Anda di halaman 1dari 35

Bab XII

Tabungan, Akumulasi Modal, dan Output

Tingkat tabungan – rasio atau perbandingan antara jumlah tabungan dengan jumlah GDP –
Tingkat tabungan sebuah ekonomi ditentukaan oleh GDP dan kecendungan menabung pada
masyarakat ( propensity to save ). Tentu timbul pertanyaan, apakah tingkat tabungan sebuah
ekonomi menentukan pertumbuhan ekonomi di masa depan?

Kita sudah memberikan jawaban dasar dari pertanyaan tersebut pada bagian akhir bab
sebelumnya, dan jawabannya adalah tidak. Melalui periode jangka panjang – syarat penting
pertumbuhan ekonomi bukan tabungan – teknologi dan penemuan ide baru.

Walaupun tingkat tabungan tidak menentukan pertumbuhan ekonomi secara


permanen. Kenaikan tingkat tabungan akan menyebabkan semakin tinggi tingkat
pertumbuhan ekonomi ( untuk jangka pendek ), jadi, pertumbuhan tingkat tabungan
mempengaruhi tingkat pertumbuhan output dan standar kehidupan atau kesejahteraan
masyarakat. Kenaikan pada tingkat tabungan akan menyebabkan semakin tinggi pertumbuhan
ekonomi untuk beberapa waktu dan pada akhirnya mempertinggi standar hidup di sebuah
ekonomia atau negara.

Interaksi Antara Output Dengan Modal

Faktor penentu pertumbuhan output pada jangka panjang adalah dua relasi antara output
dengan modal:

 Jumlah modal ditentukan oleh jumlah output yang diproduksi.

1
 Jumlah output ditentukan oleh jumlah tabungan atau investasi, dan sehingga modal
diakumulasikan.

Secara bersama-sama, kedua relasi tersebut yang telah disajikan pada gambar (10.1),
menentukan evolusi pertumbuhan output dan modal dari waktu ke waktu. Sekarang mari kita
bahas setiap relasi tersebut.

Dampak Modal Terhadap Output

Kita mulai membahas, yang pertama dari kedua relasi tersebut, dampak modal terhadap
output. Sebenarnya pada bab sebelumnya, kita sudah membahasnya dengan topik fungsi
produksi agregat, Y = F(K,N), dan anda sudah melihat dan paham bahwa berdasarkan asumsi
constant returns to scale, kita dapat menulis persamaan berikut ini dari relasi antara output
per pekerja dan modal per pekerja.

Y K
=F( ,1)
N N

Output per pekerja Y/N adalah sebuah fungsi naik atau positif dari modal per pekerja
(K/N). Berdasarkan asumsi decreasing returns to capital, semakin besar rasio awal modal
per pekerja, semakin kecil dampak dari kenaikan pada modal per pekerja. Ketika modal per
pekerja sudah sangat tinggi, penambahan lebih lanjut pada modal per pekerja, hanya
mempunyai dampak sangat kecil terhadap output.

Untuk penyederhanaan notasi, kita sebaiknya menulis kembali relasi antara output
dengan kapital per pekerja sebagai berikut:

Y K
=f ( )
N N

Dimana fungsi f menyatakan relasi yang sama antara output dan modal per pekerja
sebagaimana pada fungsi F,

f ( KN )=F ( KN , 1)

2
Pada bab ini, kita sebaiknya membuat dan menggunakan dua asumsi seperti asumsi
berikut ini:

 Asumsi pertama adalah bahwa ukuran populasi, tingkat partisipasi angkatan kerja, dan
tingkat pengangguran adalah semuanya konstan. Implikasinya menyatakan bahwa
employment (N) adalah juga konstan. Untuk memahami mengapa hal tersebut terjadi,
lihat kembali pada relasi yang sudah kita bahas sebelumnya antara populasi, angkatan
kerja pengangguran ( unemplotment) dan angkatan kerja yang bekerja (employment)

a. Angkatan kerja sama dengan populasi atau jumlah penduduk dikalikan dengan
tingkat partisipasi atau the participation rate ( porsi aktif angkatan kerja yang
mencari kerja ). Sehingga, jika ukuran dari populasi adalah konstan, maka tingkat
partisipsi konstan, dan angkatan kerja juga konstan.

b. Employment ( bukan pengangguran ) adalah sama dengan angkatan kerja dikalikan


dengan 1 minus tingkat pengangguran. Sebagai contoh, jika ukuran atau jumlah
angkatan kerja di ekonomi sebesar 100 juta, dan tingkat pengangguran sebesar 5
persen, maka employment sama dengan 95 juta = [ 100 juta (1- 5 %)]. Sehingga,
jika angkaatan kerja konstan, dan tingkat pengangguran adalah konstan, maka
tingkat employment juga konstan.

Gambar: 12.1

Modal, Output, dan Tabungan/Investasi

Persediaan Output/Pendapatan
Modal

Perubahan Tabungan/Investasi
pada modal

Berdasarkan asumsi tersebut, output per pekerja ( output dibagi dengan jumlah
Y
employment, ). Output per kapita ( output dibagi dengan populasi ), dan output itu
N

3
sendiri semuanya berubah secara proporsional. Walaupun, biasanya kita mengacu
pada perubahan output atau modal per pekerja, untuk menjadi lebih jelas, pada bab
ini. Kita kadang-kadang hanya membahas tentang perubahan pada output atau modal,
membuang sebutan “ per pekerja “ atau “ per kapita “.

Alasan untuk mengasumsikan bahwa N adalah konstan adalah untuk membuat


pembahasan lebih mudah untuk fokus pada peranan akumulasi modal pada
pertumbuhan ekonomi: Jika N konstan, hanya faktor produksi yang berubah dari
waktu ke waktu adalah modal, K. Walaupun, asumsi tersebut sangat tidak realistis,
dan kita sebaiknya menguranginya di pembahasan dua bab berikutnya. Pada bab
kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi, kita sebaiknya memungkinkan untuk
pertumbuhan tetap pada populasi dan employment. Dan pada bab kemanjuan
teknologi, upah dan pengangguran, kita sebaiknya fokus pada bagaimana kita dapat
mengintegrasikan analisi kita dengan periode jangka panjang – yang mengabaikan
fluktuasi pada employment – dengan di awal analisis kita pada periode jangka pendek
dan jangka menengah – yang sangat fokus pada fluktuasi yang terjadi pada
employment ( dan fluktuasi pada output dan penganggguran ), tetapi kedua langkah
tersebut lebih baik untuk sementara ditinggalkan.

 Asumsi kedua adalah diekonomi tidak ada kemaajuan pada teknologi, A, sehingga
fungsi produksi f ( ekuivalen atau sama dengan F) tidak berubah dari waktu ke waktu.
Sekali lagi, alasan untuk mebuat asumsi ini – yang sangat jelas bertentangan dengan
fakta – adalah untuk fokus hanya pada peranan akumulasi modal ( ini adalah pendapat
dari aliran pemikiran ekonomimakro neoklasik ). Pada bab kemajuan teknologi dan
pertumbuhan ekonomi, kita sebaiknya menggunakan kemajuan teknologi dan melihat
bahwa kesimpulan dasar yang kita hasilkan disini tentang peranan akumulasi modal
pada pertumbuhan ekonomi, juga berlaku ketika di ekonomi terjadi kemajuan
teknologi, sekali lagi langkah ini untuk sementara ditinggalkan.

Berdasarkan dua asumsi tersebut, relasi pertama kita antara output dan modal per
pekerja, dari sisi produksi, daapat dinyatakan sebagai berikut:

Yt K
=f ( t )
N N
(12.1)

4
Dimana kita sudah menggunakan indeks waktu (t) untuk output dan modal. – tetapi
tidak untuk pekerja, N, karena kita mengasumsikan N dalam kondisi konstan, dan sehingga
tidak memerlukan indeks waktu [ dengan kata lain, kita dapat menulis pekerja seperti di
persamaan (10.1)], dengan indeks waktu menjadi N t . Tetapi asumsi kita bahwa pekerja
adalah konstan, jadi berimplikasi atau mengandung pengrtian bahwa N t =N .

Dengan kalimat: Semakin tinggi modal per pekerja semakin tinggi output per pekerja.

Dampak Output Terhadap Akumulasi Modal

Untuk menghasilkan relasi kedua antara output dengan akumulasi modal, kita harus
melaksanakan dua langkah atau tahapan.

Pertama: kita hasilkan relasi antara output dengan investasi

Kedua: Kita hasilkan relasi antara investasi dengan akumulasi modal

Relasi Output dan Investasi.

Untuk menghasilkan relasi antara output dengan investasi, kita membuat tiga asumsi:

 Kita lanjutkan asumsi bahwa ekonomi adalah ekonomi tertutup – masih belum ada
perdagangan internasional – Sebagaimana yang sudah kita gunakan pada persamaan:
I = S + (T – G ), hal ini berimplikasi ( mengandung makna ) bahwa investasi, I,
adalah sama dengan tabungan, S, ditambah dengan tabungan publik atau tabungan
pemerintah (T – G ).
 Untuk fokus pada perilaku tabungan swasta atau tabungan masyarakat, kita
mengabaikan realitas untuk baik pajak (T) maupun belanja pemerintah (G), sehingga
T = G, dan melalui implikasi tabungan publik, perbedaan antara pajak dan belanja
pemerintah, T – G = 0 ( Kita hendaknya meninggalkan asumsi ini, ketika kita
membahas tentang implikasi kebijakan fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi ).
Berdasarkan asumsi ini, persamaan terakhir sebelumnya menjadi:
I = S ( karena T – G = 0 )

Investasi sama dengan tabungan masyarakat.

5
 Kita mengasumsikan bahwa tabungan masyarakat adalah proporsional dengan
pendapatan, sehingga:
S = sY

Parameter s adalah tingkat persentase tabungan atau propencity to saving


( kecendrungan menabung terhadap setiap kenaikan pendapatan satu unit currency ).
Asumsi ini mencakup atau mengandung dua fakta dasar tentang tabungan: (1) tingkat
tabungan tidak terjadi secara sistematis naik atau turun, ketika sebuah negara atau
ekonomi bertambah kaya. (2) negara yang semakin kaya tidak secara sistematis
tingkat tabungannya semakin tinggi atau rendah dibandingkan dengan tingkat
tabungan negara yang lebih miskin.

Menggabungkan kedua relasi, dan menggunakan indeks waktu, kita dapatkan


persamaan:

I t=s Y t

Investasi adalah proporsional dengan tingkat output atau pendapatanJadi, semakin


tinggi output semakin tinggi tabungan, dan menyebabkan investasi semakin tinggi di
ekonomi atau negara.

Relasi Investasi dan Akumulasi Modal:

Langkah kedua dari relasi investasi, yang merupakan suatu arus ( a flow ) – mesin baru yang
sudah produksi, pabrik baru sudah dibangun selama periode tertentu. – untuk modal yaitu
persediaan – mesin yang sedang digunakan dan pabrik pada ekonomi pada saat atau waktu
sedang berproduksi.

Tahun merupakan ukuran untuk waktu, jadi, t menyatakan tahun ke – t, dan t +1


menyatakan tahun berikutnya dan seterusnya. Nyatakanlah bahwa persediaan modal diukur
sejak tahun awal tahun ( at the beginning of each year, sehinggga K t menyatakan persediaan
modal pada awal tahun, t. K t +1 menyatakan persediaan modal pada awal tahun t+1 atau
tahun berikutnya dan seterusnya.

Asumsikan bahwa tingkat penyusutan modal dengan simbol δ ( delta ) per tahun:
yaitu perbandingan persediaan modal tahun sekarang dengan tahun sebelumnya dikalikan

6
dengan 100 persen. Proporsi δ dari persediaan modal yang rusak dan menjadi tidak berguna
atau percuma: Setara dengan proporsi ( 1 – δ ) adalah persediaan modal yang masih lengkap
atau utuh dari tahun sekarang sampai dengan tahun berikutnya. Sebagai contoh, pada tahun
2014 di ekonomi δ = 10 persen, maka modal yng masih utuh di tahun 2015 adalah sebesar 90
persen = ( 100 % – 10 % ).

Evolusi atau pertambahan persediaan modal adalah menjadi:

K t +1=( 1−δ ) K t + I t

Persediaan modal pada awal tahun t+1, K t +1adalah sama dengan persediaan modal
pada tahun awal t yang masih utuh dan baik di tahun t+1,(1 – δ ¿ K t, ditambah persediaan
modal baru yang terjadi selama tahun t+1, dalam hal ini adalah investasi atau tabungan
selama tahun t+I.

Sekarang kita akan menggabungkan relasi antara output dengan investasi, dan relasi
antara investasi dengan akumulasi modal untuk mendapatkan relasi kedua, kita perlu berpikir
tentang pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh relasi antara output dengan akumulasi
modal.

Menggantikan tempat investasi dengan tabungan pada persamaan terakhir, dan


membagi kedua sisi persamaan dengan N ( jumlah pekerja di ekonomi ) kita dapatkan
persamaan baru.

K t +1=( 1−δ ) K t + I t dan I t=s Y t

K t +1 ( 1−δ ) K t Y t
= +s
N N N

Dengan kalimat atau kata, modal per pekerja pada awal tahun t + 1 adalah sama
dengan modal per pekerja pada awal tahun t, disesuaikan dengan tingkat penyusutan,
ditambah dengan investasi per pekerja selama tahun t, adalah sama dengan tingkat
tabungan dikalikan dengan output per pekerja selama tahun t.

7
Kt K t δK t
Mengembangkan pengertian atau terminologi (1 – δ ) menjadi − ,
N N N
Kt
memindahkan ke kiri. Dan mengatur kembali sisi kanan, kita dapatkan:
N

K t +1 K t Y K
− =s t −δ t
N N N N
(12.2)

Dengan kalimat atau kata, perubahan pada modal per pekerja – dinyatakan oleh
perbedaan atau selisih antara dua terminologi di sebelah kiri – adalah sama dengan tabungan
per pekerja – dinyatakan dengan atau oleh terminologi bagian pertama dari sisi kanan –
dikurangi oleh penyusutan – dinyatakan oleh terminologi kedua dari sisi kanan. Persamaan
tersebut memberikan kepada kita tentang relasi kedua antara output dan modal per pekerja.

Implikasi Dari Alternatif Tingkat Tabungan

Kita sudah menghasilkan dua relasi

 Dari sisi produksi, persamaan (12.1) yang memperlihatkan bagaimana modal


menentukan output.
 Dari sisi tabungan, persamaan (12.2) yang memperlihatkan bagaimana output menjadi
penentu akumulasi modal

Sekarang kita gabungkan kedua relasi tersebut untuk mengetahui apa implikasi atau
makna yang dikandung mereka terhadap perilaku output dan modal dari waktu ke waktu.

Dinamika Modal dan Output

Gantikan output per pekerja (Y t /N ) di persamaan (12.2) dengan pernyataan atau ekspresi
terminologi modal per pekerja dari persamaan (12.1), kita dapatkan

K t +1 K t
N
− =sf
N
Yt
N ( )
−δ
Kt
N
(12.3)
Perubahan pada Investasi Penyusutan
modal dari tahun = selama tahun – modal selama
t ke t +1 t tahun t

8
Relasi tersebut menjelaskan apa yang terjadi terhadap modal per pekerja. Perubahan
modal per pekerja dari tahun t ke tahun t+1 ditentukan oleh perbedaan dari dua terminologi:

 Investasi per pekerja, terminologi pertama pada sisi kanan. Tingkat modal per kapita
tahun ini menentukan output pekerja tahun ini juga. Berdasarkan tingkat tabungan,
output per pekerja menentukan jumlah tabungan per pekerja, dan juga menentukan
investasi per pekerja tahun ini.
 Penyusutan modal per pekerja, terminologi kedua pada sisi kanan. Persediaan modal
per pekerja ditentukan oleh jumlah penyusutan modal per pekerja tahun ini.

Jika investasi per pekerja di atas atau melebihi penyusutan modal per pekerja,
perubahan pada modal per pekerja adalah positif: Modal per pekerja naik.

Jika investasi per pekerja di bawah atau lebih rendah dari penyusutan modal per
pekerja, perubahan pada modal per pekerja adalah negatif: Modal per pekerja turun.

Berdasarkan modal per pekerja, output per pekerja melalui persamaan (10.1), kita
dapatkan:

Yt K
=f ( t )
N N

Persamaan (12.3) dan persamaan (12.1), berisi semua informasi yang kita butuhkan
untuk memahami dinamika dari modal dan output per pekerja dari waktu ke waktu. Cara
termudah untuk menginterpretasikan hal tersebut adalah menggunakan grafik. Kita
melakukannya di gambar (12.2), dimana output per pekerja diukur pada sumbu vertikal dan
modal per pekerja diukur pada sumbu horisontal.

Pada gambar (12.2), yang pertama lihat pada kurva yang menyajikan atau menyatakan
Kt
output per pekerja, f ( ), sebagai fungsi modal per pekerja. Relasi tersebut menyatakan
N
sama sebagaimana pada gambar 12.3: Output per pekerja naik bersamaan dengan modal per
pekerja naik. Tetapi – karena terjadi penurunan returns to capital ( ingat! penambahan modal

9
pada pekerja menghasilkan tambahan output yang semakin menurun ) – dampak petumbuhan
output semakin kecil ketika semakin tinggi modal per pekerja.

Sekarang perhatikan pada dua kurva yang mewakili dua komponen pda sisi kanan
persamaan (12.3).

Kt
 Relasi yang mewakili atau menyatakan investasi per pekerja, sf ( ) mempunyai
N
bentuk sama sebagaimana fungsi produksi, kecuali bahwa investasi per pekerja lebih
rendah yang disebabkan faktor s ( tingkat tabungan ). Umpamakan tingkat modal per
pekerja adalah sama dengan K o / N di gambar (2). Output per pekerja adalah jarak AB,
dan investasi per pekerja adalah garis vertikal AC, yang sama dengan s dikalikan
dengan jarak vertikal AB. Jadi, sebagaimana dengan output per pekerja, investasi per
pekerja naik bersama dengan modal per pekerja, tetapi dengan jumlah lebih kecil dan
lebih kecil, sama dengan seperti kenaikan ouput per pekerja ketika modal per pekerja
ditambah dan ditambah. Ketika modal per pekerja sudah sangat tinggi, dampak
kenaikan lebih lanjut pada modal perpekerja terhadap output per pekerja, yang berarti
sama dengan investasi per pekerja adalah sangat kecil.

Gambar: 12.2

Dinamika Modal Dan Output Per Pekerja

Kt
Output Per Pekerja (Y/N) Penyusutan modal per pekerja, δ
N

Kt
F Output per pekerja, f ( )
N

Kt
Y*/N B Investasi per pekerja, sf ( )
N

C E

Ko ¿
K
Modal Per Pekerja
N N
10
Ketika output dan modal per pekerja rendah, investasi di atas penyusutan modal, dan modal
 Relasi yang mewakili atau menyatakan penyusutan modal per pekerja, δ K t / N adalah
dinyataakan dengan garis lurus, penyusutan modal per pekerja meningkat secara
proporsional tarhadap modal per pekerja, sehingga relasi ini dinyatakan dengan garis
lurus dengan kemiringan ( slope ) sama dengan δ . Pada tingkat modal per pekerja
K o /N , penyusutan modal per pekerja adalah dinyatakan dengan jarak garis vertikal
AD.

Perubahan pada modal per pekerja adalah berdasarkan perbedaan antara investasi per
pekerja dengan penyusutan modal per pekerja. Pada saat K o /N perbedaannya adalah positif:
Investasi per pekerja di atas penyusutan modal per pekerja, dan jumlahnya dinyatakan dengan
jarak garis vertikal CD = AC – AD, modal per pekerja naik. Ketika kita bergerak di
sepanjang sebelah kanan di garis atau sumbu horisontal dan melihat semakin tinggi dan
semakin tinggi tingkat modal per pekerja, investasi naik dengan sedikit dan tambah sedikit,
sedangkan penyusutan modal tetap naik secara proporsional terhadap modal per pekerja.
Untuk beberapa tingkat modal per pekerja, K ¿ /N di gambar (2), investasi adalah hanya cukup
untuk menutup penyusutan modal per pekerja, dan sehingga, modal per pekerja menjadi
konstan. Untuk ke kiri dari K ¿ /N investasi di atas penyusutan modal per pekerja dan modal
per pekerja naik. Hal ini diindikasikan dengan panah ke kanan di sepanjang kurva yang
¿
menyatakan fungsi produksi. Untuk ke kanan dari K /N penyusutan modal per pekerja di
atas investasi, dan modal per pekerja turun. Hal tersebut adalah diindikasikan oleh panah ke
kiri di sepanjang kurva yang menyatakan atau mewakili fungsi produksi.

Sekarang mudah untuk mengetahui karakteristik dari evolusi modal per pekerja dan
output per pekerja dari waktu ke waktu. Perhatikan senua ekonomi yang mulai dari tingkat
modal rendah per pekerja – katakanlah K o /N di gambar (12.2). Karena investasi lebih besar
daripada depresiasi, modal per pekerja meningkat. Dan karena output bergerak sama atau
searah dengaan modal, maka output per pekerja juga naik. Modal per pekerja akhirnya
mencapai K ¿ /N , tingkat dimana investasi sama dengan tingkat penyusutan, E. Pada saat
ekonomi sudah mencapai tingkat modal per pekerja K ¿ / N , output per pekerja dan modal per
pekerja tetap konstan di Y ¿ /N dan K ¿ /N , dan menjadi tingkat keseimbangan jangka panjang
di ekonomi.

11
Sebagai contoh, bayangkan sebuah negara yang kehilangan sebagian besar persediaan
modalnya, katakanlah sebagai akibat dihancurkan oleh musuh selama perang. Mekanisme
yang baru saja kita bahas menyatakan bahwa, jika negara atau ekonomi tersebut menderita
lebih besar kehilangan modal daripada kehilangan populasi, hal tersebut akan
menyebabkan modal per pekeerja rendah, sehingga pada titik di sebelah kiri K ¿ /N , negara
akan mengalami kenaikan besar baik pada modal per pekerja, maupun output per pekerja
untuk beberapa waktu. Kondisi ini dapat dijelaskan dengan gamblang dengan apa yang
terjadi selama Perang Dunia II di negara-negara yang kehancuran modal secara proporsional
lebih besar daripada populasi. Sebagai contoh, Perancis – untuk populasi yang tewas sebesar
1.3 persen, sedangkan modal hancur sebesar 30 persen.

Jika sebuah negara atau ekonomi memulai dengan tingkat modal per pekerja tinggi,
dari titik ke kanan K ¿ /N , maka tingkat penyusutan lebih besar daripada tingkat investasi,
maka modal per pekerja dan output per pekerja akan turun. Tingkat awal modal per pekerja
tidak dapat dipertahankan terus menerus berdasarkan tingkat tabungan. Penurunan tingkat
modal per pekerja tersebut akan terus terjadi sampai dengan ekonomi sekali lagi mencapai
titik dimana investasi adalah sama dengan penyusutan, dimana modal per pekerja adalah
sama dengan K ¿ / N . Dari titik ini, modal per pekerja dan output per pekerja akan tetap
konstan.

Modal dan Output Per Pekerja Pada Steady State

Sekarang kita bahas secara lebih mendalam pada tingkat output per pekerja dan modal per
pekerja untuk mana ekonomi akan mencapainya pada jangka panjang. Kondissi suatu
ekonomi dimana output per pekerja dan modal per pekerja tidak lagi berubah disebut the
steady State dari sebuah ekonomi. Menjadikan sisi kiri dari persamaan (3) sama dengan
nol ( pada steady state, berdasarkan definisi, perubahan modal per pekerja adalah nol ), pada
the steady state nilai modal per pekerja, K ¿ /N , adalah sebagai berikut:

sf ( )
K¿
N

K¿
N
(12.4)

Pada the steady state dimana nilai modal per pekerja adalah jumlah tabungan per
pekerja ( pada sisi kiri persamaan ) adalah hanya cukup untuk menutup penyusutan pada
modal per pekerja ( pada sisi kanan persamaan ).

12
Berdasarkan pada steady state dimana modal per pekerja ( K ¿ /N ), maka pada steady
¿
state nilai output per pekerja (Y /N ), adalah dinyatakan dengan fungsi produksi.

¿ ¿
Y K
=f ( )
N N
(12.5)

Sekarang kita mempunyai semua elemen yang kita butuhkan untuk membahas
dampak dari tingkat tabungan terhadap output per pekerja, baik dari waktu ke waktu, maupun
pada steady state.

Tingkat Tabungan dan Output Per Pekerja

Sekarang kita dapat kembali kepertanyaan yang ditanyakan di awal bab ini, apa dampak
tingkat tabungan terhadap tingkat pertumbuhan output per pekerja? Analisis kita
menyebabkan tiga bagian jawaban:

 Pada jangka panjang, tingkat tabungan tidak mempunyai dampak terhadap tingkat
pertumbuhan output per pekerja, karena tingkat pertumbuhan output per pekerja
sama dengan nol.
Kesimpulan tersebut adalah cukup jelas: Kita sudah melihat dan memahami
bahwa pada akhirnya, ekonomi mencapai titik dimana tingkat output per pekerja
adalah konstan. Dengan kata lain, pada jangka panjang, pertumbuhan tingkat output
per pekerja sama dengaan nol, pada berapapun nilai tingkat tabungan yang terjadi di
ekonomi.
Walaupun demikian, terdapat cara berpikir tentang relasi tingkat tabungan
dengan tingkat output per pekerja yang akan bermanfaat ketika kita membahas
kemajuan teknologi pada bab berikutnya. Bayangkan apa yang akan diperlukan untuk
mempertahankan secara konstan tingkat pertumbuhan positif pada output per pekerja
di jangka panjang. Modal per pekerja sebaiknya harus ditingkatkan, tidak itu saja,
tetapi karena adanya penurunan hasil dari penambahan modal, maka modal per
pekerja harus naik lebih cepat daripada kenaikan output per pekerja. Hal ini
berimplikasi atau secara tidak langsung bahwa setiap tahun ekonomi akan harus
menabung lebih besar dan lebih besar terhadap bagian dari output, dan menjadikannya
sebagai tambahan untuk akumulasi modal. Pada beberapa waktu tertentu, bagian

13
dari output akan diperlukan untuk ditabung dan lebih besar daripada satu –
sesuatu yang pasti tidak mungkin (makan apa masyarakat). Hal tersebut
menjelaskan mengapa tidak mungkin untuk mempertahankan secara terus menerus
tingkat pertumbuhan positif modal per pekerja untuk selamanya. Pada jangka panjang,
modal per pekerja harus menjadi konstan, begitu juga dengan tingkat output per
pekerja.
 Meskipun demikian, Pada jangka panjang, tingkat tabungan menentukan tingkat
output per pekerja. Faktor lain sama atau tetap, pada jangka panjang, negara dengan
tingkat tabungan lebih tinggi akan mempunyai tingkat output per pekerja lebih tinggi
dibandingkan dengan tingkat output per pekerja di negara dengan tingkat tabungan
lebih rendah.
Gambar (10.3) mengilustrasikan pendapat tersebut. Perhatikan dua negara
dengan fungsi produksi sama, tingkat employment sama, dan tingkat penyusutan
modal sama, tetapi berbeda pada tingkat tabungan, katakanlah, s0 dan s 1 >s 0.
Kt
Gambar (12.3) menggambar bentuk umum fungsi produksi mereka, f ( ), dan fungsi
N
tabungan
memberikan tabungan per pekerja atau sebagai fungsi modal per per
per pekerja
Kt Kt
pekerja untuk setiap dari dua negara, s0 f ( ) dan s1 f ( ). Pada jangka panjang,
N N
K0
negara dengan tingkat tabungan s0 akan mencapai tingkat modal per pekerja, , dan
N
Y0
output per pekerja, . Negara dengan tingkat tabungan s1 akan mencapai tingkat
N
Kt Y
modal per pekerja lebih tinggi, dan output per pekeerja lebih tinggi, 1 .
N N
 Kenaikan tingkat tabungan akan menyebabkan semakin tinggi pertumbuhan pada
tingkat output per pekerja, hanya beberapa waktu, jadi tidak untuk selamanya.
Kesimpulan ini kelanjutan dari dua dalil yang baru saja kita bahas. Dari dalil
pertama, kita mengatahui bahwa kenaikan pada tingkat tabungan tidak berdampak
pada pertumbuhan jangka panjang terhadap output per pekerja, karena
pertumbuhannya tetap sama dengan nol. Dari dalil kedua, kita mengetahui bahwa
kenaikan pada tingkat tabungan menyebabkan kenaikan tingkat output per pekerja
pada jangka panjang. Hal tersebut merupakan kelanjutan daripada, bahwa ketika
output per pekerja naik ke tingkat yang lebih tinggi sebagai akibat merespon kenaikan

14
pada tingkat tabungan, pasti ekonomi akan berada pada periode pertumbuhan positif.
Periode pertumbuhan positif tersebut akan berakhir, ketika ekonomi mencapai kondisi
new steady state.
Kita sekali lagi akan menggunakan gambar (12.3) untuk mengilustrasikan
kondisi tersebut. Perhatikan sebuah negara yang awalnya mempunyai tingkat
tabungan sama dengan s0 . Asumsikan bahwa modal per pekerja awalnya adalah sama
K0 Y
dengan , berkaitan dengan output per pekerja 0 . Sekarang perhatikan dampak
N N
dari kenaikan tingkat tabungan dari s0 ke s1 ( kita dapat bayangkan kenaikan ini
berasal dari perubahan (turun) tarif pajak yang membuat lebih merangsang
masyarakat untuk menabung atau kenaikan tabungan pemerintah yang berasal dari
kebijakan fiskal pemerintah berupa pengurangaan defisit anggaran – jumlah
pengurangan defisit anggaran merupakan tabungan pemerintah sekalipun bertanda
negatif – the origin atau asal kenaikan pada tingkat tabungan bukan masalah disini ).
tabungan
Fungsi memberikan per pekerja ketika fungsi modal per pekerja bergeser
investasi

ke atas ( upward ) dari s0 f ( )


Kt
N ( )
ke s1 f
Kt
N
.

K0
Pada tingkat awal modal per pekerja, , sekarang investasi di atas tingkat
N
penyusunan, sehingga modal per pekerja meningkat. Ketika modal per pekerja
meningkat begitu juga dengan output per pekerja, dan ekonomi mengalami periode
K1
pertumbuhan positif. Ketika modal per pekerja pada akhirnya mencapai , sekali
N
lagi investasi sama dengan tingkat penyusutan modal, dan pertumbuhan positif
K1
berakhir. Maka ekonomi tetap berada di berkaitan dengan output per pekerja di
N
Y1
. Pergerakan atau perubahan output per pekerja di plot atau direncanakan
N
berdasarkan waktu di gambar (12.4). Output per pekerja adalah pada awalnya konstan
Y0
di tingkat . Setelah kenaikan pada tingkat tabungan, katakanlah, pada waktu t,
N
output per pekerja naik untuk beberapa waktu sampai dia mencapai tingkat output per
Y1
pekerja lebih tinggi. dan tingkat pertumbuhan kembali menjadi nol.
N

15
Kita sudah menghasilkan tiga hasil berdasarkan asumsi tidak terdapat kemajuan
teknologi (no technological progress), dan jadi tidak ada pertumbuhan pada output per
pekerja pada jangka panjang. Tetapi pendapat ini tidak berlaku ketika kita membahas
“ Kemajuan Teknologi dan Output “, karena dengan kemajuan teknologi, tingkat output per
pekerja akan meningkat pada jangka panjang.

Sekarang, kita akan secara singkat menjelaskan bagaimana output per pekerja tetap
meningkat pada jangka panjang: Sebuah ekonomi dimana terdapat kemajuan teknologi
mempunyai pertumbuhan output per pekerja positif sekalipun pada jangka panjng. Tingkat
pertumbuhan positif jangka panjang tersebut adalah bebas ( independent ) terhadap tingkat
tabungan pada ekonomi. – perluasan atau peningkatan pada hasil pertama yang sudah kita
bahas. Kemajuan teknologi menyebabkan tingkat tabungan mempunyai dampak terhadap
output per pekerja – perluasan atau peningkatan pada hasil kedua yang sudah kita bahas.
Kemajuan teknologi menyebabkan kenaikan tingkat tabungan menyebabkan kenaikan yang
lebih tinggi pada output per pekerja dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan pada steady
state untuk beberapa waktu sampai ekonomi mencapai jalur pertumbuhan baru yang lebih
tinggi – perluasan atau peningkatan pada hasil ketiga yang sudah kita bahas.

Gambar: 12.3 Dampak Dari Tingkat Tabungan Berbeda

Output Per Per Pekerja (Y/N) Penyusutan Per Pekerja δ ¿)

Y 1/N Output Per Pekerja f ¿ )

Kt
Y 0/ N Investasi Per Pekerja ( s1 f ( )
N

Kt
Investasi Per Pekerja s0 f ( )
N

K0/ N K1/ N Modal Per Pekerja (K/N)

Negara dengan tingkat tabungan lebih tinggi mempunyai tingkat output per pekerja lebih tinggi16
pada steady state.
Ketiga hasil tersebut diilustasikan pada gambar (12.5) yang merupakan
pengembangan dari gambar (12.4) dengan memplot dampak dari kenaikan pada tingkat
tabungan di ekonomi dengan kemajuan teknologi positif. Pada gambar (12.5) menjelaskan
bahwa pada ekonomi pertumbuhan output per pekerja adalah konstan, dan dinyatakan dengan
garis yang mempunyai kemiringan ( slope ) sama dengan tingkat pertumbuhan output per
pekerja. Pada tingkat tabungan awal, s0, ekonomi bergerak di sepanjang garis AA. Jika pada
waktu t, tingkat tabungan naik menjadi, s1, ekonomi mengalami tingkat pertumbuhan output
per pekerja lebih tinggi untuk beberapa waktu sampai mencapai jalur pertumbuhan baru yang
lebih tinggi, BB. Pada jalur pertumbuhan baru BB, tingkat pertumbuhan adallah sekali lagi
sama dengan ketika sebelum terjadi kenaikan pada tingkat tabungan ( jadi, nilai kemiringan
garis BB adalah sama dengan nilai kemiringan gasis AA ).

Gambar: 12. 4 Dampak kenaikan Tingkat Tabungan Terhadap Output Per


Pekerja ( Tanpa Kemajuan Teknologi )

Output Per Pekerja (Y/N) Dikaitkan dengan tingkat tabungan s1 > s0

Y 1/ N

Y 0/ N Dikaitkan dengan tingkat tabungan s0

t Waktu

Kenaikan tingkat tabungan menyebabkan terjadi periode pertumbuhan output per pekerja,
sampai dengan output per pekerja mencapai tingkat lebih tinggi pada steady state baru.
17
Tingkat tabungan dan Konsumsi

Pemerintah dapat menggunakan bermacam-macam instrumen untuk mempengaruhi tingkat


tabungan. Pemerintah dapat memberikan bebas atau paling tidak mengurangi tarif pajak
untuk tabungan, sehingga membuat masyarakat terangsang untuk meningkatkan tabungan.
Juga melalui investasi modal asing. Berapa tingkat tabungan ekonomi yang hendak dicapai
pemerintah? Untuk menjawabnya, kita harus menggeser atau mengubah fokus kita dari
perilaku output ke perilaku konsumsi. Apa yang terjadi pada masyarakat adalah bukan
seberapa besar yang mereka produksi, tetapi berapa yang mereka konsumsi.

Hal tersebut jelas bahwa kenaikan tabungan, pada awalnya harus datang dari belanja
atau pengeluaran konsumsi yang lebih rendah daripada pendapatan. ( kecuali untuk alasan
akan lebih memudahkan pembahasan, untuk pembahasan sub sesi selanjutnya pada bab ini,
kita akan mendrop kata “ per pekerja “ pada sub sesi ini, dan hanya menggunakan konsumsi
daripada konsumsi per pekerja, modal daripada modal per pekerja, dan seterusnya ).
Perubahan pada tingkat tabungan pada tahun ini tidak mempunyai dampak terhadap tahun ini,
dan juga tidak mempunyai dampak terhadap output dan pendapatan untuk tahun ini.
Sehingga kenaikan pada tabungan, pada awalnya berasal dari konsumsi, dan
kenaikannya sama dengan penurunan konsumsi.

Gambar: 12.5

Dampak Kenaikan Tingkat Bunga Terhadap Ourput Per Pekerja Pada


Ekonomi ( Dengan Kemajuan Teknologi )

Output Per Pekerja (Y/N) Dikaitkan dengan tingkat tabungan s1 > s0

A Dikaitkan dengan tingkat tabungan s0

18
t Waktu

Kenaikan tingkat tabungan menyebabkan terjadi periode tingkat pertumbuhan output lebih
Apakah kenaikan pada tabungan menyebabkan kenaikan konsumsi pada jangka
panjang? Tidak menjadi keharusan. Konsumsi mungkin turun, tidak hanya pada awal saja,
tetapi juga pada jangka panjang. Kita mungkin merasa terkejut dengan kondisi tersebut.
Bagaimanapun juga, kita sudah mengetahui dari gambar (12.3) bahwa kenaikan pada tingkat
tabungan selalu menyebabkan kenaikan pada tingkat output per pekerja. – tetapi kenaikan
tingkat output tidak sama dengan kenaikan tingkat tabungan, seperti pada kasus kenaikan
tabungan sama dengan penurunan konsumsi. – Untuk dapat memahami mengapa hal tersebut
tidak terjadi, perhatikan apa yang terjadi pada dua nilai ekstrem pada tingkat tabungan:

Sebuah ekonomi dimana tingkat tabungan adalah ( dan selalu terjadi ) nol adalah
sebuah ekonomi dimana modal sama dengan nol. Pada kasus ini, tingkat output juga sama
dengan nol, dan demikian juga dengan tingkat konsumsi sama dengan nol. Tingkat
tabungan sama dengan nol, berimplikasi pada tingkat konsumsi nol pada jangka panjang.
Ini kondisi ekonomi tidak mungkin terjadi.

Sekarang kita masuk ke kondisi ekstrem yang berlawanan, dan perhatikan sebuah
ekonomi dimana tingkat tabungan adalah sama dengan satu. Semua orang menabung
seluruh pendapatannya. Tingkat modal dan output pada ekonomi menjadi sangat tinggi.
Tetapi karena otang-orang menabung semua pendapatannya, konsumsi sama dengan nol.
Apa yang terjadi adalah bahwa ekonomi melaksanakan atau menghimpun modal yang
berkelebihan: Secara sederhana untuk mempertahankan tingkat output akan memerlukan
semua output dijadikan sebagai pengganti dari penyusutan modal! Tingkat tabungan
sama dengan satu juga secara tidak langsung menyatakan tingkat konsumsi sama dengan
nol pada jangka panjang. Ini juga kondisi ekonomi tidak mungkin terjadi.

Kedua kasus ekstrem tersebut menyatakan secara tidak langsung bahwa di ekonomi
harus ada tabungan dengan tingkat tabungan antara 0 dan 1 yang memaksimumkan tingkat
konsumsi pada kondisi steady state. Kenaikan tingkat tabungan pada nilai tersebut

19
menyebabkan terjadi penurunan di konsumssi awal, tetapi untuk meningkatkan konsumsi
pada jangka panjang, kenaikan pada tingkat tabungan lebih besar pada nilai tersebut ( nilai
tingkat tabungan pada steady state ) akan menurunkan konsumsi, tidak hanya pada awal,
tetapi juga pada jangka panjang. Hal ini terjadi karena kenaikan pada modal yang dikaitkan
dengan kenaikan tingkat tabungan yang menyebabkan hanya kenaikan kecil pada output,
kenaikan yang terlalu kecil untuk menutup kenaikan pada penyusutan modal: Ekonomi yang
mempunyai terlalu banyak modal. Tingkat modal dikaitkan dengan nilai tingkat tabungan
yang menghasilkan tingkat tertinggi konsumsi di kondis steady state adalah dikenal sebagai
the golden rule level of capital. Kenaikan pada modal melebihi the golden rule level of
capital mengurangi tingkat konsumsi pada kondisi steady state.

Argumentasi ini diilustrasikan di gambar (12.6), yang memplot konsumsi per pekerja
di steady state ( pada sumbu vertikal ) terhadap tingkat tabungan ( pada sumbu horisontal ),
Tingkat tabungan sama dengan nol yang berimplikasi persediaan modal per pekerja sama
dengan nol, tingkat output per pekerja juga nol, dengan implikasi tingkat konsumsi per
pekerja sama dengan nol. Untuk nilai s (kecendrungan menabung) antara 0 dan SG , ( G untuk
kondisi golden rule ) semakin tinggi tingkat tabungan berimplikasi semakin tinggi nilai untuk
modal per pekerja. Output per pekerja dan konsumsi per pekerja. Untuk s lebih besar
daripada SG , kenaikan pada tingkat tabungan masih menyebabkan semakin tinggi nilai untuk
modal per pekerja dan output per pekerja, tetapi mereka menyebabkan semakin rendah nilai
konsumsi per pekerja: hal tersebut karena kenaikan pada output lebih besar sebagai pengganti
daripada nilai penyusutan modal karena semakin besar persediaan modal. Untuk s = 1,
konsumsi per pekerja adalah sama dengan nol. Modal per pekerja dan output per pekerja
adalah tinggi, tetapi semua output digunakan hanya untuk mengganti penusutan modal yang
terjadi, sehingga tidak menyisakan sedikit pun untuk konsumsi.

Gambar: 9.6
Gambar: 12.6 Dampak Tingkat tabungan Terhadap Konsumsi Per pekerja pada

Stady State Konsumsi Per Pekerja Pada


Dampak Tingkat Tabungan Terhadap
Steadymaksimum
Konsumsi State per pekerja pada Steady State

Konsumsiper
Consumsi PekerjaC(C/N
Perpekerja Konsumsi Per Pekerja Maksimum Pada Steady State
N

20
0 s0 t

Tingkat Tabungan

Jika sebuah ekonomi sudah terlalu besar persedian modalnya dimana ekonomi
beroperasi pada kondisi melebihi kondisi golden rule, maka peningkatan lebih lanjut pada
tabungan akan menurunkan tingkat konsumsi tidak hanya pada jangka pendek, tetapi juga
pada jangka panjang (secara teoritis output turun). Apakah hal tersebut menjadi relevan untuk
dicemaskan? Apakah beberapa negara secara aktual sudah mempunyai terlalu besar modal?
Bukti empiris mengindikasikan bahwa hampir semua negara OECD (Organization for
Economic Cooperation and Development) secara aktual masih jauh di bawah tingkat modal
pada the golden rule mereka. Jika mereka meningkatkan tingkat tabungan, hal ini akan
menyebabkan semakin tinggi konsumsi di masa depan( jadi sampai saat ini tidak perlu
cemas).

Kesimpulan tersebut secara tidak langsung menyatakan bahwa secara kenyataan atau
in practice, pemerintah negara-negara menghadapi tradeoff ( imbal-balik ): Kenaikan pada
tingkat tabungan secara tidak langsug menurunkan tingkat konsumsi untuk beberapa waktu,
dan pada akhirnya meningkatkan konsumsi pada beberapa waktu kemudian. Apa yang
sebaiknya pemerintah lakukan? Bagaimana sebaiknya pemerintah berusaha untuk mencapai
kondisi mendekati the golden rule? Semua itu tergantung pada seberapa besar bobot yang
mereka berikan atau tetapkan untuk kesejahteraan generasi sekarang – Siapa yang mungkin
lebih banyak menderita dari kebijakan yang ditujukan untuk meningkatkan tingkat tabungan
– versus kesejahteraan pada generasi di masa depan, siapa yang lebih mungkin mendapatkan
manfaat. Berdasarkan kepentingan politik: Generasi di masa depan tidak memberikan suara
pada pemilu sekarang. Hal ini secara tidak langsung meminta kepada pemerintah yang
berkuasa untuk lebih fokus pada kesejahteraan generasi masa sekarang. Dengan kata lain,
tidak mungkin pemerintah meminta generasi sekarang untuk berkorban lebih besar
dibandingkan dengan generasi di masa depan, yang berarti tingkat modal kemungkinan
berada di bawah tingkat modal the golden rule. Isu antar generasi tersebut akan menjadi
perdebatan terus menerus, terutama di aktivitas politik, seperti, pemilu dan parlemen.

21
Mendapatkan Besaran Tingkat Tabungan yang Masuk Akal

Berapa besar dampak pada perubahan tingkat tabungan terhadap output pada jangka
panjang? Untuk berapa lama dan berapa besar kenaikan pada tingkat tabungan berdampak
pada pertumbuhan? Seberapa jauh sebuah negara memiliki modal yang berada pada kondisi
the golden rule? Untuk mendapatkan pemikiran yang lebih baik guna menjawab pertanyaan
tersebut. Misalkan sekarang kita buat asumsi yang lebih spesifik, menggunakan beberapa
angka pada persamaan fungsi produksi, dan melihat apa yang kita dapat.

Asumsikan bahwa fungsi produksi yang sudah ada adalah:

Y = √ K √N
(12.6)

Tingkat output sama dengan perkaalian antara akar kuadrat modal dengan akar
kuadrat pekerja. Perhatikan bahwa fungsi produksi memperlihatkan baik constant returns to
scale, maupun decreasing returns untuk modal maupun pekerja.

Membagi kedua sisi dengan N ( karena kita tertarik pada output per pekerja ):

Y √K √N √ K √N √ K
N
=
N
= = =
√ N √N √ N N
K

Output per pekerja sama dengan akar kuadrat modal per pekerja. Ceteris paribus,
Sebagaimana sudah kita ketahui, fungsi produksi, f, relasi antara output per pekerja dengan
modal per pekerja, menjadi sebagai berikut:

f ( )
Kt
N
=
N√
Kt

Sekarang kita kembali ke persamaan (10.3), disini diulang untuk memudahkan:

K t +1 K t
N
− =sf
N
Kt
N ( )
K
−δ t
N


Kt Kt
Gantikan f ( ) dengan
N N

22
K t +1 K t
N
− =s
N
Kt
N
K
N√
−δ t

(12.7)

Persamaan tersebut menjelaskan tentang evolusi modal per pekerja dari waktu ke
waktu. Sekarang akan kita lihat apa implikasinya.

Dampak Tingkat tabungan pada Output Steady State

Seberapa besar dampak dari kenaikan tingkat tabungan pada tingkat output per pekerja di
ekonomi steady state?

Untuk menjawabnya kita mulai dengan persamaan (10.7). Pada steady state, jumlah
modal per pekerja adalah konstan, sehingga sisi kiri pada persamaan adalah sama dengan nol.
Hal tersebut secara tidak lngsung menyatakan:

s
√ K
N

K
N

Kita sudah mendrop indesks waktu, t, yang sudah tidak lagi diperlukan karena pada steady
K
state adakah konstan. Kita kuadratkan di kedua sisi, kita dapatkan:
N

K
s2 =δ 2 ¿
N

K
Bagi kedua sisi dengan dan kita atur keembali persamaan di atas.
N

K
=¿ (12.8)
N

Pada steady state modal per pekerja sama dengan kuadrat dari rasio atau perbandingan
tingkat tabungan dengan tingkat penyusutan modal.

Dari persamaan (10.6) dan (10.8). Pads steady state output per pekerja, adalah
menjadi sebagai berikut:

23
√ √
2
Y K
= = (s) =s (12.9)
N N δ δ

Steady state output per pekerja sama dengan rasio antara tingkat tabungan dengan
tingkat penyusutan modal.

Semakin tinggi tingkat tabungan dan semakin rendah tingkat penyusutan, keduanya
menyebabkan modal per pekerja semakin tinggi pada steady state [persamaan (12.8)], dan
semakin tinggi tingkat output per pekerja pada steady state [persamaan (12.9)]. Untuk melihat
apa implikasinya. Pada contoh, kita gunakan beberapa angka. Umpamakan tingkat
penyusutan modal sebesar 10 persen per tahun, dan umpamakan tingkat tabungan sebesar 10
persen per tahun, maka dari persamaan (12.8) dan persamaan (12.9), maka tingkat modal dan
output per pekerja pada steady state adalah sama-sama berjumlah 1 (satu). Sekarang,
umpamakan bahwa tingkat tabungan menjadi 20 persen dan tingkat penyusutan modal tetap
10 persen. Dengan menggunakan persamaan (12.8), yang merupakan steady state baru, modal
per pekerja naik dari 1 menjadi 4. Dan dari persamaan (12.9) output per pekerja menjadi
duakali lipat dari 1 menjadi 2. Jadi, duakali lipat tingkat tabungan dari 10 persen menjadi 20
persen, menyebabkan pada jangka panjang ouput per pekerja meningkat menjadi duakali
lipat. Hal ini merupakan dampak besar.

Dampak Dinamis Dari Kenaikan Tingkat Tabungan

Setelah kenaikan tingkat tabungan, bagaimana dampaknya terhadap pencapaian output pada
tingkat steady state baru? Dan Berapa besar serta berapa lama kenaikan tingkat tabungan
berdampak pada tingkat pertumbuhan?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus menggunakan persamaan (12.7) dan
memecahkannya untuk modal per pekerja pada tahun 0, pada tahun 1, dan tahun seterusnya.

Umpamakan bahwa tingkat tabungan, yang selalu sama dengan 0.1 atau 10 persen,
kenaikan dari tahun 0 dari 10 persen ke 0.2 atau 20 persen dan setelah itu, tetap berada di
20 persen untuk selamanya. Pada tahun 0, tidak ada yang terjadi pada persediaan modal
( ingat bahwa perubahan modal per pekerja memerlukan waktu satu tahun untuk semakin
tinggi tingkat tabungan dan semakin tinggi tingkat investasi untuk memperlihatkan semakin
tinggi modal ). Sehingga modal per pekerja tetap sama dengan tingkat modal pada steady

24
state yang dikaitkan dengan tingkat tabungan adalah sebesar 10 persen. Dari persamaan
(12.8):

K 0 0.1 2 2
=( ) =1 = 1
N 0.1

Pada tahun ke satu, persamaan (10.7) memberikan


K1 K0 K0 K
− =s –δ 0
N N N N

Dengan tingkat penyusutan modal sama dengan 0.1 dan sekarang tingkat tabungan
sebesar 0.2. Persamaan tersebut menyatakan secara tidak langsung bahwa:

K1
−1=1 ¿
N

Maka:

K1
=1.1
N

K2
Dengan cara yang sama, kita dapat memecahkan nilai dan seterusnya. Sekali kita
N
sudah mempunyai nilai modal per pekerja di tahun 0, pada tahun kesatu dan seterusnya. Hasil
perhitungan tersebut disajikan di gambar (107). Panel (a) memplot tingkat output per pekerja
Y
berdasarkan waktu. naik dari waktu ke waktu dari nilai awal sebesar 1 di tahun 0 ke nilai 2
N
pada steady state pada jangka panjang. Panel (b) memberikan informasi sama, tetapi dengan
cara berbeda, sebagai gantinya memplot tingkat pertumbuhan output per pekerja berdasarkan
waktu. Ketika panel (b) memperlihatkan pertumbuhan output per pekerja adalah tertinggi
pada awal dan kemudian menurun dari waktu ke waktu. Ketika ekonomi mencapai steady
state baru, pertumbuhan output per pekerja kembali mencapai nol.

Apa yang gambar (12.7) perlihatkan secara sangat jelas adalah bahwa penyesuaian
untuk steady state baru, modal per pekerja semakin tinggi, keseimbangan jangka panjang
memerlukan waktu panjang, hanya 40 persen sempurna setelah 10 tahun, 63 persen sempurna
setelah 20 tahun. Sebagaimana yang sudah anda ketahui, kenaikan pada tingkat tabungan

25
meningkkatkan tingkat pertumbuhan output per pekerja.untuk jangka panjang. Pertumbuhan
rata-rata per tahun adalah 3.1 persen, untuk sepuluh tahun pertama, 1.5 persen untk 10 tahun
kemudian. Sedangkan perubahan pada tingkat tabungan tidak mempunyai dampak terhadap
pertumbuhan pada jangka panjang, mereka hanya menyebabkan semakin tinggi pertumbuhan
untuk hhanya beberapa waktu tertentu.

Untuk kembali kepada pertanyaan yang muncul pada awal pembahasan di bab ini,
dapatkah tingkat pertumbuhan rendah pada pertumbuhan tingkat tabungan di sebuah ekonomi
menyebabkan tingkat pertumbuhan menjadi rendah? Jawabannya akan benar. Karena itu,
ekonomi harus mampu mempertahankan tingkat tabungan yang di atss tingkat penyusutan
modal

Berapa tingkat tabungan yang dapat memaksimumkan konsumsi per pekerja pada
steady state? Ingat bahwa pada steady state, konsumsi adalah sama dengan pendapatan yang
disisihkan untuk mempertahankan tingkat modal konstan. Secara lebih formal, pada steady
state, konsumsi per pekerja adalah sama dengan output per pekerja dikurangi dengan tingkat
penyusutan modal per pekerja.

C Y K
= −δ
N N N

Menggunakan persamaan (12.8) dan persamaan (12.9) untuk nilai output per pekerja
dan modal per pekerja, konsumsi per pekerja pada steady state, adalah sebagai berikut:

C
N
s
()
= −δ ¿
δ

C s(1−s )
=
N δ

Menggunakan persamaan tersebut, bersama-sama dengan persamaan (12.8) dan


(12.9), tabel (12.1) memberikan nilai modal per pekerja, output per pekerja dan konsumsi per
pekerja pada steady state berdasarkan perbedaan nilai tingkat tabungan ( dan untuk tingkat
penyusutan modal per pekerja sebesar 10 persen ).
Tabel 1: Tingkat Tabungan dan Tingkat Modal, Output dan Konsumsi Per Pekeerja Pada
Steady State

Tingkat Tabungan Modal Per Pekerja Output Per Pekerja Konsumsi Per Pekerja
26
S K/N Y/N C/N

0.0 0.0 0.0 0.0


0.1 1.0 1.0 0.9

Pada steady state konsumsi per pekerja adalah tertinggi, ketika s sama dengan 0.5
(setengah). Tingkat modal golden rule dikaitkan dengan tingkat tabungan 50 persen. Di
bawah tingkat tersebut, kenaikan pada tingkat tabungan menyebabkan kenaikan konsumsi per
pekerja pada jangka panjang. Di atas tingkat tersebut, menyebabkan penurunan konsumsi per
pekerja pada jangka panjang dan jangka pendek juga. Pada saat ini, beberapa ekonomi di
dunia mempunyai tingkat tabungan di atas 40 persen. Hal ini merupakan konsekwensi dari
pengalaman ekonomi bahwa kenaikan pada tingkat tabungan akan meningkatkan baik tingkat
output per pekerja dan maupun konsumsi per pekerja pada jangka panjang, dan menggeser
batas kemungkinan produksi ataau PPF ke kanan untuk menjauhi titik poros.

Modal Fisik dan Modal Manusia

Kita sudah berkonsentrasi sebegitu jauh pada modal fisik – seperti mesin, pabrik, gedung
kantor, dan lain-lainnya. Tetapi ekonomi mempunyai modal dalam bentuk atau tipe lain:
Sekumpulan keahlian dari para pekerja (skills) di ekonomi, yang disebut para ekonom
sebagai modal manusia ( human capital ). Sebuah ekonomi dengan banyak pekerja yang
memiliki keahlian tinggi ( highly skilled workers ) adalah mempunyai kemungkinan besar
untuk lebih produktif dibandingkan dengan ekonomi dimana sebagian besar pekerjanya tidak
dapat membaca dan menulis.

27
Kenaikan pada human capital perananya sama besar dengan kenaikan pada modal
fisik selama dua abad yang lalu. Pada awal revolusi industri, hanya 30 ppersen dari total
penduduk yang mengetahui bagaimana menulis dan membaca. Tingkat penduduk yang
mampu membaca dan menulis di negara OECD adalah di atas 95 persen dari total penduduk.
Dahulu sekolah bukan kewajiban, tetapi sekarang merupakan kewajiban, biasanya sampai
dengan 16 tahun. Walaupun demikian, sekarang masih terdapat perbedaan besar antar negara.
Hari ini, di negara-negara anggota OECD, hampir 100 persen anak-anak mendapatkan
pendidikan dasar, 90 persen mendapatkan pendidikan menengah, dan 38 persen mendapatkan
pendidikan lebih tinggi. Untuk di negara-negara miskin dengan pendapatan per kapita masih
di bawah US $ 400, adalah 95 persen, 32 persen dan 4 persen, secara berurutan.

Bagaimana sebaiknya kita berpikir tentang dampak human capital terhadap output?
Bagaimana human capital mengubah kesimpulan awal kita? Pertanyaan tersebut akan kita
jawab pada akhir sesi ini.

Memperluas Fungsi Produksi

Cara paling natural untuk memperluas analisis kita adalah memberikan kemungkinan untuk
human capital adalah memodifikasi relasi fungsi produksi atau persamaan (1) untuk dibaca:

Y K H
=f ( , )
N N N
(12.10)

Gambar: 12.7

Dampak Dinamis kenaikan Tingkat Bunga Dari 10 ke 20 Persen Terhadap


Tingkat dan Pertumbuhan Output Per Pekerja

Output Per Pekerja ( Y/N ) (a) Dampak Terhadap Output per pekerja

2.00

1,75

1.50
28
1.25
*Keterangan: Memerlukan jangka waktu lama untuk output dapat menyesuaikan dengan
output yang lebih tinggi pada steady state baru, mengubah dengan
meninggkatkan tingkat tabungan menyebabkan terjadi periode pertumbuhan
yang lebih tinggi pada output per pekerja.

K
Tingkat output per pekerja tergantung pada tingkat modal fisik per pekerja, dan
N
H
tingkat human capital per pekerja, . Sebagaimana sebelumnya, kenaikan pada modal per
N
K
pekerja, , menyebabkan kenaikan pada output per pekerja. Dan kenaikan pada rata-rata
N
tingkat keahlian ( skilled ) per pekerja, juga menyebabkan semakin meningkat output per
pekerja. Semakin para pekerja lebih ahli ( more skilled ) dapat menggunakan atau

29
mengoperasikan mesin yang modern dan semakin canggih: Mereka dapat dengan lebih
mudah dan lebih cepat mengatasi kerusakan pada mesin yang tidak diperkirakan
sebelumnya, mereka dapat beradaptasi lebih cepat terhadap tugas baru. Semuanya keahlian
yang ada pada pekerja menyebabkan semakin tinggi output per pekerja.

Pada awal bab ini kita mengasumsikan bahwa kenaikan modal fisik per pekerja,
meningkatkan output per pekerja, tetapi dampak kenaikannya semakin kecil ketika tingkat
modal per pekerja dinaikan. Asumsi sama adalah kemungkinan dapat diterapkan pada tingkat
H
human capital per pekerja. Pikirlah kenaikan pada adalah berasal dari kenaikan pada
N
jumlah tahun dari pendidikan para peekerja. Bukti menyatakan bahwa hasil kenaikan secara
proporsi dari anak-anak berdasarkan tahun dari lamanya pendidikan di sekolah dasar adalah
sangat besar. Paling tidak kemampuan untuk membaca dan menulis memungkinkan orang-
orang dapat menggunakan perlengkpan yang lebih canggih tetapi lebih produkstif. Walaupun
demikian, untuk negara kaya, pendidikan dasar dan pendidikan menengah sudah tidak lagi
menjadi masalah, karena hampir semua anak-anak mendapatkan kedua tingkat pendidikan
tersebut. Tetapi untuk pendidikan tinggi masih dihadaapi oleh negara-negara kaya. Anda
mungkin sudah mempunyai bukti sendiri ataupun bukti dari berita bahwa pendidikan tinggi
meningkatkan skill, paling tidak jika diukur dengan kenaikan upah bagi pekerja yang
memiliki kualifikasi lulusan pendidikan tinggi. Tetapi dengan mengambil contoh ekstrem
tersebut, masih belum pasti bahkan jelas bahwa mendorong setiap orang untuk mendapatkan
ijasah perguruan tinggi akan meningkatkan sangat besar output agregat. Banyak orang akan
menjadi terlalu tingggi kualifikasinya dan barangkali menambah banyak orang frustrasi
daripada menjadi lebih produktif.

Bagaimana sebaiknya kita menyusun ukuran untuk human capital, H? Jawabannya


adalah sama dengan cara kita menyusun ukuran untuk modal fisik, K. Dalam menyusun
ukuran untuk K, kita hanya menambahkan nilai dari perbedaan potongn-potongan modal,
sehingga sebuah mesin yang berharga $ 2.000 mendapatkan dua kali bobot dari mesin yaang
berharga $ 1.000. Dengan cara yang sama, kita menyusun ukuran untuk human capital, H,
yaitu para pekerja yang dibayar dua kali lipat mendapatkan bobot dua kali. Sebagai contoh,
ambil ekonomi dengan 100 pekerja, setengah dari mereka unskilled, dan setengahnya lagi
skilled. Umpamakan upah relatif pekerja skilled adalah dua kali terhadap upah pekerja

30
unskilled. Kemudian kita dapat menyusun H sebagai [(50 x 1) + (50 x 2)] = 150, maka human
H 150
capital per pekerja, adalah sama dengan =1.5.
N 100

Human Capital, Modal Fisik, dan Output

Bagaimana human capital mengubah analisis pada sesi sebelumnya?

Kesimpulan kita tentang akumulasi modal fisik masih tetap valid atau masih tetap
berlaku: Kenaikan pada tingkat tabungan meningkatkan modal fisik per pekerja pada steady
state, dan karena itu meningkatkan output per pekerja. Tetapi kesimpulan kita sekarang
diperluas untuk akumulasi human capital juga. Kenaikan berapa besar masyarakat
“menabung” dalam bentuk human capital – melalui pendidikan dan belajar sambil
bekerja ( on the job training ) – meningkatkan human capital per pekerja pada steady state,
yang menyebabkan kenaikan pada output per pekerja.

Oleh karena itu model perluasan kita, memberikan kita gambaran lebih kaya tentang
penentu output per pekerja. Pada jangka panjang, model menjelaskan kepada kita, output
per pekerja ditentukan oleh berapa besar masyarakat menabung dan berapa besar dana
masyarakat yang digunakan untuk membiayai pendidikan.

Apa pembanding bagi pentingnya human capital dan modal fisik di dalam
menentukan output per pekerja? Landasan untuk memulai adalah membandingkan berapa
besar anggaran atau biaya untuk pendidikan formal dengan berapa besar investasi pada modal
fisik. Dibeberapa negara maju biaya untuk pendidikan antara 5 persen sampai dengan 10
persen dari GDP. Jumlah atau persentase biaya pendidikan tersebut termasuk anggaran
pendidikan yang dikeluarkan pemerintah, dan biaya yang dikeluarkan oleh swasta atau
masyarakat. Jumlah tersebut adalah antara sepertiga dan setengah dari tingkat investasi modal
fisik kotor [ the gross investment rate for physical capital.( yang besarnya sekitar 16
persen )]. Tetapi perbandingan ini hanya jalan pertama. Perhatikan kesulitan dan rintangan
berikut ini:

 Pendidikan, terutama pendidikan tinggi, adalah bagian dari konsumsi – dilakukan


untuk kepentingan sendiri – dan bagian investasi. Kita hendaknya hanya memasukan

31
bagian investasi untuk tujuan pembahasan kita. Walaupun demikian, pembahasan
yang terdahulu termasuk membahas keduanya.
 Paling tidak setelah pendidikan menengah, biaya oportuniti dari pendidikan seseorang
adalah juga menunda upah, artinya anak muda yang kuliah berarti dia menunda
bekerja untuk menghasilkan upah, jadi upah yang seharusnya diterima menjadi tidak
diterima karena mengikuti pendidikan tinggi.. Pengeluaran pendidikan hendaknya
tidak hanya memasukan biaya aktual untuk pendidikan, tetapi juga biiaya oportuniti.
 Pendidikan formal adalah hanya bagian dari pendidikan. Banyak dari apa yang sudah
kita pelajari datang dari on the job training, secara formal ataupun non formal.
Keduanya merupakan biaya aktual dan biaya oportuniti dari on the job training
hendaknya juga dimasukan.
 Kita hendaknya membandingkan tingkat investasi bersih setelah penyusutan.
Penyusutan modal fisik, terutama mesin, adalah kemungkinan lebih tinggi
dibandingkan dengan penyusutan pada human capital. Skill berkurng atau memburuk,
tetapi terjadi dengan sangat lambat. Tidak seperti pada modal fisik, skill berkurang
lebih lambat dan lebih lambat jika terus digunakan.

Untuk semua alasan tersebut, adalah sangat sulit untuk mengajukan angka yang dapat
dipercaya untuk investasi pada human capital. Penelitian terakhir menyimpulkan bahwa
investasi pada modal fisik dan pendidikan mempunyai peranan relatif sama dalam
menentukan dan meningkatkan output. Kesimpulan ini secara tidak langsung menyatakan
bahwa output per pekerja ditentukan secara bersama-sama oleh jumlah modal fisik dan
human capital di ekonomi. Negara-negara yang menggunakan dana lebih besar untuk
pendidikan, dapat mencapai secara substansi lebih tinggi pada output per pekerja pada steady
state.

Pertumbuhan Endogen

Perhatikan apa kesimpulan yang baru kita capai, katakan dan tidak katakan. Kesimpulan
menyatakan bahwa sebuah negara yang memberikan dana lebih besar pada pendidikan akan
mencapai tingkat lebih tinggi pada output per pekerja pada steady state. Kesimpulan tidak
mengatakan bahwa melalui tabungan atau anggaran untuk pendidikan, sebuah negara dapat

32
secara terus menerus atau permanen mencapai pertumbuhan lebih tinggi pada output per
pekerja.

Walaupun demikian, kesimpulan tersebut telah mendapat tantangan pada beberapa


dekade yang lalu. Menurut Robert Lucas dan Paul Romer, para peneliti sudah meneliti
kemungkinan bahwa kombinasi antara akumulasi modal fisik dengan akumulasi human
capital mungkin secara aktual cukup untuk mendukung terjadi pertumbuhan secara terus
menerus di ekonomi. Berdasarkan human capital, kenaikan pada modal fisik akan
menyebabkan penurunan pada output per pekerja. Dan berdasarkan modal fisik, kenaikan
human capital menyebabkan akan juga menyebabkan penurunan pada output per pekerja.
Tetapi para peneliti tersebut mengajukan pertanyaan apa yang terjadi jika modal fisik dan
human capital meningkat secara bersamaan? Tidak dapatkah ekonomi tumbuh secara terus
menerus atau selamanya hanya dengan memiliki secara terus menerus lebih banyak modal
fisik dan pekerja skilled?

Model yang menghasilkan pertumbuhan secara terus menerus, tanpa kemajuan


teknologi adalah disebut models of endogenous growth, untuk merefleksikan fakta bahwa
pada model tersebut – sangat berbeda dengan model yang sudah kita bahas di sesi awal bab
ini – pertumbuhan tergantung – sekalipun pada jangka panjang – oleh tingkat tabungan dan
tingkat pengeluaran untuk pendidikan. Dengan demikian, kesimpulan yang sudah kita buat di
awal, perlu untuk dikualifikasi, tetapi tidak untuk ditinggalkan. Konsensus yang terjadi
sekarang adalah:

 Output per pekerja tergantung pada tingkat modal fisik per pekerja dan human capital
per pekerja. Kedua bentuk modal dapat diakumulasi, yang satu melalui investasi pada
modal fisik, dan yang lainnya melalui pendidikan dan pelatihan. Peningkatan tingkat
tabungan dan atau bagian output yang digunakan untuk pendidikan dan pelatihan,
dapat menyebabkan semakin tinggi output per pekerja pada jangka panjang.
Walaupun demikian, berdasarkan tingkat kemajuan teknologi, suatu langkah dan
ukuran yang tidak menyebabkan tingkat pertumbuhan semakin tinggi secara
permanen.
 Perhatikan bahwa syarat ( dalam hal ini kemajuan teknologi ) pada dalil terakhir
Mendasarkan pada tingkat kemajuan teknologi. Tetapi apakah kemajuan teknologi
tidak berkaitan dengan tingkat human capital di ekonomi? Tidak dapatkan angkatan

33
kerja dengan tingkat pendidikan lebih baik menyebabkan semakin tinggi tingkat
kemajuan teknologi? Pertanyaan tersebut kita bawa ke topik pada bab selanjutnya:
Kemajuan teknologi dan Pertumbuhan.

Latihan Soal

1. Pertumbuhan output per pekerja di Jepang akan tetap lebih tinggi daripada negara
manapun, sekalipun Amerika Serikat, sepanjang tingkat tabungan Jepang di atas tingkat
tabungan negara manapun termsuk Amerika Serikat. Apakah anda setuju atau tidak
setuju dengan pendapat tersebut. Jelaskan jawaban anda.

2. Diskusikan dengan teman anda tentang dampak yang menyebabkan perubahan pada
output per pekerja pada jangka panjang.

a. Semakin tinggi tingkat wanita yang bekerja atau berpartisipasi ( tetapi penduduk
konstan ).

b. Tarif pajak penghasilan diturunkan.

c. Pemerintah menurunkan atau mengurangi defisit anggaran.

d. Bank Sentral menaikan suku bunga dasar.

3. Umpamakan fungsi produksi sebuah ekonomi ditunjukan dengan persamaan sebagai


berikut:

Y = 0.5√ K √ N

a. Dapatkan tingkat output per pekerja dan output per pekerja dalam terminologi tingkat
tabungan (s) dan tingkat penyusutan modal (δ ) pada steady state.

b. Dapatkan persamaan output per pekerja pada steady state, dan tingkat konsumsi per
pekerja dalam terminologi s dan δ pada steady state.

c. Umpamakan nilai δ = 5 persen, hitung output per pekerja pada steady state, dan
tingkat konsumsi per pekerja un tuk s = 0, 0.1, 0.2, dan 1 pada steady state, dan
jelaskan hasilnya.

34
35

Anda mungkin juga menyukai