Anda di halaman 1dari 11

SURAT PERJANJIAN JUAL BELI (SPJB)

PUPUK BERSUBSIDI
Antara
DISTRIBUTOR PT/CV/KOP/UD ....................................
Dengan
KIOS CV/UD/TOKO .......................................

Nomor : ............./ ................./ ...... / 2020

Pada hari ini ......... tanggal ............. bulan Januari tahun dua ribu dua puluh (.....- 01 - 2020) kami
yang bertandatangan dibawah ini :

I. NAMA DIREKTUR : Direktur PT/CV/UD/KUD ---------------, yang beralamat di Jalan


DISTRIBUTOR --------------------------, Kecamatan -----------, Kabupaten ----------,
Provinsi -----------, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

Dan

II. NAMA PIMPINAN : Pimpinan CV/UD/TOKO/KUD-------------, yang beralamat di


PENGECER Jalan---------, Kecamatan---------------, Kabupaten-----------,
Provinsi---------, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
UD/TOKO/KUD-------------, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA PIHAK.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


a. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah Distributor pupuk bersubsidi yang ditunjuk oleh PT PUPUK
ISKANDAR MUDA berdasarkan Surat Nomor ......./TESDPB/XII/2019 tanggal ..............
Desember 2019.
b. Bahwa PIHAK KEDUA adalah Pengecer Resmi pupuk bersubsidi yang ditunjuk PIHAK
PERTAMA berdasarkan surat Nomor : ------------------------------- tanggal ---- Januari 2020
yang saat penunjukannya telah memenuhi persyaratan dan mempunyai kemampuan dalam
bidang distribusi pupuk, dengan wilayah kerja yang telah di tunjuk PIHAK PERTAMA.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, PARA PIHAK sepakat untuk membuat dan menandatangani
Surat Perjanjian tentang Jual Beli Pupuk Subsidi dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai
berikut:
Pasal 1
POKOK PERJANJIAN
PIHAK PERTAMA menjual Pupuk Bersubsidi kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
membeli Pupuk Bersubsidi tersebut dari PIHAK PERTAMA untuk selanjutnya akan disalurkan
seluruhnya oleh PIHAK KEDUA kepada petani / kelompok tani yang berhak sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA
Page 1 of 11
Pasal 2
JENIS, MUTU DAN KEMASAN
(1) PIHAK PERTAMA menjual dan menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
membeli dari PIHAK PERTAMA dengan jenis, spesifikasi, dan kemasan sebagai berikut:
a. Nama Barang : Pupuk Urea
b. Spesifikasi Barang :

Jenis Pupuk Spesifikasi Mutu Berat Kemasan


Urea *) Sesuai SNI-2801-2010 50 Kg

Keterangan :
*) Pupuk Urea berwarna merah muda (“pink”)

c. Kemasan : Kemasan pupuk bersubsidi terbuat dari karung plastik jenis PE/PP
berwarna putih, anyaman 12 x 12 per inch, ketebalan denier 800,
menggunakan inner ketebalan 30 - 100 micron, ukuran 85 x 55 cm.
Pada kemasan harus diberi label tambahan berwarna merah
bertuliskan: Pupuk Bersubsidi Pemerintah Barang
Dalam Pengawasan

serta komponen label sebagaimana ketentuan yang berlaku, yang


mudah dibaca dan tidak mudah hilang/terhapus.
(2) PIHAK KEDUA wajib menebus pupuk bersubsidi secara lengkap dari PIHAK PERTAMA
sesuai dengan ketentuan pemerintah untuk wilayah tanggung jawab definitif maupun
wilayah tanggung jawab penugasan sementara yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA
sebagaimana diatur dalam Lampiran 1 Perjanjian ini.
(3) PIHAK PERTAMA dapat melakukan penyesuaian terhadap jumlah dan rincian jadual
penyerahan barang sebagaimana ayat (2) pasal ini mengacu pada perkembangan kondisi
lapangan, ketersediaan barang dan/atau berdasarkan perubahan ketentuan Pemerintah
yang berlaku.

Pasal 3
JUMLAH DAN PERUNTUKAN
(1) Jumlah dan peruntukan Pupuk Bersubsidi yang dibeli PIHAK KEDUA dari PIHAK PERTAMA
ditetapkan sesuai dengan Lampiran 2:
a. Diluar jumlah yang tersebut pada Lampiran 2 Surat Perjanjian ini, PIHAK KEDUA
dimungkinkan untuk dapat melakukan penyaluran di wilayah penugasan sementara yang
ditetapkan PIHAK PERTAMA (apabila diperlukan).
b. Peruntukan :
PIHAK KEDUA menjamin bahwa Pupuk Bersubsidi yang dibeli dari PIHAK PERTAMA
adalah pupuk yang akan disalurkan untuk sektor pertanian yang meliputi; Tanaman
Pangan, Hortikultura, Perkebunan Rakyat, Peternakan dan Perikanan Budidaya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Page 2 of 11
(2) Penyimpangan peruntukan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) Huruf b Pasal ini, baik itu
oleh PIHAK KEDUA sendiri maupun petugas atau karyawan bila terbukti dan terjadi, maka
akibat perbuatan atau tindakan tersebut menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA
sepenuhnya.

Pasal 4
HARGA
PIHAK KEDUA wajib menjamin bahwa harga tebus atau harga jual Pupuk Bersubsidi
kepada Petani / Kelompok Tani yang tergabung di dalam Rencana Definitif Kebutuhan
Kelompok (RDKK) sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh Pemerintah
(Lampiran 1)

Pasal 5
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK
(1) Kewajiban dan Tanggung Jawab PIHAK PERTAMA:
a. PIHAK PERTAMA wajib melaksanakan Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi di
wilayah tanggung jawabnya sesuai alokasi yang ditetapkan oleh Dinas Pertanian Tingkat
II Kabupaten / Kota setempat.
b. PIHAK PERTAMA melaksanakan Penjualan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Franco
gudang Lini IV PIHAK KEDUA.
c. PIHAK PERTAMA berhak sepenuhnya melakukan penjualan Pupuk Bersubsidi langsung
di Lini IV kepada Petani/Kelompok tani sesuai RDKK, apabila penyaluran Pupuk
Bersubsidi oleh PIHAK KEDUA tidak berjalan lancar atau tidak mungkin dilaksanakan
setelah berkoordinasi dengan Bupati/Walikota setempat dalam hal ini Komisi Pengawas
Pupuk dan Pestisida (KP3) ditingkat Kabupaten/Kota.
d. PIHAK PERTAMA berhak melakukan evaluasi kinerja PIHAK KEDUA secara triwulan
selama masa berlakunya Surat Perjanjian ini untuk menentukan keberlangsungan
penunjukan Kios Pengecer Resmi Pupuk Bersubsidi dan hal - hal lainnya dalam Surat
Perjanjian ini.
(2) Kewajiban dan Tanggung Jawab PIHAK KEDUA:
a. PIHAK KEDUA wajib menjamin kelancaran dan kesesuaian pelaksanaan Penyaluran
Pupuk Bersubsidi berdasarkan prinsip 6 (enam) Tepat yaitu: tepat jenis, jumlah, harga,
tempat, waktu dan mutu kepada petani / kelompok tani yang tergabung dalam RDKK.
b. PIHAK KEDUA wajib memenuhi semua ketentuan persyaratan dan kelengkapan
administrasi Kios Pengecer sesuai Peraturan Menteri Perdagangan No.15/M-DAG/
PER/4/2013.
c. PIHAK KEDUA wajib menjamin bahwa segala persyaratan sebagai Kios Pengecer Resmi
Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Perdagangan
No.15/M-DAG/ PER/4/2013 telah terpenuhi secara keseluruhan, benar dan tidak palsu
dan oleh karenanya PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan membebaskan PIHAK
PERTAMA atas segala tuntutan hukum dan atau akibat hukum dalam bentuk apapun
terkait dengan hal dimaksud diatas

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Page 3 of 11
d. PIHAK KEDUA wajib menyalurkan pupuk bersubsidi kepada petani/kelompok tani yang
tergabung dalam RDKK maupun pemegang kartu tani di wilayah kerjanya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan harga sesuai Harga
Eceran Tertingi (HET) yang diatur oleh Peraturan Menteri Pertanian RI
e. PIHAK KEDUA wajib mengadministrasikan secara baik dokumen-dokumen terkait
penyaluran pupuk bersubsidi antara lain Laporan Penyaluran Kios Pengecer resmi
kepada petani/kelompok tani sebagaimana lampiran VI (laporan F6), Log Book (Buku
Penjualan), bukti penyaluran (Nota Penjualan/Faktur) dari PIHAK KEDUA kepada
petani /kelompok tani, serta Berita Acara Serah Terima Barang (BASTB) antara PIHAK
PERTAMA dengan PIHAK KEDUA, sehingga dapat menunjukkan kepada pihak terkait
apabila diminta.
f. PIHAK KEDUA wajib Berperan aktif membantu PIHAK PERTAMA melaksanakan
penyuluhan, promosi dan program pemerintah lainnya.
g. PIHAK KEDUA wajib menjamin ketersediaan stock Pupuk Bersubsidi di wilayah yang
menjadi tanggung jawabnya digudang PIHAK KEDUA minimal untuk kebutuhan 2 (dua)
minggu ke depan (jika puncak musim tanam) sesuai dengan rencana kebutuhan Pupuk
Bersubsidi yang di tetapkan dengan SK Dinas Pertanian setempat
h. PIHAK KEDUA wajib menjamin ketersediaan stock Pupuk Bersubsidi di kios pengecer
binaannya minimal untuk kebutuhan 1 (satu) minggu ke depan sesuai rencana
kebutuhan Pupuk Bersubsidi berdasarkan RDKK.
i. PIHAK KEDUA wajib memasang papan nama di kios pengecer resmi dengan ukuran
0,5 x 0,75 meter sebagai Kios Pengecer Resmi Pupuk Bersubsidi yang ditunjuk resmi
oleh PIHAK PERTAMA di wilayah tanggung jawabnya.
j. PIHAK KEDUA dilarang memperjualbelikan Pupuk Bersubsidi di luar peruntukannya dan
atau di luar wilayah tangung jawabnya.
k. PIHAK KEDUA dilarang melakukan pengemasan kembali ( re-bagging) dari kantong
subsidi ke non subsidi dan/atau dengan merek dagang yang bertanda lain atau merubah
bentuk atau warna Pupuk Bersubsidi tanpa izin PIHAK PERTAMA dan PT Pupuk
Iskandar Muda sebagai Produsen.
l. PIHAK KEDUA berkewajiban menggunakan aplikasi Sistem Informasi Niaga (SIAGA)
dalam setiap transaksi pembelian/penebusan pupuk bersubsidi kepada PIHAK
PERTAMA.
m. PIHAK KEDUA berkewajiban melakukan update data stok dengan cara melakukan input
rekap laporan penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani dan/atau kelompok tani dalam
aplikasi SIAGA setiap hari.
n. Apabila terjadi kendala sehingga aplikasi SIAGA tidak dapat digunakan, PIHAK KEDUA
dapat melakukan penebusan secara manual dengan syarat:
1. PIHAK KEDUA menyampaikan bukti kendala aplikasi kepada PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA melakukan register penebusan dan penyaluran untuk selanjutnya
tetap diinputkan ke dalam aplikasi SIAGA setelah aplikasi berjalan normal.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Page 4 of 11
Pasal 6
TATA CARA DAN SYARAT PENYERAHAN PUPUK BERSUBSIDI
(1) Transaksi jual beli Pupuk Bersubsidi sesuai dengan jumlah dan peruntukannya yang
tercantum di dalam Lampiran 1 dan Lampiran 2 Surat Perjanjian Jual Beli (SPJB) Pupuk
Bersubsidi ini dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dengan PIHAK PERTAMA secara bertahap.
(2) Tata cara penyerahan Pupuk Bersubsidi dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
dilakukan sebagai berikut:
a. Barang diterima dengan sistim Franco gudang lini IV PIHAK KEDUA (Kios Pengecer)
b. Setiap penebusan Pupuk Bersubsidi oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA,
terlebih dahulu harus menyampaikan permintaan penebusan sesuai jumlah alokasi
pupuk Bersubsidi berdasarkan RDKK di kios PIHAK KEDUA.
c. PIHAK KEDUA melaksanakan penebusan Pupuk Bersubsidi sesuai dengan rencana
kebutuhan (alokasi) setiap bulan seperti yang tercantum pada Lampiran 2 Surat
Perjanjian Jual Beli (SPJB) Pupuk Bersubsidi ini.
d. PIHAK KEDUA dimungkinkan menebus Pupuk Bersubsidi kepada PIHAK PERTAMA
melebihi jumlah alokasi bulanan sebagaimana ditentukan di dalam Lampiran 2 Surat
Perjanjian Jual Beli (SPJB) Pupuk Bersubsidi ini sepanjang disetujui oleh PIHAK
PERTAMA dan/atau terdapat persetujuan penambahan alokasi Pupuk Bersubsidi secara
resmi dari Pemerintah.
(3) PIHAK KEDUA dengan ini mengakui dan menerima sepenuhnya bahwa dengan dijual dan
diserahkannya Pupuk Bersubsidi oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA di gudang
Lini IV sesuai Surat Perjanjian Jual Beli (SPJB) Pupuk Bersubsidi ini mengakibatkan
beralihnya risiko, tanggung jawab, kepemilikan dan/atau penguasaan atas Pupuk Bersubsidi
tersebut dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
(4) PIHAK KEDUA melaksanakan sendiri kegiatan pembelian dan penyaluran Pupuk Bersubsidi
oleh karenanya PIHAK KEDUA tidak dibenarkan memberikan kuasa untuk pembelian Pupuk
Bersubsidi kepada pihak lain, kecuali kepada petugas dan/atau karyawan PIHAK KEDUA
yang bersangkutan.

Pasal 7
SYARAT DAN TATA CARA PEMBAYARAN
(1) Pembayaran PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dilakukan secara tunai.
(2) Pembayaran penebusan Pupuk Bersubsidi oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
dilakukan dengan cara mentransfer uang ke Rekening Bank PIHAK PERTAMA, dan setiap
pembayaran oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA wajib
menyampaikan bukti pembayaran nya kepada PIHAK PERTAMA.
PT Bank .................................. Cabang .......................
Rekening Nomor : xxxx-xxxx-xxxx-xx
(3) Atas pembelian Pupuk Bersubsidi, PIHAK PERTAMA tidak meminta uang terlebih dahulu
kepada PIHAK KEDUA dan kemudian menggunakannya untuk melakukan pembayaran
Pupuk Bersubsidi kepada Produsen.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Page 5 of 11
Pasal 8
SANKSI DAN PEMBINAAN
(1) PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan dan menyetujui serta mengikatkan diri bahwa PIHAK
PERTAMA berhak dan berwenang untuk melakukan penunjukan dan pembagian wilayah
kerja sebagai Kios Pengecer binaannya, namun harus mendapat persetujuan/rekomendasi
dan melaporkan terlebih dahulu kepada Produsen. Pemberhentian PIHAK KEDUA oleh
PIHAK PERTAMA harus mempunyai dasar dan alasan serta harus mendapat
persetujuan/rekomendasi dari Produsen.
(2) Pelanggaran terhadap Penyaluran Pupuk Bersubsidi oleh PIHAK KEDUA ke Sektor Non-
Pertanian, antara lain tetapi tidak terbatas pada : (i) Penyaluran ke perusahaan perkebunan,
perusahaan hortikultura, perusahaan tanaman pangan, sektor industri dan dijual ke luar
negeri, atau (ii) Penyaluran di luar wilayah kerja yang menjadi tanggung jawabnya atau (iii)
Penyaluran kepada pihak lain diluar Kios Pengecer resmi/tidak resmi lainnya, akan
dikenakan sanksi oleh PIHAK PERTAMA dan/atau Pihak Produsen. PIHAK KEDUA
bertanggung jawab sepenuhnya serta membebaskan PIHAK PERTAMA dan Produsen
terhadap setiap tuntutan atau gugatan dalam bentuk apapun yang diajukan oleh pihak
ketiga, pemerintah atau instansi yang berwenang termasuk terhadap segala ancaman
pidana sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) PIHAK KEDUA menyetujui dan bertanggung jawab apabila terjadi kerugian PIHAK
PERTAMA akibat tidak terpenuhinya / kelalaian administrasi baik yang disebabkan PIHAK
KEDUA, yang di sebabkan oleh:
a. Keterlambatan penyerahan dokumen sesuai lampiran VI (Laporan F6) pada peraturan
Menteri Perdagangan Nomor 15/M-DAG/PER/2013
b. Dokumen yang diserahkan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku atau tidak valid.
c. Tidak lengkapnya dokumen administrasi oleh PIHAK KEDUA (Laporan F6,
Logbook/buku penjualan, RDKK dan Nota penjualan).
(4) Apabila PIHAK PERTAMA mengalami kerugian yang diakibatkan oleh PIHAK KEDUA sesuai
Pasal ini, maka PIHAK KEDUA wajib membayar ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA
dengan nilai berdasarkan hasil Harga Pokok Penjualan (HPP) Pupuk Urea non-Subsidi dari
Departemen Akuntansi Perusahaan Produsen tahun berjalan, maksimal harus selesai dalam
kurun waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah PIHAK PERTAMA melakukan
penagihan.
(5) Pembayaran atas sanksi yang dimaksud pada pasal ini dapat dilakukan dengan cara
transfer bank.
(6) Apabila PIHAK KEDUA baik sebagian atau seluruhnya lalai, gagal atau tidak dapat
melaksanakan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan didalam Surat Perjanjian Pupuk
Bersubsidi ini dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku, maka PIHAK
KEDUA bersedia dan menerima untuk diberikan sanksi oleh PIHAK PERTAMA berupa :
a. Peringatan tertulis;
b. Pemberhentian sebagai kios pengecer resmi pupuk bersubsidi (PHK);

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Page 6 of 11
c. Menanggung seluruh biaya/kerugian yang diderita oleh PIHAK PERTAMA akibat
pelanggaran oleh PIHAK KEDUA terhadap ketentuan Surat Perjanjian Bersubsidi ini,
termasuk tetapi tidak terbatas pada menanggung biaya jasa hukum apabila PIHAK
PERTAMA tersangkut kasus hukum sehubungan dengan pelanggaran PIHAK KEDUA,
menanggung ganti rugi kepada Pihak lain yang dirugikan dan menanggung kerugian-
kerugian lainnya yang diderita PIHAK PERTAMA;
d. Pemutusan Surat Perjanjian Pupuk Bersubsidi secara sepihak, tanpa mengurangi hak
PIHAK PERTAMA untuk tetap mendapatkan sisa pembayaran dari PIHAK KEDUA atau
pengambilan kembali stock Pupuk Bersubsidi yang telah diserahkan kepada PIHAK
KEDUA atau kewajiban PIHAK KEDUA membuat laporan penyalurannya, melakukan
klaim, penuntutan atau gugatan hukum dalam bentuk apapun terhadap PIHAK KEDUA;
dan/atau seluruh sanksi yang ditentukan oleh Peraturan Menteri Perdagangan Republik
Indonesia No. 15/M-DAG/PER/4/2013 dan/atau ketentuan peraturan perundang yang
berlaku lainnya.
e. Apabila PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran hukum terkait dengan penyaluran pupuk
bersubsidi yang mengakibatkan PIHAK PERTAMA mengalami kerugian baik materil
maupun non materil akibat pemanggilan pihak yang berwajib, maka PIHAK PERTAMA
akan memberikan sanksi berupa Surat Peringatan (SP-I, SP-II) dan pemecatan sepihak
kepada PIHAK KEDUA jika terbukti PIHAK KEDUA melakukan kesalahan atas
rekomendasi dari Produsen.
f. Terhadap pelanggaran ketentuan dalam pasal 7 ayat (3), Produsen dalam hal ini PT
Pupuk Iskandar Muda dapat mengakhiri Surat Perjanjian PIHAK PERTAMA dengan
Produsen secara sepihak.
g. Pertimbangan pemberian sanksi tersebut di atas oleh PIHAK PERTAMA tidak harus
dilakukan secara urut nomor tetapi sesuai pelanggaran yang dilakukan oleh PIHAK
KEDUA.

Pasal 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN DAN DOMISILI HUKUM
(1) Apabila terjadi perselisihan mengenai penafsiran dan pelaksanaan Surat Perjanjian Jual Beli
Pupuk Bersubsidi ini, PARA PIHAK setuju untuk menyelesaikannya secara musyawarah
kekeluargaan dan apabila tidak tercapai kesepakatan dalam forum musyawarah
kekeluargaan tersebut, maka PARA PIHAK setuju untuk menyelesaikan setiap perselisihan
melalui jalur hukum atau pengadilan sesuai prosedur dan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia.
(2) Sehubungan dengan Surat Perjanjian Jual Beli Pupuk Bersubsidi ini PARA PIHAK sepakat
untuk memilih domisili hukum yang tetap di kantor Pengadilan Negeri setempat.

Pasal 10
ETIKA BISNIS
(1) PARA PIHAK wajib mematuhi ketentuan atau peraturan yang berlaku sehubungan dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan Perjanjian ini.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Page 7 of 11
(2) PARA PIHAK tidak akan mengambil suatu tindakan yang akan menyebabkan salah satu
pihak dikenakan hukuman berdasarkan seluruh undang-undang atau peraturan yang
berlaku dimana perjanjian ini dibuat.
(3) PARA PIHAK tidak boleh menawarkan atau memberikan uang atau hadiah berbentuk
apapun kepada Pihak yang lain untuk melaksanakan hal-hal yang bertentangan dengan
ketentuan sebagaimana tertuang dalam Perjanjian ini maupun yang tertuang dalam
ketentuan perundang-undangan.
(4) Masing-masing Pihak akan memberitahukan kepada pihak lain dengan segera pada saat
menemukan suatu peyimpangan pelaksanaan perjanjian ini.

Pasal 11
JANGKA WAKTU
Surat Perjanjian ini berlaku dan mengikat PARA PIHAK selama 12 (dua belas) bulan, terhitung
mulai tanggal 1 Januari 2020 sampai dengan tanggal 31 Desember 2020.

Pasal 12
PAJAK DAN BEA MATERAI
(1) Kewajiban pajak-pajak, pungutan-pungutan dan bea-bea, termasuk bea materai yang terbit
dan dibebankan sebagai akibat pelaksanaan Surat Perjanjian Jual Beli Pupuk Bersubsidi ini,
menjadi tanggung jawab masing-masing PIHAK sesuai dengan ketentuan perpajakan yang
berlaku.
(2) Apabila terjadi perubahan peraturan atau kebijakan Pemerintah terhadap pajak/meterai yang
berpengaruh terhadap Surat Perjanjian Jual Beli Pupuk Bersubsidi ini akan disampaikan
oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Surat Perjanjian Pupuk Bersubsidi ini.

Pasal 13
FORCE MAJEURE
(1) Yang dimaksud dengan Force Majeure adalah keadaan tidak dapat dipenuhinya Perjanjian
ini oleh KEDUA BELAH PIHAK karena terjadi sesuatu peristiwa yang bukan karena
kesalahan masing-masing pihak, peristiwa mana tidak dapat diketahui atau tidak dapat
diduga sebelumnya dan diluar kemampuan manusia, seperti : gempa bumi, angin topan,
kebakaran, banjir, huru hara, perang dan pemogokan umum yang berskala nasional,
sabotase, epidemic, dan peraturan pemerintah yang tidak memungkinkan lagi KEDUA
BELAH PIHAK melanjutkan Perjanjian ini.
(2) Apabila terjadi Force Majeure, maka pihak yang terkena Force Majeure harus
memberitahukan secara tertulis kepada pihak yang tidak terkena Force Majeure selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak terjadinya Force Majeure tersebut disertai bukti-bukti
yang sah, selanjutnya pihak yang tidak terkena Force Majeure akan mananggapi. Apabila
hal tersebut tidak dilakukan oleh pihak yang terkena Force Majeure, maka pihak yang tidak
terkena Force Majeure menganggap tidak terjadi Force Majeure.
(3) Dalam hal terjadi Force Majeure, maka hak dan kewajiban masing-masing pihak ditunda
berdasarkan kesepakatan KEDUA BELAH PIHAK dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian ini.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Page 8 of 11
Pasal 14
HAL-HAL LAIN
(1) Alokasi yang telah ditunjuk PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagaimana tersebut
pada Lampiran 1 Surat Perjanjian ini, sewaktu-waktu bisa dialihkan atau disesuaikan oleh
PIHAK PERTAMA.
(2) Apabila terjadi pengakhiran surat perjanjian ini secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA atas
rekomendasi Produsen karena dilakukannya kesalahan atau pelanggaran oleh PIHAK
KEDUA berdasarkan seluruh ketentuan surat perjanjian ini atau peraturan perundang –
undangan yang berlaku, maka PARA PIHAK sepakat untuk mengenyampingkan ketentuan
dalam pasal 1266 dan 1267 kitab undang-undang hukum perdata.
(3) Hal-hal lain yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam surat perjanjian ini, akan
diatur kemudian atas kesepakatan PARA PIHAK dan untuk itu akan dituangkan dalam
bentuk addendum atau perubahan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
perjanjian ini.

Demikian Surat Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK dalam rangkap 2
(dua) bermeterai cukup, dimana masing-masing rangkap mempunyai kekuatan hukum yang
sama.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


KIOS PENGECER RESMI DISTRIBUTOR PUPUK BERSUBSIDI
CV/UD/TOKO .................................... PT/CV/UD/KOP..........................................

...................................... .....................................................
Pimpinan Direktur

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Page 9 of 11
Lampiran 1
Nomor SPJB :
Tanggal SPJB :

A. HARGA TEBUS KIOS PENGECER DAN PETANI/KELOMPOK TANI TAHUN 2020

KABUPATEN KOTA:.............................

HARGA TEBUS HARGA JUAL


KECAMATAN JENIS PUPUK KIOS KEPADA
NO
PENGECER PETANI
1 Urea Rp 1.731,82/kg Rp 1.800/kg

Catatan : *) harga tertinggi yang diterima pengencer di tempat/kios dengan barang tersusun rapi
di gudang pengecer.

B. WILAYAH DAN TANGGUNG JAWAB KIOS PENGECER TAHUN 2020

NO KECAMATAN DESA / KELURAHAN


1
2
3
4

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Page 10 of 11
Lampiran 2
Nomor SPJB :
Tanggal SPJB :

ALOKASI PUPUK UREA BERSUBSIDI


KIOS PENGECER CV/UD/TOKO : ..................................
TAHUN 2020

KECAMATAN :

Bulan
NO DESA / KELURAHAN TOTAL
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

1
-
2

PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA
Page 11 of 11

Anda mungkin juga menyukai