Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga khususnya beladiri yang cukup lama berkembang di Indonesia.Karate Juga Merupakan suatu Cabang olahraga prestasi yang di pertandingkan baik di area nasional maupun internasional. Dalam cabang olahrga beladiri karate ada dua jenis komponen gerak yang di pertandingkan yaiti kata dan kumite.Menurut Nakayama (1981:04)bahwakata adalah jurus yang merupakan perpaduan dari semua teknik dasar yaitu tangkisan,tinjuan,sentakan,atau hentakan dan tendangan yang dirangkai sedemikian rupa dalam satu kesatuan bentuk yang pasti.Sedangkan kumite dalah pertarungan dua orang yang saling berhadapan dan saling menampilkan teknik-teknik. Untuk meningkatkan prestasi olahraga,khususnya dalam cabang oalahraga karate di perlukan latihan yang dapat meninhgkatkan seluruh komponen kondisi fisik,karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi rendahnya prestasi.Seperti yang di katakana Sajoto (1988:57) bahwa kondisi fisik merupakan salah satu prasyarat yang sangat di perlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet,bahkan dapat dikatakan sebagai landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi. Menurut Harsono (1993:1) bahwa kondisi fisik yang dimaksud adalah kekuatan,daya tahan,kelentukan,kelincahan,kecepatan,dan power.Kebutuhan kondisi fisik tersebut tidak dapat disamakan untuk masing-masing cabang olahraga,karena setiap cabang oalahraga memiliki karakteristik gerak tersendiri.Hal ini akan berkaitan dengan metode dan bentuk-bentuk latihan yang akan dilaksanakan sehingga bentuk latihan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga yang bersangkutan. Disini penulis sangat tertarik untuk melakukan suatu penelitian pada Karateka Putra Wadokai Sabuk Biru Dojo UNIMED,karena penulis melihat bahwa kecepatan tendangan Maegeri chudan atlet karate masih lemah dan kurang cepat mengarah sasaran,sehingga sangat mudah di tangkis dan di antisipasi oleh lawan.Hal ini disebabkan karena tidak

adanya power otot tungkai dan juga kecepatan pada atlet saat melakukan tendangan Maegeri Chudan.Disini karateka tersebut sudah berlatih 3 ( tiga ) tahun. Untuk mendapatkan tendangan Maegeri Chudan yang cepat dan akurat kearah sasaran maka para atlet bukan saja di tekankan pada penguasaan teknik dan taktik saja,tetapi kondisi fisik yang baik juga merupakan syarat yang penting. Tendangan MAegeri Chudan yang cepat dan akurat kearah sasaran akan memperoleh angka.Sesuai dengan peraturan pertandingan ( WKF rules of competition ) pengurus besar Forki 2001 bahwa tendangan Maegeri Cudan memperoleh nilai 2 ( Nihon ).Hal ini juga berpengaruh terhadap menurunnya prestasi atlet Karate dalam mengikuti kejuaraan Karate. Akhirnya penulis termotivasi untuk melakukan penelitian di Dojo Unimed,untuk mengetahui factor factor apa saja yang tidak mendukung dalam pelaksanaan tendangan Maegeri Chudan tersebut.Penulis melihat kemampuan tendangan Maegeri Chudan sudah benar namun power otot tungkai dan kecepatan tendangan peril ditingkatkan,karena di dalam kumite sangat di tuntut untuk bias menendang dengan power yang maksimal dan juga kecepatan agar lawan sulit untuk menangkis serangan yang dilakukan dan juga tidfak melukai lawan. Banyak bentuk latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan power otot tungkai,diantaranya adalah plyometrics.Bompa (1994:1) mengemukakan bahwa latihan pliometrics dapat meningkatkan kemampuan power otot tungkai. Harsono (1997:27) mengemukakan bahwa untuk melatih power otot tungkai adalah dengan melompat tanpa adanya masa berhenti,setelah mendarat,kemudian secepatnya melompat lagi keatas sekuat tenaga.Sehingga seakan-akan mendarat pada bara api.Menurut Suharto (1996:55)bahwauntuk mengukur power otot tungkai maka digunakan tes vertical jump. Untuk mengetahui kemampuan dari explosive power otot tungkai Kararteka maka penulis melakukan tes pendahuluan vertical jump.Seperti yang terterra pada table berikut :

No

Nama

Raihan (X)

Tinggi Lompatan ( Y ) Y1 Y2 Y3

Lompatan Terbaik

Hasil Lompatan

Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8

Agam Akbar Boy Budi Mirza Rizal Rizan Tono

165 164 168 164 166 165 163 164

208 202 210 190 207 205 197 199

201 206 213 210 205 201 195 207

205 204 209 209 210 203 202 207

208 206 213 210 210 205 202 207

43 42 45 46 44 40 39 43

K K K K K K K K

Tabel 01.Hasil Pendahuluan Vertical Jump ( 25 November 2009 ) Dibawah ini Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Loncat Tegak Remaja (Vertical Jump) umur 16-19 Tahun Putera No 1 2 3 4 5 Loncat Tegak 73 ke atas 60-72 50-59 39-49 38 dst kategori Baik Sekali (BS) Baik ( B ) Sedang ( S ) Kurang ( K ) Kurang Sekali ( KS )

Tabel 02.Norma Tes Vertical Jump ( Suharto : 1999/2000) Setelah dibandingkan hasil vertical jump atlet karate dengan norma vertical jump maka atlet karateka yang saya teliti ini berada pada kategori lemah. Di dalam penelitian ini penulis berharap dengan latihan komponen fisik maka power otot tungkai atlet karateka dapat meningkat dan kecepatan tendangan maegeri Chudan juga meningkat. Dari sekian banyak bentuk latihan plyometrics yang ada,tetapi dalam penelitian ini bentuk latihan yang digunakan adalah Skipping dan Box Skip.Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang perbedaan pengaruh latihan Skipping dan latihan Box Skip terhadap power otot tungkai dan Kecepatan Tendangan Maegeri Chudan pada Karateka Putra sabuk Biru Wadokai Dojo UNIMED.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah,maka dapat diidentifikasi masalah power oto tungkai dan kecepatan tendangan Maegeri Chudan dalam Karate ? Apakah kemampuan fisik berpengaruh terhadap power otot tungkai dan kecepatan tendangan Maegeri Chudan dalam Karate ? Apakah ada pengaruh latihan skiping terhadap hasil power otot tungkai ? Apakah ada pengaruh latihan skipping terhadap kecepatan tendangan Maeger Chudan dalam Karate ? Apakah ada pengaruh latihan Box Skip terhadap hasil power otot tungkai ? Apakah da pengaruh latihan Box Skip terhadap kecepatan tendangan Maegeri Chudan dalam Karate ? Dari hasil latihan Skipping dan Box Skip,manakah yang memberikan pengaruh lebih besar terhadap hasil power otot tungkai ? Latihan manakah yang lebih besar pengaruhnya antara latihan skipping dan Box Skip terhadap kecepatan tendangan Maegeri Chudan dalam Karate ? C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda terhadap masalah dalam penelitian ini,maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti.Adapun batasan masalah tersebut adalah pengaruh latihan skipping dsn box skip terhadap power otot tungkai dan kecepatan tendangan maegeri chudan karate putera sabuk biru wadokai dojo letda sujono Medan. D.Rumusan Masalah 1.Apakah ada pengaruh yang siknifikan latihan Skipping terhadap peningkatan power otot tungkai pada karateka putera sabuk biru wadokai dojo letda sujono tahun 2009 ? 2.Apakah ada pengaruh yang siknifikan latihan Box Skip terhadap peningkatan power otot tungkai pada karateka putera sabuk biru wadokai dojo letda sujono Medan tahun 2009? 3.Manakah yang lebih baik antara latihan Skipping dan latihan Box Skip terhadap peningkatan power otot tungkai pada karateka putera sabuk biru wadokai dojo letda sujono Medan 2009 ? 4.Apakah ada pengaruh yang siknifikan latihan Skipping terhadap kecepatan tendangan Maegeri Chudan pada karateka putera sabuk biru wadokai dojo letda sujono Medan tahun 2009 ? 5.Apakah ada pengaruh yang signifikan latihan Box Skip terhadap kecepatan tendangan Maegeri Chudan pada karateka putera sabuk biru wadokai dojo letda sujono Medan tahun 2009 ? 6.Manakah yang lebih baik antara latiahan Skipping dan latihan Box Skip terhadap kecepatan tendangan Maegeri Chudan pada karateka putera sabuk biru wadokai dojo letda sujono Medan 2009 ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian in adalah untuk menemukan informasih dari permasalahan yang telah dikemukakan diatas yakni : a. Untuk mengetahui pengaruh latihan Skipping terhadap peningkatan power otot tungkai karateka putera sabuk biru wadokai dojo letda sujono Medan tahun 2009. b. Untuk mengetahui pengaruh latihan Box Skip terhadap peningkatan power otot tungkai karateka putera sabuk biru wadokai dojo letda sujono Medan tahun 2009. c. Untukm mengetahui manakah yang lebih baik antara latihan Skipping dan Box Skip terhadsp peningkatsn power otot tungkai karateka putera sabuk biru wadokai dojo letda Medan tahun 2009. d. Untuk mengetahui pengaruh latihan Skipping terhadap kecepatan tendangan Maegeri Chudan karateka putera sabuk biru wadokai dojo letda sujono medan tahun 2009. e. Untuk mengetahui pengaruh latihan Box Skip terhadap kecepatan tendangan Maegeri Chudan karateka putera sabuk biru wadokai dojo letda sujono Medan 2009. d. Untuk mengetahui manakah yang lebih baik antara latihan Skipping dan Box Skip dalam menentukan kecepatan tendangasn Maegeri Chudan karateka putera sabuk biru wadokai dojo letda sujono Medan tahun 2009. F. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian diatas,maka penelian in diharapkan dapat bermanfaat sebagi berikut : a. Menjadi bahan informasi bentuk latihan yang bervariasi dalam meningkatkan power otot tungkai dan kecepatan tendangan Maegeri Chudan. b. Hasil penelitian ini kiranya dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam penyusunan program latihan pembinaan prestasi khususnya dicabang olahraga karate. c. Untuk menambah wawasan ilmiah secara teoritis dan memperkaya ilmu pengetahuan olahraga.

BAB II LANDASAN TEORITIS

A.Kajian Teoritis 1. Hakikat Power Otot Tungkai Power merupakan salah satu unsur fisik yang penting dalam aktivitas olahraga.Power sangat pentingf untuk cabang-cabang olahrga dimana atlet harus mengerahkan tenaga yang eksplosif. Menurut Harsono ( 2000:12 ) menyatakan bahwa power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan / mengeluarkan kekuatan maksimal dalam waktu yang amat singkat .Hal senada juga disampaikan oleh Bompa ( 1994 : 1 ) bahwa power = Force X Velocity .Artinya kemampuan power merupakan sebuah perpaduan unsure kekuatan dan kecepatan. Menurut Sajoto ( 1988 : 59 ) menyatakan bahwa Kekuatan adalah komponen fisik yang menyangkut masalah kemampuan seorang atlet pada saat memperguankan ototototnya menerima beban dalam waktu tertentu. Hal senada juga disampaikan oleh Harsono ( 2000:2 ) bahwa Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan/kekuatan,force terhadap suatu tahanan. Dari beberapa pendapat psrs shli di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan dalah suatu usaha yang dilakukan dengan menggunakan tenga yang maksimal dalam mengatasi suatu tahanan. Menurut Harsono ( 1993 : 1 ) bahwa Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkatsingkatnya,atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkatsingkatnya. Kecepatan merupakan gerakan yang sangat cepat dan kuat,maka dengan itu gerkan tersebut tidak dapat berlangsung dengan lam dan hanya mampu dipertahankan beberapa detik saja. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa power adalah gerkan yang dilakukan secara maksimal dalam wanktu yang sangat singkat. Seorang karateka harus mampu melakukan tendangan dengan cepat dan kuat ke arah sasaran.Oleh sebab itu,kondisi fisik yang mendukung di antaranya adalah power otot tungkai dan juga kecepatan.Power otot tungkai sangat diperlukan pada saat melakukan tendangan.Apabila kualitas power otot tungkai baik,maka hasil tendangannya juga baik. Untuk mendapatkan power khususnya power otot tungkai maka haruslah dilatih dengan latihan yang mengarah kepada pengembangan power otot tungkai,dan latihan tersebut dilakukan secara continue dan berkesinambungan dengan tidak mengabaikan prinsip-prinsip latihan. Menurut Harsono ( 1993 : 5 ) bahwa prinsip-prinsip latihan tersebut adalah (1) Pemanasan Tubuh (2) Metode Latihan (3)Berfikir Positif (4) Prinsip Beban Lebih (5)Intisitas Latihan (6) Kualitas Latihan (7)Prinsip Individualisasi (8) Variasi Latihan (9) Metode Bagian dan Metode Keseluruhan (10) Memperbaiki Keseluruhan (11) Perkembangan Menyeluruh. Sedangkan menurut Suharno (1993:7) bahwa Prinsip-prinsip latihan tersebut adalah (1) Latihan harus sepanjang tahun tanpa terseling ( kontinyuitas ) (2) Kenaikan Beban Latihan Teratur dari Dikit demi Sedikit (3) Prinsip Siteres ( Tekanan/Overload ) (4) Prinsip Individual (Perorangan ) (5) Prinsip Interval ( Selang) (6) Prinsip Spesialisasi ( Spesifik )

(7)Ulangan (Repetition ) (8)Prinsip Nutrisium ( Gizi Makanan (9)Prinsip Latihan Extensive dan intensive (10)Prinsip Penyerpurnaan Menyeluruh. 2.Hakekat Tendangan Maegeri Chudan Pada dasarnya gerakan tubuh adalah merupakan senjata dalam karate seperti halnya yang diungkapkan oleh Masutstsu Oyama (1992:29) mengatakan bahwa Kepala juga salah satu senjata yang jarang sekali digunakan dalam pertandingan resmi,kecuali untuk pembelaan diri yang betul-betul terdesak saja.Tangan dan kaki sangat memegang peranan dalam mencapai kemahiran dalam olahraga karate.Tangan dan kaki ini sering digunakan dalam pertandingan,maka kedua senjata ini harus memiliki gerak kuat dan cepat agar pukulan dan tendangan mengenai tepat pada sasaran.Lebih lanjut Masutatsu Oyama (1996:29)mengatakan bahwa 70% dari semua teknik karate banyak menggunakan tendangan sebagai senjata yang cukup ampuh,oleh sebab itu seorang karateka harus memiliki tendangan yang benar-benar baik untuk dapat memperoleh angka kemenangan bila dalam pertarungan atau komite. Dalam olahraga karate teknik tendangan sama pentingnya dengan teknikn tangan bahkan sebenarnya tendangan mempunyai kekuatan yang lebih besar dari pukulan tangan,menurut Rahman Situmeang (2007:9) teknik tendangan kaki terdiri dari beberapa jenis yaitun : Maegeri,Mawashigeri,Yokogeri.Banyak jenis tendangan namun tendangan Maegeri Chudanlah yang sering digunakan dalam pertandingan kumite dan mempunyai nilai yang tinggi. Tendangan Maegeri Chudan adalah tendangan kearah hulu hati yang digunakan untuk menendang adalah Koshi yakni ujung telapak kaki,punggung kaki atau ujung ibu kaki.Selanjutnya tendangan Maegeri Chudan dalam pelaksanaannya memerlukan keseimbangan badan.Rahman situmeang (2003:18) menyatakan bahwa untuk mempertahankan keseimbangan adalah mutlak bahwa seluruh permukaan telapak kaki penunjang di tancap kuat-kuat dan mantap kendali sedangkan pergelangan kaki harus benar-benar dikencangkan. Ketika menendang harus dirasakan bahwa seluruh kekuatan tubuh disalurkan kearah kaki pergelangan pinggul seluruhnya,tetapi segera tariklah cepat-cepat kaki yang menendang dan siapkan posisi untuk teknik berikutnya.Bila tidak maka lawan akan cepat menangkis atau menangkapnya. Untuk menguasai teknik tendangan menurut Nakayama (1997:48) ada beberapa factor pokok yang harus dipahami dan berlatih terus secara sistematis : 1. Angkat lutut dari kaki yang akan menendang setinggi mungkin dan sedekat mungkin kedada dalam keadaan ini lutut akan tekuk penuh,kemudian pindahkan berat kaki ke pinggul.Penguasaan gerak ini harus dilakukan dengan cepat dan mulus agar menghasilkan tendangan yang kuat dan tajam.

2. Lentingkan,lekukkan dan pengeluruskan lutut ada dua cara menendang: (1) Menggunakan daya pegas lutut yang dilentingkan sepenuhnya dan (2) Dengan meluruskan kuat-kuat lutut kaki yang terletak menyerupai gerakan menyodok.Pada tendangan melenting (setelah lutut diangkat).Tempurung

lutut menjadi pusat dari gerakan setengah lingkaran.Kecepatan merupakan dasar yang pokok tanpa itu tendangan tidak akan tajam dan keseimbangan akan rusak. Pada tendangan Maegeri Chudan yang terlekuk berada pada posisi terangkat,kemudian luruskan dengan cepat dan kuat,tendangan kedepan,diagonal kebawah depan,kesamping atau diagonal bawah samping. 3.Daya pegas piggul dan pergelagan kaki Dalam hal ini,kekuatan kaki itu sendiri tidak cukup,harus diperkuat dengan tenaga yang dihasilkan oleh daya pegas dan lutut untuk tujuan ini.Sendi-sendi sudah harus diperkuat melalui latiahan untuk tambahan. Gambar :.

3.Hakekat Kecepatan Tendangan Kecepatan bukan hanya berarti menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat akan tetapi dapat pula hanya pada anggota-anggota tubuh dalam waktu yang sesingkatsingkatnya .Harsono (1988:216) mengemukakan bahwa kecepatan adalah kemampuan

untuk melakukan gerakan-gerakan sejenos secara berturur-turut dalam waktu tang sesingkat-singkatnya. Dalam berlari karate tendangan ditentukan oleh gerakan paha/kaki yang dilakukan secara cepat.Menurut Harsono (1993:31) mengatakan:Kecepatan ialah kemampuan untukmenempuh suatu jarak waktu yang sesingkat-singkatnya.Dalam beladiri karate pada saat melakukan tendangan Maegeri Chudan unsure kecepatan akan terlihat pada saat melakukan Maegeri Chudan. Peningkatan kondisi fisik memungkinkan peningkatan prestasi karena seorang atlet dapat mempersiapkan latihan dan melakukan baik seperti yang dikatakan oleh Harsono (1993:9) : Kalau kondisi fisik baik maka (1) akan ada peningkatan dalam kemampuan system sirkulasi dan karya jantung (2) akan ada peningkatan dalam kekuatan ,kelentukan,stamina,kecepatan, dan kemampuan kondisi fisik (3) akan ada ekonomis gerakan yang lebih baik pada waktu latihan (4) akanb ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan (5) akan ada respon yang cepat dan organisasi tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon demikian diperlukan komponen kondisi fisik yaitu kecepatan dan kekuatan sangatlah mendukung dalam mencapai hasil tendangan dalam karate yaitu tendangn maegeri chudan yang baik dan sempurna. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecepatan sangatlah mendukung atau menopang dengan rangkaian gerakan-gerakan yang lebih luas dalam latihan,pertandingan,jurus terutama dalam beladiri karate. Sangat dibutuhkan kecepatan dan ketepatan,oleh sebab itu diperlukan kondisi fisik yang baik pada saat melakukan tendangan dan juga diperlukan kemampuan otot tungkai yang dapat melahirkan tendangn yang cepat agar tendangan yang dilakukan mengenai sasaran. Ditinjau dari segi anatomis bahwa otot-otot yang dominant pada sendi panggul saat melakukan tendangn Maegeri Chudan adalah otot Psoas,otot Quadratus Lumborum,otot Illion Psoas dan otot Iliakus seperti gambar berikut :

Otot-otot yang dominant pada saat melakukan tendangan Maegeri Chudan pada bagian depan tungkai atas dan tungkai bahwa adalah otot tibialis anterior,tendon rektus femoris,tendon sartonus peroncus logus,otot gastruknemius,otot extensor digitorum logus,otot soleus dan tendon extensor untuk jari kaki seperti pada gambar berikut :

4. Hakikat Latihan Plyometrics Menurut Bompa (1994:19) bahwa Plyometrics adalah salah satu latihan yang memiliki cirri khusus yaitu kontraksi otot yang kuat sehingga merupakan respon dari pada pembebanan dinamik atau rangsangan yang cepat dari otot-otot yang terlihat.

Sedangkan James C.Radeliffe (1958:3) menyatakan bahwa Plyometrics berasal dari bahasa Yunani (Greck),Pleyhyein atau Plio dan Metric yang artinya perasaan atau pengertian yang dapat di ukur (more and measure,respectively). Jadi dapat disimpulkan bahwa latihan Plyometrics adalah metode yang lebih mengarahkan kepada mengembangkan power yang gunanya untuk meningkatkan kekuatan,kecepatan,dan power otot-otot. Konsep dari latihan Plyometrics seperti yang diungkapkan Harsono (2000:27) bahwa cara yang paling baik untuk mengembangkan power maksimal pada kelompok otot tertentu ialah dengan meregangkan power maksimal pada kelompok otot-otot tersebut sebelum mengkontraksikan (memendek) otot-otot tersebut itu secara eksplosive (meledakledak),dengan kata lain dapat mengarahkan otot tersebut kearah yang berlawanan. Harsono juga menambahkan bahwa hal terpenting dalam melakukan latihan Plyometrics ialah : (1) Gerakan harus dilakukan secara eksplosif (2) Kekerapan/intensitas melakukan lompatan lebih penting dari pada jauhnya lompatan (3) Prinsip overload ( beban lebih ) dan intensitas harus diterapkan untuk menjamin perkembangan power. Banyak bentuk-bentuk latihan plyometrics yang dapat meningkatkan power menurut R.C Forentinos (1982:15) sepert Hops,Leaps,Skip,Bounds,Jump,Twists,Swings.Tetapi dalam penelitian ini menggunakan bentuk Skips yaitu latihan Skipping dan Box Skip. 4.1 Hakikat Latihan Skipping James C.R (1994:10) mengungkapkan bahwa Latihan Skipping dilaksanakan dengan cara sikap badan tegak dengan posisi kaki kiri didepan,kemudian angkat kaki kanan tinggi sehingga lutut hamper mengenai dada.Kedua kaki turun untuk persiapan ancangancang kemudian ganti kaki kiri yang diangkat tinggi sehingga lutut bengkok hamper mengenai dada.Demikian latihan dilakukan bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri,dimana lutut dilipat tinggi.Pelaksanaan latihan Skipping dilakukan 10-20 repetisi dalam 3-6 set dengan waktu istirahat waktu istirahat 1-2 menit antar set.

Gambar 8. Berdasarkan pendapat ahli tersebut dan analisis gerakan latihan Skipping dapat disimpulkan bahwa latihan ini bisa digunakan untuk meningkatkan power otot tungkai karena lompatan pada latihan ini dilaksanakan dengan prinsip seakan-akan mendarat pada bara api,proses ini hanya dapat dilakukan apabila kita bisa menggabungkan kekuatan dan

kecepatan.Hal ini sangat sesuai dengan prinsip power yaitu merupakan gabungan dari kecepatan dan kekuatan. 4.2 Hakekat Latiahan Box Skip James C.R (1994:11) mengemukakan bahwa Latiahan Box Skip dilaksanakan dengan cara melompat keatas Box dengan tinggi Box antara 12-24 inci dengan tolakankan kaki kiri dan mendarat dengan kaki kanan langsung lompat lagi dan mendarat dilantai dengan kaki kanan lagi.Untuk selanjutnya kaki kanan tersebut menjadi kaki tolak untuk mendarat diatas Box dengan kaki kiri.Waktu melompat keatas Box salah satu kaki lututnya harus ditekuk tinggi.Pelaksanaan latihan Box Skip dilakukan dengan menggunakan 2-4 Box dalam 9 set dengan waktu istirahat 2 menit antar set.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut dan analisis gerakan Box Skip dapat disimpulkan bahwa latihan ini bias digunakan untuk meningkatkan power otot tungkai karena lompatan pada latihan ini juga dilaksanakan dengan prinsip seakan-akan mendarat pada bara api,proses ini hanya dapat dilakukan apabila kita bisa menggabungkan kekuatan dan kecepatan.Hal ini juga sangat sesuai dengan prinsip power yaitu merupakan gabungan dari kecepatan dan kekuatan tetapi pada bentuk latihan ini terdapat fase lompatan ke atas Box,hal ini menyebabkan adanya patokan tinggi lompatan. B. Kerangka Berfikir Dalam

Anda mungkin juga menyukai