PERATURAN KEPUTUSAN /
UNDANG-UNDANG PEMERINTAH/ PERATURAN
PRESIDEN MENTERI PERTANIAN
• PERMENTAN
No.37/Permentan/OT.140/8/06 tentang
Pengujian, Penilaian, Pelepasan dan
• UU No.12 Thn • PP No.44 thn Penarikan Varietas
1992 tentang 1995 tentang • PERMENTAN
Budidaya Perbenihan No.38/Permentan/OT.140/8/06 tentang
Tanaman Tanaman Pemasukan dan Pengeluaran Benih
• PERMENTAN
• UU No.29 Thn • PP No.27 Thn No.14/Permentan/PL.110/2/09 tentang
2000 tentang 2012 tentang Izin Pedoman Pemanfaatan Lahan Gambut
Perlindungan Lingkungan Untuk Budidaya Kelapa Sawit
• PERMENTAN
Varietas Tanaman • Instruksi Presiden No.07/Permentan/OT.140/2/09 tentang
• UU No.39 Thn No.10 Thn 2011 Pedoman Penilaian Usaha Perkebunan
2014 tentang tentang • PERMENTAN
No.19/Permentan/OT.140/3/11 tentang
Perkebunan Penundaan Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit
• UU No.32 Thn Pemberian Izin Berkelanjutan Indonesia
2009 tentang Baru dan • PERMENTAN
Perlindungan Penyempurnaan No.98/Permentan/OT.140/9/13 tentang
Tata Kelola Hutan Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan
dan Pengelolaan • PERMENTAN
Lingkungan Alam Primer dan No.1312/Kpts/KP.340/12/14 tentang
Hidup Lahan Gambut Pendelegasian Wewenang Pemberian izin
Usaha di Bidang Pertanian dalam rangka
Penanaman Modal kepada Kepala BKPM
PELAYANAN PERIZINAN DAN
NONPERIZINAN USAHA PERKEBUNAN
2 37 Tahun 2011 Pemasukan dan Pengeluaran SDG Tanaman. Dirjen terkait a.n
Mentan
PERATURAN TERKAIT PERIZINAN USAHA
PERKEBUNAN
7
2. KRITERIA PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN
8
3. PEMBERI IZIN
IUP-B, IUP-P, atau IUP yang lokasi lahan budidaya dan/atau sumber bahan
baku berada dalam 1 (satu) wilayah kabupaten/kota diberikan oleh
bupati/walikota;
IUP-B, IUP-P, atau IUP yang lokasi lahan budidaya dan/atau sumber bahan
baku berada pada lintas wilayah kabupaten/kota diberikan oleh
gubernur;
Dalam hal lahan Usaha Perkebunan berada pada wilayah lintas provinsi,
izin diberikan oleh Menteri (UU no 39 tahun 2014 pasal 48);
14
7. TRANSPARANSI PEMBERIAN IZIN
Gubernur atau bupati/walikota dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari
kerja telah selesai memeriksa kelengkapan dan kebenaran persyaratan wajib
memberikan jawaban menyetujui atau menolak.
Apabila telah lengkap dan benar, gubernur atau bupati/walikota paling lambat dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja harus mengumumkan permohonan pemohon yang
berisi identitas pemohon, lokasi kebun beserta petanya, luas dan asal lahan serta
kapasitas industri pengolahan hasil perkebunan kepada masyarakat sekitar melalui
papan pengumuman resmi di kantor kecamatan, bupati/walikota atau kantor
gubernur dan website pemerintah daerah setempat selama 30 (tiga puluh) hari
sesuai kewenangan.
Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebagaimana dimaksud, masyarakat
memberikan masukan atas permohonan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti-
bukti dan dokumen pendukung.
Gubernur atau bupati/walikota setelah menerima masukan dari masyarakat
melakukan kajian paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja.
IUP-B, IUP-P atau IUP yang diterbitkan wajib diumumkan melalui papan pengumuman
resmi di kantor kecamatan, bupati/walikota atau kantor gubernur sesuai kewenangan
dan website pemerintah daerah setempat.
Masa pemrosesan IUP, IUP-B dan IUP-P selama 57 (lima puluh tujuh) hari kerja.
15
8. KETENTUAN PERALIHAN
Izin Usaha Perkebunan (IUP), Surat Pendaftaran Usaha Perkebunan (SPUP), Izin
Tetap Usaha Budidaya Perkebunan (ITUBP), atau Izin Tetap Usaha Industri
Perkebunan (ITUIP), yang diterbitkan sebelum peraturan ini diundangkan
dinyatakan tetap berlaku.
Perusahaan Perkebunan yang telah memperoleh hak atas tanah, belum
memiliki Izin Tetap Usaha Budidaya Perkebunan (ITUBP), Izin Tetap Usaha
Industri Perkebunan (ITUIP), Surat Pendaftaran Usaha Perkebunan (SPUP), atau
Izin Usaha Perkebunan sebelum peraturan ini diundangkan, wajib memiliki
IUP-B, IUP-P atau IUP paling lambat 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan ini
diundangkan.
Dalam hal terjadi pemekaran wilayah, izin usaha perkebunan yang telah
diterbitkan, dinyatakan tetap berlaku dan pembinaan selanjutnya dilakukan
oleh kabupaten/kota yang merupakan lokasi kebun berada.
Apabila pemekaran wilayah mengakibatkan lokasi kebun berada pada lintas
kabupaten, maka pembinaan selanjutnya dilakukan oleh provinsi.
16
9. PENGGUNAAN SATU INFORMASI PERIZINAN DALAM
PELAPORAN IZIN USAHA PERKEBUNAN
Perizinan
Daerah KemenLH
Pemohon Kemenkumham
Persyaratan IUP sesuai & Hut Kementan
Permentan 98/2013: BPN
Akta/Badan •Izin Tempat Usaha/ Surat •Izin Lingkungan; Rekomendasi
•Surat Permohonan; •Penggunaan
Hukum Keterangan Domisili; •Pertimbangan Teknis
•Profil perusahaan;
Perusahaan •Pertimbangan Teknis Teknis Ketersediaan •Permentan Tanah;
•Rencana Kerja;
Ketersediaan Lahan/Kesesuaian No. 98/2013; •Sertifikat
•Surat-Surat Lahan/ Pelepasan
Lahan dengan RTRW; •Kep. Dirjen Tanah/ HGU;
Pernyataan; •Surat Keterangan Lahan
Kawasan Hutan.
Perkebunan •Hak Atas
•Tabel Komposisi Gambut;
No. 221/2014. Tanah.
Kepemilikan Saham; •Tanda Daftar Perusahaan;
•Perjanjian Kerjasama •Izin Lokasi;
Dengan Mitra •IUP-B/IUP-P/IUP yang pernah
(tentatif). diterbitkan (khusus untuk
perusahaan yang mengajukan
rekomendasi teknis dalam rangka
perubahan status, perluasan, dan
merger);
Pengajuan dan
Penerbitan Izin Usaha •Konstruksi;
Perkebunan •Persiapan
(IUP) penanaman;
•Pembibitan
Syarat perizinan lainnya: •IziIzin Penggunaan n
•Izin Gangguan/ Surat Penggunaan Boiler;
NPWP Keterangan Tidak Dalam •Lift;
Permasalahan; •Izin Penggunaan Genset; Operasional
•Izin Penyimpanan/ •Izin Kesehatan dan
Perusahaan
Keselamatan Kerja;
Pergudangan;
•Izin Penangkal Petir.
•Izin Transportasi.
18
Kemenkeu Kemenaker Pemohon
• Keputusan Dirjen Perkebunan Nomor
II 221/Kpts/HK.320/8/2014 tentang
Rekomendasi Teknis Usaha Perkebunan
Dalam Rangka Penanaman Modal
Dasar Hukum Penerbitan
Rekomendasi Teknis Usaha Perkebunan
1. Undang-Undang Perkebunan Nomor 39 Tahun 2014 tentang
Perkebunan
2. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 ttg Daftar Bidang Usaha Yang
Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang
Penanaman Modal
3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 98 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Perizinan Usaha Perkebunan Pasal 39, yang berbunyi:
(1) Pemberian rekomendasi teknis usaha perkebunan dalam rangka
penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri
yang izin investasinya diterbitkan oleh Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) dilaksanakan oleh Direktur Jenderal
(Perkebunan)
(2) Persyaratan dan tata cara pemberian rekomendasi teknis usaha
perkebunan ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal
4. Peraturan Kepala BKPM No. 5 Tahun 2013 Tentang Pedoman dan Tata
Cara Perizinan dan Non Perizinan Penanaman Modal jo Peraturan
Kepala BKPM No. 12 Tahun 2013
Jenis Rekomendasi Teknis (Bab II Psl 3)
permohonan (2jam)
26
Lanjutan..
11. Copy Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 19. Copy akte notaris tentang Keputusan
12. Copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) RUPS atau Risalah Rapat Yang
13. Copy surat keterangan domisili Dinotarialkan terkait pengalihan saham
perusahan/ penyertaan asing baru
14. Copy Izin Usaha Perkebunan
20. Surat keterangan dari Dinas yang
15. Copy sertifikat Hak Guna Usaha (HGU)/ membidangi perkebunan bahwa
tahapan proses HGU dari Badan perusahaan yang akan dialihkan, memiliki/
Pertanahan Nasional (bagi perusahaan tidak memiliki permasalahan dengan
yang sudah memiliki HGU ataupun sedang masyarakat sekitar dan tidak dalam status
dalam proses HGU) melakukan pelanggaran hokum.
16. Surat keterangan penilaian usaha 21. Surat pernyataan dari calon perusahaan
perkebunan tahap pembangunan/ yang akan mengambil alih untuk bersedia
operasional dari Dinas yang membidangi membeli saham perusahaan yang akan
perkebunan di provinsi dialihkan dengan luas lahan yang dimiliki
17. Laporan pembinaan dari tidak melebihi luas lahan yang
Bupati/Walikota/Gubernur c.q. Dinas Yang dipersyaratkan dalam Peraturan Menteri
Membidangi Perkebunan berupa evaluasi Pertanian.
kinerja perusahaan*) 22. Surat pernyataan dari calon perusahaan
18. Copy akte pendirian perusahaan dan yang akan mengambil alih untuk tetap
perubahannya yang terakhir dari melanjutkan pola kemitraan dan program
perusahaan yang akan mengambil community development yang telah
alih/penyertaan asing baru disepakati sebelumnya.
27
• Peraturan Presiden No. 39 /2014 tentang
Daftar Bidang Usaha yang Terbuka dengan
V Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal
Jenis Rekomendasi Teknis
(Sesuai Lampiran II.1 Perpres 39 Tahun 2014)
1. Usaha Industri Perbenihan Perkebunan dengan luas 25 ha
atau lebih. Untuk tanaman jarak pagar, pemanis lainnya, tebu,
tembakau, bahan baku tekstil dan kapas, jambu mete, kelapa,
kelapa sawit, bahan minuman (teh, kopi dan kakao), lada,
cengkeh, minyak atsiri, tanaman obat (diluar hortikultura),
rempah lainnya, karet dan penghasil getah lainnya, tanaman
lain yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
2. Usaha perkebunan dengan luas 25 ha atau lebih sampai
luasan tertentu tanpa unit pengolahan. Untuk perkebunan
jarak pagar, pemanis lainnya, tebu, tembakau, bahan baku
tekstil dan kapas, jambu mete, kelapa, kelapa sawit, bahan
minuman (teh, kopi dan kakao), lada, cengkeh, minyak atsiri,
tanaman obat (diluar hortikultura), rempah lainnya, karet dan
penghasil getah lainnya, tanaman lain yang tidak
diklasifikasikan di tempat lain.
Jenis Rekomendasi Teknis
(Sesuai Lampiran II.1 Perpres 39 Tahun 2014)
3. Usaha perkebunan dengan luas 25 ha atau lebih yang
terintegrasi dengan unit pengolahan dengan kapasitas sama
atau melebihi kapasitas tertentu. Untuk perkebunan jambu mete
dan industri biji mete kering dan cashew nut Shell Liquid (CNSL);
lada dan industri biji lada putih kering dan biji lada hitam kering; jarak
pagar dan industri minyak jarak pagar; tebu, industri gula pasir, pucuk
tebu dan bagas; tembakau dan industri daun tembakau kering; kapas
dan industri serat kapas; kelapa dan industri minyak kelapa, industri
kopra, serat (fiber), arang tempurung, debu (dust), nata de coco;
kelapa sawit dan industri minyak kelapa sawit (CPO); kopi dan
industri pengupasan, pembersihan dan sortasi kopi; kakao dan
industri pengupasan, pembersihandan pengeringan kakao; teh dan
industri teh hitam/hijau; cengkeh dan industri bunga cengkeh kering;
tanaman minyak atsiri dan industri minyak atsiri, karet dan industri
sheet, lateks pekat; perkebunan biji-bijian selain kopi dan kakao dan
industri pengupasan, pembersihan biji-bijian selain kopi dan kakao.
Jenis Rekomendasi Teknis
(Sesuai Lampiran II.1 Perpres 39 Tahun 2014)
4. Usaha industri pengolahan hasil perkebunan dengan
dengan kapasitas sama atau melebihi kapasitas tertentu.
Untuk industri minyak mentah (minyak makan) dari nabati,
industri kopra, serat (fiber), arang tempurung, debu (dust), nata
de coco, industri minyak kelapa; industri minyak kelapa sawit;
industri pengupasan, pembersihan dan sortasi kopi; industri
pengupasan, pembersihan dan dan pengeringan kakao;
industri pengupasan, pembersihan biji-bijian selain kopi dan
kakao; industri gula pasir, pucuk tebu dan bagas; industri teh
hitam/hijau; industri daun tembakau kering (krosok); industri
minyak jarak pagar; industri serat kapas dan biji kapas; industri
karet menjadi sheet, lateks pekat; industri jambu mete menjadi
biji mete kering dan cashew nut Shell Liquid (CNSL); industri
lada menjadi biji lada putih kering dan biji lada hitam kering;
industri bunga cengkeh
TERIMA KASIH
32