pengujian Kuesioner

Untuk mengetahui bahwa instrumen dalam penelitian ini merupakan alat

ukur yang akurat dan dapat dipercaya maka diperlukan pengujian data. Pengujian

data yang digunakan meliputi uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk melakukan
56

uji validitas dan uji reliabilitas, penulis menggunakan program IBM Stastitical for

Product and Service Solution (SPSS) versi 16. Variabel yang diuji adalah variabel

bebas (independent) yaitu Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan variabel terikat

(dependent) yaitu Kepuasan Kerja Karyawan. Adapun hasil uji validitas dan

reliabilitas adalah sebagai berikut :

1. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur derajat ketepatan dalam setiap

item pernyataan suatu kuesioner, pernyataan-pernyataan dalam kuesioner dapat

dikatakan valid apabila pernyataan tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang

akan diukur oleh kuesioner tersebut dan apabila nilai korelasi hitung (r hitung)

lebih besar daripada nilai korelasi tabelnya (r tabel). Nilai r hitung adalah nilai-

nilai yang berada dalam kolom “Correlations” pada lembar output spss. Apabila

nilai kolom total correlations > r tabel, maka item pertanyaan tersebut dapat

dikatakan valid.
57

Setelah dilakukan pengolahan data, diperoleh hasil seperti dibawah ini.

dapat dilihat pada tabel 5.6 :

Tabel 5.6
Hasil Uji Validitas Kuesioner
r hitung r Ketera
No Variabel / Pertnyataan table ngan
1 Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (X1)
KK1; KK2; KK3; KK4; KK5; 0,599; 0,759; 0,410; 0,534; 0,334 Valid
KK6; KK7; KK8; KK9; KK10 0,587; 0,686; 0,716; 0,369;
0,613; 0,514
2 Kepuasan Kerja Karyawan
(Y1)
KKn1, KKn2, KKn3, KKn4, 0,569; 0,806; 0,768; 0,678; 0,334 Valid
KKn5, KKn6, KKn7, KKn8, 0,511; 0,763; 0,844; 0,401;
KKn9, KKn10 0,804; 0,766
Sumber : Diolah dari data kuesioner yang terlampir pada lampiran

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa semua item pernyataan

dinyatakan valid yang dibuktikan oleh nilai r hitung lebih besar dari r tabel

(0,334), hal ini berarti seluruh item pernyataan tepat untuk menukur variabel

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X) dan Kepuasan Kerja Karyawan (Y).

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukur dapat diandalkan. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur ketetapan

atau kejituan suatu instrumen. Kuesioner dapat dikatakan reliabel (andal) jika nilai

r alpha positif dan r alpha > 0,6, artinya butir pertanyaan atau variabel tersebut

adalah dapat dipercaya (reliabel).


58

Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 5.7:

Tabel 5.7
Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel r Alpha Keterangan

1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X) 0.779 Reliabel


2 Kepuasan Kerja Karyawan (Y) 0,882 Reliabel
Sumber : Diolah dari data kuesioner yang terlampir pada lampiran

Berdasarkan tabel 5.7, terlihat bahwa nilai alpha dari variabel X dan

variabel Y lebih besar dari 0,6. Hal ini berarti data yang digunakan telah layak

untuk digunakan pada analisis selanjutnya.

D. Analisis Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Item-item

Pernyataan

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner yang telah disebarkan kepada

responden, maka dapat diketahui reaksi karyawan PT. PLN (Persero) Sektor Tello

Makasar dalam pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kepuasan

kerja karyawan yang dilakukan, yaitu meliputi :

1) Tanggapan responden terhadap variabel keselamatan dan kesehatan kerja

2) Tanggapan responden terhadap variabel kepuasan kerja karyawan

Kedua item tersebut disusun dalam bentuk pertanyaan dengan 5 pilihan

jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS),

Sangat Tidak Setuju (STS).

1. Tanggapan Responden Mengenai Variabel Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (X1)

Untuk mengetahui tanggapan responden tentang keselamatan dan

kesehatan kerja karyawan PT. PLN (Persero) Sektor Tello Makasar, instrumen
59

yang digunakan untuk mengukur variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja

adalah kuesioner yang terdiri atas 10 (sepuluh) poin pernyataan terkait

ketersediaan alat perlindungan diri (APD) (X1.1), kelayakan peralatan kerja (X1.2),

pemasangan rambu-rambu di area kerja / bagian peralatan yang berbahaya (X1.3),

pemberian pendidikan dan pelatihan pencegahan kecelakaan (X1.4), efektivitas

hasil pendidikan dan pelatihan (X1.5), kondisi lingkungan kerja (X1.6), pengawasan

yang intensif terhadap pelaksanaan pekerjaan (X1.7), metode / petunjuk kerja

(X1.8), penyediaan obat-obatan sebagai tindakan untuk pertolongan pertama (X1.9),

pemberian jaminan kesehatan (X1.10).

Hasil pengolahan kuesioner ditunjukkan sebagai berikut :

Tabel 5.8
Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Alternatif Jawaban
No Indikator
SS S N TS STS Kategori

1 57,1% 40,0% 2,9% - - Sangat baik


X1.1
2 X1.2 22,9% 65,7% 11,4% - - Baik

3 X1.3 8,6% 65,7% 25,7% - - Baik

4 X1.4 25,7% 57,1% 17,1% - - Baik

5 X1.5 17,1% 62,9% 20,0% - - Baik

6 X1.6 25,7% 62,9% 25,7% - - Baik

7 X1.7 34,3% 31,4% 31,4% 2,9% - Sangat baik

8 14,3% 71,4% 14,3% - - Baik


X1.8
9 X1.9 45,7% 51,4% 2,9% - - Baik

10 X1.10 62,9% 31,4% 5,7% - - Sangat baik

Sumber :Hasilpengolahan kuesioner 2015


60

Dari tabel 5.8 no 1 tentang alat pelindung diri dapat dilihat 57,1%

responden “sangat setuju” akan ketersediaan alat pelindung diri yang diberikan

oleh perusahaan. Artinya penyediaan Alat pelindung Diri (APD) oleh perusahaan

sudah “sangat baik”, karena penggunaan alat pelindung diri sangat diperlukan

untuk melindungi para pekerja terhadap kemungkinan resiko kecelakaan yang

bisa terjadi.

Dari tabel 5.8 no 2, sebanyak 65,7% responden “setuju” bahwa semua

perlatan kerja yang digunakan sudah layak pakai. Artinya peralatan kerja yang

disediakan perusahaan dalam kondisi baik dan layak pakai.

Dari tabel 5.8 no 3, menunjukkan bahwa sebanyak 65,7% orang

responden setuju bahwa area kerja/bagian peralatan yang berbahaya yang ada

pada perusahaan telah dipasang rambu-rambu (tagging) sehingga dapat

mengurangi resiko terjadi kejadian yang tidak di inginkan. Artinya pemasangan

rambu-rambu (tagging) di area kerja sudah terlaksana dengan baik.

Dari tabel 5.8 no 4, dapat dilihat dengan jelas bahwa 57,1% responden

setuju dengan pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada karyawan sebagai

tindakan pencegahan kecelakaan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian

pendidikan dan pelatihan kepada karyawan sebagai tindakan pencegahan

kecelakaan kerja telah terlaksana dengan baik.

Dari tabel 5.8 no 5, sebanyak 62,9% responden setuju bahwa melalui

pendidikan yang diberikan pada karyawan -yawan merasa mampu menjalankan

tugasnya dengan aman sesuai dengan SOP yang diberlakukan dan melalui

pendidikan yang mereka peroleh untuk bertindak aman dan berhati-hati dalam
61

berkerja. Berarti perusahaan sudah memberikan pemahaman mengenai SOP

dalam bekerja dengan baik melalui berbagai pelatihan kerja.

Dari tabel 5.8 no 6 dapat dilihat bahwa 62,9% responden setuju dengan

lingkungan kerja aman, bersih dan sehat diperusahaan. Dengan lingkungan kerja

aman, bersih & sehat maka kesehatan karyawan juga dapat terjamin. Artinya

perusahaan sudah menciptakan jaminan kesehatan dengan menciptakan areakerja

yang aman, bersih dan sehat.

Dari tabel 5.8 no 7 sebanyak 34,3% orang responden sangat setuju

dengan pengawasan yang diberikan perusahaan terhadap pelaksaan pekerjaan. Hal

ini menunjukkan bahwa perlunya tindakan pengawasan pelaksanaan kerja agar

pekerjaan terlaksana dengan baik.

Dari tabel 5.8 no 8 menunjukkan sebanyak 71,4% responden “setuju”

dengan metode/petunjuk kerja yang diberikan akan mempermudah pekerjaan

sehingga akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan dalam perusahaan.

Sesuai dengan standar nasional indonesia (SNI) bahwa metode atau petunjuk kerja

wajib diberikan kepada pekerja agar memudahkan mereka dalam bekerja.

Dari tabel 5.8 no 9 dapat dilihat bahwa 51,4% responden setuju dengan

obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan telah tersedia dalam

perusahaan sehingga apabila terjadi kecelakaan maka dapat mengurangi resiko

penyakit maupun kecelakaan akibat kerja. Serta, penyediaan obat-obatan untuk

P3K oleh perusahaan sudah baik.


62

Dari tabel 5.8 no 10 terlihat bahwa 62,9% responden “sangat setuju”

bahwa setiap karyawan mendapatkan jaminan kesehatan. Artinya perusahaan

sudah menyediakan jaminan kesehatan untuk setiap karyawan dengan sangat baik.

Berdasarkan analisis frekuensi responden yang telah dilakukan,

didapatkan hasil mengenai tanggapan responden terhadap variabel keselamatan

dan kesehatan kerja. Variabel keselamatan dan kesehatan kerja harus dapat

memenuhi indikator membuat kondisi kerja yang aman, pendidikan dan pelatihan

keselamatan dan kesehatan kerja, penciptaan lingkungan kerja yang sehat,

pelayanan kebutuhan karyawan, serta pelayanan Kesehatan

2. Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y1)

Untuk mengetahui tanggapan responden tentang kepuasan kerja

karyawan PT. PLN (Persero) Sektor Tello Makassar, instrumen yang digunakan

untuk mengukur variabel kepuasan kerja karyawan adalah kuesioner yang terdiri

atas 10 (sepuluh) poin pernyataan terkait kenyamanan dan keamanan lingkungan

kerja (Y1.1), kepuasan terhadap peralatan dan fasilitas K3 (Y1.2), kepuasan

terhadap alat-alat kerja (Y1.3), kepuasan terhadap pelatihan keselamatan kerja

(Y1.4), kepuasan terhadap peraturan jam kerja (Y1.5), kepuasan terhadap

kedisiplinan dan penerapan peraturan K3(Y1.6), kepuasan ter hadap kebijakan

perusahaan yang berkaitan dengan K3 (Y1.7), kepuasan terhadap kebijakan cuti

dengan tetap mndapatkan pembayaran cuti(Y1.8), Kepuasan terhadap tunjangan

pengobatan dan perawatan di RS yang diberikan perusahaan (Y1.9), Kepuasan

terhadap fasilitas asuransi jiwa yang diberikan perusahaan (Y1.10).


63

Tabel 5.9

Tanggapan Responden Mengenai Variabel Kepuasan Kerja Karyawan

Variabel Kepuasan kerja


Jawaban
No Indikator
SS S N TS STS Kategori
1 Y1.1 28,6% 57,1% 14,3% - - Sangat puas

2 Y1.2 17,1% 40,0% 37,1% 5,7% - puas

3 Y1.3 37,1% 37,1% 22,9% 2,9% - Sangat puas

4 Y1.4 22,9% 48,6% 28,6% - - puas

5 Y1.5 37,1% 48,6% 14,3% - - puas

6 Y1.6
34,3% 37,1% 25,7% 2,9& - puas

7 Y1.7 14,3% 48,6% 31,4% 5,7% - puas

8 Y1.8 17,1% 60,0% 20,0% 2,9% - puas

9 Y1.9 17,1% 42,9% 37,1 2,9% - puas

10 Y1.10 14,3% 42,9% 42,9% - - puas

Sumber : Hasil pengolahan kuesioner 2015

Dari tabel 5.9 no 1 dapat dilihat bahwa 57,1% responden “setuju”

terhadap kenyamanan dan keamanan lingkungan kerja mempengaruhi kepuasan

kerja karyawan . Artinya jaminan keamanan dan kenyamanan area kerja yang

diberikan oleh perusahaan sudah baik.


64

Dari tabel 5.9 no 2 dapat dilihat bahwa 40,0% responden setuju terhadap

peralatan dan fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja mempengaruhi kepuasan

kerja karyawan. Ini menunjukan bahwa perusahaan telah memberikan fasilitas

keselamatan dan kesehatan kerja yang memadai bagi setiap karyawannya.

Dari tabel 5.9 no 3 diperoleh hasil 37,1% responden merasa puas dengan

alat-alat kerja yang selama ini sudah lengkap dan terawat. Sedangkan 1 orang

responden (2,9) menjawab tidak setuju. Artinya masih ada yang belum merasa

puas terhadap peralatan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

Dari tabel 5.9 no 4 menunjukan bahwa 48,6% responden merasa puas

terhadap pelatihan keselamatan kerja yang diberikan oleh atasan. Hal ini berarti

peruasahaan telah dengan baik dalam pemenuhan pelatihan keselamatan kerja

kepada karyawannya.

Dari tabel 5.9 no 5 diperoleh jawaban 48,6% responden menyatakan

puas dengan peraturan jam kerja yang diberlakukan oleh perusahaan. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan telah memberlakukan peraturan jam kerja di area

kerja dengan baik.

Dari tabel 5.9 no 6 diperoleh jawaban 37,1% responden merasa puas

dengan kedisiplinan dan penerapan peraturan K3 yang diterapkan oleh

perusahaan. Namun 2,9% responden menjawab tidak setuju berarti masih ada

karyawan yang tidak puas dengan kedisiplinan dan penerapan peraturan K3

diperusahaan. Ini merupakan masukan yang penting kedepannya agar

kedisiplinan penerapan K3 di perusahaan menjadi lebih baik.


65

Dari tabel 5.9 no 7 menghasilkan jawaban responden sebanyak 48,6%

merasa puas terhadap kebijakan perusahaan terutama yang berkaitan dengan K3.

Kemudian ada 31,4% responden yang menjawab netral, artinya masih ada

karyawan yang ragu-ragu terhadap kebijakan perusahaan terutama yang berkaitan

dengan K3.

Dari tabel 5.9 no 8 dapat dilihat 60,0% responden merasa puas dengan

kebijakan cuti sakit dengan tetap mendapatkan pembayaran gaji. Halini

menunjukkan bahwa pemenuhan hak –hak karyawan oleh perusahaan sudah

terbilang baik.

Dari tabel 5.9 no 9 tentang tunjangan pengobatan dan perawatan di RS

yang diberikan perusahaan dapat dilihat bahwa 42,9% responden merasa puas

dengan tunjangan pengobatan dan perawatan di RS yang diberikan perusahaan

Namun masih banyak juga yang ragu terhadap tunjangan pengobatan dan

perawatan di RS yang diberikan perusahaan dapat dilihat dari 37,1% responden

menjawab netral. Kemungkinan besar hal ini dipengaruhi oleh masih kurangnya

sosialisasi perusahaan terhadap setiap karyawan.

Dari tabel 5.9 no 10 tentang fasilitas asuransi jiwa yang diberikan

perusahaan dapat dilihat bahwa 42,9% responden merasa puas terhadap fasilitas

asuransi jiwa yang diberikan perusahaan. Namun masih banyak juga yang ragu

terhadap fasilitas asuransi jiwa yang diberikan perusahaan dapat dilihat dari

42,9% responden menjawab netral. Kemungkinan besar hal ini dipengaruhi oleh

masih kurangnya sosialisasi perusahaan terhadap setiap karyawan.


66

Dari hasil analisis frekuensi terhadap variabel dependen yaitu kepuasan

kerja karyawan, dapat diketahui dari hasil jawaban responden bahwa karyawan

yang telah menerapkan prinsip kepuasan kerja dalam melaksanakan pekerjaannya.

Hal tersebut didasarkan dari indikator kepuasan kerja yaitu kondisi kerja,

pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja, jangka waktu pekerjaan, kebijakan

cuti, tunjangan dan asuransi yang diberikan perusahaan.

Dari kesimpulan analisis frekuensi terhadap kedua variabel tersebut,

dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara keselamatan & kesehatan kerja

dan kepuasan kerja karyawan. Diantaranya peralatan untuk menghindari

kecelakaan, lingkungan kerja aman bersih, serta jaminan sosial yang diberikan

dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.

3. Analisis Regresi Linear Sederhana

Berdasarkan anasilis data yang menggunakan perhitungan regresi

sederhana dengan program IMB Statistical For Product and Service Solution

(SPSS) vesi 16, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 5.10
Koefisien Regresi Sederhana

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 8,884 9,119 0,974 ,002
KKTOTAL ,720 ,218 ,499 3306 ,002
a. Dependent Variable: kepuasan kerja TOTAL
Sumber: Pengolahan data primer, 2015
67

Berdasarkan hasil Pengolahan data primer, pada hasil analisis regresi

sederhana pada tabel 5.10, dapat diketahui persamaan regresinya sebagai berikut :

Y = 8,884 + 0,720X

a. Konstanta sebesar 8,884

Artinya bahwa jika tidak menerapkan program keselamatan dan

kesehatan kerja (X), maka tingkat kepuasan kerja sebesar 8,884.

b. Koefisien regresi 0,720

Artinya jika perusahaan PT. PLN (Persero) Sektor Tello Makassar

menaikkan program keselamatan dan kesehatan kerja (X) kepada para

karyawannya sebagai satu satuan maka diperkirakan dapat meningkatkan

kepuasan kerja karyawan sebesar 0,720 satuan dengan asumsi faktor lain

konstan.

Tabel 5.11
Koefisien Korelasi dan Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square the Estimate Watson
1 ,499a ,249 ,226 4,672 2,235

a. Predictors: (Constant), KKTOTAL


b. Dependent Variable: KKnTOTAL
Sumber: Pengolahan data primer, 2015

Berdasarkan Pengolahan data primer, diatas dapat diketahui nilai dari

korelasi dan koefisien determinasi yang dapat digunakan untuk mengetahui

besarnya proporsi variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.

Nilai koefisien korelasi sebesar 0,499 bertanda positif, ini berarti terdapat

korelasi atau hubungan yang cukup kuat antara variabel keselamatan dan
68

kesehatan kerja dengan kepuasan kerja karyawan di PT. PLN (Persero) Sektor

Tello Makassar. Semakin baik program keselamatan dan kesehatan kerja yang ada

diperusahaan, maka akan semakin besar pula pengaruhnya terhadap kepuasan

kerja karyawan.

Nilai koefisien determinasi R Square sebesar 0,226 menunjukkan bahwa

22,6% variasi variable kepuasan kerja dapat dijelaskan oleh variabel keselamatan

dan kesehatan kerja, dan sisanya sebesar 0,774 atau 77,4 % (100%-22,6%)

dijelaskan oleh variabel – variabel lain yang tidak diteliti. Jadi pengaruh program

keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT PLN

(Persero) Sektor Tello Makassar sebesar 22,6%.

Tabel 5.12

ANOVAb
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 238,495 1 238,495 10,927 ,002a
Residual 720,248 33 31,826
Total 958,743 34
a. Predictors: (Constant), Keselamatan&KesehatanTOTAL
b. Dependent Variable: kepuasan kerja TOTAL
Sumber: Pengolahan data primer, 2015

Berdasarkan tabel 5.12 diatas, yang menunjukkan hasil uji ANOVA atau F

Test bahwa hasil F hitung sebesar 10,927 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,002.

Nilai F hitung (10,927)>F table (4,00), dan nilai sig lebih kecil dari nilai

probabilitas 0,05 atau nilai 0,002<0,05; maka Ho diterima, berarti secara bersama

– sama (simultan) keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan

terhadap kepusana kerja karyawan pada PT PLN (Persero) Sektor Tello Makassar.
69

Kesimpulan Analisis Pengaruh Variabel Independen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja terhadap Variabel Dependen Kepuasan Kerja

Karyawan PT. PT PLN (Persero) Sektor Tello

Berdasarkan tabel 5.10 dari perhitungan menunjukkan bahwa nilai

koefisien regresi 0,720 ini menunjukkan bahwa jika perusahaan PT. PLN

(Persero) Sektor Tello Makassar menaikkan program keselamatan dan kesehatan

kerja (X) kepada para karyawannya sebagai satu satuan maka diperkirakan dapat

meningkatkan kepuasan kerja karyawan sebesar 0,720 satuan dengan asumsi

faktor lain konstan.

Kemudian pada tabel 5.11 nilai koefisien determinasi R Square sebesar

0,226 menunjukkan bahwa 22,6% variasi variable kepuasan kerja dapat dijelaskan

oleh variabel keselamatan dan kesehatan kerja, dan sisanya sebesar 0,774 atau

77,4 % (100%-22,6%) dijelaskan oleh variabel – variabel lain yang tidak diteliti.

Jadi pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja

karyawan pada PT PLN (Persero) Sektor Tello Makassar sebesar 22,6%..

Hasil F hitung sebesar 10,927 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,002.

Nilai F hitung (10,927)>F tabel (4,00), dan nilai sig lebih kecil dari nilai

probabilitas 0,05 atau nilai 0,002<0,05; maka Ho diterima, berarti secara bersama

– sama (simultan) keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan

terhadap kepusana kerja karyawan pada PT PLN (Persero) Sektor Tello Makassar.
70

E. Pembahasan

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (X) secara simultan dan parsial mempunyai pengaruh dan

hubungan yang signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y).

 Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X) terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan (Y)

Berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan, variabel Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (X) mempunyai koefisien regresi 0,720, F hitung sebesar

10,927 dengan probabilitas sebesar 0,002, karena probabilitas kurang dari 0,05

maka secara parsial variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X) mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y).

Berdasarkan pendapat Mangkunegara (2000:161) memberikan pengertian

atas keselamatan dan kesehatan kerja, yaitu pengertian kedua istilah keselamatan

dan kesehatan kerja karyawan dalam bidang kepegawaian dibedakan.

Keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan,

kerusakan, atau kerugian ditempat kerja. Resiko keselamatan kerja merupakan

aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan

aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh,

penglihatan, dan pendengaran. Kesehatan kerja menunjukan kondisi yang bebas

dari gangguan fisik, mental, emosi, atau rasa sakit yang disebabkan lingkungan

kerja. Resiko kesehatan kerja merupakan faktor-faktor dilingkungan kerja yang

bekerja melebihi periode yang telah ditentukan. Lingkungan kerja dapat

menyebabkan stres emosi dan gangguan fisik.


71

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa keselamatan

dan kesehatan kerja pada dasarnya merupakan upaya perusahaan untuk

memberikan rasa aman kepada karyawaan terkait dengan aktivitas yang dilakukan

di perusahaan. Hal itu menunjukkan bahwa jaminan atas keselamatan dan

kesehatan kerja merupakan upaya perusahaan agar karyawan dapat bekerja secara

maksimal diperusahaan melalui tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan dan

jaminan kesehatan karyawan.

Apabila seorang karyawan bekerja dengan keadaan aman, nyaman, sehat

jasmani, maka dorongan dari dalam dirinya untuk menghasilkan produktivitas

yang tinggi dapat dicapai. Produktivitas yang tinggi merupakan wujud dari adanya

kepuasan kerja yang tinggi pula. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

dukungan keselamatan dan kesehatan kerja tentu saja akan menciptakan kepuasan

kerja karyawan.

Dari penelitian yang dilakukan didapatkan informasi bahwa penerapan

keselamatan dan kesehatan kerja di PT. PLN (Pesero) Sektor Tello sudah

dilakukan dengan baik. Para responden menyebutkan bahwa perusahaan telah

memberikan fasilitas yang memadai untuk terjaganya keselamatan dan kesehatan

dari para karyawan, yaitu dengan adanya pelatihan keselamatan kerja, jaminan

pemeliharaan kesehatan, ketersediaan sarana kesehatan, kebersihan lingkungan,

terpeliharanya peralatan kerja, penggunaan APD, kemampuan yang sesuai dengan

beban kerja, kondisi kesehatan karyawan, pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Maka dari itu dapat ditarik kesimpulan bahwa Kepuasan Kerja Karyawan
72

mempunyai pengaruh yang signifikan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Karyawan.

hal ini bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada

karyawan dalam melakukan pekerjaannya sehingga karyawan dapat bekerja

dengan tenang, yang pada akhirnya dapat menciptakan Kepuasan Kerja

Karyawan.

Dengan lebih memperhatikan Keselamatan Kerja dari setiap karyawan

serta dengan tetap menjaga Kesehatan Kerja maka secara otomatis Kepuasan

Kerja Karyawan akan lebih meningkat pula.

Bagi peneliti lain yang melakukan penelitian dengan judul atau masalah

yang sama hendaknya lebih menggali lagi dan mempelajari variabel yang lebih

berpengaruh terhadap kepuasan kerja.


73

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya berkaitan dengan

seberapa besar pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja

karyawan PT. PLN (Persero) Sektor Tello Makassar, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

Variabel keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh secara signifikan

dan positif terhadap variabel kepuasan kerja karyawan. Hal ini terbukti dengan

hasil perhitungan SPSS yang menyatakan bahwa nilai F hitung lebih besar dari

nilai Ftabel, dan nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas maka Ho diterima dan

disimpulkan bahwa pelaksanaan keselamtan dan kesehatan kerja berpengaruh

terhadap kepuasan kerja pada karyawan PT PLN (Persero) Sektor Tello Makassar.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka saran atau

rekomendasi yang dapat diberikan sehubungan dengan judul yaitu pengaruh

keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan PT. PLN

(Persero) Sektor Tello Makassar adalah sebagai berikut:

Perusahaan harus mempertahankan keselamatan dan kesehatan kerja

yang ada pada perusahaan dan telah diterapkan selama ini, agar kepuasan kerja

karyawan tetap berada pada tingkat yang tinggi. Dan perusahaan harus senantiasa

menyediakan alat pelindung diri menurut ketentuan batas waktu agar selalu dalam
74

kondisi layak pakai sehingga dapat melindungi karyawan dan mencegah kejadian

yang tidak diinginkan.

Kemudian departemen keselamatan dan kesehatan kerja (HSE) harus

secara berkala memberikan pelatihan dan pendidikan mengenai sistem prosedur

kerja, audit keselamatan, pemakaian alat pelindung diri, sistem inspeksi dan

pemeliharaan peralatan. Hal ini yang paling penting ialah menciptakan kesadaran

yang tinggi kepada semua karyawan terhadap pentingnya keselamatan dan

kesehatan kerja. Kesadaran yang dimiliki setiap karyawan mampu mendukung

tercapainya tujuan program keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan yaitu

mencegah dan mengurangi kecelakaan akibat kerja. Kesadaran dari para pekerja

tentang keselamatan dan kesehatan kerja harus ditingkatkan karena pada

umumnya kecelakaan-kecelakaan kerja yang terjadi adalah faktor kelalaian

pekerja itu sendiri.

Dan perusahaan perlu memberikan sanksi yang tegas kepada karyawan

yang melanggar aturan-aturan keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini

dimaksudkan agar karyawan lebih disiplin dan juga untuk menghindari terjadinya

kecelakaan atau kerusakan akibat kerja.


75

DAFTAR PUSTAKA

Dessler, gary, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusi edisi kesepuluh. Jakarta :
PT Indeks

Hanggraeni, Dwi, 2012. Manajemen Sumber Daya manusia. Jakarta: Lembaga


Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia

Ishardian, Gilang. 2010. Pengaruh Kondisi Kerja Dan Keselamatan Kerja


Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Dipo Lokomotif Daop IV. Semarang.
Universitas Negeri Semarang. Diambil pada 25 September 2012 dari
http://lib.unnes.ac.id/5238/1/8635A.pdf

Jacson, Randall S Schuler dan Steve Werner, 2011. Pengelolaan Sumber Daya
Manusia edisi kesepuluh. Jakarta: Salemba

Kusuma, Ibrahim Jati. 2010. Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan


Kerja Karyawan PT Bitratex Industries. Semarang.Universitas Diponegoro

Luthans, Fred. 2006. Prilaku Organisasi edisi 10. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia


Perusahaan. Bandung: PT Remaja Ros Dakarya.

Robins, Stepent P. dan Timoty A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi.


Jakarta:Salemba Empat.

Saputra, Dody. 2012. Analisis Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT. DyStar Colours Indonesia.
Institut Pertanian Bogor. Diambil pada 29 September 2012 dari
repository.ipb.ac.id/handle/123456789/57093

Sari, Atika Puspita. 2013 Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan


Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pada Karyawan Engineering
BP Tangguh, Teluk Bintuni. Papua. Universitas Indonesia

Sugiyono, Prof. Dr. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta

Sulistyarini, Wahyu Ratna. 2006. Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan


Kerja terhadap Produktivitas Karyawan Pada CV Sahabat Klaten. Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri. Diambil pada 20 September 2012 dari
idb4.wikispaces.com/file/view/rd4005.pdf
76

Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana


Prenada Media Group.

Suwarno, Prof. H. Bambang. 2005. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika.
Bandung: Penerbit Alfabeta.

Umar, Dr. Husein. 2008. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan.
Jakarta: Penerbit Rajagrafindo Persada
DAFTAR PUSTAKA

Dessler, gary, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusi edisi kesepuluh. Jakarta :
PT Indeks

Hanggraeni, Dwi, 2012. Manajemen Sumber Daya manusia. Jakarta: Lembaga


Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia

Jacson, Randall S Schuler dan Steve Werner, 2011. Pengelolaan Sumber Daya
Manusia edisi kesepuluh. Jakarta: Salemba
Kusuma, Ibrahim Jati. 2010. Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Karyawan PT Bitratex Industries. Semarang.Universitas Diponegoro

Luthans, Fred. 2006. Prilaku Organisasi edisi 10. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia


Perusahaan. Bandung: PT Remaja Ros Dakarya.

Robins, Stepent P. dan Timoty A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi.


Jakarta:Salemba Empat.

Sari, Atika Puspita. 2013 Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan


Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pada Karyawan Engineering
BP Tangguh, Teluk Bintuni. Papua. Universitas Indonesia

Sugiyono, Prof. Dr. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta

Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana


Prenada Media Group.

Suwarno, Prof. H. Bambang. 2005. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika.
Bandung: Penerbit Alfabeta.

Umar, Dr. Husein. 2008. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta:
Penerbit Rajagrafindo Persada

http://www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-dan-faktor-yang-mempengaruhi-
kepuasan-kerja.html. (diakses pada Juni 2015)

http://www.academia.edu/4484430/Teori_Kepuasan_Kerja. (diakses pada Juni 2015)

https://html2-f.scribdassets.com/8zb2xzsyww2ulgbu/images/6-cee48f1db0.jpg. (diakses
pada Juni 2015)

http://eprints.uny.ac.id/16922/1/skripsi.pdf

37
Jakarta -Keselamatan dan perlindungan tenaga kerja di Indonesia ternyata masih
minim. Ini terlihat dari banyaknya jumlah kecelakaan kerja di 2011 dengan
jumlah 96.400 kecelakaan.

"Ada 96.400 kecelakaan kerja yang terjadi di tahun 2011 akibat tragedi
kecelakaan kerja yang sering terjadi," kata Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Muhaimin Iskandar saat ditemui detikFinance di kantornya,
Jakarta, Selasa (16/10/2012).

Dari 96.400 kecelakaan kerja yang terjadi, sebanyak 2.144 diantaranya


tercatat meninggal dunia dan 42 lainnya cacat. Muhaimin mengakui sampai
dengan September 2012 angka kecelakaan kerja masih tinggi yaitu pada
kisaran 80.000 kasus kecelakaan kerja.

"Sampai September 2012, sekitar 80.000 kasus kecelakaan," katanya.

Data Internasional Labor Organization (ILO) seperti dipaparkan Muhaimin,


dalam rentan waktu rata-rata per tahun terdapat 99.000 kasus kecelakaan
kerja dan 70% di antaranya berakibat fatal yaitu kematian dan cacat seumur
hidup. Total kerugian sangat banyak, yaitu Rp 280 triliun. "Rata-rata per
tahun total kerugian mencapai Rp 280 triliun," tuturnya.

Muhaimin mengajak semua perusahaan untuk melakukan pengamanan pada


sektor tenaga kerja dengan menambah anggaran keselamatan kerja para
tenaga kerjanya dan penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang
selama ini masih dipandang lemah.

"Yang paling banyak menelan korban itu adalah pekerjaan konstruksi,


kenyamanan, dan pengamanan para tenaga kerja itu penting, salah satu yang
harus dilakukan adalah menambah anggaran di setiap perusahaan agar
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bisa dijalankan secara optimal,"
tutupnya.

38
LAMPIRAN
Lampiran 1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP

KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO)

SEKTOR TELLO MAKASSAR

Bersama kuesioner ini, saya mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan

Manajemen Universitas Sriwijaya sedang menyusun sebuah skripsi sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, maka sangat dibutuhkan

pendapat berupa jawaban kuesioner darti Bapak/Ibu untuk melengkapi penelitian

ini. Jawaban dari Bapak/Ibu selanjutnya akan diolah untuk menghasilkan hasil

penelitian dengan judul “Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap

kepuasan kerja Karyawan PT. PLN (Persero) Sektor Tello Makassar”. Besar

harapan saya, kiranya Bapak/Ibu bersedia mengisi kuesioner ini dengan sejujur-

jujurnya. Atas bantuan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih dan selamatan

mengisi kuesioner ini.

1
Petunjuk:

Isilah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat mulai dari bagian identitas

sampai bagian tabel pertanyaan terakhir (Tabel 2. kepuasan kerja Karyawan).

Pertanyaan-pertanyaan dalam bagian identitas diisi pada tempat yang disediakan,

dan pertanyaan-pertanyaan dalam bagian tabel daftar pertanyaan diisi dengan

memberikan tanda checklist (√) pada kolom pilihan jawaban anda. Dan setiap

pertanyaan hanya membutuhkan satu jawaban saja.

Identitas Responden:
Jenis Kelamin : ⃝ Laki-Laki ⃝ Perempuan

Status Pernikahan : ⃝ Menikah ⃝ Belum Menikah

Tingkat Pendidikan : ⃝ Di Bawah SMA/Sederajat ⃝ Strata I (S1)/Sederajat

⃝ SMA/Sederajat ⃝ Strata II (S2)/Sederajat

⃝ Diploma I / II / III / IV ⃝ Strata III (S3)/Sederajat

Tingkat Usia : ⃝ 20 Tahun Sampai 30 Tahun ⃝ 40 Sampai 50 Tahun


⃝ 30 Sampai 40 Tahun ⃝ Di Atas 50 Tahun
Masa Kerja : ⃝ 0 – 5 Tahun ⃝ 11 - 15 Tahun
⃝ 6 - 10 Tahun ⃝ Diatas 15 Tahun

Tabel Daftar Pertanyaan

Keterangan:

Sangat Setuju (SS) = skor 5

Setuju (S) = skor 4

Netral (N) = skor 3

Tidak Setuju (TS) = skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) = skor 1


Tabel 1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

SS S N TS STS
No Pertanyaan
5 4 3 2 1
1 Perusahaan selalu menyediakan Alat Pelindung Diri
(APD) seperti helm, sepatu boots, sarung tangan,
masker, dll yang dapat menghindarkan saya dari
kecelakaan kerja

2 Semua peralatan kerja dalam kondisi baik dan layak


pakai.

3 Semua area kerja / bagian dari peralatan yang


berbahaya telah diberi rambu-rambu (tagging)

4 Perusahaan memberikan pendidikan dan pelatihan


bagi setiap karyawan untuk tindakan pencegahan
kecelakaan kerja

5 Melalui pendidikan yang saya peroleh, saya dapat


menjalankan tugas dengan aman sesuai dengan SOP
yang berlaku

6 Setiap karyawan yang bekerja berada dalam kondisi


lingkungan kerja yang aman, bersih dan sehat

7 Perusahaan melakukan pengawasan secara lebih


intensif terhadap pelaksanaan pekerjaan saya
8 Perusahaan memberikan metode/ petunjuk kerja yang
dapat mempermudah pekerjaan saya

9 Perusahaan menyediakan obat-obatan untuk


pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan kerja

10 Perusahaan memberikan jaminan kesehatan kepada


setiap karyawan
Tabel 2. Kepuasan Kerja Karyawan

Jawaban

No Pertanyaan SS S N TS STS

5 4 3 2 1

1 Saya merasa puas terhadap kenyamanan dan


keamanan lingkungan kerja saya
2 Saya merasa puas terhadap peralatan kerja dan
fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja
3 Saya merasa puas dengan alat-alat kerja yang selama
ini sudah lengkap dan terawat
4 Saya merasa puas terhadap pelatihan keselamatan
kerja yang diberikan oleh atasan
5 Saya merasa puas dengan peraturan jam kerja yang
diberlakukan oleh perusahaan
6 Saya merasa puas dengan kedisiplinan dan penerapan
peraturan K3 oleh perusahaan

7 Saya merasa puas terhadap kebijakan perusahaan


terutama yang berkaitan dengan K3
8 Saya merasa puas dengan kebijakan cuti sakit dengan
tetap mendapatkan pembayaran gaji
9 Saya merasa puas terhadap tunjangan pengobatan dan
perawatan di RS yang diberikan perusahaan
10 Saya merasa puas terhadap fasilitas asuransi jiwa
yang diberikan perusahaan

Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu yang telah bersedia meluangkan waktu

untuk mengisi kuesioner ini. Semoga Bapak/Ibu sukses selalu dan semoga hasil

penelitian ini dapat bermanfaat.


Lampiran 2
Data Frekuensi Responden

Keterangan:

Jenis Status Tingkat Tingkat Masa


Responden
Kelamin Pernikahan Pendidikan Usia Kerja
1 1 1 4 1 2
2 1 1 2 1 2
3 1 1 3 4 4
4 2 2 4 1 1
5 1 2 4 1 1
6 1 1 2 4 4
7 1 1 2 4 4
8 1 2 3 1 2
9 1 1 4 1 2
10 2 1 4 2 2
11 1 1 4 2 2
12 1 1 2 4 4
13 1 1 2 3 4
14 2 1 2 3 3
15 1 1 4 1 2
16 1 2 2 2 2
17 1 1 3 1 1
18 1 2 3 1 1
19 1 1 2 3 1
20 1 1 3 3 4
21 1 2 2 1 2
22 1 1 4 2 3
23 2 2 3 1 1
24 2 2 4 1 1
25 2 2 4 1 1
26 1 1 2 3 4
27 1 1 4 1 2
28 1 1 4 2 3
29 1 1 4 2 3
30 2 2 4 3 3
31 1 2 4 2 2
32 2 2 4 2 2
33 1 2 4 2 2
34 1 2 2 3 4
35 2 1 4 4 3
• Jenis Kelamin:
1. Laki-Laki • Tingkat Usia:

2. Perempuan 1. 20-30 Tahun


2. 31-40 Tahun
• Status Pernikahan: 3. 41-50 Tahun
1. Menikah 4. >50 Tahun
2. Belum Menikah
• Masa Kerja:
• Tingkat Pendidikan: 1. 0-5 Tahun
1. Dibawah SMA/Sederajat 2. 6-10 Tahun
2. SMA/Sederajat 3. 11-15 Tahun
3. Diploma I/II/III 4. >15 Tahun
4. Strata I (S1)
5. Strata II (S2)
6. Strata III (S3)
Lampiran 3
Frekuensi Identitas Responden

Frequencies

Statistics
Jenis Status Tingkat Tingkat
Kelamis Pernikahan Pendidikan Usia Masa Kerja
N Valid 35 35 35 35 35
Missing 0 0 0 0 0
Mean 1.26 1.29 3.20 2.06 2.37
Std. Error of Mean .075 .077 .152 .178 .184
Median 1.00 1.00 4.00 2.00 2.00
Mode 1 1 4 1 2
Std. Deviation .443 .458 .900 1.056 1.086
Variance .197 .210 .812 1.114 1.182
Skewness 1.162 .992 -.420 .517 .351
Std. Error of Skewness .398 .398 .398 .398 .398
Kurtosis -.693 -1.082 -1.676 -1.000 -1.132
Std. Error of Kurtosis .778 .778 .778 .778 .778
Range 1.00 1.00 2.00 3.00 3.00
Minimum 1.00 1.00 2.00 1.00 1.00
Maximum 2.00 2.00 4.00 4.00 4.00
Sum 44.00 45.00 112.00 72.00 83.00
Percentiles 25 1.00 1.00 2.00 1.00 2.00
50 1.00 1.00 4.00 2.00 2.00
75 2.00 2.00 4.00 3.00 3.00

Frequency Table

Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-laki 26 74.3 74.3 74.3

Perempuan 9 25.7 25.7 100.0

Total 35 100.0 100.0

Status Pernikahan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Menikah 25 71.4 71.4 71.4

Belum Menikah 10 28.6 28.6 100.0

Total 35 100.0 100.0


Tingkat Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid SMA 11 31.4 31.4 31.4

Diploma I/II/III 6 17.1 17.1 48.6

Strata I (SI) 18 51.4 51.4 100.0

Total 35 100.0 100.0

Tingkat Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 20 - 30 14 40.0 40.0 40.0

31 - 40 9 25.7 25.7 65.7

41 - 50 8 22.9 22.9 88.6

> 50 4 11.4 11.4 100.0

Total 35 100.0 100.0

Masa Kerja
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 0- 5 8 22.9 22.9 22.9

6 - 10 14 40.0 40.0 62.9

11 - 15 5 14.3 14.3 77.1

> 15 8 22.9 22.9 100.0

Total 35 100.0 100.0


Lampiran 4

Data Kuesioner Variabel X


Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Respon- KK
KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7 KK8 KK9 KK10
den TOTAL
1 5 5 4 4 5 4 3 4 5 5 44
2 5 4 4 4 3 5 4 5 4 5 43
3 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 46
4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 37
5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 45
6 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 47
7 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 43
8 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 43
9 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 42
10 5 3 4 4 3 3 3 4 5 5 39
11 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 37
12 4 4 3 5 4 4 3 3 4 4 38
13 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 48
14 3 3 4 3 3 3 2 4 3 4 32
15 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 43
16 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 42
17 5 4 4 5 4 4 3 4 5 5 43
18 5 3 4 3 3 3 5 4 5 5 40
19 4 4 3 5 4 4 3 3 4 5 39
20 5 4 3 4 4 4 5 5 5 5 44
21 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 44
22 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 43
23 5 3 4 3 3 3 3 4 5 4 37
24 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 47
25 4 4 3 5 4 4 4 3 4 5 40
26 5 4 4 3 3 4 3 4 5 5 40
27 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 48
28 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 45
29 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 39
30 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 38
31 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 38
32 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 42
33 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
34 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 39
35 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 45
Data Kuesioner Variabel Y
Kepuasan Kerja Karyawan
Respon- KKn KKn KKn KKn KKn KKn KKn KKn KKn KKn KKn
den 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 TOTAL
1 4 3 5 4 5 5 4 4 3 3 40
2 4 3 3 4 3 3 3 5 3 3 34
3 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 46
4 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 28
5 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 33
6 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 44
7 4 3 4 4 5 4 3 4 4 5 40
8 4 3 4 3 5 4 3 5 3 3 37
9 4 4 4 4 5 4 3 4 3 3 38
10 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 37
11 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 33
12 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 34
13 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 40
14 4 2 3 3 4 3 2 4 2 3 30
15 5 4 5 3 4 5 4 5 4 4 43
16 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 41
17 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 43
18 4 3 2 3 3 2 3 4 3 3 30
19 4 3 5 4 4 5 3 4 3 4 39
20 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 32
21 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 45
22 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 47
23 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 32
24 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 46
25 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 45
26 3 4 5 4 5 5 4 3 4 4 41
27 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 43
28 3 4 5 4 5 5 4 3 4 4 41
29 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 45
30 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 36
31 4 3 5 4 5 5 4 4 3 3 40
32 4 3 3 4 3 3 3 5 3 3 34
33 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 46
34 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 38
35 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41
Lampiran 5

Hasil Uji Validitas Variabel X (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Correlations

KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7 KK8 KK9 KK10 KKTOTAL
** *
KK1 Pearson Correlation 1 .255 .208 .189 .124 .112 .268 .290 .833 .351 .599**
Sig. (2-tailed) .140 .229 .277 .479 .521 .120 .091 .000 .039 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
KK2 Pearson Correlation .255 1 .061 .510** .808** .792** .403* .000 .297 .276 .759**
Sig. (2-tailed) .140 .728 .002 .000 .000 .016 1.000 .083 .109 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
* **
KK3 Pearson Correlation .208 .061 1 -.117 -.069 .074 .339 .477 .239 .241 .410*
Sig. (2-tailed) .229 .728 .504 .692 .673 .046 .004 .167 .164 .014
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
** ** *
KK4 Pearson Correlation .189 .510 -.117 1 .500 .414 .205 -.165 .217 .279 .534**
Sig. (2-tailed) .277 .002 .504 .002 .013 .238 .344 .210 .105 .001
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
KK5 Pearson Correlation .124 .808** -.069 .500** 1 .622** .376* -.088 .134 -.037 .587**
Sig. (2-tailed) .479 .000 .692 .002 .000 .026 .616 .442 .833 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
** * ** **
KK6 Pearson Correlation .112 .792 .074 .414 .622 1 .502 .090 .075 .229 .686**
Sig. (2-tailed) .521 .000 .673 .013 .000 .002 .606 .668 .185 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
KK7 Pearson Correlation .268 .403* .339* .205 .376* .502** 1 .426* .262 .167 .716**
Sig. (2-tailed) .120 .016 .046 .238 .026 .002 .011 .128 .338 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
KK8 Pearson Correlation .290 .000 .477** -.165 -.088 .090 .426* 1 .195 .000 .369*
Sig. (2-tailed) .091 1.000 .004 .344 .616 .606 .011 .263 1.000 .029
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
** **
KK9 Pearson Correlation .833 .297 .239 .217 .134 .075 .262 .195 1 .441 .613**
Sig. (2-tailed) .000 .083 .167 .210 .442 .668 .128 .263 .008 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
KK10 Pearson Correlation .351* .276 .241 .279 -.037 .229 .167 .000 .441** 1 .514**
Sig. (2-tailed) .039 .109 .164 .105 .833 .185 .338 1.000 .008 .002
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
** ** * ** ** ** ** * ** **
KKTOTAL Pearson Correlation .599 .759 .410 .534 .587 .686 .716 .369 .613 .514 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .014 .001 .000 .000 .000 .029 .000 .002
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kepuasan Kerja Karyawan)

Correlations

KKn1 KKn2 KKn3 KKn4 KKn5 KKn6 KKn7 KKn8 KKn9 KKn10 KKnTOTAL
* * ** *
KKn1 Pearson Correlation 1 .405 .182 .295 .075 .219 .378 .748 .391 .420* .569**
Sig. (2-tailed) .016 .294 .085 .668 .206 .025 .000 .020 .012 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
KKn2 Pearson Correlation .405* 1 .453** .457** .129 .425* .890** .305 .869** .590** .806**
Sig. (2-tailed) .016 .006 .006 .461 .011 .000 .075 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
** ** ** ** ** ** **
KKn3 Pearson Correlation .182 .453 1 .436 .616 .962 .562 .062 .432 .479 .768**
Sig. (2-tailed) .294 .006 .009 .000 .000 .000 .724 .010 .004 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
** ** ** ** ** **
KKn4 Pearson Correlation .295 .457 .436 1 .321 .476 .485 .163 .493 .596 .678**
Sig. (2-tailed) .085 .006 .009 .060 .004 .003 .348 .003 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
KKn5 Pearson Correlation .075 .129 .616** .321 1 .636** .232 -.080 .222 .378* .511**
Sig. (2-tailed) .668 .461 .000 .060 .000 .180 .648 .200 .025 .002
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
* ** ** ** ** * **
KKn6 Pearson Correlation .219 .425 .962 .476 .636 1 .535 .053 .407 .449 .763**
Sig. (2-tailed) .206 .011 .000 .004 .000 .001 .762 .015 .007 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
KKn7 Pearson Correlation .378* .890** .562** .485** .232 .535** 1 .326 .833** .533** .844**
Sig. (2-tailed) .025 .000 .000 .003 .180 .001 .056 .000 .001 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
KKn8 Pearson Correlation .748** .305 .062 .163 -.080 .053 .326 1 .173 .186 .401*
Sig. (2-tailed) .000 .075 .724 .348 .648 .762 .056 .319 .286 .017
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
* ** ** ** * ** **
KKn9 Pearson Correlation .391 .869 .432 .493 .222 .407 .833 .173 1 .713 .804**
Sig. (2-tailed) .020 .000 .010 .003 .200 .015 .000 .319 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
KKn10 Pearson Correlation .420* .590** .479** .596** .378* .449** .533** .186 .713** 1 .766**
Sig. (2-tailed) .012 .000 .004 .000 .025 .007 .001 .286 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
** ** ** ** ** ** ** * ** **
KKnTOTAL Pearson Correlation .569 .806 .768 .678 .511 .763 .844 .401 .804 .766 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .017 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 6
Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 35 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 35 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Based on Standardized
Alpha Items N of Items
.779 .781 10

Item Statistics
Std.
Mean Deviation N
KK1 4.5429 .56061 35
KK2 4.1143 .58266 35
KK3 3.8286 .56806 35
KK4 4.0857 .65849 35
KK5 4.0286 .61767 35
KK6 4.1429 .60112 35
KK7 3.9714 .89066 35
KK8 4.0000 .54233 35
KK9 4.4286 .55761 35
KK10 4.5429 .70054 35

Inter-Item Correlation Matrix

KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7 KK8 KK9 KK10
KK1 1.000 .255 .208 .189 .124 .112 .268 .290 .833 .351
KK2 .255 1.000 .061 .510 .808 .792 .403 .000 .297 .276
KK3 .208 .061 1.000 -.117 -.069 .074 .339 .477 .239 .241
KK4 .189 .510 -.117 1.000 .500 .414 .205 -.165 .217 .279
KK5 .124 .808 -.069 .500 1.000 .622 .376 -.088 .134 -.037
KK6 .112 .792 .074 .414 .622 1.000 .502 .090 .075 .229
KK7 .268 .403 .339 .205 .376 .502 1.000 .426 .262 .167
KK8 .290 .000 .477 -.165 -.088 .090 .426 1.000 .195 .000
KK9 .833 .297 .239 .217 .134 .075 .262 .195 1.000 .441
KK10 .351 .276 .241 .279 -.037 .229 .167 .000 .441 1.000

Scale Statistics
Std.
Mean Variance Deviation N of Items
41.6857 13.516 3.67641 10
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Kepuasan Kerja Karyawan)
Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 35 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 35 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Based on Standardized
Alpha Items N of Items
.882 .879 10

Item Statistics
Std.
Mean Deviation N
KKn1 3.8571 .64820 35
KKn2 3.6857 .83213 35
KKn3 4.0857 .85307 35
KKn4 3.9429 .72529 35
KKn5 4.2286 .68966 35
KKn6 4.0286 .85700 35
KKn7 3.7143 .78857 35
KKn8 3.9143 .70174 35
KKn9 3.7429 .78000 35
KKn10 3.7143 .71007 35

Inter-Item Correlation Matrix

KKn1 KKn2 KKn3 KKn4 KKn5 KKn6 KKn7 KKn8 KKn9 KKn10
KKn1 1.000 .405 .182 .295 .075 .219 .378 .748 .391 .420
KKn2 .405 1.000 .453 .457 .129 .425 .890 .305 .869 .590
KKn3 .182 .453 1.000 .436 .616 .962 .562 .062 .432 .479
KKn4 .295 .457 .436 1.000 .321 .476 .485 .163 .493 .596
KKn5 .075 .129 .616 .321 1.000 .636 .232 -.080 .222 .378
KKn6 .219 .425 .962 .476 .636 1.000 .535 .053 .407 .449
KKn7 .378 .890 .562 .485 .232 .535 1.000 .326 .833 .533
KKn8 .748 .305 .062 .163 -.080 .053 .326 1.000 .173 .186
KKn9 .391 .869 .432 .493 .222 .407 .833 .173 1.000 .713
KKn10 .420 .590 .479 .596 .378 .449 .533 .186 .713 1.000

Scale Statistics
Std.
Mean Variance Deviation N of Items
38.9143 28.198 5.31021 10
Lampiran 7

Frekuensi Jawaban Kuesioner


Frequencies

Statistics
KK1 KK2 KK3 KK4 KK5 KK6 KK7 KK8 KK9 KK10 KKn1 KKn2 KKn3 KKn4 KKn5 KKn6 KKn7 KKn8 KKn9 KKn10
N Valid 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 4.47 4.54 4.11 3.83 4.09 4.03 4.14 3.97 4.00 4.43 4.54 3.86 3.69 4.09 3.94 4.23 4.03 3.71 3.91 3.74
Std. Error of Mean .124 .095 .098 .096 .111 .104 .101 .150 .092 .094 .118 .110 .142 .144 .123 .117 .145 .133 .119 .132
Median 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
Mode 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4a 4 4 4 4 4 4
Std. Deviation .681 .561 .583 .568 .658 .618 .601 .890 .542 .558 .701 .648 .832 .853 .725 .690 .857 .789 .702 .780
Variance .464 .314 .339 .323 .434 .382 .361 .793 .294 .311 .491 .420 .692 .728 .526 .476 .734 .622 .492 .608
Skewness -.923 -.708 -.002 -.031 -.089 -.015 -.053 -.207 .000 -.242 -1.794 .140 .015 -.472 .088 -.334 -.354 -.195 -.422 .102
Std. Error of Skewness .427 .398 .398 .398 .398 .398 .398 .398 .398 .398 .398 .398 .398 .398 .398 .398 .398 .398 .398 .398
Kurtosis -.243 -.529 .094 .056 -.554 -.162 -.142 -1.146 .773 -.932 3.913 -.514 -.571 -.691 -1.015 -.796 -.832 -.206 .574 -.607
Std. Error of Kurtosis .833 .778 .778 .778 .778 .778 .778 .778 .778 .778 .778 .778 .778 .778 .778 .778 .778 .778 .778 .778
Range 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3
Minimum 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2
Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Sum 134 159 144 134 143 141 145 139 140 155 159 135 129 143 138 148 141 130 137 131
Percentiles 25 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 4.00 4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00
50 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
75 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00
a. Multiple modes exist. The smallest value
is shown
Frekuensi Jawaban Kuesioner
Frequencies

KK1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 1 2.9 2.9 2.9
4 15 42.9 42.9 45.8
5 19 54.3 54.3 100.0
Total 35 100.0 100.0

KK2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 4 11.4 11.4 11.4
4 23 65.7 65.7 77.1
5 8 22.9 22.9 100.0
Total 35 100.0 100.0

KK3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 9 25.7 25.7 25.7
4 23 65.7 65.7 91.4
5 3 8.6 8.6 100.0
Total 35 100.0 100.0

KK4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 6 17.1 17.1 17.1
4 20 57.1 57.1 74.3
5 9 25.7 25.7 100.0
Total 35 100.0 100.0

KK5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 6 17.1 17.1 17.1
4 22 62.9 62.9 80.0
5 7 20.0 20.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
KK6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 4 11.4 11.4 11.4
4 22 62.9 62.9 74.3
5 9 25.7 25.7 100.0
Total 35 100.0 100.0

KK7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 2.9 2.9 2.9
3 11 31.4 31.4 34.3
4 11 31.4 31.4 65.7
5 12 34.3 34.3 100.0
Total 35 100.0 100.0

KK8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 5 14.3 14.3 14.3
4 25 71.4 71.4 85.7
5 5 14.3 14.3 100.0
Total 35 100.0 100.0

KK9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 1 2.9 2.9 2.9
4 18 51.4 51.4 54.3
5 16 45.7 45.7 100.0
Total 35 100.0 100.0

KK10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
3 2 5,7 5,7 5.7
4 11 31.4 31.4 37.1
5 22 62.9 62.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
KKn1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 10 28.6 28.6 28.6
4 20 57.1 57.1 85.7
5 5 14.3 14.3 100.0
Total 35 100.0 100.0

KKn2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 2 5.7 5.7 5.7
3 13 37.1 37.1 42.9
4 14 40.0 40.0 82.9
5 6 17.1 17.1 100.0
Total 35 100.0 100.0

KKn3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 2.9 2.9 2.9
3 8 22.9 22.9 25.7
4 13 37.1 37.1 62.9
5 13 37.1 37.1 100.0
Total 35 100.0 100.0

KKn4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 10 28.6 28.6 28.6
4 17 48.6 48.6 77.1
5 8 22.9 22.9 100.0
Total 35 100.0 100.0

KKn5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 5 14.3 14.3 14.3
4 17 48.6 48.6 62.9
5 13 37.1 37.1 100.0
Total 35 100.0 100.0
KKn6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 2.9 2.9 2.9
3 9 25.7 25.7 28.6
4 13 37.1 37.1 65.7
5 12 34.3 34.3 100.0
Total 35 100.0 100.0

KKn7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 2 5.7 5.7 5.7
3 11 31.4 31.4 37.1
4 17 48.6 48.6 85.7
5 5 14.3 14.3 100.0
Total 35 100.0 100.0

KKn8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 2.9 2.9 2.9
3 7 20.0 20.0 22.9
4 21 60.0 60.0 82.9
5 6 17.1 17.1 100.0
Total 35 100.0 100.0

KKn9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 2.9 2.9 2.9
3 13 37.1 37.1 40.0
4 15 42.9 42.9 82.9
5 6 17.1 17.1 100.0
Total 35 100.0 100.0

KKn10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 15 42.9 42.9 42.9
4 15 42.9 42.9 85.7
5 5 14.3 14.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Lampiran 8
Hasil Perhitungan Regresi Linear Sederhana

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N


KKnTOTAL 38.9143 5.31021 35
KKTOTAL 41.6857 3.67641 35

Correlations

KKnTOTAL KKTOTAL
Pearson Correlation KKnTOTAL 1.000 .499
KKTOTAL .499 1.000
Sig. (1-tailed) KKnTOTAL . .001
KKTOTAL .001 .
N KKnTOTAL 35 35
KKTOTAL 35 35

Variables Entered/Removedb
Variables
Model Entered Variables Removed Method
a
1 KKTOTAL . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: KKnTOTAL

b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .499 .249 .226 4.67180 2.235
a. Predictors: (Constant), KKTOTAL
b. Dependent Variable: KKnTOTAL

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 238.495 1 238.495 10.927 .002a
Residual 720.248 33 21.826
Total 958.743 34
a. Predictors: (Constant), KKTOTAL
b. Dependent Variable: KKnTOTAL
a
Coefficients
Unstandardized Standardized 95% Confidence
Coefficients Coefficients Interva l for B
Model B Std. Error Beta t Sig. Lower Bound Upper Bound
1 (Constant) 8.884 9.119 .974 .002 9.669 27.436
KKTOTAL .720 .218 .499 3.306 .002 .277 1.164
a. Dependent Variable: KKnTOTAL

Residuals Statisticsa
Std.
Minimum Maximum Mean Deviation N
Predicted Value 31.9366 43.4631 38.9143 2.64850 35
Residual -8.58151 9.02052 .00000 4.60258 35
Std. Predicted Value -2.635 1.718 .000 1.000 35
Std. Residual -1.837 1.931 .000 .985 35
a. Dependent Variable: KKnTOTAL
Charts

Anda mungkin juga menyukai