Anda di halaman 1dari 10

Perkembangan Karate di Indonesia sangatlah cepat.

Begitu banyak pertandingan yang diselenggarakan


terutama pertandingan KATA. Pertandingan KATA saat ini sudah melalui beberapa berupahan
peraturan yang awalnya menggunakan score, menggunakan bendera, dan sekarang kembali
menggunakan score lagi.

Namun apakah Kalian mengetahui skala untuk score penilaian pada pertandingan KATA?

Gambar berikut akan menunjukkan bagaimana skala score nya

Nah dari gambar di atas score paling rendah adalah 5.0, rata-rata KATA yang bagus 7.0, performa
sempurna 10.0, dan diskualifikasi 0.0.

Pedoman score yang menjadi pertimbangan dan penilaian wasit KATA adalah sebagai berikut:
Untuk penilaian KATA terdapat 2 kriteria umum yang menjadi penilaian yaitu Performa Atletik dan
Performa Teknik. Untuk masing-masing kriteria tersebut memiliki faktor-faktor penting yang
mempengaruhi penilaian pada pertandingan KATA.

Gambar berikut akan menggambarkan unsur-unsur yang terdapat pada performa atletik:

dalam Penilaian Pertandingan

Nah dari gambar di atas menggambarkan bahwa unsur-unsur dari Performa Atletik pada pertandingan
KATA Perorangan dan Beregu (BUNKAI) adalah Kekuatan, Kecepatan, dan Keseimbangan.

Kekuatan merupakan unsur yang penting dalam performa Atletik pada saat Atlet menampilkan
gerakan-gerakan KATA. Kekuatan ini menjadi ciri atau kekhasan dalam pertandingan KATA. Untuk
dapat mengeluarkan kekuatan/Power pada saat bermain KATA kita harus latihan dengan konsisten,
baik latihan KIHON, latihan beban, latihan fisik dan lain-lain.

Kecepatan dalam bermain KATA merupakan perpindahan dari teknik ataupun pengambilan teknik
dengan waktu yang singkat. Selain dengan latihan KIHON, cara lain untuk melatih kecepatan dalam
bermain KATA yaitu dengan latihan fisik seperti lari sprint, sirkuit training, interval dan lain-lain.
Namun dalam menunjang kecepatan tubuh atau otot kita harus lentur dan kuat sehingga kecepatan yang
dihasilkan dapat konsisten.

Untuk mendukung Kekuatan dan Kecepatan dapat diaplikasikan dengan baik, keseimbangan juga
sangat penting, sebab jika tubuh kita tidak seimbang dalam melakukan gerakan-gerakan maka akan
terjadi kesalahan pada bermain KATA yang sering disebut dengan “goyang”. Untuk melatih
keseimbangan dalam bermain KATA, kita perlu melakukan pengulangan-pengulangan yang banyak
dari gerakan potongan KATA.

Kriteria selanjutnya adalah Performa teknik. Performa teknik juga memiliki beberapa unsur penting
yang diantaranya dapat dilihat pada gambar berikut:
Kuda-kuda merupakan bentuk kaki pada saat atlet bermain KATA. Kuda-kuda ini didukung oleh
kekuatan dan kecepatan kaki Atlet. Kuda-kuda yang benar dan kokoh akan menjadi unsur penilaian di
dalam performa teknik. Untuk melatih kuda-kuda kita harus melatih teknik dasar (KIHON) dan
melakukan pengulangan-pengulangan sampai tubuh dapat merekam posisi kuda-kuda yang benar akan
seperti apa. Terdapat kuda-kuda yang sering digunakan pada KATA pertandingan diantaranya
Zenkutsu Dachi, Kokutsu Dachi, Neko Ashi Dachi, Kiba Dachi, Sanchin Dachi, Fudo Dachi, Siko
Dachi, Musubi Daachi, Hachichi Dachi dan lain sebagainya.

Teknik dalam hal ini menjadi salah satu unsur penilaian dalam pertandingan KATA yaitu KIHON
atau teknik dasar yang ditampilkan oleh atlet ketika bermain KATA. Teknik dasar pada KATA terdiri
dari kuda-kuda (DACHI), pukulan (ZUKI), tendangan (GERI), dan tangkisan (UKE). Teknik ini juga
akan disesuaikan dengan KIHON dari aliran KATA itu sendiri.

Timing dan Gerakan Transisi merupakan jeda ataupun ritme yang digunakan oleh atlet dalam bermain
KATA. Ritme dan jeda yang baik adalah apabila disesuaikan dengan aplikasi dari gerakan-gerakan
KATA tersebut sehingga kelihatan keindahan dan taste nya. Transisi dan Timing yang terburu-buru
akan membuat atlet mudah kehabisan tenaga dan kurangnya keindahan dari KATA tersebut sehingga
hal tersebut akan dapat mempengaruhi penilaian juri.
Pernafasan yang benar akan membantu atlet untuk mengeluarkan power dan mengatur stamina di
tengah-tengah bermain KATA. Pernafasan di dalam KARATE diantaranya pernafasan keras dan
pernafasan lembut. Keduanya akan digunakan sesuai dengan gerakan yang ada pada KATA. jika salah,
tujuan dari pernafasan tersebut tidak akan tercapai dan akan mengakibatkan pengurangan nilai.
Seyogyanya pernafasan di dalam gerakan KATA adalah pernafasan yang alami dan tidak di buat-buat
hingga menimbulkan suara-suara tertentu.

Fokus (KIME) merupakan hal yang penting juga di dalam gerakan KATA, KIME akan membedakan
gerakan karate dengan gerakan-gerakan seni bela diri lainnya. KIME didukung dengan power, speed,
pernafasan, KIAY dan teknik yang baik sehingga, perlu latihan yang lama untuk dapat menumbulkan
KIME ketika bermain KATA.

Dan yang terakhir adalah kesesuaian atau konsistensi kihon. Jadi, kita sebagai atlet yang memiliki
satu aliran jika hendak bermain atau bertanding dengan menggunakan KATA aliran lain, sebaiknya
dipelajari terlebih dahulu teknik yang benar dari aliran KATA tersebut, agar teknik (KIHON) KATA
suatu aliran yang digunakan tidak bercampur dengan aliran lainnya. Apalagi sekarang pertandingan
KATA sudah membebaskan penggunaan KATA yang ingin dimainkan selama KATA tersebut terdaftar
di rulenya WKF.
Dalam pertandingan KATA juga ada pelanggaran pelanggaran tertentu yang harus dihindari. Pada
kategori pertama, kita membahan pelanggaran-pelanggaran yang dapat mengurangi poin dalam
penilaian pertandingan KATA.

Pada gambar berikut akan dijelaskan beberapa penyebab terjadinya pelanggaran yang mengurangi nilai
pada pertandingan KATA

Dari gambar di atas, dapat kita lihat seorang Atlet yang salah dalam penempatan kaki dengan kuda-
kuda Sanchin dachi alias kakinya terbalik. Nah hal itu adalah salah satu pelanggaran yang
menyebabkan dikuranginya nilai pada penilaian pertandingan Atlet tersebut yaitu “Melakukan Gerakan
dengan Cara yang Salah”

Untuk pelanggaran yang menyebabkan dikurangi nilai seperti kehilangan keseimbangan merupakan hal
yang sering terjadi di Indonesia. Hal ini sering disebut “goyang”. Goyang terjadi akibat hilangnya
keseimbangan yang bisa saja disebabkan gerogi, lepas kontrol gerakan, terburu-buru dan lain
sebagainya. Untuk mngatasi hal ini perlu dilakukannya latihan yang berulang secara terus-menerus.

Pelanggaran yang dapat mengurangi nilai lainnya adalah yang berhubungan dengan gerakan seperti,
melakukan gerakan dengan cara yang salah atau tidak lengkap. Dalam hal ini, kesalahan gerakan dan
tidak lengkapnya gerakan KATA akan langsung kelihatan karena gerakan-gerakan KATA sudah baku
dan diketahui oleh wasit. Hal ini jarang ditemukan namun tidak menutup kemungkinan bisa terjadi
seperti pada gambar di atas. Biasanya hal ini bisa terjadi karena Atlet belum siap untuk memainkan
KATA tersebut sehingga kesalahan-kesalahan gerakan bisa saja terjadi.

Pelanggaran gerakan selanjutnya yaitu gagal mejalankan blok atau teknik sepenuhnya. Nah hal ini
seperti gerakan-gerakan kihon yang tidak selesai atau tidak habis sehingga gerakan yang ditampilkan
tidak jelas. Hal ini terjadi dikarenakan si Atlet terburu-buru sehingga teknik-teknik seperti pukulan
(ZUKI), tendangan (Geri), dan tangkisan (UKE) tidak nampak dengan jelas dan menghilangkan tujuan
dari gerakan-gerakan tersebut di dalam KATA.

Pelanggaran yang terakhir adalah memukul diluar target. Pelanggaran ini juga dapat mengurangi nilai
dikarenakan tidak sesuainya gerakan-gerakan yang ditampilkan seperti pukulan yang tidak sesuai target
dari gerakan baku KATA. Setiap gerakan-gerakan di KATA sudah baku dan jika dilakukan modifikasi
gerakan yang tidak sesuai dengan standar KATA itu sendiri maka akan kelihatan oleh wasit/juri dan
akan mengakibatkan pengurangan nilai.
Pada kategori ke-dua  kita akan membahasa pelanggaran yang fatalnya sama dengan pelanggaran
ketika atlet goyang dalam bermain KATA yaitu Pelanggaran dengan membuat suara-suara atau isyarat.
Pelanggaran ini sering dilakukan oleh atlet untuk menciptakan efek-efek suara yang seolah-olah
membuat gerakan KATA menjadi lebih berpower atau sebagainya.

Pada gambar berikut ini, kita akan bahas apa-apa saja yang menjadi pelanggaran dalam kategori ini:

Pelanggaran Mengeluarkan Suara/Isyarat saat Pertandingan KATA Karate


Suara-suara yang tidak alami berasal dari gerakan KATA adalah suara-suara yang diciptakan untuk
menciptakan efek tambahan ketika bermain KATA. Suara-suara tersebut bisa berasal dari hentakan-
hentakan kaki ke matras yang berlebihan, memukul dada, memukul tangan, dan memukul baju. Jika
atlet bermain KATA seperti itu, maka wasit/juri akan menilai gerakannya tidak rapih dan akan
mengurangi nilai.

Terdapat satu sumber suara-suara yang tidak alami lainnya yaitu suara yang berasal dari pernafasan
yang salah dan di buat-buat alias tidak alami sesuai gerakan KATA. Suara nafas ini bisa dibarengi
dengan suara-suara mulut yang jika didengar akan menimbulkan efek suara ketika melakukan gerakan
KATA, hal ini tentunya juga akan mengurangi penilaian dalam pertandingan KATA.
Berikutnya kita akan membahas sistem dan pengambilan poin pertandingan kumite, Dalam
pertandingan kumite, unsur penilaian dipengaruhi dua hal yaitu nilai dan pelanggaran. Dalam kumite,
durasi pertandingan dibatasi selama tiga menit untuk putera dan dua menit untuk puteri (senior). Untuk
memperebutkan medali waktu empat menit untuk putera dan tiga menit untuk puteri (senior). Di kelas
Under-21, waktu yang dipergunakan adalah 3 menit untuk putera dan dua menit untuk puteri, dan tidak
ada tambahan waktu. Jadi Wasit dan Juri langsung memberikan nilai melalui mekanisme Hantei. Di
kelas kadet dan junior waktu dibatasi selama dua menit, baik babak penyisihan sampai perebutan
medali. Di kategori ini pun tidak ada tambahan waktu.

Apa kriteria untuk menentukan teknik itu layak diberi nilai/ poin?

Keseluruhan sebuah teknik harus mencakup keenam kriteria itu, yakni bentuk yang baik tidak
melenceng dari esensi gerak dasar tradisional, sikap sportif yang ditunjukkan, menampilkan semangat
yang tinggi, penuh kesadaran (zanshin), penempatan gerakan di waktu yang tepat, dan jarak yang
benar.

Daerah mana saja yang boleh kita serang?

Ada tujuh area yang boleh kita serang, dan harus dengan kontrol yang baik yakni kepala, muka, leher,
dada, perut, punggung, dan sisi.

Dalam peraturan baru karate WKF, Tingkat penilaian untuk mendapatkan poin itu sendiri dibagi tiga
yaitu Ippon (3 angka), Waza Ari (2 angka), dan Yuko (1 angka). Nilai Ippon akan diberikan untuk
teknik seperti tendangan jodan (atas) yang termasuk mawashi geri, gyaku mikazuki geri, mae ushiro
geri, dan atau semua teknik yang bernilai dilakukan setelah lawan dibanting/ dilempar atau jatuh
sendiri. Untuk bernilai ippon ini, wasit memberikan waktu selama dua detik bagi kita untuk
mengeksekusi gerakan. Apabila tidak memenuhi syarat itu, dianggap tidak ada poin yang masuk atau
torimasen.
Kemudian, teknik apa saja yang akan memberikan nilai Waza Ari (dua poin)?

Semua tendangan chudan. Bisa ke punggung, bisa ke dada, bisa ke perut, ke pinggir atau samping, dan
situasi tertentu (untuk hal ini dalam penjelasan berikutnya).

Bagaimana dengan nilai Yuko?


Teknik chudan dan jodan tsuki, serta uchi bisa menghasilkan poin satu asal penempatannya tepat di
tujuh area poin seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Berikutnya kita akan membahas pelanggara-pelanggara dalam kumite  Hal yang sering terjadi di
lapangan adalah kita sudah merasa teknik yang kita lancarkan masuk. Akan tetapi kenapa wasit tidak
memberi poin malah kebalikannya memberi peringatan. Pentingnya pemahaman kriteria poin yang
sudah kita bahas sebelumnya. Agar tidak terjadi hal semacam itu yang berkesan wasit tidak adil
menurut kita. Padahal semua disebabkan pemahaman kita yang masih sedikit tentang peraturan
pertandingan. 

Jika dilihat secara umum tidak semua pelatih memahami peraturan pertandingan. Karena pada
kenyataanya peraturan tersebut sering terjadi revisi atau penambahan. Sehingga sering terjadi
miskomunikasi. Itu menjadi PR ( Pekerjaan Rumah ) bagi Perguruan masing - masing agar hal ini tidak
terjadi. Seharusnya di abad 21 ini pemahaman kita sudah lebih cepat ( menurut saya ) dikarenakan
media yang menjadi jembatan berita sudah banyak. Jadi tidak ada kendala jauh ataupun waktu.

Kategori 1
Melakukan teknik serangan sehingga menghasilkan kontak yang kuat / keras, walaupun serangan
tersebut tertuju pada daerah yang diperbolehkan. Selain itu dilarang melakukan serangan kearah atau
mengenai tenggorokan.
Serangan kearah lengan atau kaki, tenggorokan, persendian, atau pangkal paha.
Serangan kearah muka dengan teknik serangan tangan terbuka.
teknik melempar / membanting yang berbahaya / terlarang yang dapat membahayakan atau mencederai
lawan.

Kategori 2
Berpura - pura / melebih - melebihkan cidera yang dialami
Berulangkali keluar arena ( Jogai )
Membahayakan diri sendiri ( Mubobi ) dengan membiarkan dirinya atau tidak memperhatikan
keselamatan diri, atau tidak mampu menjaga jarak yang diperlukan untuk melindungi diri.
Merangkul ( memiting ), bergulat, mendorong dan menangkap lawan serta mengadu dada yang
berlebihan dengan tanpa mencoba untuk melakukan teknik serangan.
Melakukan teknik alamiah yang tidak dapat dikontrol.
Melakukan serangan secara bersamaan dengan kepala, lutut, sikut.
Berbicara kasar / tidak pantas kepada wasit ataupun lawan, serta melanggar etika karate.
Jenis Hukuman

Chukoku
Pelanggaran ringan atau pelanggaran kecil yang dilakukan pertama kali 

Keikoku
Peringatan yang diberikan setelah mendapat chukoku 

Hanshoku Chui
Peringatan yang diberikan setelah mendapat keikoku. Dapat juga diberikan langsung manakala terjadi
pelanggaran serius

Hanshoku
Diterapkan seiring pelanggaran yang serius atau ketika hanshoku chui telah diberikan. Hal ini
menghasilkan diskualifikasi ( dikeluarkan dari pertandingan ) dari kontestan

Shikaku
Suatu diskualifikasi dalam sebuah kejuaraan. Seperti kontestan yang tidak dapat melanjutkan
pertandingan karena cidera serius, mengabaikan perintah wasit, merusak prestise karate - Do, telat
datang setelah beberapa kali dipanggil ke arena.

Anda mungkin juga menyukai