MUTU INSTITUTE
MUTU INSTITUTE
(ditetapkan tanggal 31 Mei 2016 dan diundangkan pada tanggal 6 Juni 2016)
1
26/07/2019
MUTU INSTITUTE
Perizinan Usaha Perkebunan
Peraturan ini dimaksudkan sebagai dasar hukum dalam pemberian
pelayanan perizinan dan pelaksanaan kegiatan Usaha Perkebunan
dengan Tujuan untuk memberikan perlindungan, pemberdayaan Pelaku
Usaha Perkebunan secara berkeadilan dan memberikan kepastian dalam
Usaha Perkebunan
Jenis usaha perkebunan terdiri atas usaha budidaya tanaman
perkebunan dan usaha industri pengolahan hasil perkebunan.
Badan hukum asing/perorangan warga negara asing yang melakukan
usaha perkebunan wajib bekerjasama dengan pelaku usaha perkebunan
dalam negeri dengan membentuk badan hukum Indonesia dan
berkedudukan di Indonesia.
2
26/07/2019
MUTU INSTITUTE
KRITERIA PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN
Izin Usaha Perkebunan
IZIN USAHA PERKEBUNAN (IUP)
TERINTEGRASI
≥ Sawit 1000 ha, Teh 240 ha, Tebu 2.000 ha
MUTU INSTITUTE
SYARAT PERMOHONAN IUP (Pasal 21, 22, 23)
Izin lokasi dari bupati/walikota yang dilengkapi dengan peta calon lokasi dengan skala 1:
100.000 atau 1:50.000;
3
26/07/2019
MUTU INSTITUTE
SYARAT PERMOHONAN IUP (Pasal 21, 22, 23)
MUTU INSTITUTE
KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN USAHA PERKEBUNAN
Perusahaan Perkebunan yang telah memiliki IUP‐B, IUP‐P, IUP sesuai
Peraturan ini wajib:
4
26/07/2019
MUTU INSTITUTE
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TERHADAP PEMBERI IZIN
Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan perizinan usaha
perkebunan dilakukan oleh gubernur dan bupati/walikota sesuai
kewenangan.
Pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh gubernur atau bupati/walikota
dalam bentuk evaluasi kinerja perusahaan perkebunan dan penilaian usaha
perkebunan.
Evaluasi kinerja Perusahaan Perkebunan dilakukan paling kurang 6 (enam)
bulan sekali melalui pemeriksaan lapangan berdasarkan laporan
perkembangan usaha perkebunan
Pembinaan dan pengawasan dilakukan Direktur Jenderal paling sedikit 1
(satu) tahun sekali terhadap pemberian izin dan pelaksanaan usaha
perkebunan.
Updating data dan informasi dilakukan per semester sesuai format yang
telah disepakati mencakup data Izin Lokasi, Izin Usaha Perkebunan, data
pelepasan kawasan dan HGU.
MUTU INSTITUTE
SANKSI ADMINISTRASI (PERMENTAN NO 98/2013)
Perusahaan terbukti memberikan pernyataan status perusahaan sebagai
usaha mandiri atau bagian dari kelompok (group) perusahaan belum
menguasai lahan melebihi batas paling luas yg tdk benar, IUP‐B atau IUP
dicabut tanpa peringatan dan hak atas tanah diusulkan utuk dibatalkan.
Perusahaan yang tidak menyampaikan peta digital lokasi IUPB atau IUP,
memfasilitasi pembangunan kebun masyarakat, melakukan kemitraan,
melaporkan perubahan kepemilikan dan kepengurusan, dikenai sanksi
peringatan tertulis 3 kali masing‐masing dlm tenggang waktu 2 bln. Apbl tdk
diindahkan IUP‐B, IUP‐P atau IUP dicabut dan hak atas tanah diusulkan utk
dibatalkan.
10
5
26/07/2019
MUTU INSTITUTE
6
26/07/2019
MUTU INSTITUTE
MUTU INSTITUTE
• Pasal 13 dihapus.
1) Dalam hal suatu wilayah perkebunan swadaya masyarakat belum ada Usaha
Industri Pengolahan Hasil Perkebunan dan lahan untuk penyediaan paling
rendah 20 % (dua puluh perseratus) bahan baku dari kebun sendiri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 tidak tersedia, dapat didirikan
Usaha Industri Pengolahan Hasil Perkebunan oleh Perusahaan Perkebunan.
2) Perusahaan Perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memiliki IUP‐P.
3) Untuk mendapatkan IUP‐P sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Perusahaan Perkebunan harus memiliki pernyataan ketidaktersediaan lahan
dari dinas yang membidangi perkebunan setempat dan melakukan
kerjasama dengan koperasi pekebun pada wilayah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
7
26/07/2019
MUTU INSTITUTE
• Pasal 14 dihapus.
• Pasal 14 Perusahaan industri pengolahan kelapa sawit yang melakukan kerjasama
dengan koperasi pekebun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3), wajib
melakukan penjualan saham kepada koperasi pekebun setempat paling rendah 5%
pada tahun ke‐5 dan secara bertahap menjadi paling rendah 30% pada tahun ke‐15.
• Pasal 49 dihapus.
1) Perusahaan Perkebunan yang memperoleh IUP‐P, tidak melakukan penjualan saham
kepada koperasi pekebun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dikenai sanksi
peringatan tertulis 3 (tiga) kali dalam tenggang waktu 4 (empat) bulan untuk melakukan
penjualan saham kepada koperasi pekebun.
2) Dalam hal peringatan ke‐3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dipenuhi, IUP‐P
dicabut dan hak atas tanah diusulkan kepada instansi yang berwenang untuk
dibatalkan..
• Permentan No. 21 Thn 2017 ttg
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Pertanian Nomor
98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang
III Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan
8
26/07/2019
MUTU INSTITUTE
Pasal I
• Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman
Perizinan Usaha Perkebunan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1180) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
29/Permentan/KB.410/5/2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 98/Permentan/
OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perizinan Usaha
Perkebunan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 826) diubah sebagai berikut:
MUTU INSTITUTE
1. Ketentuan Pasal 11 diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 11
(1) Usaha Industri Pengolahan Hasil Perkebunan untuk
mendapatkan IUP‐P sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9,
harus memenuhi sekurang‐kurangnya 20% (dua puluh
perseratus) dari keseluruhan bahan baku yang dibutuhkan
berasal dari kebun yang diusahakan sendiri dan
kekurangannya wajib dipenuhi melalui kemitraan pengolahan
berkelanjutan.
(2) Ketentuan mengenai penghitungan bahan baku yang
dibutuhkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Menteri yang dimandatkan kepada Direktur Jenderal
Perkebunan.
9
26/07/2019
MUTU INSTITUTE
2. Di antara Pasal 11 dan Pasal 12 disisipkan 5 (lima) pasal,
yakni Pasal 11A, Pasal 11B, Pasal 11C, Pasal 11D, dan Pasal
11E sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 11A
(1) Kebun yang diusahakan sendiri sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (1) dapat diperoleh dari hak milik atas
tanah Pekebun, hak guna usaha, dan/atau hak pakai.
(2) Kebun yang diusahakan sendiri sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus tercantum dalam IUP‐P.
MUTU INSTITUTE
Pasal 11B
(1) Kebun yang diperoleh dari hak milik atas tanah Pekebun
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11A ayat (1) dapat
dilakukan dengan sewa atau sesuai dengan kesepakatan
antara Pekebun dan perusahaan industri pengolahan hasil
Perkebunan.
(2) Kebun yang diperoleh dari hak guna usaha dan/atau hak
pakai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11A ayat (1)
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐
undangan.
10
26/07/2019
MUTU INSTITUTE
Pasal 11C
MUTU INSTITUTE
Pasal 11D
(1) Kebun yang diusahakan sendiri yang diperoleh dari hak milik
atas tanah Pekebun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11B
ayat (1) dilakukan untuk jangka waktu paling singkat 15 (lima
belas) tahun dan dibuat perjanjian tertulis dengan
bermaterai cukup.
(2) Dalam hal perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berakhir dan tidak diperpanjang, IUP‐P perusahaan industri
pengolahan hasil Perkebunan, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
11
26/07/2019
MUTU INSTITUTE
Pasal 11E
MUTU INSTITUTE
12
26/07/2019
MUTU INSTITUTE
MUTU INSTITUTE
13
26/07/2019
MUTU INSTITUTE
27
MUTU INSTITUTE
28
14
26/07/2019
MUTU INSTITUTE
PERKEMBANGAN SERTIFIKASI ISPO …
127 226 346 457 502
2011‐2015 2016 2017 2018 2019
Sertifikat *) Sumber:
Ditjenbun 2018
Sebanyak 502 sertifikat tersebut meliputi luas total areal areal 4.115.434 Ha, dengan
tanaman menghasilkan seluas 2.765.569 Ha, total produksi TBS 52.209.749
ton/tahun dan CPO 11.567.779 ton/tahun, serta produktivitas 18,81 ton/ha dan
Rendemen rata‐rata 22,23%.
MUTU INSTITUTE
Perkembangan Luas Areal (Ha) ISPO 2011‐2019
4,115,434
2,114,451 2,350,318
1,568,963
999,555
15
26/07/2019
MUTU INSTITUTE
INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 8 TAHUN 2018
Tanggal 20 September 2018 tentang Penundaan & Evaluasi Perizinan Perkebunan
Kelapa Sawit serta Peningkatan Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit:
1.Menko Perekonomian;
2.Menteri LHK;
3.Menteri Pertanian; 1. Penyusunan dan verifikasi data dan peta IUP dan
pendaftaran STDB beserta evaluasinya;
4.Menteri ATR/BPN; 2. Pelaksanaan kewajiban perusahaan perkebunan
5.Menteri Dalam Negeri; memfasilitasi pembangunan kebun masyarakat 20% ;
3. NSPK Izin Usaha Perkebunan atau Surat Tanda Daftar
6.Kepala BKPM;
Usaha Perkebunan;
7.Para Gubernur; 4. Pembinaan kelembagaan petani sawit;
8.Para Bupati/ Walikota. 5. Intensifikasi pemanfaatan lahan untuk produktivitas
sawit;
6. Menerapkan ISPO.
MUTU INSTITUTE
1. Penundaan pelepasan atau tukar menukar kawasan hutan utk perkebunan kelapa sawit bagi
permohonan baru; permohonan yg telah diajukan namun belum melengkapi persyaratan namun
berada pada kawasan hutan yang masih produktif; atau permohonan yang telah mendapat
persetujuan prinsip namun belum ditata batas dan berada pada kawasan hutan yang masih
produktif.
2. Penundaan dikecualikan untuk permohonan pelepasan atau tukar menukar kaasan hutan untuk
perkebunan kelapa sawit yang telah ditanami dan diproses berdasarkan ketentuan Pasal 51 PP
104;
3. Penyusuna dan veriifkasi data pelepasan atau tukar menukar kawasan hutan untuk perkebunan
kelapa sawit yang mencakup: nama dan nomor, lokasi, luas, peruntukkan, dan tanggal penerbitan
16
26/07/2019
MUTU INSTITUTE
5. Melakukan identifikasi perkebunan kelapa sawit yang terindikasi berada dalam kawasan
hutan
MUTU INSTITUTE
a. Langkah –langkah hokum dan/atau tuntutan ganti rugi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan atas penggunaan kawasan hutan untuk perkebunan kelapa sawit berdasarkan
verifikasi data, evaluasi atas pelepasan atau tukar menukar kawasan hutan untuk perkebunan
kelapa sawit
7. Melakukan identifikasi dan melaksanakan ketentuan alokasi 20% untuk perkebunan rakyat
atas pelepasan kawasan hutan untuk perkebunan kelapa sawit
17
26/07/2019
MUTU INSTITUTE
1. Melakukan penyusunan dan verifikasi data HGU yang mencakup: nama dan nomor, lokasi, luas,
tanggal penerbitan, dan peruntukkan.
c. Peralihan HGU kepada pihak lain tanpa pendaftaran Badan Pertanahan Nasional dan
d. Pelaksanaan perlindungan dan/atau pembangunan areal hutan yang bernilai konservasi tinggi/HCVF dari
MUTU INSTITUTE
18
26/07/2019
MUTU INSTITUTE
Gubernur Bupati/Walikota
1. Penundaan penerbitan rekomendasi/IUP kelapa sawit dan 1. Penundaan penerbitan rekomendasi/IUP kelapa sawit dan izin
izin pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit yang pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit yang berada pada
berada pada kawasan hutan kecuali yang sedang proses kawasan hutan kecuali yang sedang proses pasal 51 PP 104;
pasal 51 PP 104; 2. Pengumpulan data dan pemetaan atas seluruh area
2. Pengumpulan dan verifikasi data dan peta ILOK, IUP atau perkebunan di wilayahnya oleh badan usaha maupun
Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan; perseorangan;
3. Menyampaikan hasil pengumpulan dan verifikasi kepada 3. Pengumpulan data dan peta serta verifikasi atas ILOK, IUP
Menteri Pertanian yang menyangkut IUP dan Menteri atau Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan;
ATR/BPN yang menyangkut ILOK; 4. Mengumpulkan data dan peta perkebunan rakyat pada
4. Menindaklanjuti rekomendasi hasil rapat koordinasi wilayah kabupatennya yang berada pada kawasan hutan dan
mengenai pembatalan izin dan STDB pada kawasan hutan; di luar kawasan hutan;
5. Menyampaikan usulan kepada Menteri LHK untuk 5. Menyampaikan hasil pengumpulan data angka 2,3 dan 4
penetapan areal yang berasal dari pengembalian tanah dari kepada gubernur dengan tembusan Menteri Pertanian,
pelepasan atau tukar menukar kawasan hutan menjadi Menteri LHK dan Menteri ATR/BPN.
kawasan hutan.
MUTU INSTITUTE
Contoh Izin
Usaha Perkebunan
Kab. Kutai Kartanegara
19
26/07/2019
MUTU INSTITUTE
MUTU INSTITUTE
20
26/07/2019
MUTU INSTITUTE
MUTU INSTITUTE
Terima kasih
dediju2015@gmail.com
dediju2015@gmail.com
HP : 082123936426
21