Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

KEKUATAN TANGAN SAAT MELAKUKAN PUKULAN

DOSEN PEMBIMBING

Dr.Dra. Miskalena, M.Kes

DI SUSUN OLEH :
Annisa Salsabila

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


FKIP PENDIDIKAN JASMANI
KESEHATAN DAN REKREASI 2023/2024
BAB 1

A. Pengertian Karate

Karate merupakan seni beladiri yang dikembangkan di Jepang pada tahun 1922.
Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong, sedangkan te berarti tangan
(Funakoshi, dikutip dari Nakayama, 1966: 13; Nakayama, 1981: 11; Suardhana, 2006: 3;
Sagitarius, 2008: 1). Kedua huruf Kanji tersebut bila digabungkan menjadi Karate, yang berarti
tangan kosong. Karate memiliki pengertian seni beladiri tangan kosong yang digunakan untuk
mengembangkan karakter melalui latihan sehingga seorang karateka tidak hanya mempelajari
kekuatan fisik, namun juga mempelajari kekuatan mental, spiritual, dan kepribadian). Dalam
olahraga Karate terdapat tiga teknik utama, yaitu: Kihon (teknik dasar), Kata (jurus), dan Kumite
(pertarungan). Diantara ketiga teknik utama tersebut nomor yang dipertandingkan dalam
olahraga karate adalah nomor kata dan nomor kumite. Di Indonesia sendiri olahraga karate telah
berkembang menjadi salah satu olahraga yang digemari, terbukti dengan banyaknya
pertandingan karate baik kata maupun kumite yang diadakan di Indonesia dari tingkat daerah
sampai tingkat nasional. Untuk dapat berprestasi secara optimal seorang atlit karate dituntut
untuk menguasai teknik dasar (kihon) dalam olahraga karate. Penguasaan teknik dasar (kihon)
yang baik merupakan salah satu faktor penting dikuasai oleh setiap atlet karate agar dapat
menguasai teknik kata maupun teknik kumite. Seperti yang dijelaskan Wahid (2007: 47)
mengatakan bahwa “Kihon merupakan pondasi/awal/akar yang berarti sebagai bentuk-bentuk
baku yang menjadi acuan dasar dari semua teknik/gerakan yang mungkin dilakukan dalam kata
maupun kumite.” Adapun beberapa teknik dasar yang harus dikuasai dalam olahraga karate
adalah pukulan, tendangan, hantaman, tangkisan. Lebih lanjut Nakayama (1996:15) mengatakan
pukulan, pukulan cepat, tendangan dan tangkisan merupakan teknik dasar dakam karate,
sebagaimana dikemukakannya bahwa “Tsuki (punching), uchi (striking), keri (kicking), and uke
(blocking) kurang baik serangan tersebut akan mudah diantisipasi oleh lawan. Teknik serangan
dalam pertandingan kumite banyak macamnya diantaranya teknik serangan pukulan, tendangan,
pukulan cepat, dan bantingan. Dari berbagai macam teknik serangan tersebut, dalam
pertandingan kumite serangan pukulan dan serangan tendangan merupakan serangan yang sangat
cenderung digunakan baik untuk menyerang maupun untuk bertahan. Hal ini sesuai dengan
penelitian Hendro (2004) menyatakan bahwa pada pertandingan kumite teknik serangan tangan
lebih sering digunakan oleh para atlet dengan prosentase sebesar 69,23%,).Teknik pukulan
(tsuki) merupakan suatu teknik yang terarah menuju sasaran lawan yang dilakukan dengan
menggunakan tangan kosong atau kepalan, sesuai dengan teknik dasar pukulan. Dalam
pertandingan karate nomor kumite, semua jenis serangan pukulan yang lakukan atau dilancarkan
kepada lawan hanya akan menghasilkan satu poin saja baik itu mengenai sasaran atas maupun
sasaran bawah. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pertandingan Kumite (2012: 8) menjelaskan
“Yuko (1 point): 1) Semua pukulan (tsuki) dilancarkan. Seperti yang telah dijelaskan di atas,
serangan pukulan dan serangan tendangan mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-
masing. Namun dari kedua teknik serangan tersebut belum diketahui dengan pasti teknik mana
yang paling efektif dan baik hasilnya dalam perolehan poin. Hal tersebut menimbulkan tanda
tanya bagi penulis untuk menelaah lebih jauh mengenai pengaruh teknik serangan pukulan

Dalam karate pukulan merupakan salah satu teknik yang dominan, salah satu teknik
pukulan adalah pukulan Gyaku tsuki chudan, yang artinya teknik pukulan yang memotong
serangan lawan yang mengarah ke ulu hati. Tangan memukul berlawanan arah dengan kaki,
pinggul diputar untuk mendapatkan pukulan yang maksimal. Berikut adalah contoh pukulan
Gyaku tsuki chudan:

Gambar 1 Gambar 2

Menurut Harsono (1988: 216),” kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-
gerakan yang sejanis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau untuk
menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya”. Kecepatan merupakan salah
satu unsur dalam fisik. Kecepatan adalah kemampuan dari reaksi otot yang ditandai dengan
perubahan antara kontraksi dan relaksasi untuk menuju frekuensi maximal”. Memukul dalam
karate harus memiliki kecepatan yang bagus, karena dengan pukulan yang semakin cepat
merupakan faktor yang sangat menentukan untuk mendapatkan point/nilai. Termasuk pukulan
gyaku tsuki chudan, kecepatan pukulan ini akan dibantu dengan eksplosif (meledak dalam suatu
gerakan) otot lengan. Untuk memperoleh kecepatan gyaku tsuki chudan dibutuhkan suatu latihan
yang tepat. Maka dari itu pelatih harus cermat dan tepat dalam menerapkan program latihan.
Upaya untuk meningkatkan kecepatan pukulan gyaku tsuki chudan dapat dilakukan dengan
latihan

beban.

Gyaku Tsuki Chudan adalah teknik pukulan yang mengarah kebagian perut,
menggunakan tangan yang berlawanan dengan posisi kaki. Gyaku tsuki dilancarkan dari kuda-
kuda yang kuat dan stabil, dapat memberikan momentum yang kuat kepada sasaran, pinggul
diputar dan dijaga tingginya tetap tidak berubah selama diputar kemudian geser titik pusat berat
badan sedikit kedepan. Rahman Situmeang 2003, mengemukakan bahwa gerakan memutar
pinggang adalah dasar dari gerakan untuk menghasilkan kekuatan dan kecepatan dalam setiap
teknik.

Pukulan Gyaku tsuki chudan merupakan pukulan yang dominan dilakukan seorang atlet
karate dalam komite (perorangan) diantara pukulan Oi tsuki jodan dan Uraken. Menurut
peraturan WKF 2012 pada saat ini kumite (pertarungan bebas) diperlukan kecepatan dan pukulan
yang akurat ke daerah sasaran yang salah satunya adalah pukulan Gyaku tsuki chudan yang
memperoleh nilai 1 yaitu (yuko) pukulan yang dilakukan dengan posisi tangan lurus memukul ke
arah perut disebut dengan Gyaku tsuki chudan. Dan kecepatan pukulan Gyaku tsuki chudan yang
diperoleh dari latihan yang berulang-ulang dan terprogram (Overload). Untuk itu pukulan Gyaku
tsuki chudan perlu dilatih agar menghasilkan teknik pukulan yang bagus.

pada saat kumite kecepatan reaksi pukulan masih sangat kurang terutama di pukulan Gyaku tsuki
chudan. Peneliti mengamati pada saat kumite atlet sering melakukan body moving sementara
lawannya tersebut tidak melakukan pukulan Gyaku tsuki chudan, pada saat lawannya melakukan
body moving pastinya atlet tersebut akan kehilangan konsentrasi karana ingin berusaha keluar
dari tekanan yang diberikan lawannya saat itu juga perlu adanya kecepatan reaksi pukulan Gyaku
tsuki chudan.

Singer (1980; 13) mengatakan bahwa latihan gerak adalah perubahan pola gerak atau
penampilan yang khusus sebagai hasil dari latihan dan pengalaman masa lalu terhadap situasi
tugas tertantu. Agar seseorang mampu melakukan keterampilan gerak yang baik, memerlukan
berbagai macam kemampuan secara garis besar yaitu, kemampuan fisik, mental, dan emosi.
Keterampilan gerak erat kaitannya dengan reaksi dalam pertandingan karate, merupakan
keterampilan yang khusus yang harus dikuasai oleh setiap atlet melalui suatu peroses pelatihan
secara khusus. Sebagai keterampilan khusus untuk dapat menguasai kecepatan reaksi pukulan
gyaku tsuki chudan tidak terlepas dari belajar gerakan motorik yang telah yang telah dipelajari
sebelumnya.
Belajar gerak motorik adalah proses belajar dari tahapan yang paling awal untuk
mendapatkan gerakan yang sempurna pada gerakan dasar. Agar mendapatkan pemahaman
tentang gerakan yang akan dilakukan.
Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan Keterampilan dapat dikuasai atau diperoleh
bila dipelajari atau dilatih dengan persyaratan tertentu, antara lain adalah latihan keterampilan
tersebut harus dilakukan secara terus- menerus dalam jangka waktu tartantu yang memadai.
Keterampilan seseorang harus dilatih melalui program training atau bimbingan lain, training dan
sebagainya didukung oleh kemampuan dasar yang sudah dimiliki seseorang dalam dirinya. Jika
kemampuan dasar digabung dengan bimbingan secara intensif tentu akan dapat menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat dan bernilai bagi diri sendiri dan orang lain.
Kesempurnaan penguasaan teknik dasar secara menyeluruh serta gerakan eksplosif akan
sangat menentukan kemampuan seseorang dalam menampilkan kecakapan pada olahraga bela
diri karate. Secara garis besar terdapat dua jenis kondisi fisik. Kekuatan, fleksibilitas dan
stabilitas merupakan parameter fisiologis yang terkait dengan kondisi fisik yang berhubungan
dengan kesehatan yang dapat disebut health related fitness. Skill related fitness merupakan
komponen kondisi fisik yang berhubungan dengan kinerja motorik yang tediri dari daya ledak
(power), keseimbangan (balance), kelincahan (agility), koordinasi (coordination), waktu reaksi
(reaction time) dan kecepatan (speed).

Anda mungkin juga menyukai