NIM : B.133.20.0098
1. Mengapa penetapan harga jasa lebih sulit dibandingkan penetapan harga barang ?
Jawab : Penetapan harga jasa lebih sulit dibandingkan dengan penetapan harga barangdikarenakan
oleh karakteristik jasa yang antara lain intangible (tidak berwujud),inseparable (tidak dapat
dipisahkan), dan heterogeinity (heteroenitas/bermacam).Sulitnya mengukur harga yang pasti untuk
sumber daya yang dikeluarkan olehperusahaan jasa pun juga menjadi faktor sulitnya penetapan
harga jasa. Faktor lain yangjuga membuat sulit mendapatkan harga referensi yang akurat, yakni
perbedaan keinginanpelanggan individual. Sebagai contoh, penyedia jasa jasa medis dan konsultasi
hukumakan sulit memperkirakan harga akhir sebelum melakukan pemeriksaan atas pasien
atausituasi kasus yang dihadapi klient. Berbeda halnya dengan penetapan harga barang,sebagai
contoh, satu porsi pisang goreng yang dijual kedai makanan, untuk menetapkanharga satu porsi
pisang goreng, pemilik kedai dapat menghitung harga bahan-bahan yangdikeluarkan, dan mengukur
laba yang ingin dicapai dari satu porsi pisang goreng
Jawab : Segmentasi pasar merupakan tempat bertemunya para penjual dan pembeli, tentu akan
terdapat banyak pembeli di pasar dengan berbagai kebiasaan dan perilaku. Segmentasi
sendiri memiliki arti pengelompokan sehingga dapat disimpulkan bahwa segmentasi
pasar merupakan pengelompokan pembeli yang memiliki kebutuhan tingkah laku
yang sama dalam suatu pasar.
Latar belakang dari pentingnya segmentasi pasar pada perusahaan yaitu disebabkan
segmentasi akan memungkinkan suatu perusahaan akan lebih fokus dalam
mengalokasikan sumber daya. Kemudian, segmentasi juga termasuk dasar dalam
menentukan komponen strategi atau taktik secara keseluruhan. Segmentasi juga
merupakan kunci sukses agar dapat mengalahkan pesaing
4. Pendekatan- pendekatan apa yang bisa diambil oleh perusahaan untuk menciptakan layanan
baru ?
1.Analisis Kinerja Produk: salah satu cara seorang penemu dalam menyelidiki masalah, yaitu
menganalisis kinerja dari teknologi tertentu pada tingkat stabilitas dan peningkatan kinerja
yang diharapkan.
2. Membingkai Ulang Persoalan: melakukan kajian mendalam dari masalah dan solusinya,
membantu perusahaan untuk tidak melewatkan sejumlah penawaran yang berpotensi
menjadi dasar pengembangan inovasi di masa yang akan datang.
3. Melihat Visi Perusahaan dalam Kerangka Operasional: pada saat mengembangkan
problem solving, inovasi atas masalah yang teridentifikasi atau pengalaman negatif
konsumen, mungkin upaya pengembangan berjalan dalam proses yang panjang. Hal ini
disebabkan para inovator terkadang menggunakan inovasi-inovasi kecil sebagai dasar inovasi
unggulan selanjutnya.
4 .Terbuka Terhadap Usulan Bidang Lain: ketika inovator mengidentifikasi masalah, mereka
tidak segera mengidentifikasi solusi yang tepat. Namun, jika mereka yakin solusi harus
ditemukan, mereka akan mencoba mengejar dan mengumpulkan informasi dari berbagai
sumberdaya. Sumber tersebut bisa berupa percakapan, diskusi kelompok, serta sumber
kreatif lain bahkan mungkin ide-ide global.