Anda di halaman 1dari 2

1.

Konsep pemikiran tentang hukum dalam ilmu filsafat dapat dilihat dengan mengingat

bidang kajian filsafat yang terdiri dari tiga kelompok, yakni ontology, espitemologi, dan

aksiologi. Kalau dipahami lebih dalam, hukum merupakan salah satu norma social yang

memuat asas-asas dan nilai-nilai. Apa yang tertuang daam perarturan hukum hakikatnya

adalah nilai- nilai yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat. Sementara itu, nilai-nilai

adalah kajian utama dari aksiologi dari aksiologi, yang antara lain berkaitan dengan baik

buruk (etika). Dengan melihat estetika ini, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa filsafat

hukum adalah bagian dari etika karena mengatur perilaku etika manusia, etika adalah

cabang dari aksiologi, aksiologi adalah bagian dari filsafat. Oleh karena itu, hukum ada

pada rezim ilmu filsafat, bukan rezim dalam ilmu hukum.

2 a. Himbauan pemerintah tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tentu menjadi

pro dan kontra dalam kehidupan masyarakat. Bila berdasarkan pendapat para filsuf

Yunani, himbauan ini dapat dibenarkan karena memang menyangkut kehidupan dan

ketahanan alam dan manusia seperti pendapat filsuf Anaximander, Parmenides, dan

Herakleitos berpandangan bahwa hidup manusia harus sesuai dengan keteraturan ilmiah

alam, yang berarti keharusan alam ini.

Himbauan ini memang baiknya ditaati sebagaimana pendapat filsuf Socrates, bahwa

hukum dari penguasa harus ditaati, terlepas dari hukum itu memiliki kebenaran objektif

atau tidak. Namun, himbauan ini juga dapat berarti keputusan sepihak dari pemerintah

yang bersifat mementingkan kepentingan penguasa sendiri. Seperti pendapat filsuf Plato

bahwa penguasa tidak memiliki theoria yang tidak dapat memahami hukum yang ideal

bagi rakyatnya. Karena himbauan ini menajdi sanksi bagi pihak yang ingin bertahan

namun melanggarnya secara bersamaan. Dia juga menambahkan hukum hanya ditafsirkan

menurut selera dan kepentingan penguasa. Ia menyarankanagar setiap undang-undang ada


laandasan dan filosofinya.

b. Teori realisme hukum adalah hukum yang menekan kepastian hukum. Sangat berbeda

dengan positivism. Hukum adalah undang – undang yang dibuat oleh pemerintah yang

berkuasa, apakah hukum itu adil bagi rakyat atau tidak bukan urusan positivism. Hukum

lepas dari unsur kemasyarkatan lain, hukum harus murni. Bagi penganut realisme hukum,

hukum adalah hukum itu sendiri. Nilai yang harus diperhatikan penegak hukum adalah

factor lain diluar hukum. Tentunya ini ada hubungan dengan sanksi bagi pelanggar

himbauan PSBB. PSBB dilakukan untuk menjadi aturan pembatasan bagi rakyat agar

terhindar dari virus Corona 19. Namun melihat sanksi yang diberikan sangatlah tidak

sepadan dengan pelanggarannya. Karena Covid 19 ini menjadi adaptasi rakyat yang sangat

baru tentu rakyat akan kewalahan dalam adaptasi. Oleh karena itu, sanksi yang dapat

dilakukan baiknya terdapat pada pelanggar itu sendiri. Yaitu membahayakan

keberlansungan hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai