Disusun Oleh :
HARDIANSYAH. H
1731042134
PENJASKESREK G 2017
JURUSAN PENJASKESREK
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang Perkembangan Karate Dunia, Indonesia,
Teknik Karate dan Resume Pelajaran.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Perkembangan
Karate Dunia, Indonesia, Teknik Karate dan Resume Pelajaran dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Pelatihan karate meliputi 4 unsur yaitu teknik, taktik, mental dan fisik.
Sedangkan untuk latihan melatih kondisi fisik seorang atlet ada berbagai metode
latihan di antaranya dengan menggunakan beban. Salah satu dari unsur tersebut
adalah fisik yang merupakan salah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam
setiap usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan landasan
titik tolak suatu awalan olahraga prestasi.
1.2. Tujuan
1. Dapat mengetahui Tentang Perkembangan Karate Dunia
2. Dapat mengetahui Tentang Perkembangan Karate Indonesia
3. Dapat mengetahui Teknik Karate
4. Dapat mengetahui kondisi fisik karate
1.3. Rumusan Masalah
Bagaimana sejarah dan perkembangan karate di dunia dan perkembangan
karate di indonesia serta apa saja teknik yang digunakan oleh seorang atlet karate.
BAB II
LANDASAN TEORI
Adapun mereka yang pernah menduduki jabatan sebagai Ketua Umum dan
Sekretaris Jenderal PB. FORKI sejak tahun 1972 sampai dengan saat ini adalah:
1972-1977: Ketua Umum: Widjojo Sujono, Sekretaris Jenderal: Otoman Nuh
1977-1980: Ketua Umum: Sumadi, Sekretaris Jenderal: Rustam Ibrahim
1980-1984: Ketua Umum: Subhan Djajaatmadja, Sekretaris Jenderal: G.A.
Pesik
1984-1988: Ketua Umum: Rudini, Sekretaris Jenderal: Adam Saleh
1988-1992: Ketua Umum: Rudini, Sekretaris Jenderal: G.A. Pesik
1992-1996: Ketua Umum: Rudini, Sekretaris Jenderal: G.A. Pesik
1997-2001: Ketua Umum: Wiranto, Sekretaris Umum: Hendardji-S
2001-2005: Ketua Umum: Luhut B. Panjaitan, Sekretaris Umum: Hendardji-S.
3.4.Kondisi fisik
a) Kondisi Fisik Pembantu
Setiap nomor pertandingan karate harus didukung dengan kondisi fisik yang
prima. Penting nya kondisi fisik bagi karateka saat betanding baik secara teoritis
maupun secara empiris tidak dapat disangkal lagi. Hal ini sebagaimana dijelaskan
oleh Harsono (1988 : 153) bahwa, “Sukses dalam olahraga sering menuntut
keterampilan yang sempurna dari kondisi fisik dalam meningkatkan prestasi atlet.
Kondisi fisik dipandang sebagai hal yang fundamental bagi atlet, karena tanpa
dukungan kondisi fisik yang prima maka pencapaian prestasi maksimal akan sulit
terwujud. Karate adalah cabang olahraga dengan gerakan kompleks, maka
dibutuhkan beberapa komponen kondisi fisik. Komponen kondisi fisik yang
dibutuhkan oleh seorang karateka saat bertanding adalah antara lain :
Kekuatan (strenght)
Kemampuan dalam mempergunakan otot untuk menerima beban
sewaktu bekerja.
Kecepatan (speed)
Kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan
dalam bentuk yang sama dengan waktu sesingkat-singkatnya.
Kelincahan (agility)
Kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu.
Daya Tahan (endurance)
Kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-
paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan
kerja secara terus menerus.
Kelentukan (flexibility)
Efektifitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktifitas
dengan penguluran tubuh yang luas.
Koordinasi (coordination)
Kemampuan seseorang mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda
kedalam pola gerakan tunggal secara efektif.
Ketepatan (accuracy)
Kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas
terhadap suatu sasaran.
Reaksi (reaction)
Kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam
menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera.
Secara rinci dapat dijelaskan bahwa anggota tubuh yang membutuhkan
komponen kondisi fisik adalah sebagai berikut :
Punggung
Punggung membutuhkan kekuatan otot, dan daya tahan otot.
Lengan
Lengan membutuhkan kekuatan otot, daya tahan otot, kelentukan, dan
power.
Tungkai
Tungkai membutuhkan kekuatan otot, daya tahan otot, kelincahan,
kelentukan dan power.
b) Gerak Dominan (Biomekanik)
Gerakan karate seperti memukul, menendang, dan menangkis didominasi
oleh gerakan lengan pada saat memukul dan menangkis dan juga tungkai
pada saat menendang, dimana anggota tubuh yang lain berperan sebagai
pendukung gerakan.
c) Gerak Otot
Gerakan menangkis dan memukul melibatkan otot-otot bahu (shoulder
complex) dan otot lengan (elbow) diantaranya :
M. Deltoideus
M. Coracobrachialis
M. Triceps Brachii
M. Anconeus
M. Subscapularis
M. Supraspinatus
M. Infraspinatus
M. Teres Mayor
M. Teres Minor
M. Biceps Brachii
M. Brachialis
M. Coracobrachialis
M. Tricep Brachii
M. Ekstensor Karpi Radialis Longus
M. Ekstensor Karpi Radialis Brevis
M. Ekstensor Karpi Radialis Ulnalis
M. Digitorum Karpi Radialis
M. Ekstensor Policis Longus
M. Pronator Teres
M. Palmaris Ulnaris
M. Palmaris Longus
M. Fleksor Karpi Radialis
M. Digitorum Profundus
M. Fleksor Policic Longus
Untuk gerakan menendang otot yang terlibat adalah otot tungkai, antara
lain :
M. Lliopsoas
M. Gluteus Medius
M. Pectineus
M. Gracilis
M. Adductor Longus et Brevis
M. Adductor Magnus
M. Quadriceps Femoris
M. Biceps Femoris
M. Semitendinosus
M. Semimembranosus
M. Tibialis Anterior
M. Peroneus Longus et Brevis
M. Triceps Suraea
2. Tangkisan (Uke)
Gedan Barai
Tangkisan ke arah bawah biasa digunakan untuk menangkis tendangan.
Uchi Uke
Tangkisan kearah tengah disebut juga dengan tangkisan dalam.
Ude Uke
Pukulan ke arah tengah. Bedanya dengan uchi uke adalah tangkisan ini
mengambil dari luar.
Age Uke
Tangkisan ke arah atas.
Shutoke
Tangkisan ke arah luar (tengah) tangkisan ini selalu menggunakan kuda-
kuda kokutsu dachi.
3. Pukulan (Tsuki)
Chudan Tsuki
Pukulan ke arah ulu hati (tengah) posisi badan tegak dan telapak tangan
harus mengepal.
Jodan Tsuki
Pukulan ke arah muka atau leher (atas) posisi badan tegak dan telapak
tangan harus mengepal.
Gedan Tsuki
Pukulan ke arah perut atau kemaluan (bawah) posisi badan tegak dan
telapak tangan harus mengepal.
Oi Tsuki
Pukulan mengarah tengah melangkah sejajar dengan kaki depan.
Gyaku Tsuki
Pukulan ke arah tengah berlawanan dengan kaki depan.
Kizami Tsuki
Pukulan sejajar dengan kaki depan, pukulan ini sering disebut pukulan jab.
Tate Tsuki
Pukulan vertikal dengan posisi telapak tangan menyamping.
Kage Tsuki
Pukulan mengait pukulan ini muncul dari samping ke arah tengah lawan.
Yoko Tsuki
Pukulan ke arah samping.
Ushiro Tsuki
Pukulan ke arah dagu lawan yang berada di belakang.
Morote Tsuki
Pukulan dua tangan ke arah tengah.
4. Tendangan (Geri)
Mae Geri
Posisi kaki diangkat dan dilemparkan tendangan ke depan, tendangan mae
geri bisa digunakan untuk menyerang ke arah ulu hati (tengah) atau muka.
Yoko Geri
Tendangan ini biasanya disebut dengan tendangan pisau kaki karena
perkenaanya pada pisau kaki.
Mawashi Geri
Tendangan ke arah punggung dan muka perkenaan tendangan ini terdapat
pada punggung kaki.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Karate atau karate-do merupakan salah satu seni bela diri timur. Pada umumnya,
karate lebih digambarkan dengan gerakan serangan dan belaan kaki dan tangan
secara menyeluruh. Konsep yang diamalkan adalah berdasarkan kepada
kefahaman umum adalah serangan-serangan lurus dan mendatar
Serangan biasa ditujukan kepada pertemuan urat walaupun hanya untuk
tumbukan dan belaan. Terdapat pelbagai variasi tumbukan dan gerakan tumbukan
yang mana amat sukar untuk ditahan atau ditangkis, ditangkap dan kunci.
Tumbukan bergaris dan membulat adalah digunakan secara serentak dan tidak
mempunyai penamat yang mutlak. Kebanyakan karate yang diperkenalkan pada
masa kini merupakan satu olahan kepada peringkasan seni beladiri yang terdahulu
seperti kempo dan sebagainya
4.2. Saran
Bela diri pada waktu itu hanya bersifat mempertahankan diri dari gangguan
binatang buas dan alam sekitarnya. Namun sejak pertambahan penduduk dunia
semakin meningkat, maka gangguan yang datang dari manusia mulai timbul
sehingga keinginan orang untuk menekuni ilmu bela diri semakin meningkat. Jadi
kita harus mempelajari ilmu membela diri untuk menjaga dari gangguan orang
lain.
DAFTAR PUSTAKA