PANDUAN
KESELAMATAN FASILITAS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2022PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO.
NOMOR: us /ol6. 6 TAHUN aca,
TENTANG
PANDUAN KESELAMATAN FASILITAS,
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO
Menimbang
Mengingat
a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
Rumah Sakit Umum Daerah Simo maka diperlukan
penyelenggaraan Pengelolaan fasilitas dan lingkungan
serta keselamatan yang baik;
b. bahwa agar penyelenggaraan keselamatan rumah sakit
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
Keputusan Direktur RSUD Simo tentang Panduan
Keselamatan Rumah Sakit sebagai landasan bagi
pelaksanaan keselamatan rumah sakit di RSUD Simo;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana
dimaksud dalam a, dan b , perlu ditetapkan Panduan
Keselamatan Fasilitas Rumah Sakit dengan Keputusan
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Simo
1, Undang - Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.
2. Undang - Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
3. Undang - undang Republik Indonesia No. 24 tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana
4, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 12 tahun 2012
tentang Akreditasi Rumah Sakit
5. Kepmenkes RI No 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah SakitMenetapkan
KESATU
KEDUA.
KETIGA
KEEMPAT
KELIMA
6. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Nomor HK.02.04/1/2790/11tanggal 1 Januari 2012
tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit.
7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi RI
Nomor 186/MEN/1999 Tentang unit penanggulangan
kebakaran di tempat kerja
8.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
432/Menkes/SK/IV/2007 Tentang = Pedoman
Manajemen K3
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1087/
Menkes/ SK/ VIll/ 2010 Tentang Standar Kesehatan
dan keselamatan kerja di rs
10. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 45 Tahun 2015
Tentang Tata Kelola Rumah Sakit Umum Daerah
Simo Kabupaten Boyolali Sebagai Satuan Kerja
Perangkat Daerah Dengan Pola Penelolaaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
MEMUTUSKAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD SIMO TENTANG
PANDUAN KESELAMATAN FASILITAS RUMAH SAKIT DI
RSUD SIMO
Memberlakukan Panduan Keselamatan Fasilitas Rumah
Sakit di RSUD Simo sebagaimana tercantum dalam
Keputusan ini.
Panduan Keselamatan fasilitas rumah sakit di RSUD
Simo sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari keputusan ini dan harus dijadikan
acuan dalam menyelenggarakan Manajemen Fasilitas
dan Keselamatan di RSUD Simo
: Segala biaya yang timbul akibat diterbitkannya
keputusan ini dibebankan pada anggaran rumah sakit.
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kesalahandalam keputusan ini akan diadakan perubahan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Simo
Pada Tanggal : 07 ‘thai poe
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO
pa
'pRATMI PUNGKASARILAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD
SIMO TENTANG PANDUAN
KESELAMATAN FASILITAS
RUMAH SAKIT DI RSUD SIMO
NOMOR
TANGGAL
PANDUAN KESELAMATAN FASILITAS RUMAH SAKIT
DI RSUD SIMO BOYOLALI
BABI
DEFINISI
Rumah sakit umum daerah simo merupakan suatu unit pelayanan
kesehatan di lingkungan Kabupaten Boyolali memiliki misi meningkatkan mutu
pelayanan Kesehatan kepada masyarakat khususnya dilingkungan Kabupaten
Boyolali.
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan kepada
masyarakat tersebut maka salah satu caranya adalah dengan mengelola
keselamatan fasiltas di RSUD Simo.
Keselamatan fasilitas adalah jaminan bahwa Gedung, property, teknologi
medik, informasi, peralatan serta system tidak berpotensi mendatangkan risiko
terhadap pasien, keluarga, staf dan pengunjung Rumah Sakit
Rumah Sakit harus mematuhi peraturan perundangan dan memahami
tentang detail fasilitas fisiknya untuk dapat menyusun perencanaan keselamatan
fasilitas rumah sakit. Secara proaktif mengumpulkan data dan menggunakannya
dalam strategi mengurangi risiko dan meningkatkan keselamatan, yang pada
akhimya semua fasilitas yang tersedia mampu mendukung keselamatan
masyarakat yang ada di Rumah Sakit.
Untuk itu RSUD Simo perlu membuat perencanaan dibidang pengaturan
keselamatan fasilitas untuk mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan.BABII
RUANG LINGKUP
A. Pengertian
1
2.
. Keselamatan (safety) adalah Suatu tingkatan keadaan atau kegiatan untuk
menghindari cedera,dimana gedung, halaman/ground dan peralatan rumah
sakit tidak menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, staf dan pengunjung.
. Bangunan atau gedung adalah tempat melakukan aktifitas pelayanan
Kesehatan (rumah sakit) yang terpisah antara fungsi pelayanan pasien,
pelayanan non medis, penunjang, perkantoran dan gudang persediaan.
3. Fasilitas fisik adalah hal-hal yang secara langsung atau tidak mendukung
»
proses keselamatan dan keamanan pelayan kesehatan seperti:
alat elektromedis
alat kesehatan
fire proctetion
air bersih
mesin genset
mesin pendingin
AC
alat proteksi radiasi
Fasreaoge
.. tempat B3 dan Limbah berbahaya dan beracun
. tempat pengolahan limbah medis
alat-alat angkut (troly, Kereta, dil)
Manajemen Resiko adalah suatu proses dan struktur mengelola risiko yang
ada disetiap kegiatan.Manajemen risiko terkait erat dengan budaya,proses
a
dan struktur dalam mengelola suatu risiko secara efektif dan terencana
dalam suatu system manajemen yang baik
B. Ruang lingkup kegaiatan Keselamatan fasilitas Rumah sakit antara lain
meliputi :
1. Identifikasi dan Penilaian Risiko berkaitan dengan keselamatan fasilitas
2. Pemetaan Area Risiko
3. Upaya pengendalian resikoBAB Ill
TATA LAKSANA
|. Identifikasi Dan Peni
Identifikasi resiko keselamatan fasilitas adalah usaha-usaha yang dilakukan
untuk mengidentifikasi situasi yang dapat menyebabkan cedera,tuntutan atau
kerugian,baik pada manusia,barang ataupun proses pelayanan.
Cara yang secara teratur dilakukan di RSUD Simo Kabupaten Boyolali untuk
mengidentifikasi resiko keselamtan fasilitas adalah dengan melakukan inspeksi
fasilitas dan ronde lingkungan
4. Inspeksi fasilitas
‘Adalah suatu proses pemantauan langsung terhadap kondisi dan fungsi
fasilitas-fasilitas rumah sakit yang disesuaikan dengan system atau standar
yang berlaku.Inspeksi dilakukan oleh :
a) Internal oleh petugas dibawah jajaran penunjang medis yaitu petugas
IPSRS
1) Penanggung jawab sub sarana untuk pemantauan
jan Resiko
bangunan,proyek,konstruksi,dan renovasi
2) Penanggung jawab elektromedik untuk pemantauan dan
pemeliharaan peralatan medis
3) Penanggung Jawab Sub sanitasi untuk pemantauan parameter
lingkungan,air bersih,air limbah dan limbah padat medis dan
limbah domestic/inon medis
4) Penanggung Jawab Sub Prasarana untuk pemantauan dan
pemelihraan fasilitas listrik,air, AC,elekttonik dan lain-lain
Inspeksi dilakukan secara regular sesuai dengan jadwal kerja di
masing-masing unit terkait (pada umumnya sebulan sekali) Hasil
pemeriksaan didokumentasikan pada log book pemeriksaan
alatifasilitas.
Pelaporan dilakukan kepada Ka.Sie Penunjang Medis setiap bulan
sekali
Pelaksanaan perbaikan fasilitas disesuaikan dengan prioritas dan
sumber daya yang tersedia
b) Eksternal dilakukan oleh petugas dari dinas/badan pemerintah terkait
atau pihak ketiga seperti:
LPFK untuk pengujian/kalibrasi peralatan Medis
* LabKesDa untuk pengujian air bersih dan air minum* BBTKL Yogyakarta untuk pengujian air limbah
Pengujain/pengecekan disesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku.Hasil pengujian/pengecekan ekstemal dilaporkan kepada
Ka.Sie Penunjang
Penilaian resiko
Adalah penentuan risiko yang kemungkinan timbul untuk menentukan besamya
bahaya yang diidentifikasi
Penilaian tisiko di lingkungan RSUD Simo dilakukan dengan cara ronde
lingkungan
* Ronde lingkungan adalah upaya melakukan identifikasi dengan cara
berkeliling ke unit-unit di RSUD Simo sambal melakukan pencatatan
tethadap jenis bahaya/resiko yang ditemukan
* Pelaku ronde lingkungan harus memiliki pengetahuan dasar mengenai
jenis-jenis bahaya yang perlu diidentifikasisehingga proses tersebut
berjalan dengan baik dan menghasilkan data yang akurat
‘* Hasil ronde lingkungan harus ditindak fanjuti dengan melakukan
pengukuran terhadap bahaya-bahaya yang diidentifikasi oleh tenaga
yang lebih ahli,dengan peralatan yang memadai
* Lokasi dan pelaksanaan yaitu seluruh unit atau area,dilaksanakan
sesuai jadwal yang sudah ditentukan
* Bahaya atau resiko yang teridentifikasi saat ronde lingkungan
didokumentasikan dalam bentuk ceklis ronde lingkungan.
* Dikarenakan fungsi dan struktur dari tiap fasilitas berbeda,diperlukan
ceklis tambahan yang dapat membantu keperiuan inspeksi dari masing-
masing fasilitas
* Hasil Analisa dituangkan ke dalam Form persetujuan pelaksanaa
proyek konstruksi dan renovasi.selain itu pada saat pelaksanaan
proyek dilakukan kegiatan insoeksi untuk memastikan kesesuaian
dengan etentuan keamanan fasilitas
A Standar Risiko Keselamatan Bangunan dan Fasilitas Fisik
Perencanaan dan pengelolaan bangunan instalasi rawat inap rumah
sakit pada dasamya adalah suatu upaya dalam menetapkan fasilitas fisik,
tenaga dan peralatan yang diperlukan untuk memberikan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat sesuai dengan kebutuhan. Panduan teknis
Sarana dan Prasarana Bangunan Instalasi Rawat Inap ini bertujuan untukmemberikan petunjuk agar dalam perencanaan dan pengelolaan suatu
bangunan instalasi rawat inap di rumah sakit memperhatikan kaidah-kaidah
pelayanan kesehatan, sehingga bagunan instalasi rawat inap yang akan
dibuat dapat menampung kebutuhan-kebutuhan pelayanan dan dapat
digunakan oleh pemakai, pengelola serta tidak berakibat buruk bagi
keduanya. Dewasa ini banyak bangunan rumah sakit di Indonesia yang
dibangun bertingkat lebih dari 2 (dua) lantai baik yang dimiliki Pemerintah
maupun swasta khususnya rumah sakit yang dibangun di ibu kota propinsi
dan ibu kota kabupaten. Peningkatan jumlah dan luas lantai sebenamya
akan berdampak pada meningkatnya potensi bahaya kebakaran akibat
meningkatnya potensi bahaya kebakaran baik dari bahan, peralatan maupun
proses yang berlangsung.
Ancaman keamanan yang paling ditakutkan pada sebuah gedung adalah
terjadinya kebakaran, Bencana kebakaran mengakibatkan dampak social
dan dampak ekonomi yang sangat serius. Pengamatan terhadap standar
keselamatan pada bangunan-bangunan rumah sakit khususnya
perlengkapan K3 gedung masih belum memadai. Survey yang dilakukan
oleh Lili Tambunan (ITB, 1996) menunjukkan adanya berbagai kelemahan
dalam penyediaan sistem proteksi kebakaran di bangunan Rumah Sakit.
a) Dampak Bahaya Kebakaran
Secara teoritis, kebakaran adalah timbulnya api yang tidak
dikehendaki, Sedangkan api adalah persenyawaan antara bahan bakar
dan oksigen yang pada prosesnya timbul nyala, cahaya dan suara.
Produk kebakaran bisa bersifat termal yakni panas dan nyala, dan
bersifat non-termal yakni asap dan gas. Diantara produk tersebut asap
yang paling berbahaya. Selain menimbulkan gangguan tethadap
pernapasan dan kesadaran rasio, asap yang pekat akan mengurangi
jangkauan penglihatan. Sebanyak 72% korban kebakaran di Amerika
(NFPA record) adatah karena asap.
Tanpa ada upaya pemadaman, kebakaran tumbuh dari tahap
pertumbuhan ke flashover, mencapai tahap pembakaran penuh lalu
kemudian surut, Temperatur pada tahap flashover mencapai 500 —
600°C dan saat pembakaran penuh mencapai 1100°C. Upaya
penyelamatan jiwa harus dilakukan sebelum flashover (pre flashover)
yang durasinya hanya beberapa menit, sedangkan struktur bangunan
untuk beberapa lokasi dan jenis penggunaan-nya dituntut mampu
bertahan hingga selewat flashover (post flashover) dalam ukuran menit,b)
atau sering disebut sebagai ketahanan api (fire resistance rating) dalam
rangka mencegah keruntuhan bangunan dan melindungi tindakan
penyelamatan oleh pemadam kebakaran.
Bencana kebakaran menimbulkan ancaman jiwa maupun luka,
trauma psikologis, kerusakan harta benda, kerugian investasi,
memiskinkan masyarakat, kehilangan pekerjaan dsb. Kebakaran pun
bisa menimbulkan gangguan terhadap kelestarian lingkungan di rumah
sakit, industri kebakaran bisa mengancam kelangsungan usaha
(business stagnation), serta musnahnya sebagian besar dokumen dan
data penting lainnya. Upaya melengkapi sistem dan sarana proteksi
kebakaran sering dianggap sebagai investasi mahal sehingga kurang
diapresiasi.
Kebakaran mengakibatkan cidera dan kehilangan nyawa serta
kerugian harta benda. Kerugian ini dapat dihindari dengan
melaksanakan dengan tepat langkah-langkah pencegahan terjadinya
kebakaran dan kesiapan darurat. Alat pemadam kebakaran adalah salah
satu. aspek murah dari keselamatan dari kebakaran, tetapi
penggunaannya di rumah sakit seringkali dikorbankan oleh buruknya
pemeliharaan, penempatannya yang tidak sesuai dan/ atau terhalang,
dan tidak adanya pelatihan untuk para pekerja. Sistem sprinkler otomatis,
apabila dirancang, dipasang dan dipelihara dengan memadai, dapat
mencapai efektivitas 95% + dan menawarkan perlindungan terbaik bagi
penghuni bangunan dan harta benda.
Dari uraian tersebut di atas, maka perencanaan keamanan
pada bangunan gedung rumah sakit sejak awal sudah dipersiapkan.
Dengan harapan direktur / pemilik rumah sakit mengalokasikan RAB
untuk pembiayaan infrastruktur keamanan dan fasilitas fisik yang
diperiukan.
Standar Peralatan Mengatasi Kebakaran
Setiap penghuni atau pengguna bangunan gedung perlu
memahami karakteristik bangunan gedung terutama dikaitkan dengan
bahaya kebakaran. Hal-hal atau berbagai faktor yang perlu diperhatikan
antara lain adalah Standar sistem proteksi terhadap bahaya kebakaran
Standar Sistem Proteksi Kebakaran ada dua cara yaitu :
a. Sistim proteksi aktif
Sistem aktif: sistem yang memerlukan energi untuk
pengoperasian-nya, umumnya listrikGedung atau bangunan di rumah sakit harus ada perencanaan
fasilitas pemadam kebakaran sebagai sebagai _sistim
pengamanan aktif, Semua peralatan pemadam api dapat gunakan
oleh karyawan maupun pengunjung (terlatih) untuk menyerang
sumber api, Rumah sakit harus menyediakan peralatan pemadam
kebakaran sbb:
1) APAT, alat pemadam api tradisional
2) APAR, alat pemadam api ringan
3) Sistim deteksi dan alarm
b. Sistim proteksi pasif.
Sistem pasif: sistem yang menyangkut bahan bangunan dan
kontruksi, dipengaruhi oleh desain awalnya, disebut built-in
system
FSM: menyangkut latihan kebakaran, fire safety audit, fire
emergency response plan dilerdiri dari:
1) Tersedia fasilitas detektor asap
2) Ada pintu dan tangga darurat kebakaran
3) Tempat titik kumpul
4) Pintu keluar dan jalur evakuasi
B. Standar Keamanan Fasilitas Fisik Bangunan Gedung
Setiap gedung dan bangunan rumah sakit dilengkapi fasilitas
keamanan yang berfungsi melindungi semua manusia, asset didalam
gedung tersebut. Bangunan bertingkat secara khusus dilengkap
keselamatan dan keamanan (K3) bangunan.
Beberata persyaratan standar keamanan pada bangunan rumah sakit sb
Fame ao gee
Tersedia instalasi penangkap petir
Terpasang fasilitas proteksi kebakaran
Tersedia jalur evakuasi
Tersedia jalan horizontal / ram
Tersedia pintu atau tangga darurat
Tersedia tempat berkumpul (titik ) kumpul
Tersedia instalasi pengolahan limbah medis
Tersedia tempat penyimpanan B3
‘Tersedia tempat penampungan air bersih
Tersedia sumber listrik
Tersedia kamar isolasi
Tersedia area parkir, dlSemua standar kelengkapan fasilitas secara periodic dilakukan
pemelinaraan, perawatan dan test uji kalibrasi secara komprehensif.
Peralatan medis, mesin-mesin dan instalasi penting dipantau dan
terdokumentasi.
Parameter pemeriksaan kesehatan_lingkungan —_dilakukan
bekerjasama dengan komite PPI, sedangkan pelaksanaan pemeriksaan
fasilitas alat medis hanya dapat dilakukan seorang tenaga ahli elektromedis
yang berpengalaman memiliki sertifikat keahlian khusus.
Dalam pelaksanaan, standar atau langkah tersebut tidak harus
berurutan dan tidak harus serentak. Merencanakan hal yang paling strategis
dan paling mudah dilaksanakan di rumah sakit.
Upaya Pengendalian Resiko
Pengendalian adalah penghilangan atau inaktivasi bahaya dengan cara
sedemikian rupa sehingga proses pekerjaan minim resiko bagi pekerja atau
oamg yang ada dalam area tersebut
Pengendalian umumnya diberlakukan pada sumber bahaya,metode ini
disebut sebagai upaya pengendalian responsive.Jika hal ini masih tidak
memungkinkan,bahaya harus dikendalikan pada tingkat melalui penggunaan
alat pelindung diri (APD) meskipun ini adalah bentuk pengendalian yang paling
lemah.
Upaya pengendalian rsisiko keselamatan fasilitas adalah dengan
melaksanakan pengawasan atau monitoring membandingkan standar dengan
Kinerja actual,melalui kegiatan ppengawasan,pemantauan dan pengkajian
ualng terhadap seluruh proses manajemen risiko termasuk konteknya
‘Secara umum ada 2 metode dan Teknik pengawasan yaitu :
1. Metode konvensional
a. Pelaksanaanya berdasarkan teori atau petunjuk pembuat kebijakan
b. Dilakukan oleh tim khusus yang menguasai standar serta teori
pengawasan
c. Pelaksanaanya terjadwal
d. Indicator pengawasan berdasarkan sesuai standar yang diadopsi
2. Metode partisipatif
a. Pelaksanaanya berdasrakan kriteria hasil rumusan Bersama
b. Dilakukan oleh seluruh yang terlibat didalam organisasi sesuai
kesepakatan¢. Bersifat dinamis tidak baku dilaksanakan sesuai kontek dan kondisi
yang ada
d. Indicator pengawasannya berdasarkan pengalaman dan
dilaksanakan secara sistematis terdokumentasi dan berkelanjutan2 a RONa
nN
BABIV
DOKUMENTASI
. Formulir pemeliharaan fasilitas
Formulir pemeliharaan Genset
Formulir pemeliharaan UPS
Rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang
meliputi kejadian tidak diharapkan (KTD), kejadian nyaris cedera dan
kejadian sentinel.
Pencatatan dan pelaporan terjadinya insiden yang diakibatkan oleh factor
‘Keamanan “gedung dan fasilitas fisik mengacu pada pedoman K3 yang
dikeluarkan oleh Komite Keselamatan, Keamanan dan Kesehatan Kerja
rumah sakit (K3RS)
. Pelaporan insiden terdiri dari :
a. Pelaporan kecelakaan kerja
b. Pelaporan PAK (penyakit akiibat kerja)
‘Semua kejadian dilaporkan kepada Direktur secara berkala.
. Pelaksanaan monitoring dilakukan dengan cara melihat dokumen yaitu
a. Pencatatan dan pelaporan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK).
b. Pencatatan dan pelaporan Penyakit Akibat Kerja (PAK).
c. Catatan-catatan kegiatan harian.
Ditetapkan di : Simo
Pada tanggal : 07 Teorvax 20aa
___ DIREKTUR
(RUMUM DAERAH SIMO
RU NsIDENTIFIKASI RESIKO
KESELAMATAN DAN KEAMANAN
FASILITAS FISIK
Jenis Risiko keamanan dan
No | _ keselamatan fasilitas fisik di Area Risiko
RSUD Simo Boyolali
7. | Lantai Licin ‘Area berisiko yang harus diawasi
semua ruangan rawat inap, poliklinik
2._| Pegangan sepanjangan tangga ( | Area beresiko yang harus diawasi
resiko jatuh )
tangga naik ke lantai 2 dan 3, ruang
flamboyan, depan IBS, laundry.
3. | Tidak ada Pegangan Area yang harus diawasi ruang
‘sepanjangan tanga (resiko anggrek, laundry.
jatuh)
4. | Tempat listrik yang terbuka ‘Area yang harus diawasi semua
Tuangan
5. | Kabel listrik yang terbuka ‘Area yang harus diawasi semua
Tuangan
6. | Kamar mandi yang tidak disertai_| Area yang harus diawasi Semua
pegangan Tuangan
["7. | Plafon Bocor ‘Area yang harus diawasi Semua
ruangan
8. | Ledakan tabung gas ‘Area yang harus diawasi Dapur,
Kantin
9 | Pencurian ‘Area yang harus diawasi Poliklinik,
IGD,dan Rawat Inap
10 | Kekerasan fisik Area yang harus diawasi Poliklinik,
IGD,dan Rawat Inap
11 | Cedera fisik ‘Area yang harus diawasi semua
tempat
12 | Terpapar radiasi ‘Area yang harus diawasi Area
13 | Pasien hilang/ minggat ‘Area yang harus diawasi Ruang
perawatan
74 | Tertusuk jarum benda tajam __| Area yang harus diawasi Poliklinik,
IGD dan Ruangan Rawat InapTEMPAT-TEMPAT BERESIKO
‘Tempat -tempat beresiko
di RSUD Simo Boyolali
No
Resiko
T. | Radiologi
Beresiko terhadap _radiasi
isotop radio aktif dan gelombang mickro.
mengion,
2._| Instalasi gizi (Dapur)
Beresiko tethadap heat _strees,
kebisingan, —keracunan —_- makanan/
minuman, peralatan tajam, zat pembersih
(deterjen), desinfektan, _mengangkat,
kebakaran dan lantai basah (licin).
3. | Instalasi Pengolahan Air Limbah
Beresiko terhadap bahan kimia pengolah
(IPAL) air imbah, dan pencemaran lingkungan.
4, | Gudang Bahan Berbahaya Beresiko terhadap radiasi, meledak,
Beracun (B3)/Gudang Obat | terbakar, —oksidasi,-—_racun,korosif,
karsinogenik, iritasi, teratogenik, dan
kumotagenik.
5. | Laboratorium
Beresiko terhadap infeksi nosokomial,
bahaya spesimen, bahan kimia gas, dan
radiasi.
6. | Kamar Bedah
Beresiko terhadap bahaya gas anestesi,
gas bertekanan, _infeksi
bahaya listrik, gelombang mikro dan
tersayat /tertusuk.
nosokomial,
7. | Genset Beresiko terhadap bahaya kebakaran,
bahaya ledakan dari genset, bahaya
| debu dan asap, getaran serta suhu yang
dapat menggangu kesehatan pekerja.
8. |R. Oksigen Beresiko terhadap ledakan _tabung
oksigen, dan bahaya kebakaran.TEMPAT-TEMPAT BERESIKO
Tempat -tempat beresiko
di RSUD Simo Boyolali
No
Resiko
1. | Radiologi
Beresiko terhadap radiasi mengion, isotop
radio aktif dan gelombang mickro.
2. | Instalasi gizi (Dapur)
Beresiko terhadap heat _strees,
kebisingan, _keracunan —_ makanan/
minuman, peralatan tajam, zat pembersih
(deterjen), desinfektan, _ mengangkat,
kebakaran dan lantai basah (licin).
3._| Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL)
Beresiko terhadap bahan kimia pengolah
air limbah, dan pencemaran lingkungan.
4, | Gudang Bahan Berbahaya Beresiko terhadap adiasi, meledak,
Beracun (B3)/Gudang Obat | terbakar, —oksidasi,—_racun,korosif,
karsinogenik, iritasi, teratogenik, dan
kumotagenik
5. | Laboratorium Beresiko terhadap infeksi nosokomial,
bahaya spesimen, bahan kimia gas, dan
radiasi
6. | Kamar Bedah
Beresiko terhadap bahaya gas anestesi,
gas bertekanan, infeksi nosokomial,
bahaya istrik, gelombang mikro dan |
tersayat /tertusuk. |
7. | Genset
Beresiko terhadap bahaya kebakaran,
bahaya ledakan dari genset, bahaya debu |
dan asap, getaran serta suhu yang dapat
menggangu kesehatan pekeria
8. [R Oksigen
Beresiko terhadap _ ledakan
oksigen, dan bahaya kebakaran.
tabung
Ditetapkan di: Simo
Pada Tanggal : 07 Tewvari #082
DIREKTUR
)RATMIPUNGKASARI