Johan Tirta - Sman 2 Kendari - Etnomatematika Dalam Tari Lulo Suku Tolaki Sebagai Kearifan Lokal Masyarakat Sulawesi Tenggara
Johan Tirta - Sman 2 Kendari - Etnomatematika Dalam Tari Lulo Suku Tolaki Sebagai Kearifan Lokal Masyarakat Sulawesi Tenggara
OLEH
Andi Muhammad Tahir (13546)
Johan Tirta (14144)
Indri Ananda Hasanah (14129)
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayahNya-lah penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dalam rangka mengikuti lomba
“PAMER 2021”. Demikian pula penulis tidak lupa menyampaikan shalawat dan salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa baik dalam pencarian bahan hingga menjadi sebuah
karya tulis ilmiah, telah mendapat dorongan, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak, olehnya
itu izinkan kami untuk menyampaikan terima kasih yang sedalam–dalamnya kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam menyusun karya tulis ini, terutama kepada Guru pembimbing serta
teman-teman dan kerabat penulis yang telah membantu penulis selama penulisan karya tulis ini
hingga karya tulis ini selesai.
Akhir kata semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas segala keikhlasan
hati dan bantuan dari semua pihak yang telah diberikan kepada penulis, dan semoga karya tulis
ilmiah ini dapat bermanfaat.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. v
ABSTRAK................................................................................................................ viii
A. Latar Belakang…………………………………………………………...… 1
C. Tujuan……………………………………………………………………… 4
D. Manfaat…………………………………………………………………..… 4
B. Geometri ........................................................................................................ 7
C. Etnomatematika ............................................................................................. 9
Sulawesi Tenggara………………………………………………………..…12
v
B. Sudut Yang Terdapat Pada Tari Tradisional Lulo Masyarakat Tolaki
BAB V PENUTUP.................................................................................................... 19
A. Kesimpulan .................................................................................................... 19
B. Saran .............................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
ABSTRAK
Nama Ketua Andi Muhammad Tahir (13546), angggota Johan Tirta(14144), anggota Indri
Ananda Hasanah (14129) “Etnomatematika Dalam Tari Lulo Suku Tolaki Sebagai Kearifan
Lokal Masyarakat Sulawesi Tenggara”. Dibimbing oleh Nurdiana, S.Pd, M.Pd.,
Kata kunci : Etnomatematika, Tari Lulo, Geometri, Sudut Tumpul, Sudut Siku-Siku
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etnomatematika memiliki pengertian yang lebih luas dari hanya
sekedar etno (etnis) atau suku. Jika ditinjau dari sudut pandang riset maka
etnomatematika didefinisikan sebagai antropologi budaya (cultural
antropology of mathematics) dari matematika dan pendidikan matematika
(Tandililing, 2013). Budaya yang di dalamnya terdapat unsur matematika
maka akan lebih dikenal sebagai etnomatematika. Perkembangan dan
sejarah etnomatematika di Indonesia sangat berkembang pesat karena
sudah banyak penelitian yang berkaitan dengan hal ini.
Turmudi (2012:5) menyatakan bahwa matematika berurusan
dengan gagasan, matematika bukan tanda-tanda sebagai akibat dari coretan
pensil, bahkan kumpulan benda-benda fisik berupa segitiga, namun berupa
gagasan yang direpresentasikan oleh benda-benda fisik. Matematika
memiliki peran utama dalam berbagai budaya, tepatnya pada kebiasaan
suatu suku atau masyarakat maupun dalam hal adat istiadat. Dalam dunia
pendidikan, matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting
karena bukan saja yang dialami siswa di sekolah tetapi proses
pembelajaran matematika perlu dikaitkan dengan permasalahan
kontekstual yang ada dalam masyarakat. Penyetaraan budaya dalam
pembelajaran akan membuat wawasan siswa semakin luas sehingga
dengan mudah dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Tanpa disadari bahwa berbagai kelompok budaya yang ber-beda
telah menggunakan pengetahuan matematika yang berbeda antara satu
dengan lainnya. Kelompok petani dalam menanam jagung dapat
menghitung luas area pertanian mereka dengan jumlah persediaan bibit
jagung yang akan ditanam, atau mereka dapat membuat kalender untuk
menandai musim, merencanakan fasilitas penyimpanan berdasarkan jum-
lah hasil pertanian, penataan kebun, dan sawah, seperti yang masih kita
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Apa saja jenis tari Lulo tradisional Lulo masyarakat tolaki Sulawesi
Tenggara ?
2. Apa makna dari tari Lulo tradisional masyarakat tolaki Sulawesi
Tenggara ?
3. Matematika apa yang terkandung dalam tari Lulo tradisional
masyarakat tolaki Sulawesi Tenggara ?
4. Nilai-nilai yang terkandung dalam tari tradisional Lulo masyarakat
tolaki Sulawesi Tenggara ?
C. Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui jenis tari Lulo tradisional Lulo masyarakat tolaki
Sulawesi Tenggara.
2. Untuk mengetahui makna dari tari Lulo tradisional masyarakat tolaki
Sulawesi Tenggara.
3. Untuk mengetahui matematika apa yang terkandung dalam tari Lulo
tradisional masyarakat tolaki Sulawesi Tenggara.
4. Untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam tari tradisional
Lulo masyarakat tolaki Sulawesi Tenggara.
D. Manfaat
1. Sebagai sumber pengetahuan masyarakat tentang penerapan geometri
matematika dalam tari Lulo tradisional masyarakat tolaki Sulawesi
Tenggara.
2. Sebagai acuan pembelajaran siswa di sekolah dan Sebagai bahan
rujukan bagi peneliti selanjutnya terutamah yang mengkaji mengenai
etnomatematika.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tari Lulo Adat Tolaki Masyarakat Sulawesi Tenggara
Tari Lulo merupakan kebudayaan masyarakat Suku Tolaki yang
sekarang sudah menyebar ke segenap daratan Sulawesi Tenggara. Tari
Lulo yang notabenenya merupakan hasil kebudayaan dari masyarakat
Suku Tolaki, sekarang dapat dengan mudah kita jumpai di mana saja di
daerah Sulawesi Tenggara ini khususnya di setiap acara pernikahan, atau
pesta-pesta besar lainnya, hal ini di sebabkan karena kebudayaan
masyarakat Suku Tolaki ini dapat dengan mudah di pelajari oleh segenap
penduduk jazirah Tenggara ini (Ahmad Aldin B, 2019).
Pada awalnya Tari Lulo adalah sebuah tradisi yang dilakukan
untuk sesuatu yang sakral seperti misalnya pada zaman dulu, Tari Lulo ini
dilakukan pada hari-hari panen masyarakat Suku Tolaki, atau dengan kata
lain Tari Lulo adalah sebuah ritual adat sebagai sesuatu yang harus
dilakukan dikala panen telah selesai sebagai suatu bentuk rasa sukur
masyarakat Tolaki (Ahmad Aldin B, 2019).
Tari Lulo ini sendiri telah merambah ke seluruh pelosok jazirah
Tenggara, namun dizaman modern ini masih akan kita dapati Tari Lulo
tradisional yang dimainkan oleh para orang-orang tua/tetua-tetua
kampung, baik itu sebagai pembuka suatu acara atau bahkan upacara adat,
agar dapat berlangsung dengat hikmat, ataupun lainnya dan tentunya hal
ini dilakukan sebagai bentuk kesadaran akan bentuk Lulo kontenporer
yang mulai punah, sekaligus mengingatkan kembali para kaum muda akan
arti pentingnya Lulo kontenporer baik dari segi makna gerakan ataupun
yang lainnya. Hal ini sejalan seperti yang dikemukakan Budiono
Herusatoto, (1984: 48)
Lulo adalah tarian persahabatan, yang biasa ditujukkan kepada
muda mudi Suku Tolaki sebagai ajang perkenalan, mencari jodoh, dan
mempererat tali persaudaraan merupakan ajang silaturahim antar keluarga,
sahabat dalam suatu masyarakat. Tarian ini dilakukan dengan posisi saling
6
Fenomena yang terjadi, tradisi ini tidak pernah dilewatkan disaat ada acara
pernikahan, menyambut tamu kehormatan ataupun pelantikan raja.
B. Geometri
Menurut Juwita, (2010: 266) Geometri adalah studi hubungan
ruang yang mengidentifikasi bentuk-bentuk dan menyelidiki bangunan dan
memisahkan gambar-gambar seperti segi empat, lingkaran, segitiga.
1. Sudut
Sudut adalah gabungan dua sinar garis yang bersekutu titik
pangkalnya.
Gambar 2.3
Jenis-Jenis Sudut
9
C. Etnomatematika
Istilah etnomatematika berasal dari kata ethnomathematics, yang
terbentuk dari kata ethno, mathema, dan tics (Yusuf dkk, 2010) Awalan
ethno mengacu pada kelompok kebudayaan yang dapat dikenali.
Kemudian, mathema disini berarti menjelaskan, mengerti, dan mengelola
hal-hal nyata secara spesifik dengan menghitung, mengukur,
mengklasifikasi, mengurutkan, dan memodelkan suatu pola yang muncul
pada suatu lingkungan. Akhiran tics mengandung arti seni dalam teknik.
Pada pembelajaran kurikulum 2013 menekankan dari pengamatan
permasalahan konkret yaitu permasalahan yang benar-benar bisa
dibayangkan oleh siswa misalkan menggunakan contoh-contoh dari
lingkungan dimana mereka berada yang tentu saja setiap tempat berbeda di
Pulau Sulawesi dan Pulau Jawa tentu saja berbeda. Isi kurikulum
mencakup masalah bagaimana mengurangi berbagai prasangka di dalam
tingkah laku radikal dari etnik- etnik tertentu dan di dalam materi apa
prasangka-prasangka tersebut dapat dikemukakan (Fatimah S. Sirate,
2012).
Etnomatematika merupakan sebagai suatu pendekatan yang
mengaitkan antara matematika dengan budaya (Kencanawati dan
Irawan,2017). Aktivitas matematika merupakan suatu aktivitas yang
melibatkan proses pengabstraksian dari pengalaman nyata yang dialami
dalam kehidupan sehari-hari ke dalam matematika seperti
mengelompokkan, berhitung, mengukur, dan sebagainya. (Rachmawati,
2012).
Etnomatematika merupakan suatu pendekatan yang dapat di
pergunakan untuk menjelaskan realitas hubungan antara budaya
lingkungan dan matematika sebagai rumpun ilmu pengetahuan.
Keberhasilan negara Jepang dan Tionghoa dalam pembelajaran
matematika karena mereka menerapkan Etnomatematika dalam
pembelajaran matematika (Uloko dan Imoko, 2007).
10
BAB III
METODE PENULISAN
B. Metode Penyusunan :
Metode dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
Persiapan merupakan kegiatan sebelum memulai pengumpulan data dan
pengelolaan data. Tahap persiapan ini meliputi:
a) Menentukan ide masalah
b) Menentukan kebutuhan data
c) Studi pustaka tentang permasalahan yang diambil
2. Metode Pengumpulan Data :
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara :
a) Metode Field Research
Metode field research yang penulis gunakan adalah teknik pengamatan
langsung dengan mengamati berbagai hal sehubungan dengan
penerapan matematika bidang geometri dalam tarian Lulo
b) Metode Library Research
Metode Library Research yaitu metode studi kepustakaan mengkaji
bahan-bahan yang bersumber dari buku-buku, artikel, dan lain-lain
yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam makalah karya
tulis ini.
c) Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif
dimana dalam analisis digunakan pemikiran logis dengan sandaran
11
kesimpulan dan
studi pendahuluan pengumpulan data saran
identifikasi dan
studi pustaka
penentuan Akhir
literatur
rumusan masalah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Sudut tumpul
Sutut ke dua adalah sudut tumpul dapat di lihat pada posisi kaki
penari yang di tekuk kebelakang dan kedepan membentuk
sudut tumpul, Sudut tumpul adalah sudut dengan ukuran lebih
dari 90º tetapi kurang dari 180º.
3. Nilai Etika Tari Lulo merupakan satu hal yang sangat dijunjung
tinggi demi keamanan dari keberlangsungannya suatu acara Lulo,
terutama etika kepada perempuan sebagai makhluk yang telah
melahirkan kita kedunia ini, dan juga etika kepada para penari Lulo
lainnya yang telah lebih dahulu ada dalam Tarian ataupun yang
baru akan ikut masuk bergabung dalam Tari Lulo.
4. Nilai Estetika atau keindahan dalam Tari Lulo ini terdapat pada
gerakan dari Tari Lulo itu sendiri, dan alunan musik yang
mengiringi Lulo tersebut (Lulo Tradisional). Dengan kata lain
bahwa maestro atau orang yang bertugas memukul atau
membunyikan alat musik adalah penentu dari gerakan yang penari
mainkan.
1. Responden 1 :
2. Responden 2 :
Bernama john (38 tahun) mengatakan bahwa “tari Lulo itu tari yang
biasanya di lakukan untuk memperingati hari-hari besar seperti
pernikahan atau ada hari besar lainnya seperti hari panen, kan Lulo itu
untuk mempersatukan orang sekitar untuk mempererat tali
persaudaraan”
3. Responden 3 :
1. Bergenggaman tangan
Para penari harus masuk dari depan dan tidak diperbolehkan masuk
dari belakang. Selain itu, ketika akan mengajak calon pasangan
untuk menari, terutama pasangan pria yang mencari pasangan
wanita, hendaknya mencari wanita yang sedang berpasangan
dengan wanita. Seorang pria tidak diperbolehkan mangajak
seorang wanita yang sudah berpasangan dengan pria lain. Hal ini
untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kesalahpahaman ketika
tarian sedang berlangsung. Ketika terjadi penolakan dari calon
pasangan maka pria yang sedang mencari pasangan dikenai denda
adat yaitu seekor kerbau di tambah dua lembar sarung. Denda
serupa itu, tidak berlaku pagi seorang wanita. Seperti filosofi
masyarakat suku Tolaki yang diungkapkan dalam bentuk pepatah
Samaturu, medulu rongga mepokoaso, yang berarti bahwa
masyarakat Tolaki dalam menjalani perannya masing masing
selalu bersatu, bekerja sama, saling tolong menolong dan bantu
membantu
2. Melangkahkan Kaki dua kali ke kanan, dua kali ke kiri, ke depan
dan ke belakang
Simbol lain dari tari Lulo adalah melakukan gerakan kaki dua kali
ke kanan dua kali ke kiri, kedepan dan kebelakang secara berulang.
Serta gerakan badan lainnya seperti pinggul, kepala dan sebagainya
Hal ini mengandung makna bahwa manusia di dalam kehidupan
harus senantiasa bergerak dan beraktivitas (bekerja).
3. Membentuk Lingkaran
Simbol budaya dalam tarian Lulo adalah membentuk sebuah
lingkaran yang mengandung makna bahwa dalam kehidupan
dibutuhkan adanya persatuan dan kesatuan di dalam rangka
menjalani kehidupan yang harmonis dan serasi diantara sesama
manusia.
18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
- Disarankan kepada penulis untuk mengembangkan tulisan ini agar bisa
berguna untuk media pembelajaran dan edukasi pada masyarakat.
- Disarankan kepada pemerintah untuk memperhatikan tari tradisional
Lulo masyarakat tolaki Sulawesi Tenggara.
- Disarankan kepada masyarakat agar lebih melestarikan tari tradisional
Lulo masyarakat tolaki Sulawesi Tenggara sebagai ikon suku.
21
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
A. Ketua Tim
Nama lengkap : Andi Muhammad Tahir
Tempat Lahir : Kendari
Tanggal Lahir : 17 April 2003
Penghargaan : -Juara 1LKTI Gebyar Bahasa
Tingkat Kota Kendari 2019
-Juara 1 Lomba Debat Kasus
Remaja BKKBN Tingkat Kota
Kendari 2019
-Juara 2 Lomba Debat Mimbar BK
Tingkat Kota Kendari 2019
-Juara 2 Lomba Konselor Remaja
Tingkat Kota Kendari 2019
-Juara 3 LCC 4 pilar MPR-RI prov.
Sultra 2019
- Juara 1 LKTI S3 BIOLOGI Tingkat
provinsi Tahun 2020
B. Anggota 1
Nama Lengkap : Johan Tirta
Tempat Lahir : Kendari
Tanggal Lahir : 28 juni 2004
Penghargaan : - Juara 3 LKTI Comic Sains Part III
Tingkat Provinsi Tahun 2019
- Juara 3 LKTI Comic Sains Part VI
Tingkat Provinsi Tahun 2020
-Juara 2 Lomba Cipta Cerpen Se-
Sulawesi Tenggara Tahun 2020
24
C. Anggota 2
Nama lengkap : Indri Ananda Hasanah
Tempat Lahir : Kendari
Tanggal : 11 Juli 2004
Penghargaan : -Juara 1 Lomba Cipta Baca Puisi
pada ajang Festival Kreasi Pemuda
Nasional yang diselenggarakan oleh
Rumah Cendekiawan Melayu
Indonesia Tahun 2020
-Juara 1 Lomba Essay dalam rangka
comic sains Tingkat Provinsi Part
VI Tahun 2020
-Juara 1 FLS2N Tingkat Provinsi
Sulawesi Tenggara yang
diselenggarakan oleh kemendikbud
Tahun 2020
-Juara 5 Jetrada(Jejak Tradisi
Daerah) Tingkat Regional yang
diselenggarakan oleh BPNB Tahun
2020
25
Lampiran 2
26
Lampiran 3
27
Lampiran 4