Contoh:
Aku sedang mengamati lemari jam yang berdiri kaku di pojok
ruangan. Ukiran jati ini bertuliskan huruf Jawa kuno menjadi
saksi bisu kelahiranku. Di tempat ini, 20 tahun lalu aku
dilahirkan.
Contoh:
Brak!!! Sekali lagi aku dibuat kaget dengan suara pintu dari
samping kamarku. Erika pergi terburu-buru sambil lari
tunggang langgang. Sepertinya ia terlambat kuliah lagi. Erika
adalah gadis yang manis, ia ramah dengan semua orang. Tidak
heran jika banyak orang menyukainya.
2. Sudut Pandang Orang Ketiga
Contoh:
Sudah 6 bulan ini Naomi terjun ke dunia tarik suara. Ayah dan
ibunya tidak ada yang merestui jalur karier yang ia geluti. Ia
sampai beradu argumen dengan sang ayah yang memang
memiliki watak keras. Keduanya sempat bersitegang sebelum
akhirnya dipisahkan oleh sang iu dengan air mata.
Contoh:
Entah apa yang terjadi dengannya seminggu belakang ini.
Pulang dari kantor langsung menunjukkan muka masam. Belum
lagi puasa bicara yang sudah ia lakukan seminggu belakangan
ini. Apa mungkin karena hubungan dia dan kekasih yang tak
direstui keluarga?
3. Sudut Pandang Campuran
Merupakan sudut pandang gabungan sudut pandang orang
pertama dan orang ketiga. Ada kalanya pengarang menempatkan
dirinya di dalam cerita dan orang di luar cerita yang serba tahu.
Contoh:
Namaku Wira, aku terlahir di keluarga yang sangat sederhana.
Ibuku seorang pedagang kue keliling, sementara ayahku bekerja
sebagai buruh pabrik. Kehidupanku berbanding terbalik dengan
Dion, yang hidup berkecukupan, bahkan lebih. Dengan segala
kemewahan yang ia punya, Dion merasa tidak perlu bekerja
lagi untuk menghidupi keluarganya. Meski begitu, aku tetap
merasa bersyukur akan kehidupan yang kujalani bersama
keluargaku.