Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KECEPATAN REAKSI TERHADAP


PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN

DOSEN PEMBIMBING

Dr.Dra. Miskalena, M.Kes

DI SUSUN OLEH :
Annisa Salsabila
NPM: 2306104020061

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


FKIP PENDIDIKAN JASMANI
KESEHATAN DAN REKREASI 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya lah
kami dapat menyesaikan penulisan Makalah “Penjas Karate” yang penulis susun untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Penjas. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap
tercurah pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan seluruh
umatnya.
Penulis mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi kekurangan
sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat berharap kepada semua pihak
kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Besar harapan penulis dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi bahan
tambahan bagi penilaian guru bidang studi Penjasorkes dan mudah-mudahan isi dari makalah
penulis ini dapat di ambil manfaatnya oleh semua pihak yang membaca makalah ini. Ucapan
terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
penyusunan makalah ini sehingga makalah ini terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya Penjas.

Aceh , 27 November 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4

A. Latar Belakang..........................................................................................4

B. Rumusan Masalah.....................................................................................5

C. Tujuan Masalah.........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................6

A. Pengertian Karate......................................................................................6

B. Pukulan Gyaku Chuki Chuda Terhadap Kecepatan...................................7

BAB III PENUTUP..................................................................................................16

Kesimpulan....................................................................................................16

Saran...............................................................................................................16

Daftar Pustaka................................................................................................16
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prestasi olahraga yang tertinggi tentu selalu didambakan oleh setiap atlet, terutama bagi atlet
atau mereka yang menekuninya dengan baik secara individu atau kelompok. Untuk mencapai
hal tersebut, cara yang tepat dilakukan adalah adanya upaya pembinaan dan latihan untuk
setiap cabang olahraga prestasi dengan suatu program latihan yang baik menurut aturan dan
ketentuan yang berlaku dalam berlatih. Karate adalah salah satu cabang olahraga yang dapat
membentuk kesehatan fisik dan mental dalam olahraga beladiri karate, disamping itu
olahraga beladiri karate adalah olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di arena ragional
maupun internasional. Dalam olahraga beladiri karate yang sering dipertandingkan adalah
nomor kata dan komite. Salah satu yang perlu dibina untuk mencapai suatu prestasi yang baik
adalah dengan pembinaan kondisi fisik. Harsono (1997:3) mengatakan bahwa “apabila
kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan yang akan dilatih”.
Teknik yang dimaksud disini adalah latihan untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang
diperlukan untuk cabang olahraga yang dilakukan atlet. Selain kondisi fisik dan teknik, faktor
lain yang dilatih adalah mental. Aspek-aspek di atas harus sejalan agar diperoleh prestasi
yang maksimal.

Latihan kondisi fisik mengacu kepada saat program latihan yang dilakukan secara sistematis
berencana, dan progresi. Tujuannya adalah meningkatkan fungsional dari seluruh sistem
tubuh, dengan demikian prestasi atlet akan semakin meningkat. Dalam karate dikembangkan
teknik pukulan dan pukulan hingga ke tingkat mahir yaitu tingkat dimana seorang atlet dapat
bergerak melakukan pukulan dan pukulan dengan cepat dan tepat. Dalam karate pukulan
merupakan salah satu teknik yang dominan, salah satu teknik pukulan adalah pukulan Gyaku
tsuki chudan, yang artinya teknik pukulan yang memotong serangan lawan yang mengarah ke
ulu hati. Tangan memukul berlawanan arah dengan kaki, pinggul diputar untuk mendapatkan
pukulan yang maksimal. Pukulan Gyaku tsuki chudan merupakan pukulan yang dominan
dilakukan seorang atlet karate dalam komite (perorangan) diantara pukulan Oi tsuki jodan
dan Uraken. Menurut peraturan WKF 2012 pada saat ini kumite (pertarungan bebas)
diperlukan kecepatan dan pukulan yang akurat ke daerah sasaran yang salah satunya adalah
pukulan Gyaku tsuki chudan yang memperoleh nilai 1 yaitu (yuko) pukulan yang dilakukan
dengan posisi tangan lurus memukul ke arah perut disebut dengan Gyaku tsuki chudan. Dan
kecepatan pukulan Gyaku tsuki chudan yang diperoleh dari latihan yang berulang-ulang dan
terprogram (Overload). Untuk itu pukulan Gyaku tsuki chudan perlu dilatih agar
menghasilkan teknik pukulan yang bagus.

A. Rumusan Masalah

1. Apa itu karate?

2. Bagaimana pengaruh kecepatan terhadap Gyaku Tsuki Chudan?

3. Apa tujuan pukulan Gyaku Tsuki Chudan?

4. Bagaimana upaya meningkatkan pukulan Gyaku Tsuki Chudan?

5. Apa hubungan anatomi dengan pukulan Gyaku Tsuki Chudan?

B. Tujuan Masalah

1. Mengetahui pengertian dari karate

2. Mengetahui bagaimana pengaruh kecepatan terhadap pukulan Gyaku Tsuki Chudan

3. Mengetahui tujuan dari pukulan Gyaku Tsuki Chudan

4. Mengetahui bagaimana cara meningkatkan pukulan Gyaku Tsuki Chudan

5. Mengetahui hubungan anatomi terhadap pukulan Gyaku Tsuki Chudan


BAB II

PEMBAHASAN

A . Pengertian Karate

Karate merupakan seni beladiri yang dikembangkan di Jepang pada tahun 1922.
Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong, sedangkan te berarti tangan
(Funakoshi, dikutip dari Nakayama, 1966: 13; Nakayama, 1981: 11; Suardhana, 2006: 3;
Sagitarius, 2008: 1). Kedua huruf Kanji tersebut bila digabungkan menjadi Karate, yang
berarti tangan kosong. Karate memiliki pengertian seni beladiri tangan kosong yang
digunakan untuk mengembangkan karakter melalui latihan sehingga seorang karateka tidak
hanya mempelajari kekuatan fisik, namun juga mempelajari kekuatan mental, spiritual, dan
kepribadian). Dalam olahraga Karate terdapat tiga teknik utama, yaitu: Kihon (teknik dasar),
Kata (jurus), dan Kumite (pertarungan). Diantara ketiga teknik utama tersebut nomor yang
dipertandingkan dalam olahraga karate adalah nomor kata dan nomor kumite. Di Indonesia
sendiri olahraga karate telah berkembang menjadi salah satu olahraga yang digemari, terbukti
dengan banyaknya pertandingan karate baik kata maupun kumite yang diadakan di Indonesia
dari tingkat daerah sampai tingkat nasional. Untuk dapat berprestasi secara optimal seorang
atlit karate dituntut untuk menguasai teknik dasar (kihon) dalam olahraga karate. Penguasaan
teknik dasar (kihon) yang baik merupakan salah satu faktor penting dikuasai oleh setiap atlet
karate agar dapat menguasai teknik kata maupun teknik kumite. Seperti yang dijelaskan
Wahid (2007: 47) mengatakan bahwa “Kihon merupakan pondasi/awal/akar yang berarti
sebagai bentuk-bentuk baku yang menjadi acuan dasar dari semua teknik/gerakan yang
mungkin dilakukan dalam kata maupun kumite.” Adapun beberapa teknik dasar yang harus
dikuasai dalam olahraga karate adalah pukulan, tendangan, hantaman, tangkisan. Lebih
lanjut Nakayama (1996:15) mengatakan pukulan, pukulan cepat, tendangan dan tangkisan
merupakan teknik dasar dakam karate, sebagaimana dikemukakannya bahwa “Tsuki
(punching), uchi (striking), keri (kicking), and uke (blocking) kurang baik serangan tersebut
akan mudah diantisipasi oleh lawan. Teknik serangan dalam pertandingan kumite banyak
macamnya diantaranya teknik serangan pukulan, tendangan, pukulan cepat, dan bantingan.
Dari berbagai macam teknik serangan tersebut, dalam pertandingan kumite serangan pukulan
dan serangan tendangan merupakan serangan yang sangat cenderung digunakan baik untuk
menyerang maupun untuk bertahan. Hal ini sesuai dengan penelitian Hendro (2004)
menyatakan bahwa pada pertandingan kumite teknik serangan tangan lebih sering digunakan
oleh para atlet dengan prosentase sebesar 69,23%,).Teknik pukulan (tsuki) merupakan suatu
teknik yang terarah menuju sasaran lawan yang dilakukan dengan menggunakan tangan
kosong atau kepalan, sesuai dengan teknik dasar pukulan. Dalam pertandingan karate nomor
kumite, semua jenis serangan pukulan yang lakukan atau dilancarkan kepada lawan hanya
akan menghasilkan satu poin saja baik itu mengenai sasaran atas maupun sasaran bawah. Hal
ini sesuai dengan Peraturan Pertandingan Kumite (2012: 8) menjelaskan “Yuko (1 point): 1)
Semua pukulan (tsuki) dilancarkan. Seperti yang telah dijelaskan di atas, serangan pukulan
dan serangan tendangan mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Namun dari
kedua teknik serangan tersebut belum diketahui dengan pasti teknik mana yang paling efektif
dan baik hasilnya dalam perolehan poin. Hal tersebut menimbulkan tanda tanya bagi penulis
untuk menelaah lebih jauh mengenai pengaruh teknik serangan pukulan.

B. Pukulan Gyaku Tsuki ChudanTerhadap Kecepatan

Karate mempunyai satu teknik dasar yang terlebih dahulu diajarkan pada setiap kohai
adalah teknik pukulan atau tsuki (Kadir & Haryanto, 2021; Marandi et al., 2010;
Venkatraman et al., 2019), dalam aplikasinya teknik tersebut sangat membutuhkan kecepatan,
karena semakin cepat seorang kohai melakukan serangan tendangan maupun pukulan atau
tsuki dipastikan dapat melemahkan pertahanan lawan hingga mengalahkannya (Ahmad
Yanuar Syauki et al., 2021; Matutu et al., 2019). Teknik pukulan Gyaku Tsuki Chudan
merupakan salah satu teknik yang menurut sebagian praktisi ataupun atlet Karate sangat
cocok dan efektif dalam menghancurkan pertahanan lawan dari jarak pendek yaitu dengan
cara memotong serangan dari pihak lawan, namun serangan Gyaku Tsuki Chudan tersebut
akan maksimal jika unsur kecepatan menunjang, artinya bahwa semakin cepat pukulan
seseorang, maka semakin memberikan peluang kemenangan dengan membobol pertahanan
lawan (Hudain & Ishak, 2020). Syarat utama yang perlu dilatih untuk menciptakan kecepatan
pukulan Gyaku Tsuki Chudan adalah kecepatan gerak.
Dalam karate pukulan merupakan salah satu teknik yang dominan, salah satu teknik
pukulan adalah pukulan Gyaku tsuki chudan, yang artinya teknik pukulan yang memotong
serangan lawan yang mengarah ke ulu hati. Tangan memukul berlawanan arah dengan kaki,
pinggul diputar untuk mendapatkan pukulan yang maksimal atau teknik pukulan di dalam
seni bela diri karate, khususnya dalam sistem Shotokan. "Gyaku" berarti "berlawanan" atau
"sebaliknya," "Tsuki" berarti "pukulan," dan "Chudan" berarti "tubuh bagian tengah" atau
"tingkat tengah." Jadi, Gyaku Tsuki Chudan adalah pukulan berlawanan yang ditujukan ke

bagian tengah lawan.

Tujuan dari pukulan Gyaku Tsuki Chudan adalah untuk melumpuhkan atau merusak
lawan dengan mengirimkan pukulan ke daerah tubuh bagian tengah lawan. Ini bisa mencakup
bagian perut atau dada. Pukulan ini dapat digunakan untuk menciptakan peluang serangan
lanjutan, menghentikan serangan lawan, atau mendapatkan poin dalam kompetisi karate.
Selain tujuan fisik, pukulan seperti Gyaku Tsuki Chudan juga memiliki tujuan psikologis.
Dengan menggunakan teknik ini dengan tepat, seorang praktisi karate dapat menciptakan
tekanan mental pada lawan, membuatnya terbebani atau terganggu sehingga lebih rentan
terhadap serangan berikutnya.

Penting untuk diingat bahwa dalam konteks seni bela diri, penggunaan teknik harus sesuai
dengan prinsip-prinsip etika dan keamanan. Pukulan harus diarahkan dengan kontrol yang
baik, dan tujuannya haruslah untuk membela diri atau berpartisipasi dalam latihan yang
aman. Berikut adalah contoh pukulan Gyaku tsuki chudan:
Menurut Harsono (1988: 216),” kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan
gerakan-gerakan yang sejanis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya,
atau untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya”. Kecepatan
merupakan salah satu unsur dalam fisik. (Jujur Gunawan Manullang, 2014)

Memukul dalam karate harus memiliki kecepatan yang bagus, karena dengan pukulan yang
semakin cepat merupakan faktor yang sangat menentukan untuk mendapatkan point/nilai.
Termasuk pukulan gyaku tsuki chudan, kecepatan pukulan ini akan dibantu dengan eksplosif
(meledak dalam suatu gerakan) otot lengan. Untuk memperoleh kecepatan gyaku tsuki
chudan dibutuhkan suatu latihan yang tepat. Maka dari itu pelatih harus cermat dan tepat
dalam menerapkan program latihan. Upaya untuk meningkatkan kecepatan pukulan gyaku
tsuki chudan dapat dilakukan dengan latihan beban atau Meningkatkan pukulan Gyaku Tsuki
Chudan (pukulan lurus ke tubuh lawan) dalam karate atau seni bela diri lainnya memerlukan
latihan yang konsisten dan terarah. Berikut adalah beberapa upaya yang dapat membantu
Anda meningkatkan pukulan Gyaku Tsuki Chudan:

1. Latihan Teknik Dasar:


 Pastikan Anda memiliki pemahaman yang kuat tentang teknik dasar Gyaku
Tsuki Chudan. Fokus pada posisi kaki yang tepat, rotasi pinggang, dan
penempatan tangan yang benar.

2. Latihan Postur Tubuh:


 Perhatikan postur tubuh Anda saat melakukan pukulan. Pastikan berat badan
terdistribusi dengan baik di kedua kaki dan pinggang berputar untuk
mendukung kekuatan pukulan.
3. Latihan Kekuatan:
 Tingkatkan kekuatan tubuh Anda melalui latihan kekuatan umum seperti
angkat beban, push-up, dan sit-up. Kekuatan inti (core strength) sangat penting
untuk memberikan stabilitas dan kekuatan pada pukulan.
4. Latihan Gerakan Kaki:
 Fokus pada gerakan kaki yang cepat dan tepat. Latihan seperti lari ringan,
skipping, atau latihan koordinasi kaki dapat membantu meningkatkan
kecepatan dan ketepatan gerakan.
5. Latihan Peregangan:
 Pastikan tubuh Anda fleksibel. Peregangan rutin membantu meningkatkan
rentang gerak dan memungkinkan Anda melakukan pukulan dengan gerakan
yang lebih leluasa.
6. Berlatih dengan Pelatih atau Rekan Latihan:
 Mintalah bimbingan dari pelatih atau rekan latihan yang lebih berpengalaman.
Mereka dapat memberikan umpan balik yang konstruktif dan membantu Anda
mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
7. Latihan Konsisten:
 Latihan yang konsisten dan teratur adalah kunci keberhasilan. Dedikasikan
waktu secara teratur untuk berlatih pukulan Gyaku Tsuki Chudan agar gerakan
tersebut menjadi lebih alami dan efektif.
8. Simulasikan Situasi Pertandingan:
 Latihan dengan memasukkan unsur situasi pertandingan dapat membantu
Anda mengatasi tekanan dan meningkatkan efektivitas pukulan dalam konteks
yang lebih realistis.

9. Pantau Teknik dan Koreksi:


 Rekam diri Anda saat berlatih atau minta saran dari pelatih untuk memeriksa
teknik Anda. Identifikasi area yang perlu diperbaiki dan lakukan perbaikan
secara berkala.
10. Visualisasi:
 Gunakan teknik visualisasi untuk membayangkan dengan detail gerakan yang
benar dan sukses dalam melaksanakan pukulan Gyaku Tsuki Chudan. Ini
dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan kepercayaan diri.

Selalu ingat bahwa perkembangan dalam seni bela diri memerlukan waktu dan kesabaran.
Konsistensi dalam latihan dan kesediaan untuk terus belajar dan berkembang akan membantu
Anda meningkatkan pukulan Gyaku Tsuki Chudan Anda.
Untuk melatih pukulan Gyaku tsuki chudan pelatih masih menerapkan variasi latihan :
1) Pukulan Gyaku tsuki chudan dilakukan sendiri-sendiri

2) Pukulan Gyaku tsuki chudan berpasangan.

3) Pukulan Gyaku tsuki chudan dengan mengganti kuda-kuda.

4) Pukulan Gyaku tsuki chudan menggunakan karet.

Gyaku Tsuki Chudan adalah teknik pukulan yang mengarah kebagian perut,
menggunakan tangan yang berlawanan dengan posisi kaki. Gyaku tsuki dilancarkan dari
kuda-kuda yang kuat dan stabil, dapat memberikan momentum yang kuat kepada sasaran,
pinggul diputar dan dijaga tingginya tetap tidak berubah selama diputar kemudian geser titik
pusat berat badan sedikit kedepan. Rahman Situmeang 2003, mengemukakan bahwa gerakan
memutar pinggang adalah dasar dari gerakan untuk menghasilkan kekuatan dan kecepatan
dalam setiap teknik.

Pukulan Gyaku tsuki chudan merupakan pukulan yang dominan dilakukan seorang
atlet karate dalam komite (perorangan) diantara pukulan Oi tsuki jodan dan Uraken. Menurut
peraturan WKF 2012 pada saat ini kumite (pertarungan bebas) diperlukan kecepatan dan
pukulan yang akurat ke daerah sasaran yang salah satunya adalah pukulan Gyaku tsuki
chudan yang memperoleh nilai 1 yaitu (yuko) pukulan yang dilakukan dengan posisi tangan
lurus memukul ke arah perut disebut dengan Gyaku tsuki chudan. Dan kecepatan pukulan
Gyaku tsuki chudan yang diperoleh dari latihan yang berulang-ulang dan terprogram
(Overload). Untuk itu pukulan Gyaku tsuki chudan perlu dilatih agar menghasilkan teknik
pukulan yang bagus.

pada saat kumite kecepatan reaksi pukulan masih sangat kurang terutama di pukulan Gyaku
tsuki chudan. Peneliti mengamati pada saat kumite atlet sering melakukan body moving
sementara lawannya tersebut tidak melakukan pukulan Gyaku tsuki chudan, pada saat
lawannya melakukan body moving pastinya atlet tersebut akan kehilangan konsentrasi karana
ingin berusaha keluar dari tekanan yang diberikan lawannya saat itu juga perlu adanya
kecepatan reaksi pukulan Gyaku tsuki chudan.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa otot lengan yang kuat memiliki peranan
penting dalam memicu cepatnya pukulan Gyaku Tsuki Chudan senada dengan penelitian
sebelumnya yang menyatakan hal yang sama (Hasyyati & Winarno, 2021; Ruskin & Liputo,
2021; Yolanda et al., 2020). Faktor utama yang berperan dalam memicu cepatnya pukulan
adalah kekuatan otot lengan (P & Ibrahim, 2021; Same, 2021). Prinsipnya, bahwa kekuatan
suatu otot berdasar pada dua faktor utama yaitu:

(1) dipengaruhi oleh unsur-unsur strukturil otot itu, khususnya volume, kekuatan otot
meningkat sesuai meningkatnya volume otot.

(2) kekuatan otot ditentukan oleh kualitas kontrol tak sengaja kepada otot atau kelompok otot
yang bersangkutan, dengan kata lain bahwa kekuatan otot pada hakekatnya lebih menunjukan
pada banyaknya sekelompok otot dalam bekerja (Reddy Ramadas, 2016).

Kekuatan otot lengan secara umum, yang merupakan kemampuan seseorang dalam
menggunakan tenaga secara maksimal saat melawan beban, tenaga tersebut dihasilkan oleh
kontraksi otot lengan atau sekelompok otot pada lengan sebagai reaksi dalam mengatasi
beban (Aras et al., 2017; Hidayat et al., 2019). Kekuatan otot lengan merupakan kemampuan
otot atau sekelompok otot pada lengan seseorang untuk mengatasi beban, menahan atau
memindahkan beban dalam aktivitas sehari-hari. Kesimpulannya bahwa semakin terlatihnya
otot lengan seseorang semakin mengurangi tingkat kelelahan apabila mengangkat,
mendorong ataupun menahan suatu beban juga tahanan, sehingga dampak dari terlatihnya
otot lengan tersebut dapat memberi kontribusi pada lengan itu sendiri berupa bertambahnya
kekuatan, dan dengan kekuatan maksimal itulah dalam bela diri karate dimanfaatkan sebagai
strategi untuk menciptakan kecepatan pukulan atau tsuki melalui teknik-teknik latihan otot
lengan yang dikembangkan.

Singer (1980; 13) mengatakan bahwa latihan gerak adalah perubahan pola gerak atau
penampilan yang khusus sebagai hasil dari latihan dan pengalaman masa lalu terhadap situasi
tugas tertantu. Agar seseorang mampu melakukan keterampilan gerak yang baik, memerlukan
berbagai macam kemampuan secara garis besar yaitu, kemampuan fisik, mental, dan emosi.
Keterampilan gerak erat kaitannya dengan reaksi dalam pertandingan karate, merupakan
keterampilan yang khusus yang harus dikuasai oleh setiap atlet melalui suatu peroses
pelatihan secara khusus. Sebagai keterampilan khusus untuk dapat menguasai kecepatan
reaksi pukulan gyaku tsuki chudan tidak terlepas dari belajar gerakan motorik yang telah
yang telah dipelajari sebelumnya. Belajar gerak motorik adalah proses belajar dari tahapan
yang paling awal untuk mendapatkan gerakan yang sempurna pada gerakan dasar. Agar
mendapatkan pemahaman tentang gerakan yang akan dilakukan.

Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan Keterampilan dapat dikuasai atau
diperoleh bila dipelajari atau dilatih dengan persyaratan tertentu, antara lain adalah latihan
keterampilan tersebut harus dilakukan secara terus- menerus dalam jangka waktu tartantu
yang memadai. Keterampilan seseorang harus dilatih melalui program training atau
bimbingan lain, training dan sebagainya didukung oleh kemampuan dasar yang sudah
dimiliki seseorang dalam dirinya. Jika kemampuan dasar digabung dengan bimbingan secara
intensif tentu akan dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan bernilai bagi diri sendiri
dan orang lain.

Kesempurnaan penguasaan teknik dasar secara menyeluruh serta gerakan eksplosif


akan sangat menentukan kemampuan seseorang dalam menampilkan kecakapan pada
olahraga bela diri karate. Secara garis besar terdapat dua jenis kondisi fisik. Kekuatan,
fleksibilitas dan stabilitas merupakan parameter fisiologis yang terkait dengan kondisi fisik
yang berhubungan dengan kesehatan yang dapat disebut health related fitness. Skill related
fitness merupakan komponen kondisi fisik yang berhubungan dengan kinerja motorik yang
tediri dari daya ledak (power), keseimbangan (balance), kelincahan (agility), koordinasi
(coordination), waktu reaksi (reaction time) dan kecepatan (speed).

Kemudian apa hubungan antara anatomi manusia dan pukulan Gyaku Tsuki Chudan adalah
krusial dalam menjalankan teknik pukulan dengan efektif dan aman. Beberapa aspek anatomi
manusia yang berperan dalam pukulan ini melibatkan struktur tubuh dan fungsi berbagai
bagian, termasuk:

1. Kaki dan Pinggang:


 Otot-otot di kaki, terutama quadriceps dan hamstring, bersama dengan otot-
otot di sekitar pinggang, membantu dalam memberikan kekuatan dan stabilitas
selama rotasi pinggang dan perpindahan berat badan saat melakukan pukulan.
2. Lengan dan Bahu:
 Otot-otot lengan, seperti triceps dan deltoid, berkontraksi untuk menggerakkan
lengan dan memberikan kekuatan pada pukulan. Pergelangan tangan dan otot-
otot tangan juga terlibat dalam memberikan presisi dan kecepatan pada
pukulan.
3. Otot Inti (Core Muscles):
 Otot-otot di sekitar pinggang dan perut berperan penting dalam menyokong
rotasi pinggang. Ini membantu dalam mentransfer energi dari kaki ke lengan
dan memberikan stabilitas terhadap gerakan rotasi.
4. Dada dan Bahu:
 Otot-otot di daerah dada dan bahu membantu mengontrol gerakan lengan dan
memberikan kekuatan tambahan pada pukulan. Koordinasi antara otot-otot ini
memastikan bahwa pukulan diarahkan dengan benar.
5. Tulang Belakang (Spine):
 Rotasi pinggang memerlukan dukungan dari tulang belakang. Seseorang harus
menjaga postur tulang belakang yang baik untuk menghindari cedera dan
memberikan stabilitas selama gerakan.
6. Pergelangan Kaki dan Lutut:
 Kontrol dan fleksibilitas di pergelangan kaki dan lutut diperlukan untuk
menghasilkan gerakan yang cepat dan presisi selama pukulan. Latihan untuk
meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas di area ini dapat membantu dalam
melakukan pukulan dengan baik.
7. Koordinasi Mata dan Tangan:
 Otak dan sistem saraf memainkan peran kunci dalam koordinasi gerakan mata
dan tangan untuk memastikan bahwa pukulan diarahkan dengan benar dan
dapat diantisipasi dengan baik.
8. Otot Leher dan Kepala:
 Otot-otot leher berperan dalam memastikan stabilitas kepala selama gerakan,
dan kepala harus tetap fokus dan terkendali sepanjang pukulan.

Pemahaman yang baik tentang anatomi manusia membantu seorang praktisi seni bela diri
untuk merancang teknik pukulan dengan efisien, mengoptimalkan kekuatan, dan mengurangi
risiko cedera. Pelatihan reguler dan pemahaman anatomi tubuh juga memungkinkan
seseorang untuk mengembangkan pukulan yang lebih presisi dan kuat seiring waktu.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan Kekuatan otot lengan merupakan kemampuan seseorang menggunakan
tenaga secara maksimal dalam melawan beban, tenaga tersebut dihasilkan oleh kontraksi otot
lengan atau sekelompok otot pada lengan dalam mengatasi beban. Semakin kuat otot lengan
seseorang maka semakin besar pula kontribusi yang berarti terhadap lengan. Kontribusi
kekuatan otot lengan adalah memberi efek pada peningkatan kecepatan suatu pukulan.
Olahraga bela diri Karate salah satu teknik dasar yang sangat dipengaruhi kecepatannya oleh
kekuatan otot lengan adalah pukulan Gyaku Tsuki Chudan. Pukulan Gyaku Tsuki Chudan
merupakan salah satu teknik dalam olahraga bela diri karate yang memiliki fungsi dalam
memotong serangan lawan, untuk itu teknik pukulan tersebut akan maksimal fungsinya
apabila dilakukan dengan cepat dan akurat. Pukulan Gyaku Tsuki Chudan sangat erat
kaitannya dengan kekuatan otot lengan. Artinya semakin kuatnya otot lengan seseorang
memberi efek ringan terhadap lengan, dan semakin ringannya lengan pada saat diangkat
maka lengan tersebut pasti dengan cepat dapat digerakkan dalam bentuk serangan pukulan
kewilyah target yang dijadikan sasaran.

Saran
Saya sadar masih banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun bahasa yang
kami sajikan, oleh karna itu semoga mendapatkan saran untuk bisa membuat makalah lebih
baik lagi, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua, dan menambah
wawasan kita.

DaftarPustaka

Fendrian, F. (2013). Efektivitas Teknik Serangan Pukulan Dan Teknik Serangan Tendangan Terhadap
Perolehan Point Dalam Pertandingan Kumite Cabang Olahraga Karate. Retrieved from
https://core.ac.uk/download/144088409.pdf

Jujur Gunawan Manullang, S. S. (2014). PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER LENGAN
TERHADAP KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN PADA CABANG OLAHRAGA KARATE
DOJO KHUSUS UNIMED. Jurnal, 104-105.
Lamusu, A. (2023). KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN PUKULAN. Jurnal, 73-78.

Lesmana, K. (2023). Retrieved from https://repo.undiksha.ac.id/14002/3/1939011001-Bab


%201%20Pendahuluan.pdf

SIMANJUNTAK. (2018). Retrieved from http://digilib.unimed.ac.id/29677/8/8.%20NIM.


%206133121010%20CHAPTER%20I.pdf

Situmorang, J. (2017). Retrieved from http://digilib.unimed.ac.id/22992/9/9.%20NIM.


%2061133321028%20CHAPTER%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai