Anda di halaman 1dari 13

1

LATAR BELAKANG

Pembangunan di wilayah Barat Kabupaten Sumedang sudah sedemikian pesat selain pusat pendidikan dengan
kehadiran beberapa kampus besarseperti ITB, Unpad dan IPDN di Kec.
Jatinangor, juga industri di Kec. Cimanggung dan Jatinangor. Bahkan
berdasarkan Gubernur Jawa Barat dalam agendanya untuk dibangun
Monorel yang

Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


disebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah
satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-
cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan
UUD 1945, setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan
kesehatan pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian
ekonomi yang besar bagi negara,dan setiap upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi pembangunan negara, dan upaya pembangunan harus dilandasi
dengan wawasan kesehatan dalam arti pembangunan nasional harus memperhatikan kesehatan masyarakat dan
merupakan tanggung jawab semua pihak , termasuk pihak swasta.

PROPOSAL Rumah Sehat Padjadjaran Baru


2

Pada saat ini bahwa di Kabupaten Sumedang


hanya terdapat 1 Rumah Sakit milik pemerintah
dan 1 Rumah Sakit Milik swasta dan itupun
berada di pusat kota keduanya sehingga akses
pelayanan dari masing-masing wilayah cukup
jauh. Di wilayah Timur Kabupaten Sumedang
belum terdapat Rumah Sakit dan hal ini menjadi
peluang pihak swasta untuk berinvestasi dalam
dunia bisnis kesehatan, terlebih untuk
mengantisifasi kedepan sebagai dampak Era
Globalisasi pengembangan Pembangunan di
wilayahTimur agar tidak di invasioleh investor
asing.

Berdasarkan prediksi dan data tersebut diatas


maka dapat disimpulkan bahwa untuk Wilayah Timur Kabupaten Sumedang diperlukan adanya Rumah Sakit Tambahan
untuk dapat melayani seluruh masyarakatdi Wilayah Timur Kabupaten Sumedang sehingga Kami berinisiatif untuk
mendirikan sebuah Rumah Sakit Swasta ( RUMAH SEHAT PADJADJARAN BARU) yang akan memberikan pelayanan
kepada seluruh masyarakat, adapun pembangunan Rumah Sakit tersebut akan dilokasikan di wilayah TimurKabupaten
Sumedang yang berbatasan dengan Kabupaten Majalengka untuk memberikan pelayanan untuk masyarakat yang tinggal
di wilayah tersebut, dikarenakan wilayah tersebut merupakan wilayah dengan jumlah penduduk cukup padat dan potensial
berkembang di Wilayah Timur Kabupaten Sumedang

PROPOSAL Rumah Sehat Padjadjaran Baru


3

TUJUAN

Tujuan Umum
Pembuatan Proposal RUMAH SEHAT PADJADJARAN BARU di Wilayah Timur Kapubaten Sumedang sebagai RS.
SWASTA adalah didasari dengan jumlah kebutuhan masyarakat yang membutuhkan pelayanan rawat jalan dan
rawat inap yang akan terus bertambah setiaptahunnya..
Tujuan Khusus
1. Layaknya didirikan RS SWASTA di Wilayah Timur
Kabupaten Sumedang
2. Tercapainya pelayanan kesehatan bermutu untuk
masyarakat sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Departemen Kesehatan Republik Indonesia
3. Terwujudnya RS SWASTA yang terakreditasi Nasional
dan Internasional untuk RUMAH SEHAT PADJADJARAN
BARU Sumedang

PROPOSAL Rumah Sehat Padjadjaran Baru


4

ANALISA POTENSI PASAR

Analisa Geografi dan Kependudukan


Kabupaten Sumedang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor
14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Jawa Barat bersama 19 Kabupatenlainnya yaitu
Tangerang, Bekasi, Krawang, Purwakarta, Banten, Pandeglang, Lebak,
Bogor,Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis,
Cirebon, Kuningan, Indramayu dan Majalengka (Bab 1, Pasal 1 dan
Pasal 3).
Pada mulanya Kabupaten Sumedang adalah sebuah kerajaan
dibawah kekuasaan Raja Galuh yang didirikan oleh Prabu Geusan
Adji Putih, atas perintah Prabu Suryadewata sebelum Keraton Galuh
dipindahkan ke Padjajaran Bogor. Nama Kerajaanpun mengalami
beberapa perubahan, yang pertama adalah Kerajaan Tembong Agung,
dipimpin Prabu Adji Putih, kemudian menjadi Kerajaan Himbar Buana
dipimpin Prabu Tadjimalela dan akhirnya menjadi Kerajaan Sumedang Larang.
Secara administrasi Kabupaten Sumedang terletak pada 107,44˚-108,21˚ Bujur Timur (BT) dan 6,4˚- 7,83˚ Lintang selatan,
Wilayah Kabupaten Sumedang meliputi luas sekitar 1.522.20 Km2 dengan Jarak batas antar wilayah Utara Ke Selatan 51
Km dan Barat Ke Timur sejauh 53 Km, secara administratif Kabupaten Sumedang terbagi ke dalam 26 Kecamatan, yang
terdiri dari 266 desa dan 7 Kelurahan, sedangkan dilihat dari lokasi geografisnya berada di wilayah tengah Propinsi Jawa

PROPOSAL Rumah Sehat Padjadjaran Baru


5

Barat dengan batas-batas:

 Sebelah Utara Berbatasan dengan Kabupaten Subang dan Kabupaten Indramayu


 Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kabupaten Garut
 Sebelah Barat Berbatasan dengan Kabupaten Bandung
 Sebelah Timur Berbatasan dengan Kabupaten Majalengka

Sesuai dengan kondisi alamnya, Kabupaten Sumedang memiliki potensi kesuburan tanah yang cukup baik dengan suhu
udara sedang, iklim sedang, lama penyinaran matahari cukup baik, jumlah hari hujan efektif cukup banyak dan curah hujan
yang cukup tinggi. Kondisi alam yang demikian merupakan potensi yang sangat mendukung dan menguntungkan untuk
kegiatan budidaya pertanian, sementara itu mata
pencaharian pokok masyarakat Kabupaten Sumedang
pada umumnya masih berada pada sektor pertanian
dan perkebunan campuran (43,85 %). Hal ini akan
meringankan beban biaya yang harus dikeluarkan
dalam usaha budi daya pertanian dan sekaligus akan
berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas lahan.
Keberuntungan yang diperoleh dari anugrah kondisi
sumber daya alam sebagaimana tersebut pada
umumnya dinikmati oleh masyarakat yang berada di
daerah pedesaan, terutama di kawasan bagian utara
(Buahdua, Conggeang, Surian), bagian tengah
(Cimalaka, Cisarua, Ganeas, Situraja, Sumedang Utara dan Sumedang Selatan), sebagian wilayah barat (Tanjungmedar,

PROPOSAL Rumah Sehat Padjadjaran Baru


6

Tanjungkerta, Rancakalong, Pamulihan dan Tanjungsari), serta wilayah bagian timur (Ujungjaya, Tomo, Jatigede,
Jatinunggal, dan Wado).

Kondisi wilayah Sumedang bagian utara memiliki


potensi sumber daya alam yang cukup baik dalam
pengembangan kegiatan pertanian, sehingga
wilayah Sumedang bagian utara merupakan daerah
kantong produksi pertanian untuk
mensuplaisebagaian besar kebutuhan pokok
masyarakat Kabupaten Sumedang. Untuk
mendukung kegiatan agrobisnis ini, di wilayah
Kecamatan Sumedang Selatan sedang
dikembangkan Kawasan Agroteknobis Sumedang
(KAS) sebagai laboratorium lapangan budi daya
pertanian dan uji coba kultur jaringan yang
dilaksanakan melalui kerjasama dengan
KementrianRistek/BPPT.
Dilihat dari lingkungan sosialnya, Kabupaten Sumedang memiliki kondisi lingkungan yang cukup berpengaruh terhadap
kehidupan masyarakat terutama di wilayah bagian tengah, selatan dan barat. Pada wilayah bagian tengah dan selatan,
khususnya Kecamatan Sumedang Utara dan Sumedang Selatan, kedua wilayah ini merupakan pusat pemerintahan sebagai
Ibukota Kabupaten Sumedang, pusat perdagangan, dan pusat mobilitas penduduk. Kondisi ini telah berpengaruh terhadap

PROPOSAL Rumah Sehat Padjadjaran Baru


7

dinamika kehidupan masyarakat, terutama tingginya aktivitas ekonomi di wilayah perkotaan. Dampak positif yang
dihasilkan adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat, tetapi juga telah mengakibatkan
ketidaknyamanan lingkungan perkotaan sebagai akibat dari kurang tertibnya para pengguna lahan diperkotaan, terutama
dengan maraknya jumlah PKL dan semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor.

Wilayah Kabupaten Sumedang bagian barat yaitu di Kecamatan Jatinangor terdapat Kawasan Pendidikan Tinggi dan telah
berdiri berbagai perguruan tinggi yang berskala
nasional, seperti STPDN, UNPAD, IKOPIN dan
UNWIM. Dalam kerangka kebijakan Provinsi
Jawa Barat maupun kebijakan nasional wilayah
ini telah dijadikan kawasan perguruan tinggi yang
merupakan pusat pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang diperlukan bagi
pemanfaatan sumber daya alam dan kapasitas
masyarakat lokal untuk bisa bersaing pada era
globalisasi dan perdagangan bebas.
Keberadaan kawasan Perguruan Tinggi tersebut
akan berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat di wilayah tersebut, baik terhadap
kondisi ekonomi maupun sosial budaya, terutama pada bidang pendidikan itu sendiri. Dilihat dari perspektif pembangunan
pendidikan, posisi kewilayahan yang strategis sebagaimana tersebut akan sangat berpengaruh terhadap akselerasi
pencapaian masyarakat berpendidikan yang cerdas.

PROPOSAL Rumah Sehat Padjadjaran Baru


8

Masih di kawasan Sumedang bagian Barat dan


Selatan, juga terdapat Kawasan Industri di
Kecamatan Cimanggung dan Jatinangor, yang
sudah barang tentu berpengaruh terhadap
kondisi perekonomian masyarakat dan
penyerapan tenaga kerja setempat. Dalam
dekade dua puluh tahun terahir ini, kondisi
sosial ekonomi masyarakat di wilayah bagian
barat (Jatinangor, Cimanggung, Tanjungsari,
dan Sukasari) telah berubah dengan cepat dari
kawasan pedesaan tertinggal menjadi kawasan
kota-kota satelit sebagai penyangga Kota
Metropolitan Bandung. Disamping telah
berdampak secara positif, perkembangan kondisi yang sangat cepat tersebut juga telah berdampak terhadap semakin
berkurangnya daya dukung lahan dan terjadinya kerusakan lingkungan hidup dan ekosistem wilayah.

Kependudukan

Perkembangan penduduk di Wilayah Kabupaten Sumedang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, adapun jumlah

PROPOSAL Rumah Sehat Padjadjaran Baru


9

penduduk di Wilayah Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut :

No Tahun Jumlah Penduduk


    Laki-laki Perempuan Jumlah
1 2010 547.797 583.150 1.130.947
2 2011 601.037 610.082 1.211.119
3 2012 629.654 545.085 1.174.739
Total     3.516.805

Apabila dilihat dari data diatas bahwa tingkat pertumbuhan penduduk di


Wilayah Kabupaten Sumedang selalu meningkat, sehingga jika
diproyeksikan maka penduduk di wilayah tersebut akan mencapai
jumlah sebesar 6.299.262 Juta jiwa. Kabupaten Wilayah Sumedang
terbagi ke dalam 26 Kecamatan, dimana sebaran penduduk dalam 26
kecamatan tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel Jumlah Penduduk Wilayah Kabupaten Sumedang Per


Kecamatan Tahun 2010-2011

PROPOSAL Rumah Sehat Padjadjaran Baru


10

Sumber : Dinas Kependudukan,Catatan Sipil dan Transmigrasi Kab Sumedang tahun 2011

Dari data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebaran kepadatan penduduk di tiap-tiap Wilayah Kecamatan yang terletak
di Kabupaten Sumedang tidaklah merata, dan jumlah penduduk terbanyak diwilayah timur KabupatenSumedang yaitu di
Kecamatan Wado, Jatinunggal, Darmaraja, Situraja, Jatigede, Ganeas.
Terelebih dengan di Bangunnya Waduk JatiGede, akan menambah Populasi kepadatan Penduduk di beberapa Kecamatan
terdekat pada Objek Wisata ( Wado, Darmaraja, Jatinunggal dan JatiGede )

Analisa Sosial

Pembangunan di bidang kesejahteraan sosial erat kaitannya dengan upaya meningkatkan kualitas manusia dan
masyarakat Kabupaten Sumedang yang
tercermin pada Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) menggambarkan kualitas
pembangunan manusia suatu wilayah
pada satu kurun waktu tertentu. Menurut
kepentingannya yang diperlukan saat

PROPOSAL Rumah Sehat Padjadjaran Baru


11

ini,maka komponen Indeks Pembangunan Manusia ditentukan mencakup 3 (tiga) dimensi pembangunanmanusia, yakni
Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan dan Indeks Daya Beli Masyarakat. Adapun pencapaian IPM untuk Wilayah Kabupaten
Sumedang adalah sebagai berikut :
Tabel Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Wilayah Kapubaten Sumedang Tahun 2008-2011
Sumber Data : Hasil pemantauan Pusdalisbang Jawa Barat
Capaian IPM pada Tahun 2011 tidak terlepas dari kontribusi capaian ketiga komponen, yaituindeks pendidikan, indeks
kesehatan dan indeks daya beli. Oleh karena itu masih diperlukan upayamaksimal untuk meningkatkan derajat pendidikan
melalui peningkatan angka partisipasi sekolahpenduduk usia 13-15 tahun dan 16-18 tahun, derajat kesehatan masyarakat
melalui peningkatan danpemerataan pelayanan kesehatan, serta peningkatan daya beli masyarakat melalui
perluasankesempatan kerja bagi penduduk, peningkatan kompetensi kerja dan peningkatan daya saing.Selanjutnya
dengan memperhatikan capaian dari ketiga komponen IPM sebagaimana data diatas, ternyata Indeks Daya Beli
memberikan kontribusi yang paling rendah dibandingkan 2 agregatpembentuk IPM lainnya. Sehingga walaupun
pencapaian Indeks Kesehatan masih lebih tinggi apabila dibandingkan dengan Indeks pencapaian Daya Beli namun
pencapaian untuk bidang Kesehatan masih dapat dikatakan belum terlampau tinggi sehingga selain upaya untuk
peningkatan pencapaian Indeks daya Beli perlu juga ditambahkan upaya-upaya untuk melakukan peningkatan di bidang
kesehatan agar pencapaian Indeks Kesehatan dan Indeks Daya beli masyarakat dapat sama dengan pencapaian Indeks
Pendidikan.

Analisa Ekonomi

Indikator yang sering dipakai untuk menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara makro adalah pendapatan
per kapita atau PercapitaIncome. Semakin tinggi pendapatan yang diterima penduduk di suatu wilayah maka tingkat
kesejahteraan di wilayah yang bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik. Berdasarkan asumsi bahwa pendapatan

PROPOSAL Rumah Sehat Padjadjaran Baru


12

faktor produksi dan transfer yang mengalir keluar (transfer out) sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer
yang masuk (transfer in)maka pendapatan regional sama besar dengan PDRB perkapita. Asumsi ini digunakan karena
sulitnya untuk mendapatkan data pendapatan yang masuk dan keluar.
Angka pendapatan per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
Jumlah penduduk yang dipakai dalam estimasi pendapatan per kapita untuk Tahun 2010 adalah jumlah penduduk hasil
Sensus Penduduk Tahun 2010. Angka yang diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB atas dasar harga berlaku dengan
jumlah penduduk pertengahan tahun pada tahun yang sama
tersebut akan sangat dipengaruhi olehbesaran dari kedua variabel.
Sebagai gambaran sederhana, apabila nilai PDRB besar
sedangkan jumlah penduduknya sedikit maka rata-rata PDRB per
kapitanya akan menjadi besar; sebaliknya apabila nilai PDRB kecil
sedangkan jumlah penduduknya banyak maka PDRB per kapita
akan menjadi kecil. Olehkarena itu PDRB per kapita menjadi
ukuran bagi tingkat kemakmuran daerah, tetapi data tersebut tidak
dapat digunakan langsung dalam pengukuran pemerataan
pendapatan. Tersedianya data PDRB per kapita menurut daerah
kecamatan pada suatu kurun waktu yangrelatif panjang akan
membantu para pemakai data dalam melakukan perbandingan
baik antar wilayahmaupun antar tahun.
Sumber Data : PDRB Kab Sumedang Tahun 2011-2012
Tabel di atas menunjukkan PDRB per kapita atas dasar harga
berlaku masing-masing kecamatan dan perbandingannya dengan
PDRB per kapita kabupaten pada Tahun 2009-2010. Daritabel

PROPOSAL Rumah Sehat Padjadjaran Baru


13

tersebut pada Tahun 2010 tampak bahwa 13 kecamatan mempunyai nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku di atas
rata-rata PDRB per kapita Kabupaten Sumedang yaitu Kecamatan Buahdua,Sumedang Utara, Cimanggung,
Congeang,Situraja, Tomo, Ujungjaya,Cimalaka,Jatinangor, Sumedang Selatan,Darmaraja,Tanjungkerta,dan Wado .
Sedangkan 13 kecamatan lainnya berada di bawah rata-rata PDRB per kapita Kabupaten Sumedang yaitu Kecamatan
Paseh, Rancakalong, Tanjungsari, Cibugel, Jatigede, Cisarua, Cisitu, Surian, Ganeas, Tanjungmedar, Sukasari, Pamulihan
dan Jatinunggal.
Secara umum pendapatan per kapita seluruh kecamatan mengalami peningkatan, kecuali adabeberapa kecamatan yang
mengalami penurunan, hal ini dikarenakan oleh adanya perbedaan series jumlah penduduk yang sudah menggunakan data
penduduk hasil sensus penduduk Tahun 2010. Sedangkan untuk mengamati perkembangan daya beli masyarakat, bisa
digunakan PDRB perkapita yang dihitung atas dasar harga konstan. Secara umum, daya beli masyarakat di Kabupaten
Sumedang meningkat 4,15% pada Tahun 2010. PDRB perkapita atas dasar harga konstan ‘2000 dimasing-masing
kecamatan pada Tahun 2010 berkisar antara Rp.1,9 juta sampai dengan Rp. 7,5 juta. Pencapaian tertinggi diperoleh oleh
Kecamatan Cimanggung yaitu sebesar Rp.7,5 juta sedangkan yang terendah di Kecamatan Jatinunggal yaitu Rp. 1,9 juta.

PROPOSAL Rumah Sehat Padjadjaran Baru

Anda mungkin juga menyukai