Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.


Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat
dan Hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita masih diberikan kesempatan hidup dan
berbuat baik kepada sesama.

Kami berterimakasih juga kepada seluruh sumber dan penulis web maupun buku yang
telah membantu kami menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah yang kami buat ini dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan. Kami menyadari makalah kami ini jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami mohon kritik dan saran dari semua pihak untuk membantu kami
memperbaiki dan membangun makalah ini agar menjadi makalah yang lebih baik.

Akhir kata, kami ucapkan terimakasih karena sudah berkenan membaca makalah yang
kami buat, dan semoga semua pihak diberikan kesehatan dan ilmu yang berlimpah dari Allah
SWT. Aamiin.

Dompu, 2021
Penyusun Makalah,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................................1
1.3 TUJUAN.......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan.............................................................................3
2.2 Pengambilan Keputusan Sebagai Sebuah Ilmu dan Seni..............................................4
2.3 Tujuan dan Fungsi Pengambilan Keputusan................................................................5
2.4 Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan..........................................................................6
2.5 Keputusan yang Terprogram........................................................................................8
2.6 Penerapan Kasus.........................................................................................................10

BAB III PENUTUP......................................................................................................................13


3.1 Kesimpulan.................................................................................................................13
3.2 Saran...........................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pengambilan keputusan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi individu
maupun organisasi. Pengambilan keputusan bisa menjadi hal yang sulit. Kemudahan
atau kesulitan dalam mengambil keputusan tergantung pada banyaknya alternatif yang
tersedia. Semakin banyak alternatif yang tersedia, kita akan semakin sulit dalam
mengambil keputusan.

Kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian dari
kegiatan administrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat roda
organisasi dapat segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi dapat
berjalan secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai suatu tujuan organisasi.
Sehingga, pengambilan keputusan membutuhkan tahapan atau proses yang cukup
panjang. Karena keputusan ini nantinya akan berpengaruh terhadap kelangsungan
sebuah organisasi atau perusahaan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dengan memperhatikan ulasan singkat latar belakang di atas, maka dapat
disusunlah rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan?
2. Apa pengertian pengambilan keputusan sebagai seni dan ilmu?
3. Apa tujuan dan fungsi pengambilan keputusan?
4. Apa saja dasar-dasar dalam pengambilan keputusan?
5. Bagaimana keputusan yang terprogram?
6. Bagaimana penerapan teorinya?

1.3 TUJUAN
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengambilan Keputusan
2. Untuk mengetahui pengertian dari pengambilan keputusan.
3. Untuk mengetahui pengertian pengambilan keputusan sebagai seni dan ilmu.
4. Untuk mengetahuitujuan dan fungsi dari pengambilan keputusan.
5. Untuk mengetahui dasar-dasar dalam pengambilan keputusan.
6. Untuk mengetahui penerapan teorinya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari
proses kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa
alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan
satu pilihan final. Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan atau
tindakan.

Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah proses pemecahan masalah yang


menghambat tercapainya tujuan. Agar masalah dapat dipecahkan, terlebih dahulu
harus dikenali apa masalahnya. Banyak jenis keputusan yang berbeda harus dibuat
dalam organisasi. Seperti bagaimana membuat suatu produk, bagaimana memelihara
mesin, bagaimana menjamin kualitas produk dan bagaimana membentuk hubungan
yang saling menguntungkan dengan pelanggan.
Definisi Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli :
a. Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif
perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
Menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan
mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling
cepat.
b. Menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan
untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

2.2 Pengambilan Keputusan Sebagai Sebuah Ilmu dan Seni


Pengambilan keputusan merupakan ilmu dan seni yang harus dicari, dipelajari,
dimiliki, dan dikembangkan secara mendalam oleh setiap orang. Bila manusia gagal
menguasai bidang tersebut, maka muncullah beragam masalah. Masalah yang muncul
dalam pencapaian tujuan dapat dihubungkan dengan ketidakmampuan dalam
melakukan proses pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan disebut sebagai seni, karena kegiatan tersebut selalu
dihadapkan pada sejumlah peristiwa yang memiliki karakteristik keunikan tersendiri.
Pengambilan keputusan yang merupakan seni selalu terikat pada tujuan yang hendak
dicapai, jenis masalah yang dihadapi, serta faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi. Pengambilan keputusan sebagai seni juga dipengaruhi oleh perbedaan
beragam faktor lingkungan internal organisasi, seperti: budaya dan stuktur organisasi,
gaya kepemimpinan atasan dan sistem komunikasi dalam organisasi.

Pengambilan keputusan merupakan ilmu, karena aktivitas tersebut memilik


sejumlah cara, metode, atau pendekatan tertentu yang bersifat sistematis, teratur, dan
terarah. Pengambilan keputuan bersifa teratur dan terarah berarti aktivitas tersebut
selalu diarahkan untuk menghasilkan solusi serta tindakan yang tegas bagi pencapaian
tujuan. Ilmu pengambilan keputusan didasarkan atas penerapan gaya pemikiran yang
dianut oleh sesorang dan persepsinya atas lingkungan dan masalah.

Pengambilan keputusan sebagai ilmu menandakan bahwa kajian tersebut dapat


dipelajari oleh siapapun dan pendekatannya dapat diterapkan oleh yang
mempelajarinya.

2.2 Tujuan dan Fungsi Pengambilan Keputusan


Tujuan
Secara umum, tujuan dari pengambilan keputusan adalah untuk memperoleh
pilihan terbaik dari alternatif-alternatif pilihan yang ada, agar tujuan yang hendak
dituju terlaksana dengan baik. Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu :
1. Bersifat tunggal
Tujuan pengambilan keputusan bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang
dihasilkan hanya menyangkut satu masalah saja, dalam artian bahwa sekali
diputuskan maka tidak ada kaitannya dengan masalah lain.
2. Bersifat ganda
Tujuan pengambilan keputusan bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang
dihasilkan menyangkut lebih dari satu masalah, dalam artian bahwa keputusan
yang diambil tersebut sekaligus memecahkan dua (atau lebih) masalah yang
sifatnya kontradiktif atau yang bersifat tidak kontradiktif.

Fungsi
Pengambilan keputusan dilakukan apabila seorang individu dihadapkan pada
suatu masalah. Dalam proses menyelesaikan masalah tersebut, tentunya akan
dihadapkan pada alternatif-alternatif pilihan pemecah masalah yang dapat digunakan,
dalam hal inilah fungsi dari pengambilan keputusan bekerja. Pengambilan keputusan
sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah memiliki fungsi antara lain :
1. Pangkal permulaan dari seluruh aktivitas manusia yang sadar dan terarah baik
secara individual ataupun secara kelompok, baik itu secara institusional maupun
organisasional.
2. Sesuatu yang bersifat futuristik, dalam artian menyangkut masa depan/ masa yang
akan datang, di mana efeknya akan berpengaruh cukup lama.

2.3 Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan


Menurut George R. Terry, dasar-dasar dalam pengambilan keputusan ada 5, yaitu :
1. Intuisi
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan keputusan
berdasarkan perasaan yang sifatnya subjektif, pengambilan keputusan berdasarkan
intuisi ini mengandung beberapa kebaikan dan kelemahan.
Kelebihan :
a. Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relative lebih pendek
b. Untuk masalh yang masalahnya terbatas, pengambilan keputusan akan
memberikan keputusan pada umumnya.
c. Kemampuan mengambilan keputusan dari pengambilan keputusan akan
berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
Kelemahanya:
a. Keputusan yang dihasilkan relative kurang baik.
b. Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan
keabsahanya.
c. Dasar - dasar lain dalam pengambilan keputusan sering kali diabaikan.
2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman adalah memberi manfaat
bagi pengetahuan praktis, karena dengan pengalaman yang dimiliki seseorang
maka dapat memperkirakan keadaan sesuatu serta dapat memperhitungkan untung
ruginya dan baik buruknya keputusan yang akan di hasilkan.
3. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh
pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya
kepada orang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan
wewenang juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan :
a. Kebanyakan penerimanya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tsb
secara sukarela ataukah terpaksa.
b. Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yg cukup lama.
c. Memiliki otentisitas (otentik).
Kelemahan :
a. Dapat menimbulkan sifat rutinitas
b. Mengasosiasikan dengan praktek dictatorial
c. Sering melewati permasalahan yg seharusnya dipecahkan sehingga dapat
menimbulkan kekaburan.
4. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan
yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap
pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima
keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
5. Rasional
Pada pengambilan keputusan yg berdasarkan rasional, keputusan yg
dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk
memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, shg dpt dikatakan
mendekati kebenaran atau sesuai dgn apa yg diinginkan.
Pada pengambilan keputusan secara rasional terdapat beberapa hal sebagai berikut :
1. Kejelasan masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan masalah.
2. Orientasi tujuan: kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai.
3. Pengetahuan alternatif: seluruh alternatif diketahui jenisnya dan
konsekuensinya.
4. Preferensi yang jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria.
5. Hasil maksimal: pemilihan alternatif terbaik berdasarkan atas hasil ekonomis
yang maksimal.

2.4 Keputusan yang Terprogram


Keputusan terprogram adalah tindakan menjatuhkan pilihan yang berlangsung
berulang kali, dan diambil secara rutin dalam organisasi. Keputusan terprogram
biasanya menyangkut pemecahan masalah-masalah yang sifatnya teknis serta tidak
memerlukan pengarahan dari tingkat manajemen yang lebih tinggi.

Keputusan terprogram merupakan keputusan yang berulang dan telah


ditentukan sebelumnya, dalam keputusan terprogram merupakan prosedur yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami organisasi. Keputusan
terprogram memiliki struktur yang baik karena pada umumnya kriteria bagaimana
suatu kinerja diukur sudah jelas, informasi mengenai kinerja saat ini tersedia dengan
baik terdapat banyak alternatif keputusan, dan tingkat kepastian relatif yang tinggi.
Tingkat kepastian relatif adalah perbandingan tingkat keberberhasilan antara 2
alternatif atau lebih.

Pengambilan keputusan terprogram akan berjalan efektif apabila empat kriteria


dasar terpenuhi, yaitu :
1. Tersedia waktu dan dana yang memadai untuk pengumpulan dan analisis data
2. Tersedia data yang bersifat kuantitatif.
3. Kondisi lingkungan yang relatif stabil.
4. Tersedia tenaga terampil untuk merumushakn permasalahan secara tepat.

Pengambilan keputusan yang terprogram digunakan untuk menyelesaikan


masalah terstruktur melalui :
1. Prosedur, yaitu serangkaian langkah yang berhubungan dan berurutan yang harus
dilalui oleh pengambilan keputusan.
2. Aturan, yaitu ketentuan yang mengatur apa yang harus dan apa yang tidak boleh
dilakukan oleh pengambilan keputusan.
3. Kebijakan, yaitu pedoman yang menetukan parameter untuk membuat keputusan.

2.5 Keputusan yang Tidak Terprogram


Keputusan yang tidak terporgram biasaya diambil dalam usaha memecahkan
masalah-masalah baru yang belum pernah dialami sebelumnya, tidak bersifat repetitif,
tidak terstruktur dan sukar mengenali bentuk, hakikat dan dampaknya. Masalah yang
belum pernah dialami sebelumnya mengakibatkan organisasi tidak dapat memutuskan
bagaimana merespon permasalahan tersebut, sehingga terdapat ketidakpastian apakah
solusi yang diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan atau tidak, akibatnya
keputusan tidak terprogram menghasilkan lebih sedikit alternatif keputusan
dibandingkan dengan keputusan terprogram selain itu tingginya kompleksitas dan
ketidakpastian keputusan tidak terprogram pada umumnya melibatkan perencanaan
strategik.

Keputusan yang tidak terprogram menuntut daya nalar yang tinggi digabungkan
dengan sifat adaptif dan berorientasi pada efektivitas pemecahan. Pengalaman dan
pegamatakan menunjukan, bahwa pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
biasanya tidak teknis sifat-sifatnya. Artinya tidak menyangkut hal-hal yang sifatnya
operasional, akan tetapi menyangkut kebijaksanaan organisasi dengan dampak yang
strategis bagi eksistensi organisasi yang bersangkutan. Pengambilan keputusan yang
tidak terprogram pada umumnya dibebankan di atas pundak para manajer puncak.

2.6 Penerapan Kasus


Penerapan teori keputusan yang terprogram di dalam Pelayanan Permohonan
Data Kependudukan dengan SOP yang dibuat oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. SOP atau Standar
Operasional Prosedur merupakan salah satu contoh pengambilan keputusan yang
terprogram karena merupakan suatu hal yang bersifat rutin dilaksanakan oleh suatu
instansi sebagai pedoman atau petunjuk prosedural bagi seluruh individu yang ada
dalam unit pelayanan dalam proses pemberian pelayanan kepada masyarakat atau
pelanggan yang ditetapkan secara tertulis serta sudah melalui prosedur, aturan, dan
kebijakan yang ada di dalam suatu instansi.

SOP akan bermanfaat sebagai pedoman bagi setiap pegawai atau pejabat dalam
memberikan pelayanan rutin, membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan
prosedur dalam memberikan pelayanan, menjamin proses pelayanan tetap berjalan
dalam berbagai macam situasi, membantu memberikan informasi yang diperlukan,
sekaligus dapat memberikan informasi bagi kinerja pelayanan dan meningkatkan
efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan pelayanan.

Sebagaimana keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :


PER/21/M.PAN/11/2008 tentang pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
(SOP), secara eksplisit dinyatakan bahwa SOP adalah pedoman yang menunjukkan
apa yang harus dilakukan, kapan hal tersebut harus dilakukan, dan siapa yang
melakukan, sehingga dalam pelaksanaan tugas tidak ada keterlambatan, tidak ada
saling menunggu, tidak ada tumpang tindih, tidak ada saling serobot dan sebagainya.

Ruang lingkup penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) ini adalah


Perekaman E-KTP baik internal maupun eksternal dan penyelenggaraan
administrasinya pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Banyuwangi.

Di dalam SOP Pelayanan Permohonan Data Kependudukan ini, terdapat


syarat-syarat dan pedoman yang harus ditaati baik oleh pegawai maupun masyarakat
yang berkepentingan. Serta di dalam SOP ini terdapat banyak dasar hukum untuk
memperkuat syarat serta pedoman yang berlaku.

Terdapat jangka waktu pelayanan, persyaratan pelayanan, biaya/retribusi, serta


tinjau lokasi di dalam SOP ini yang harus diperhatikan oleh semua pihak karena akan
menjadi acuan dan pedoman proses pelayanan Pencatatan Sipil kepada masyarakat
yang diberikan oleh Aparatur Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Banyuwangi.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi menyusun
SOP ini dengan maksud dan tujuan untuk sinergitas dan upaya menyelaraskan
pelayanan dengan visi pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Banyuwangi, yaitu “Pelayanan Terbaik adalah Prioritas Kami”. Oleh karena itu maka
pada tahun 2013, Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi
mempersiapkan dan melaksanakan perubahan dan paradigma pelayanan terkait
dengan prosedur dan mekanisme yang mudah dan sederhana.

SOP ini sudah melalui beberapa tahap dalam menyusunnya dan dirancang
sebaik-baiknya. SOP Permohonan Data Kependudukan merupakan suatu pengambilan
keputusan yang teprogram karena menyangkut pelayanan terhadap mayarakat dan
memudahkan pegawai untuk memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah proses pemecahan masalah yang
menghambat tercapainya tujuan. Secara umum, tujuan dari pengambilan keputusan
adalah untuk memperoleh pilihan terbaik dari alternatif-alternatif pilihan yang ada.
Fungsi dari pengambilan keputusan adalah Pangkal permulaan dari seluruh aktivitas
manusia yang sadar dan terarah dan Sesuatu yang bersifat futuristik. Dasar
pengambilan keputusan menurut George R. Terry, yaitu : Intuisi, pengalaman,
wewenang, fakta, dan rasional. Serta jenis pengambilan keputusan ada pengambilan
keputusan terprogram dan tidak terprogram.

Penerapan teori keputusan yang terprogram di dalam Pelayanan Permohonan


Data Kependudukan dengan SOP yang dibuat oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. SOP atau Standar
Operasional Prosedur merupakan salah satu contoh pengambilan keputusan yang
terprogram karena merupakan suatu hal yang bersifat rutin dilaksanakan oleh suatu
instansi sebagai pedoman atau petunjuk prosedural bagi seluruh individu yang ada
dalam unit pelayanan dalam proses pemberian pelayanan kepada masyarakat atau
pelanggan yang ditetapkan secara tertulis serta sudah melalui prosedur, aturan, dan
kebijakan yang ada di dalam suatu instansi.

3.2 Saran
Saran saya sebagai penulis makalah ini adalah saya menyarankan agar seluruh
pemimpin organisasi maupun pegawai saat mengambil keputusan memperhatikan
dasar-dasar pengambilan keputusan yang ada agar tidak terjadi perpecahan di dalam
suatu organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku :
Dermawan, Ali. 2013. Pengambilan Keputusan: Landasan Filosofis, Konsep dan Aplikasi.
(Cetakan ketiga). Bandung: Alfabeta.

Siagian, S,. Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan. (Cetakan pertama). Jakarta: CV
Haji Masagung.

Lain-lain :
Wikipedia, Indonesia.
Nn. (2018). Tujuan dan Fungsi Pengambilan Keputusan. [Online]. Tersedia:
https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2018/09/tujuan-dan-fungsi-pengambilan-
keputusan.html yang direkam pada 12 September 2018. [28 September 2019].

Abdullah, Taufiq. (2017). Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan. [Online]. Tersedia:


http://taufiqabd.blogspot.com/2017/08/dasar-dasar-pengambilan-
keputusan.html yang direkam pada 10 Agustus 2017. [28 September 2019].

Nn. (2013). Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Permohonan Data


Kependudukan. [Online]. Tersedia: https://docplayer.info/20611184-Standar-
operasional-prosedur-sop-pelayanan-permohonan-data-kependudukan.html
yang direkam pada 20 November 2013. [28 September 2019].

Nn. (2018). Keputusan Terprogram & Tidak Terprogram. [Online]. Tersedia:


http://kuliahbisa.blogspot.com/2018/02/keputusan-terprogram-tidak-
terprogram.html yang direkam pada 25 November 2018. [28 September 2019].

Budi, Isman. (2015). Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan. [Online]. Tersedia:
https://ismaan.wordpress.com/2015/05/19/definisi-dan-dasar-pengambilan-
keputusan/ yang direkam pada 19 Mei 2015. [28 September 2019].

Anda mungkin juga menyukai