PENDAHULUAN
menakjubkan. Sejak awal tahun 1970-an hingga kini telah banyak berdiri
yang tangguh dan berbudi luhur. Dalam usaha memasyarakatkan cabang olahraga
karate pada Tahun 2017, pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Dinas
Keberbakatan Olahraga).
cabang olahraga seperti: Bulutangkis, tenis meja, atletik, pencak silat dan karate.
Salah satu cabang olahraga yang giat melaksanakan pembinaan adalah cabang
dibina langsung oleh pelatih yang berkompeten dalam cabang olahraga karate.
Agar dapat berprestasi dalam cabang olahraga karate, tehnik dasar perlu
dikuasai dengan benar. Adapun tehnik dasar dalam cabang olahraga karate antara
Dari tehnik dasar tersebut, tehnik dasar yang sering diandalkan oleh karateka dala
pertandingan adalah tehnik tendangan atau geri. Adapun tehnik tendangan atau
1
http://darigurupenjaskes.com 2 Mei 2019.
1
geri terdiri dari: Usiro geri (tendangan belakang), Yoko geri keange (tendangan
kaki bagian atas), Mawashi geri (tedangan menggunakan kaki bagian atas) dan
Mae geri (tendangan yang mengarah ke perut maupun kepala dengan arah ke
depan).2 Salah satu tehnik tendangan yang penting dalam memperoleh poin atau
(mae geri). Hal ini disebabkan karena tendangan mae geri mudah untuk dilakukan
dan atlet ragu dalam melakukan tendangan mawashi geri. Keraguan tersebut
komponen kondisi fisik pada otot tungkai oleh atlet yang belum sempurna.
Agar tendangan mawashi geri dapat dilakukan dengan efisien dan efektif,
perlu dilatih kepada atlet. Adapun komponen kondisi fisik yang penting dalam
daya tahan, ketepatan, kecepatan dan kelentukan. Salah satu komponen kondisi
fisik yang penting dalam melakukan tendangan pada umumnya terlebih khusus
Daya ledak otot tungkai penting dimiliki oleh karateka dalam melakukan
tendangan adalah untuk menghasilkan tendangan yang keras dan cepat. Jika
karateka memiliki daya ledak otot tungkai yang baik, maka dalam melakukan
2
sebelum melakukan tendangan, tetapi tetapi dengan gerakan lecutan sehingga
menghasilkan tendangan yang keras dan cepat sehingga akan menyulitkan lawan
pengamatan penulis dalam saat latihan, pelatih hampir setiap latihan hanya
kecepatan, daya tahan otot dan daya ledak otot. Namun yang menjadi kendala
adalah apakah pelatih mampu memilih bentuk latihan beban yang dapat
menguraikan secara ilmiah tentang tehnik tendangan mawashi geri dan bentuk
topik yang ingin diangkat untuk dijadikan penelitian adalah: Pengaruh latihan
daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan tendangan mawashi geri dalam
B. Identifikasi Masalah
3
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka
mampu bersaing dengan atlet karate nasional? Apakah tehnik dasar penting
dikuasai oleh setiap karateka? Apakah tehnik dasar tendangan mawashi geri
penting dalam cabang olahraga karate? Apakah komponen kondisi fisik penting
dimiliki oleh atlet karate? Apakah daya ledak otot tungkai penting dalam
melakukan tendangan mawashi geri? Apakah latihan daya ledak otot tungkai
mawashi geri dalam cabang olahraga karate pada atlet SMANKOR kawangkoan?
C. Pembatasan Masalah
penelitian ini hanya di batasi pada : Pengaruh latihan daya ledak otot tungkai
terhadap kemampuan tendangan mawashi geri dalam cabang olahraga karate pada
D. Perumusan Masalah
masalah, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah
terdapat pengaruh latihan daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan tendangan
Kawangkoan.?
4
E. Tujuan Penelitian
latihan daya ledak otot tungkai terhadap kemampuan tendangan mawashi geri
F. Kegunaan Penelitian
untuk memperoleh konsep ilmiah dan menjadi bahan masukan untuk para pelatih
dalam melaksanakan atau membuat suatu program latihan serta menjadi bahan
BAB II
5
A. Landasan Teori
jarak jauh dan sedang dan mempergunakan tungkai sebagai komponen penyerang.
artinya adalah tendangan yang melingkar dari samping. Bagian kaki yang
dipukulkan adalah cusoku yaitu pangkal jari-jari kaki. Cara membentuknya adalah
dengan menaikan jari jemarinya ke atas sehingga pangkal jari-jari tersebut bisa
Mawashi geri dapat dieksekusi dari berbagai sikap dan ada beberapa metode
pelaksanaan yang tepat. Porsi pelaksanaannya yang selalu konsisten adalah bahwa
tendangan yang didksekusi ke dalam dan pada sudut yang mana saja yang sejajar
dengan lantai kearah 450 ke atas. Secara umum itu adalah tendangan lateral yang
3
https://kyokushinpemula.blogspot.com diakses pada 5 Mei 2019
4
https://rahasia.mawashigeri.com Thurshday, 14 May 2015
6
Gambar 1
Tendangan Mawashi Geri
Jika mawashi geri sedang dilakukan dengan kaki depan, kaki datang
langsung dari tanah, pindah ke posisi dengan lutut ditekuk ke belakang dan
menuju pada area target yang diinginkan pada lawan. Tanpa berhenti, kaki bagian
atas berputar ke dalam apapun sudut tendangan akan dilakukan dan akhirnya
tungkai bawah keluar untuk menyerang lawan dan kemudian segera kembali
masuk.
Jika tendangan sedang dilakukan dari kaki belakang, pilihan lain yang
tersedia yaitu angkat kaki mengarah ke samping dan seluruh tubuh berputar
sebagai ayunan lutut memutar ke depan. Rotasi gerakan tubuh dan lateral kaki
menambah momentum kaki bagian bawah, yang bergerak masuk dan keluar yang
Tehnik tendangan mawashi geri bisa dilakukan dengan bola kaki (koshi)
dengan punggung kaki (haisoku) dengan pergelangan kaki dan jari kaki
7
diperpanjang, dengan menggunakan tulang kering (sune) dengan menggunakan
dapat lebih mudah digunakan dalam jarak dekat dan jarak menengah, bila
dibandingkan dengan tendangan dengan jalur linier seperti mae geri, ykoko geri
kekomi, yoko geri keage atau ushiro geri, maka tendangan mawashi geri yang
mawashi geri sebaiknya dilakukan dengan kaki depan atau yang disebut kizami
mawashi geri sementara pada jarak menengah baik kaki depan atau belakang
dapat digunakan, tergantung pada situasi”.6 Jika menendang dengan kaki depan,
maka harus geser ke depan dan lainnya sebagai kaki pendukung harus berada pada
kuda-kuda yang kuat, tetapi apabila melakukan dengan kaki belakang yang paling
Persiapan
dari tendangan ini. Pada posisi zenkutsu dachi (1) angkat kaki bagian belakang
dan sejajar dengan posisi tubuh dan tidak melampaui tubuh garis depan, tumit
kaki yang diangkat harus menyentuh bagian belakang paha, tubuh tegak serta lutut
kaki pndukung tegak lurus sementara kaki belakang yang diangkat dibengkokkan
8
Gambar 2
Gerakan Persiapan
Memutar Pinggul
Untuk tendangan ini menjadi efektif, rotasi pinggul harus sangat cepat.
Gerakan patah ini sangat penting dengan alasan menjaga keseimbangan yang baik,
mecegah lawan dari merebut kaki dan transmisigelombang kejut yang maksimal
kepada lawan. Kekuatan memcut dari tendangan ini tergantung pada kombinasi
memutar pinggul dan kaki pendukung harus tertanam kuat pada tanah, jika tidak
9
Gambar 3
Memutar Pinggul
Posisi Kembali
saat melakukan tendangan dan harus dikontrol dengan baik, bahwa kaki harus
ditempatkan menggantung kembali pada posisi zenkutsu dachi, lain halnya apabila
10
Gambar 4
Posisi kembali
kewaspadaan mental dan indera secara optimal untuk mendapatkan posisi yang
dari kaki yang dijadikan sebagai media untuk melakukan serangan terhadap lawan
seperti ujung kaki, tumit dan telapak kaki. Bagian-bagian dari kaki tersebut yang
bagian tubuh lawan”.8 Pemilihan sasaran pada bagian tubuh lawan dalam
7
FORKI. Peraturan Pertandingan Olahraga Karate Dan Perwasitan.
Jakarta. 2006. Hal. 24
8
Subroto. Kaidah-Kaidah Karate Seni Bela Diri. CV. Aneka. Solo. 1996.
Hal. 21
11
dan juga keadaan lawan. Seorang karateka harus dapat dengan cermat memilih
dan menggunakan tendangan yang sesuai dengan tuntutan yang dibutuhkan untuk
melakukan serangan.
melibatkan angota tubuh yaitu tungkai untuk dijadikan senjata dalam melancarkan
potensi tubuh yaitu panjang tungkai dapat menjadi penentu tingkat kemampuan
dimana lontaran yang menendang membentuk jalur melengkung seperti busur dari
luar ke dalam dengan sasaran yang ada di depan atau samping. Tendangan
mawashi geri menggunakan punggung kaki untuk mengenai sasaran seperti muka,
Daya ledak otot atau power adalah kemampuan kerja otot (usaha) dalam
menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan eksplosif
serta melibatkan penguluran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang
secepat-cepatnya”.10
9
Putra. Validitas Dan Realibilitas Tes Tendangan Mawashi Geri Pada
Cabang Olahraga Karate-Do. Universitas Negeri Surabaya. 2015. Hal. 16
10
http://www.powertungkai.com. 28 Maret 2019
12
Pengertian daya ledak biasanya mengacu pada kemampuan seseorang
dalam melakukan kekuatan maksimal dengan usaha yang dikerahkan dalam waktu
yang sependek-pendeknya, daya ledak sering disebut juga eksplosif power atau
sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tekanan beban dengan
kekuatan dan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh”.11 Menurut Sajoto
bahwa: ”Daya ledak otot (muscular power) adalah kemampuan seorang untuk
melakukan kekuatan maksimum dengan usaha yang dikerahkan dalam waktu yang
sependek-pendeknya”.12
tendangan mawashi geri bagi karateka. Semakin besar daya ledak otot tungkai
yang dimiliki oleh karateka maka akan semakin cepat dan kuat pula hasil
tendangan mawashi geri yang akan dicapai. Tendangan yang dilakukan dengan
cepat dan kuat akan dapat membuat lawan kesulitan untuk menghindari ataupun
menangkisnya.
Daya ledak ini ada yang membagi sesuai spesifikasinya atas : daya ledak
eksplosif (explosive power), daya ledak cepat (speed power), daya ledak kuat
(strenght power), dan daya ledak tahan lama (endurance power) Daya ledak
(power) ini adalah kerja yang dapat dilakukan dalam satu kesatuan waktu. Dalam
kepentingan olahraga, daya ledak yang dimaksud adalah daya ledak eksplosif
yang terdiri atas dua kelompok biomotorik, yakni unsur kekuatan (strenght) dan
kecepatan (speed).
Suharno. Metodologi Pelatihan. KONI Pusat. Jakarta. 2001. Hal.19
11
13
I Putu Gede Adiatmika menyatakan bahwa : “Daya ledak/power adalah
digerakkan dalam waktu yang singkat”13. Daya ledak otot sangat diperlukan untuk
secara pasti penggunaan daya ledak otot itu sendiri. Karena setiap cabang
Adapun otot- otot tungkai yang mempengaruhi daya ledak otot tungkai
Otot tensor fasia lata, Sartorius, rektus femoris, vastus medialis, vastus lateralis,
Gambar 5
Otot
Tungkai
13
I Putu Gede Adiatmika, Pemeriksaan Kesehatan Jasmani, Magister
Fisiologi Olahraga Universitas Udayana.Denpasar. 1998, Hal 18.
14
Evelyn C. Pearce. Anatoni Dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT
Gramedia Jakarta, 1999.Hal. 114.
14
Berdasarkan definisi di atas dapat dikemukakan bahwa daya ledak otot
mengatasi tahanan beban atau dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang
utuh. Daya ledak otot tungkai untuk melakukan kerja atau gerakan secara
B. Kerangka Berpikir
susun kerangka berpikir seperti berikut: Berprestasi dalam suatu cabang olahraga
karate. Daya ledak otot tungkai merupakan salah satu komponen kondisi fisik
yang penting dalam olahraga karate khususnya dalam hal melakukan tendangan
mawashi geri. Seorang atlet karate yang memiliki daya ledak otot tungkai yang
baik dan maksimal, akan mampu melakukan tendangan yang cepat dan keras
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Terdapat pengaruh latihan
daya ledak otot tungkai dengan kemampuan tendangan mawashi geri dalam
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
mawashi geri dalam cabang olahraga karate pada atlet SMANKOR SULUT.
B. Variabel Penelitian
olahraga karate
sebelum dan sesudah akibat latihan daya ledak otot tungkai selama 8 minggu Skor
diperoleh dengan melakukan tendangan mawashi geri pada samsak diam selama
16
30 detik. Jumlah tendangan dalam waktu tersebut merupakan skor kemampuan
Latihan daya ledak otot tungkai dalam penelitian ini adalah bentuk-bentuk
latihan yang dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai yang diduga
Adapun bentuk latihan yang diberikan kepada atlet adalah sebagai berikut :
tendangan mawashi geri dengan ketler dan latihan jump to box dengan repetisi
disesuaikan dengan beban maksimal dan dilaksanakan dalam tiga set. Latihan
tersebut dilaksanakan selama delapan bulan dengan frekuensi tiga kali seminggu.
D. Metode Penelitian
E. Rancangan Penelitian
15
Donal Ary, Cheser Lucy Jacobs and Rasavich Asyhar, Pengantar
Penelitian Dalam Pendidikan. Terjemahan Arief Furhan. Usaha Nasional
Surabaya. 1982. Hal. 356
17
Kelompok Pre-Test Treatment Post-Test
®A Y1 X Y2
®B Y1 - Y2
Ket :
R = Random
A = Kelompok Eksperimen
B = Kelompok Kontrol
X = Perlakuan
18
Penelitian ini dilaksanakan di SMANKOR Kawangkoan. Waktu penelitian
selama delapan minggu dengan frekuensi latihan tiga kali pertemuan perminggu
Adapun tehnik pembagian kelompok ini berdasarkan hasil tes awal (skor
tes awal), tehnik pembagian ini dilakukan berdasarkan tehnik split half (belah
dua), dimana skor tes awal disusun dari skor yang tertinggi sampai skor terendah
kemudian diberi nomor urut. Untuk nomor ganjil dinyatakan sebagai Kelompok A
(kelompok kontrol)
H. Instrumen Penelitian
2018. Hal 22
19
Gambar 6
Instrumen Penelitian
Perlengkapan : Samsak diam (heavy bag), stop watch, sempritan, alat tulis.
Prosedur pelaksanan :
Atlet berdiri di depan samsak dengan jarak sepanjang tungkai dengan posisi
kamaite
20
Tendangan dilakukan setelah mendengar bunyi sempritan.
Setiap atlet diberi kesempatan melakukan tes sebanyak tiga kali, dan jumlah
tendangan terbanyak dari tiga kali kesempaatan tersebut, merupakan hasil tes
X1 − X 2
to =
S
√ 1 1
+
n1 n 2
( n1 − 1 ) S1 2 + ( n1 − 1 ) S2 2
dimana : S2 = ( n1 + n2 − 2 ) 17
Ket :
eksperimen.
Sd = Standar deviasi
17
Sudjana. Metode Statistik, Tarsito Bandung 1986. Hal 87
21
n2 = Jumlah sampel kelompok kontrol
Uji Normalitas.
22