Jurnal Nasional Mikrobiologi Di Bidan Kebidanan
Jurnal Nasional Mikrobiologi Di Bidan Kebidanan
KESEHATAN
KARAKTERISTIK KELUARGA ANAK STUNTING DALAM KEBIDANAN DAN KESEHATAN
Jelita Teurupun
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
Email : Jelitaterupun67@gmail.com
ABSTAK
Stunting merupakan keadaan tubuh yang pendek hingga melampaui deficit -2SD di
bawah median panjang atau tinggi badan (Manary dan Solomous 2009 dalam
Renyoet dkk, 2013). Stunting juga mempengaruhi fisik dan fungsional tubuh (The
lancet 2008 dalam Fitri 2012). Prevalensi balita stunting pada tahun 2007
berdasarkan data riset kesehatan dasar (2007) di Indonesia serta nasional sebesar
36,8% (Riskesdas, 2007). Berdasarkan data Riskesdar (2010), untuk skala nasional
prevalensi balita stunting sebesar 35,6% atau turun 1,2% dibandingkan dengan
2007 (Riskesdas, 2010). Sedangkan prevalensi balita stunting secara nasional pada
tahun 2013 adalah 37,2% atau meningkat 1,6% dibandingkan tahun 2010
(Riskesdas, 2013).
Kata Kunci : Karakteristik Keluarga – Stunting
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Stunting adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui deficit 2 SD
di bawah median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi referensia
internasional (Manary, M.J. & Solomons, N.W, 2008). Stunting (tubuh pendek)
menggambarkan keadaan gizi kurang yang sudah berjalan lama dan memerlukan
waktu bagi anak untuk berkembang serta pulih kembali. Perawakan pendek
(stunting) merupakan suatu terminologi untuk tinggi badan yang berada di bawah
persentil 3 atau – 2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi
tersebut (idal, 2010).Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks
panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan berdasarkan umur (TB/U)
(Menkes RI, 2010)
Secara umum kekerdilan atau stunting disebabkan oleh gizi buruk pada ibu, praktik
pemberian dan kualitas makanan yang buruk, sehingga mengalam infeksi serta
tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Tanda dan gejala bayi balita
mengalami stunting yaitu:
1. . Gizi ibu dan praktik pemberan makanan yang buruk Stunting dapat terjadi
bila calon ibu mengalami anemia dan kekurangan gizi. Wanita yang
kekurangan berat badan atau anemia selama masa kehamilan lebih mungkin
memiliki anak stunting, bahkan beresiko menjadi kondisi stunting yang akan
terjadi secara turun temurun.
2. Sanitasi yang buruk Stunting juga bisa terjadi pada anak-anak yang hidup
dilingkungan dengan sanitasi dan kebersihan yang tidak memadai. Sanitasi
yang buruk berkaitan dengan terjadinya penyakit diare dan infeksi cacing
usus (cacingan).
PENUTUP