Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi dalam dunia konstruksi di Indonesia ditandai

dengan semakin banyaknya inovasi yang digunakan dalam proses konstruksi.

Peranan teknologi bertambah semakin besar terutama untuk mempermudah

proses yang terjadi pada suatu proyek konstruksi. Salah satu contoh aplikasi

teknologi pada proses konstruksi adalah teknologi cetakan beton atau bekisting.

Pekerjaan bekisting dalam pekerjaan beton suatu proyek cukup dominan

dalam hal pembiayaan, karena pekerjaan bekisting memberikan konstribusi yang

cukup besar dalam hal biaya. Pemilihan metode pelaksanaan yang tepat akan

berdampak terhadap waktu pelaksanaan dan biaya yang ditimbulkan.

Pada awalnya, proses pengecoran beton dilakukan secara konvensional

dengan memanfaatkan peralatan dan bahan yang sederhana dan mudah didapat.

Hal ini antara lain dapat dilihat dari sistem cetakan beton (bekisting) yang

dipakai, yaitu dengan menggunakan cetakan atau bekisting konvensional. Yang

dimaksud dengan bekisting konvensional adalah suatu sistem bekisting yang

bagian-bagian bekistingnya dibuat dan dipasang in-situ (pada lokasi proyek).

Sejalan dengan semakin berkembangnya dunia konstruksi di Indonesia,

para pelaku konstruksi di tuntut untuk mencari metode yang lebih baik termasuk
1
dalam memilih jenis cetakan beton. Saat ini, proyek-proyek gedung yang

berskala besar semakin populer dengan penggunaan bekisting prafabrikasi yang

diproduksi oleh beberapa produsen tertentu dengan merek yang berbeda. Yang

di maksud prafabrikasi adalah suatu sistem bekisting yang bagian-bagian

bekisting telah dibuat di tempat fabrikasi dalam jumlah yang banyak sehingga di

lapangan hanya tinggal menggabungkan bagian-bagian tersebut. Salah satu

produk bekisting prafabrikasi yang akan di tinjau adalah bekisting semi sistem.

Dalam hal penggunaan biaya, bekisting merupakan komponen biaya yang

paling besar dalam pekerjaan beton pada proyek gedung bertingkat dengan lantai

tipikal. Sebagai dasar pertimbangan pemilihan metode bekisting harus

mengetahui dahulu keunggulan dari masing-masing metode yang ditawarkan.

Oleh sebab itu perlu dilakukan analisa yang dapat dijadikan sabagai dasar

pertimbangan bagi kontraktor dalam menentukan keputusan untuk pemilihan

metode bekisting yang akan digunakan.

Proyek yang menggunakan bekisting Semi Sistem yang akan ditinjau

adalah Proyek Hotel Pualam Makassar. Pada proyek ini, pemilihan pekerjaan

bekisting secara semi sistem dikarenakan hemat dalam hal anggaran biaya,

mengacu ke upah yang bisa dinegoisasi dan mengelola material lebih maksimal.

2
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan

masalah ini adalah:

Berapa perbandingan biaya pekerjaan bekisting konvensional dan bekisting semi

sistem pada Hotel Pualam Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitan ini adalah :

Membandingkan biaya bekisting konvensional dan bekisting semi sistem pada

proyek pembangunan Hotel Pualam Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini memberi gambaran tentang perbandingan pemakaian bekisting

konvensional dan bekisting semi sistem.

2. Memberikan pemahaman tentang biaya pemasangan bekisting.

3. Memberikan pertimbangan penggunaan bekisting konvensional dan bekisting

semi sistem di penggunaan elemen gedung, agar dapat mengambil keputusan

yang tepat dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai