Anda di halaman 1dari 19

DITJEN PERDAGANGAN DALAM NEGERI

KEMENTERIAN PERDAGANGAN

KEBIJAKAN PENGADAAN DAN


PENDISTRIBUSIAN PUPUK BERSUBSIDI
MAKASSAR, 7 NOVEMBER 2019

Disampaikan pada
Kegiatan Pertemuan Koordinasi Implementasi Kartu Tani berbasis eRDKK
Kabupaten/Kota di Prov. Sulawesi Selatan
DASAR HUKUM KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK

1 UU NO. 7
TAHUN 2017 Tentang Perdagangan
Tentang Perubahan atas Peraturan

2 PERPRES NO. 15
TAHUN 2011
Presiden Nomor 77 Tentang
Penetapan Pupuk Bersubsidi Sebagai
Barang dalam Pengawasan;

PERPRES NO. 71 Tentang Penetapan dan Penyimpanan


3 TAHUN 2015 Barang Kebutuhan Pokok dan Barang
Penting;

PERMENDAG Tentang Pengadaan dan Penyaluran

4 NO. 15 TAHUN
2013
Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor
Pertanian;

PERMENTAN Tentang Alokasi Dan Harga Eceran


5 NO.47 TAHUN tertinggi Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor
2018 Pertanian Tahun Anggaran 2019

PERMENPERIN Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

6 NO.17 TAHUN
2016
Perindustrian Nomor 69/M-IND/PER/8/2015
tentang Penggunaan Kantong Satu Merk untuk
Pupuk Bersubsidi
SIAPA YANG BERHAK MENERIMA PUPUK
BERSUBSIDI
ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI

Sub Sektor Tanaman Sub Sektor Perkebunan Sub Sektor Hortikultura


Pangan

Sub Sektor Peternakan Sub Sektor Perikanan Darat


Berdasarkan Permentan No. 47 Tahun 2018 tentang
 Luasan per anggota kelompok tani maksimal 2 Ha Per Alokasi dan HET Pupuk Bersubsidi untuk Sektor
Musim Tanam Pertanian Tahun 2019, kebutuhan pupuk ditetapkan
 Luasan per anggota kelompok tambak maksimal 1 Ha sebanyak 8,88 juta t on, sedangkan berdasarkan
Per Musim UU No. 15 Tahun 2017 tentang APBN subsidi pupuk
 Peruntukan tersebut termasuk pada pemanfaatan lahan dianggarkan sebesar Rp. 28.50 triliun.
perhutani dan kehutanan lainnya untuk komoditi PENETAPAN ALOKASI DAN REALOKASI
Tanaman Pangan dan Hortikultura.
• Penetapan alokasi pupuk bersubsidi tingkat Nasional
JENIS PUPUK ditetapkan oleh Menteri Pertanian dan perubahan alokasi oleh
Direktur Jenderal;
• Pupuk Bersubsidi terdiri dari Organik dan Pupuk An- • Penetapan alokasi dan perubahan alokasi pupuk bersubsidi
Organik (Urea, SP-36, ZA, dan NPK); tingkat Propinsi ditetapkan oleh Kepala Dinas yang
membidangi pertanian;
• Penetapan alokasi dan perubahan alokasi pupuk bersubsidi
tingkat Kab/Kota ditetapkan oleh Kepala Dinas yang
membidangi pertanian.
KEBIJAKAN PENGADAAN DAN PENYALURAN PUPUK
BERSUBSIDI (PERMENDAG 15/2013)
PELAKU PENGADAAN

1 PELAKU PENDISTRIBUSIAN
• PT. Pupuk Indonesia menetapkan

2
Kemendag menugaskan PT. Pupuk Produsen yang bertanggung jawab di
Indonesia Holding Company (PT. wilayah Propinsi/Kabupaten/ Kota.
Pupuk Iskandar Muda, PT. Pusri • Produsen menunjuk Distributor sebagai
Palembang, PT. Pupuk Kujang, PT. pelaksana penyaluran di tingkat
Petrokimia Gresik, dan PT. Pupuk Kabupaten/Kota/ Kecamatan/Desa
Kaltim) untuk melaksanakan tertentu.
Pengadaan dan Penyaluran. • Distributor menunjuk Pengecer Resmi
sebagai pelaksana penyaluran di tingkat
Kecamatan/Desa tertentu

EKSPOR

3
PASAL 1 POIN 16
Mengutamakan Kebutuhan
Pupuk Dalam Negeri. HET adalah harga tertinggi pupuk
Ekspor dilakukan jika kebutuhan dalam bersubsidi dalam kemasan 50 kg, 40 kg,
negeri telah terpenuhi yang didukung atau 20 kg di lini IV yang dibeli secara
oleh stok yang cukup tunai oleh kelompok tani dan atau petani
sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan
dibidang pertaniajn
3
MEKANISME – DISTRIBUSI PUPUK BERSUBSIDI
LINI I LINI II LINI III LINI IV
PETANI DAN/ATAU LOKASI GUDANG DI PABRIK ATAU LOKASI GUDANG PRODUSEN DI LOKASI GUDANG
LOKASI KIOS PENGECER
PROVINSI & UNIT PENGANTONGAN
KELOMPOK TANI DI PELABUHAN TUJUAN UTK
IMPOR
PUPUK/DI LUAR WILAYAH PELABUHAN
PRODUSEN ATAU
DISTRIBUTOR DI KAB/KOTA
DI
KECAMATAN /DESA
ALUR OPERASI
Total RDKK PASAR LANGSUNG
OLEH PRODUSEN
DI LINI IV

RDKK KEM. PERTANIAN Produsen


Kuota Lini II / Unit Gudang Lini III
Penyusunan Nasional/Kuota Per Pupuk Pengantongan Produsen
Provinsi
RDKK (Permentan)
Pupuk (UPP)

Kelompok tani
Gudang Lini IV
Kios Pengecer
Gudang Lini III
Distributor

PERMENTAN SKPD PROVINSI SKPD KAB/KOTA


(ALOKASI PER PROPINSI) (ALOKASI PER KABUPATEN) (ALOKASI PER KECAMATAN)
Petani

PERMENTAN NO. PERMENDAG NO. 15/M-DAG/PER/4/2013


47/Permentan/SR.310/11/2018 (MEKANISME PENDISTRIBUSIAN)
Alur Pengadaan dan Penyaluran :
1. Sesuai Permendag 15/2013, PT Pupuk Indonesia (Persero) mengatur pengadaan dan pendistribusian pupuk bersubsidi di
dalam negeri untuk sektor pertanian secara nasional mulai dari Lini I sampai dengan Lini IV sesuai dengan prinsip 6 (Enam)
Tepat, yaitu Tepat Jenis, Jumlah, Harga, Tempat, Waktu dan Mutu
2. Produsen Wajib menjamin kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi berdasarkan prinsip 6 (Enam) tepat dan
memiliki/menguasai gudang di Lini III pada wilayah tanggungjawabnya.
3. Distributor melaksanakan penyaluran pupuk bersubsidi dari Lini III sampai ke Lini IV 4
KEWAJIBAN PENGADAAN DAN PENYALURAN
PUPUK BERSUBSIDI (PERMENDAG 15/2013)
JENIS PUPUK BERSUBSIDI PRINSIP 6
- UREA - NPK
- SP-36 - ORGANIK TEPAT :
Jenis, Jumlah, Harga, Tempat, Waktu,
- ZA Mutu, Sasaran

KETENTUAN STOK : 1. Distributor dilarang melaksanakan penjualan Pupuk


Bersubsidi kepada pedagang dan/atau pihak lain yang
tidak ditunjuk sebagai Pengecer
1. PT. Pupuk Indonesia (Persero) WAJIB menjamin
2. Distributor dilarang memberikan kuasa untuk
pengadaan dan ketersediaan stok Pupuk
pembelian pupuk bersubsidi kepada pihak lain, kecuali
Bersubsidi di dalam negeri
kepada petugas distributor yang bersangkutan yang
2. PT. Pupuk Indonesia (Persero) WAJIB menjamin
dibuktikan dengan Surat Kuasa dari Pengurus atau
ketersediaan stok paling sedikit untuk
Pimpinan Distributor yang bersangkutan
kebutuhan 2 (dua) minggu ke depan
3. Pengecer hanya dapat melakukan penebusan pupuk
3. PT. Pupuk Indonesia (Persero) WAJIB menjamin
bersubsidi dari 1 (satu) Distributor yang menunjukkan
ketersediaan stok paling sedikit untuk
sesuai masing-masing jenis pupuk bersubsidi
kebutuhan 3(tiga) minggu ke depan pada setiap
4. Distributor dan pengecer dilarang memperjualbelikan
puncak musim tanam
pupuk bersubsidi di luar peruntukkannya dan/atau di
4. Distributor WAJIB menjamin ketersediaan stok
luar wilayah tanggung jawabnya
paling sedikit untuk kebutuhan 2 (dua) minggu
5. Pihak lain selain Produsen, Distributor, dan pengecer
ke depan
dilarang memperjualbelikan pupuk Bersubsidi.
5. Pengecer WAJIB menjamin ketersediaan stok
paling sedikit 1 (satu) minggu ke depan

5
KEWAJIBAN PENGADAAN DAN PENYALURAN
PUPUK BERSUBSIDI (PERMENDAG 15/2013)

PT. PIHC DISTRIBUTOR PENGECER


• Wajib menyampaikan laporan • wajib menyampaikan laporan • wajib menyampaikan realisasi
pengadaan, penyaluran, dan pengadaan, penyaluran, dan pengadaan, penyaluran, dan
persediaan pupuk bersubsidi secara persediaan pupuk ber subsidi yang persediaan pupuk ber subsidi yang
nasional di tiap-tiap propinsi yang dikuasainya setiap bulan
dikuasainya setiap bulan
menjadi wilayah tanggung jawab
produsen setiap bulan.
• Menyampaikan laporan tentang
indikasi akan terjadinya kelangkaan
pupuk bersubsidi dan upaya yang telah
dilak sanakan.

1. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri - Kemendag; 1. Distributor;


2. Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib 1. Produsen;
2. Dinas Kab/Kota yang membidangi
Niaga - Kemendag; 2. Dinas Provinsi dan Kab/Kota yang Perdagangan;
3. Dirjen Ditjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka membidangi Perdagangan dan Pertannian;
3. Dinas Kab/Kota yang membidangi
- Kemenperind; 3. KP3 Provinsi Pertanian;
4. Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian - 4. KP3 Kab/Kota
Kementan
5. Pokja Pupuk Nasional;
7
SANKSI PENGADAAN DAN PENYALURAN PUPUK
BERSUBSIDI (PERMENDAG 15/2013)
• Sanksi administratif berupa peringatan

PT. PIHC PERSERO


• Sanksi administratif berupa peringatan tertulis
dari Bupati/Walikota dalam hal ini dinas yang tertulis dari Menteri
membidangi perdagangan sebanyak 2 kali
dengan termin per 2 (dua) minggu • Penangguhan atau tidak membay arkan
• Apabila Distributor tidak mentaati peringatan subsidi apabila dalam jangka 1 bulan
tertulis maka Bupati/Walikota melalui KP3 di
Tingkat Kab/Kota merekomendasikan :
tidak mengindahkan peringatan tertulis
1.Distributor untuk membekukan atau
memberhentikan penunjukkan Pengecer
2.Dinas Kab/kota yang membidangi
perdagangan atau instansi penerbit SIUP
untuk membekukan atau mencabut SIUP
yang dimiliki Pengecer

PENGECER SANKSI PRODUSEN


• Sanksi administratif berupa
peringatan tertulis dari
Gubernur
• Penangguhan atau tidak
• Sanksi administratif berupa peringatan tertulis dari membayarkan subsidi apabila
DISTRIBUTOR

Bupati/Walikota dalam hal ini dinas yang membidangi dalam jangka 1 bulan tidak
perdagangan sebanyak 2 kali dengan termin per 2 (dua) minggu mengindahkan peringatan
• Apabila Distributor tidak mentaati peringatan tertulis maka tertulis
Bupati/Walikota dalam hal ini Komisi Pengawas Pupuk dan
Pestisida di Tingkat Kab/Kota merekomendasikan secara tertulis
kepada :
1. Produsen untuk membekukan atau memberhentikan
penunjukkan Distributor
2. Dinas Kab/kota yang membidangi perdagangan atau
instansi penerbit SIUP untuk membekukan atau mencabut
SIUP yang dimiliki Distributor 10
PERAN PENGAWASAN PUPUK BERSUBSIDI

DITJEN
DITJEN PDN PEMDA
PKTN

SUPERVISI PENGAWASAN PENGAWASAN KP3


Pelaksanaan Supervisi Pelaksanaan Pengawasan Pelaksanaan
pemenuhan Stok dan terhadap Aspek Legalitas pengawasan Pupuk
Distribusi melalui dan Penerapan SNI wajib Bersubsidi melalui
PERMENDAG 15/2013 melalui Dana Dekonsentrasi POKJA Pupuk di daerah
• Penandaan, meliputi: Jenis Pupuk; Kandungan Unsur; Tanda SNI; Nama Produsen
• Legalitas
a. Distributor, meliputi : Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP); Tanda Daftar Perusahaan (TDP); SITU; Rekomendasi Dinas
Kabupaten/Kota; Surat Perjanjian Jual Beli (SPJB) dengan Produsen
b. Pengecer, meliputi : Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP); Tanda Daftar Perusahaan (TDP); Surat Perjanjian Jual Beli (SPJB)
dengan Distributor.
• Ketentuan Stok pada Tingkat Distributor dan Pengecer.
MEKANISME – PENGAWASAN PUPUK BERSUBSIDI

Lini II Lini IV

Lini I Lini III


TANGGUNG JAWAB

PENGECER • KP3 KAB/KOTA


• PENYULUH
DISTRIBUTOR PERTANIAN
LAPANGAN
• APARAT PENEGAK
PRODUSEN HUKUM

Pelaksanaan pengawasan terhadap pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi mulai dari
PT. Pupuk Indonesia – produsen, distributor, pengecer sampai ke kelompok tani/petani
dilakukan pengawasan secara berjenjang oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah serta KP3
baik tingkat Provinsi atau Kab/Kota. Disamping itu, PT. Pupuk Indonesia bersama produsen
melakukan pengawasan operasional terhadap distributor dan pengecer.
MEKANISME KOMISI PENGAWASAN PUPUK dan PESTISIDA
(KP3) – PENGAWASAN PUPUK BERSUBSIDI

KP3 PROV Melakukan pemantauan

Ditetapkan dan pengawasan


pelaksanaan penyaluran
dan penggunaan pupuk
Temuan atas
kasus
oleh bersubsidi di wilayah
kerjanya dan melaporkan penyalahgunaan
Gubernur hasil pengawasan setiap
bulan kepada Gubernur
dan pelanggaran
Pupuk Bersubsidi
sebelum masuk
ke ranah pidana,
agar diselesaikan
KP3 PROV Melakukan pemantauan
dan pengawasan
terlebih dahulu
Ditetapkan oleh
KP3
pelaksanaan penyaluran
dan penggunaan pupuk
oleh bersubsidi di wilayah
kerjanya dan melaporkan
Bupati/Wali hasil pengawasan setiap
bulan kepada

kota Bupati/Walikota
ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI PROV SULSEL
ALOKASI (000 TON)
PRESENTASE
JENIS PUPUK THD NASIONAL
NASIONAL SULSEL (%)

1 2 3 4
UREA 3.825 305,53 7,99%
SP-36 779 48,80 6,26%
ZA 996 72,74 7,30%
NPK 2.326 136,67 5,88%
ORGANIK 948 23,49 2,48%
JUMLAH 8.874 538,96 6,62%

Catatan :
- Alokasi berdasarkan Permentan No. 47 /Permentan/SR.310/11/2018 Tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk
Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun 2019.
- Alokasi Jawa Barat berdasarkan SK Kepala Dinas Pertanian Jawa Barat Nomor 521/Ktps.88/Distan/I/2019.Tentang Alokasi
Kebutuhan Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Di Daerah Prov. Jawa Barat Tahun 2019.
REALISASI DAN STOK PUPUK BERSUBSIDI PUPUK
NASIONAL DAN PROVINSI SULSEL
Pertanggal 4 November 2019

STOK LINI III & IV PROV. SULSEL STOK LINI III & IV NASIONAL
STOK LINI
TOTAL
I/PABRIK
STOK
JENIS PUPUK & LINI II
STOK KETENT (%) STOK KETENT (%)

(000 TON) (000 TON) (000 TON)

UREA 51,126 19,725 259% 557,650 315,022 177% 639,021 1247,797

SP-36 4,479 3,234 138% 94,658 50,434 188% 137,984 237,121

ZA 5,863 5,214 112% 95,47 78,396 122% 53,402 154,735

NPK 16,393 9,601 171% 268,386 177,330 151% 348,339 633,118

ORGANIK 2,012 1,746 115% 67,090 74,351 90% 441,875 510,977

TOTAL 79,873 39,52 202% 1083,25 695,53 156% 1620,62 2783,75


Catatan :
- Ketentuan stok adalah kebutuhan selama 2 Minggu ke depan. Untuk bulan Nopember, Desember, dan Januari, Ketentuan Stok adalah kebutuhan
selama 3 Minggu ke depan
- Stok lini I - IV adalah stok di gudang Produsen, Distributor di Wilayah Kabupaten/Kota dan stok di kios/pengecer
- Berdasarkan data yang diupload pada website : www.pupuk-indonesia.com
- Alokasi berdasarkan Permentan No. 47 /Permentan/SR.310/11/2018 Tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian
Tahun 2019.
REALISASI PENGGUNAAN KARTU TANI
PER TANGGAL 2 OKTOBER

REALISASI JUMLAH KARTU TANI EDC KPL

KETERANGAN
PROVINSI/ JUMLAH PETANI TERDISTRIBUSI DIGUNAKAN % TERPASANG
KABUPATEN (DATA ERDKK)

D=
B C C/B E F
SULAWESI SELATAN 609.963 16.063 -  - 599 -
REALISASI PENGGUNAAN KARTU TANI
PER 2 OKTOBER 2019
Data Bank Data Bank
Jumlah Petani Kartu Tani Kartu Tani Jumlah Petani Kartu Tani Kartu Tani
No Provinsi No Provinsi
(data e-RDKK) Sudah sudah (data e-RDKK) Sudah sudah
Terdistribusi Digunakan Terdistribusi Digunakan

1 ACEH 171,348 - - 18 KEPULAUAN RIAU 1,488 - -

2 BALI 138,843 5,708 27 19 LAMPUNG 368,481 - -


20 MALUKU 8,894 - -
3 BANTEN 204,617 196,953 -
21 MALUKU UTARA 9,688 - -
4 BENGKULU 66,395 - -
22 NTB 297,852 - -
5 DIY 225,966 279,741 -
23 NTT 210,589 - -
6 DKI JAKARTA - - -
24 PAPUA 25,142 - -
7 GORONTALO 84,853 - -
25 PAPUA BARAT 3,108 - -
8 JAMBI 102,870 - -
26 RIAU 30,070 - -
9 JAWA BARAT 1,354,632 981,813 2,734 27 SULAWESI BARAT 8,953 - -
10 JAWA TENGAH 2,612,059 2,471,948 472,766 28 SULAWESI SELATAN 609,303 16,063 -
11 JAWA TIMUR 2,470,590 1,715,301 162,214 29 SULAWESI TENGAH 80,647 - -
12 KALBAR 102,637 - - 30 SULAWESI TENGGARA 65,134 - -
13 KALSEL 115,385 - - 31 SULAWESI UTARA 55,846 - -
14 KALTENG 55,951 - - 32 SUMATERA BARAT 194,736 - -
15 KALTIM 28,094 - - 33 SUMATERA SELATAN 238,512 - -
16 KALTARA 1,786 - - 34 SUMATERA UTARA 180,418 5,204 166
JUMLAH 10,190,954 5,672,731 637,907
17 BABEL 66,067 - -
PENUTUP

1 Pendistribusian pupuk dapat dikatakan efisien jika dapat memenuhi


prinsip 6 tepat (Jenis, Jumlah, Harga, Tempat, Waktu dan Mutu).

2
Pelaksanaan kebijakan pupuk bersubsidi yang tepat dan benar
akan mampu menjaga ketersediaan bahan pokok dan upaya
pencapaian kedaulatan pangan dan stabilitas harga barang
kebutuhan pokok.

3 Mengingatkan KP3 di tingkat Kab/Kota untuk lebih aktif untuk melakukan


pemantauan dan pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi

4
Perlu Surat Keputusan Kepala Dinas Prov/Kab/Kota yang
Membidangi Pertanian sebelum tahun anggaran baru berjalan
sebagai sebagai pedoman penyediaan stok;

5
Dalam mensukseskan Program Kartu Tani untuk penebusan Pupuk Bersubsidi
diharapkan peran aktif Dinas yang membidangi Perdagangan dan yang paling
utama khususnya peran distributor dan pengecer dalam mensosialisasikan
penggunaan Kartu Tani kepada Petani dan/atau Kelompok Tani
TERIMA KASIH
INFORMASI KARTU TANI
 Sistem penyaluran dan pengadaan pupuk agar disiapkan sampai ke tingkat petani (Sidang Kabinet,
April 2015)
 Uji coba Kartu Petani (Kartu Tani) agar diperluas (Sidang Kabinet, Januari 2016)

Kartu Tani
Pada saat ini merupakan kartu multifungsi yang memuat informasi petani, lahan,
dan informasi kebutuhan sarana produksi pertanian (pupuk bersubsidi) yang
ditempatkan di Pengecer serta dapat berfungsi untuk melakukan seluruh transaksi
perbankan pada umumnya.

Manfaat kedepan Sebagai identitas


Kartu Tani petani (pendataan
Petani)
SASARAN Sebagai kartu
• Petani yang tergabung dalam penebusan
kelompok tani dan telah saprotan
diusulkan untuk memperoleh
pupuk bersubsidi melalui RDKK Sebagai kartu
yang disahkan Kepala Desa dan penerima pinjaman,
PPL; bantuan, dan
• Petani yang melakukan usaha tabungan
tani subsektor tanaman pangan,
perkebunan, hortikultura dan Sebagai kartu
peternakan dengan lahan max 2 penjualan hasil
Ha; panen
• Petambak dengan total luas Penanggung Jawab Kartu Tani • Bank BRI : Banten, Jateng, Jabar (Kab. Tasik) dan
tambak maksimal 1 Ha. DI. Yogyakarta:
Tiga Bank BUMN bertanggung jawab dalam
mencetak dan mendistribusikan Kartu Tani di 5 • Bank Mandiri : Jabar (Selain Kab. Garut dan Kab.
Provinsi Pulau Jawa. Tasik).
• Bank BNI : Jatim dan Jabar (Kab. Garut)
TINDAK LANJUT RAPAT POKJA
Penerbitan Surat Edaran dari Menko Perekonomian yang Berdasarkan
didukung oleh Surat Edaran dari Menteri Dalam Negeri,
undangan Deputi
Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan terkait
Implementasi kartu tani untuk menjadi rujukan Pemda Bidang Koordinasi
membuat peraturan mengenai pemakaian kartu tani dalam Pangan dan Pertanian,
penebusan pupuk bersubsidi. Kementerian
Koordinator Bidang
Pembahasan lebih lanjut terkait kurang bayar Pemerintah
terhadap Produsen sebesar 5,7 T pada tahun 2019. Perekonomian Nomor
(Menko
Penetapan target percepatan program kartu akan Ekon) :TAN.04.02/670/
dibuatkan rencana kerja terkait Pokja Pupuk bersubsidi D.II.M.EKON.4/10/20
dengan komitmen Kementan, Kemendag, Kominfo, 19 perihal Rapat
KemenBUMN, dan K/L terkait
Koordinasi Kelompok
Kerja Kebijakan
Kementan perlu mencabut Kepmentan 592/2018 tentang
tentang Kelompok Kerja Perumusan Kebijakan Pupuk Pupuk Bersubidi di
supaya tidak ada tumpang tindih dengan Kepemenko Hotel Aryaduta
No.305 tahun 2019 tentang Kelompok Kerja Kebijakan Jakarta pada hari
Pupuk Bersubsidi

Anda mungkin juga menyukai