Anda di halaman 1dari 7

Tugas Review Makro Ekonomi Pertemuan 6

“Pertumbuhan Ekonomi I : Akumulasi Modal dan Pertumbuhan Populasi”

A. AKUMULASI MODAL
1. Fungsi Produksi dan Persediaan Barang
Fungsi produksi merepresentasikan transformasi dari input (angkatan kerja
(L), modal (K), teknologi produksi) ke dalam output (barang jadi dan jasa pada waktu
tertentu). Hal ini dituliskan dalam persamaan :
Y = F (K,L)
Dengan asumsi fungsi produksi memiliki skala tingkat pengembalian yang
konstan, maka persamaannya dapat ditulis menjadi :
Zy = F ( zk, zl )
Asumsi ini memungkinkan kita menganalisis semua kuantitas relatif terhadap
ukuran angkatan kerja. Untuk melihat kebenarannya, gunakan z = 1 L untuk
mendapatkan :
Y/L = F (K / L, 1)
Persamaan ini menujukkan bahwa jumlah output per pekerja Y/L adalah fungsi
dari jumlah modal per pekerja K/L. Skala hasil konstan mengimplikasikan bahwa
ukuran perekonomian sebagaimana diukur oleh jumlah pekerja tidak mempengaruhi
hubungan antara output tiap pekerja dan modal tiap pekerja. Kemudian dinotasikan
dengan huruf kecil menjadi y = Y/L output per pekerja dan k = K/L modal per pekerja.
Sehingga fungsi produksi :
Y = f(K)
Dimana f (k) = F (k,1). Kemiringan dari fungsi produksi ini menujukkan berapa
banyak output tambahan yang dihasilkan seorang pekerja ketika mendapatkan satu unit
modal tambahan, disebut juga MPK.
MPK = f ( k+1 ) – f (k)
Fungsi produksi menunjukkan bagaimana jumlah modal tiap pekerja k
menentukan jumlah output tiap pekerja y = f(k).

2. Permintaan terhadap barang dan fungsi konsumsi


Permintaan terhadap barang dalam model solow berasal dari konsumsi dan investasi.
Sehingga dapat ditulis :
Y=c+i
Solow mengasumsikan selain mengosumsi sebesar c, pekerja juga memiliki simpanan
sebesar s, dimana jika jumlah yang bisa dikonsumsi adalah 1 dikurangi s, sehingga
didapatkan persamaan :
C = ( 1 - s )y
Dimana s adalah tingkat tabungan antara angka nol dan satu. Untuk melihat apakah
fungsi konsumsi ini berpengaruh pada investasi, c disubtitusikan dalam identitas
perhitungan pendapatan nasional menjadi :
Y = (1-s)y + i
Dan dapat diubah lagi menjadi :
I = s.y
Persamaan ini menunjukkan bahwa investasi sama dengan tabungan. Jadi, tingkat
tabungan merupakan bagian output yang menujukkan investasi.

3. Pertumbuhan persediaan modal dan kondisi mapan


Berikut adalah dua kekuatan yang mempengaruhi persediaan modal :
 Investasi : Pengeluaran tempat usaha dan peralatan
 Depresiasi : Menuanya modal lama; menyebabkan persediaan modal
menurun

Investasi tiap pekerja i = sy. Dengan ini disubtitusi fungsi produksi untuk y, kita dapat
mengungkapkan investasi tiap pekerja sebagai fungsi dari persediaan modal tiap
pekerja :

I = sf (k)

Persamaan ini menghubungkan persediaan modal yang ada k dengan akumulasi modal
baru i.

Untuk memasukkan depresiasi ke dalam model, kita asumsikan bahwa sebagian


tertentu dari persediaan modal menyusut setiap tahun. Disini adalah tingkat depresiasi.
Dampak investasi dan depresiasi pada persediaan modal dapat dinyatakan dalam
persamaan :

Dimana k adalah perubahan persediaan modal, i adalah investasi. Karena setiap


investasi sama dengan tabungan jadi dapat ditulis :

Depresiasi oleh karenanya proporsional terhadap persediaan modal.


Grafik dibawah ini menjelaskan bahwa pada saat k*, maka depresiasi sebanding degan
investasi. Ketika investasi melebihi depresiasi, maka modal akan naik, begitu juga
sebaliknya. Jika perekonomian berada dalam tingkat persediaan modal ini, maka
persediaan modal tidak akan berubah karena investasi dan depresiasi beraksi
didalamnya secara seimbang. Yaitu pada k*, k = 0, sehingga persediaan modal k dan
output f(k) dalam kondisi mapan sepanjang waktu (tidak tumbuh ataupun menyusut).
Karena itudapat disebutkan bahwa k* sebagai tingkat modal pada kondisi mapan.

4. Mendekati kondisi mapan : contoh numerik


Asumsikan fungsi produksi
Y=k½l½
Untuk menurunkan fungsi produksi per pekerja f(k), bagi kedua sisi dengan angkatan
kerja L.
Karena y = Y/L dan k = K/L, persamaan ini menjadi
Y=k½=k
Bentuk produksi ini menyatakan bahwa output per pekerja nya sama dengan akar dari
jumlah modal per pekerja. Mengikuti kemajuan perekonomian salama bertahun-tahun
salah satu cara untuk mencapai tingkat persediaan modal pada kondisi mapan, tetapi
ada cara lain yang memerlukan sedikit perhitungan. Ingat bahwa :

Karena kondisi mapan adalah nilai k pada saat k = 0, maka :

Atau sama dengan :

Persamaan ini memberikan suatu cara untuk mendapatkan tingkat modal per pekerja
pada kondisi mapan, k*.

5. Bagaimana tabungan mempengaruhi pertumbuhan


Model solow menujukkan bahwa tabungan adalah determinan penting dalam
persediaan modal pada kondisi mapan. Jika tingkat tabungan tinggi, perekonomian
akan memilikki persediaan modal besar dan tingkat output tinggi. Jika tabungan
rendah, perekonomian akan memiliki persediaan modal kecil dan tingkat output
rendah.
Kenaikan tingkat tabungan s menunjukkan bahwa jumlah investasi untuk setiap
persediaan modal tertentu lebih tinggi. Kenaikan itu membuat fungsi tabungan bergeser
ke atas. Pada kondisi mapan awal k*1, investasi melebihi depresiasi. Persediaan modal
meningkat sampai perekonomian mencapai kondisi mapan yang baru k*2, dengan lebih
banyak modal dan output.
Pandangan model solow tentang hubungan antara tabungan dan pertumbuhan ekonomi:
Tabungan yang lebih tinggi mengarah ke pertumbuhan yang lebih cepa, tetapi hanya
sementara. Kenaikan dalam tingkat tabungan meningkatkan pertumbuhan sampai
tingkat perekonomian mencapai kondisi mapan baru. Jika perekonomian memelihara
tingkat tabungan tingginya, sekaligus perekonomian itu menjaga persediaan modal
yang besar dan tingkat output tinggi, tetapi tidak mempertahankan tingkat pertumbuhan
yang tinggi selamanya.

B. KAIDAH EMAS (GOLDEN RULE)


1. Tingkat modal membandingkan steady state
Nilai kondisi mapan k yang memaksimalkan konsumsi disebut tingkat modal
kaidah emas (golden rule level of capital). Untuk menemukan konsumsi tiap pekerja
pada kondisi mapan, kita mulai dari identitas pos pendapatan nasional :
C=y–i
Persamaan ini menyatakan konsumsi adalah output dikurangi investasi. Karena
kita ingin menemukan konsumsi kondisi mapan, kita subtitusi nilai kondisi mapan
untuk output dan investasi. Output tiap pekerja pada kondisi mapan adalah f(k*).
Dengan mensubtitusikan f(k*) untuk y dan dk* untuk i, konsumsi tiap pekerja pada
kondisi mapan menjadi :
C* = f(k*) – k*
Menurut persamaan ini, konsumsi pada kondisi mapan adalah sisa dari output
kondisi mapan dikurangi depresiasi pada kondisi mapan. Ini menunjukkan bahwa
kenaikan modal kondisi mapan memiliki dua efek berlawanan pada kondisi mapan. Di
satu sisi, lebih banyak modal berarti lebih banyak output. Di sisi lain, lebih banyak
modal berarti lebih banyak output yang harus digunakan untuk mengganti modal yang
habis pakai.
Output perekonomian digunakan untuk konsumsi atau investasi. Dalam
kondisi mapan, investasi sama dengan depresiasi. Oleh karena itu, konsumsi kondisi
mapan adalah perbedaan antara output f(k*) dan depresiasi k*. Konsumsi konsumsi
mapan dimaksimalkan pada kondisi mapan kaidah emas. Persediaan modal kaidah
emas dinyatakan dalam k* emas dan konsumsi kaindah emas dinyatakan dalam c*
emas.
Jika tingkat modal berada dibawah tingkat kaidah emas, maka kenaikan
persediaan modal akan meningkatkan output lebih banyak ketimbang depresiasi,
sehingga konsumsi meningkat. Sebaliknya, jika persediaan modal berada diatas tingkat
kaidah emas, maka kenaikan persediaan modal mengurangi konsumsi, karena kenaikan
output lebih kecil ketimbang kenaikan depresiasi. Kita buat kondisi sederhana yang
mencirikan tingkat modal kaidah emas. Ingat kemiringan funsgi produksi adalah
produk marginal MPK. Kemiringan garis k* adalah . karena dua kemiringan ini sama
pada k*emas, kaidah emas dapat dijelaskan dengan persamaan :
Pada tingkat modal kaidah emas, produk marginal modal sama dengan tingkat
depresiasi. Ingat perekonomian tidak otomatis bergravitasi menuju kondisi mapan
tertentu, seperti kaidah emas, kita butuh tingkat tabungan tertentu untuk
mendukungnya.

2. Transisi golden rule steady state


a) Memulai dengan terlalu banyak modal
Jika persediaan modal terlalu besar, maka pemerintah akan
mengeluarkan kebijakan yang membuat tingkat tabungan menurun (misalnya
menurunkan tingkat bunga deposito). Penurunan tingkat simpanan membuat
konsumsi meningkat, investasi menurun, dan secara bertahap persediaan
modal menurun. Investasi menurun membuat jumlahnya kurang dari
depresiasi, akibatnya ekonomi tidak lagi berada dalam kondisi mapan.
Persediaan modal yang secara bertahap menurun membuat output, konsumsi
dan investasi juga menurun. Tiga variabel akan terus menurun sampai ekonomi
mencapai kondisi mapan baru.
Jika investasi kecil, maka akan menikmati konsumsi yang besar dan
menyebabkan generasi yang akan datang menikmati konsumsi yang lebih
rendah. Dibandingkan dengan kondisi mapan yang lama, konsumsi lebih tinggi
tidak hanya dalam kondisi mapan yang baru tetapi juga disepanjang jalur
menuju kondisi mapan tersebut. Ketika persediaan modal melebihi tingkat
kaidah emas, mengurangi tabungan jelas merupakan kebijakan yang baik,
karena meningkatkan konsumsi di setiap titik waktu.

b) Memulai dengan terlalu sedikit modal


Jika persediaan modal terlalu kecil, maka pemerintah akan
mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan simpanan. Peningkatan
simpanan membuat konsumsi turun dan investasi naik. Investasi naik akan
menyebabkan persediaan modal naik secara bertahap yang menyebabkan
output, konsumsi dan investasi naik juga secara bertahap, sampai mencapai
kondisi mapan.
C. PERTUMBUHAN PENDUDUK
Model solow dasaar menujukkan bahwa akumulasi modal, dengan sendirinya, tak bisa
menjelaskan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan; tingkat tabungan tinggi menyebabkan
pertumbuhan tinggi sementara, tapi perekonomian akhirnya mendekati kondisi mapan dimana
modal dan output konstan. Untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, kita harus
memperluas model solow untuk mencakup dua sumber lain dari pertumbuhan ekonomi. Jadi
kita tambahkan pertumbuhan populasi pada model. Kita akan mengasumsikan bahwa populasi
dan angkatan kerja tumbuh dengan tingkat konstan n.
1. Kondisi mapan dengan pertumbuhan penduduk
Seperti depresiasi, pertumbuhan populasi dalah salah satu alasan mengapa persediaan
modal per pekerja menurun. Jika n adalah tingkat pertumbuhan populasi dan adalah
tingkat depresiasi, maka ( + n)k adalah investasi impas (break-even investment) jumlah
yang diperlukan untuk mempertahankan persediaan modal per pekerja konstan.
Agar perekonomian ada di kondisi mapan, investasi sf(k) harus mengatasi dampak
depresiasi dan pertumbuhan populasi (d + n)k. Ini ditunjukkan oleh perpotongan dua
kurva. Kenaikan tingkat tabungan menyebabkan persediaan modal tumbuh ke kondisi
mapan.

2. Dampak pertumbuhan populasi


Kenaikan tingkat pertumbuhan populasi menggeser garis yang mewakili pertumbuhan
populasi dan depresiasi ke atas. Kondisi mapan baru memiliki tingkat modal per
pekerja lebih rendah daripada kondisi awal. Jadi, model solow memprediksi tingkat
perekonomian dengan tingkat pertumbuhan populasi lebih tinggi akan memiliki tingkat
modal per kapita lebih rendah dan karenanya pendapatan lebih rendah.
Kenaikan tingkat pertumbuhan populasi dari n1 ke n2 mengurangi persediaan modal
kondisi mapan dari k*1 ke k*2
Perubahan persediaan modal per kapita :

Sekarang, kita subtitusikan sf(k) untuk i :

Persamaan ini menunjukkan bagaiman investasi, depresiasi dan pertumbuhan populasi


baru mempengaruhi persediaan modal per pekerja. Investasi baru meningktakan k,
sementara depresiasi dan pertumbuhan populasi menurunkan k. Ketika tidak
memasukkan variabel n dalam versi sederhana, kita sedang meengasumsikan kasus
khusus dimana pertumbuhan populasi adalah 0. Di kondisi mapan, dampak positif
investasi pada modal per pekerja hanya menyeimbangkan dampak negatif depresiasi
dan pertumbuhan populasi. Begitu perekonomian ada pada kondisi mapan, investasi
memiliki dua maksud :
 Beberapa diantaranya, , mengganti modal yang terdepresiasi.
 Sisanya, , menyediakan pekerja baru dengan jumlah modal kondisi mapan.
Kenaikan tingkat pertumbuhan populasi akan menurunkan tingkat output per
pekerja.

Poin –poin akhir tentang tabungan :

 Dalam jangka panjang, tabungan perekonomian menentukan ukuran dari


k kemudian y
 Semakin tinggi tingkat tabungan, semakin tinggi persediaan modal dan
semakin tinggi ringkat y.
 Kenaikan tingkat tabungan menyebabkan periode pertumbuhan cepat tapi
akhirnya pertumbuhan itu melambat seiring kondisi mapan baru tercapai.

Kesimpulannya meskipun tingkat tabungan tinggi menghasilkan tingkat output


kondisi mapan yang tinggi., tabungan sendiri saja tidak bisa membangkitkan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

3. Perspektif alternatif terhadap pertumbuhan penduduk


Model malthusian
Thomas robert malthus dalam bukunya an essay on the principle of population as it
effects the future improvement of society, menyatakn bahwa kenaikan populasi
penduduk adalah hambatan dalam usaha meningkatkan standar hidup.

Model kremian
Sementara itu, kremian menyatakan bahwa kenaikan populasi adalah kunci dari
kenaikan kesejahteraan ekonomi. Jika terdapat lebih banyak orang, maka akan terdapat
lebih banyak ilmuwan, penemu dan teknisi untuk berkontribusi dalam penemuan dan
kemajuan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai