Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ILMU MELATIH DASAR

“Teknik Dalam Olahraga”

Oleh

Deri Suryani (15086082)


Haris Fauzi Rahman (14086010)
Asmuddin (14086264)

PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT  yang telah


memberikan kesehatan serta keselamatan dunia kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ilmu melatih dasar dengan materi
mengenai “ Teknik Dalam Olahraga”. Adapun maksud pembuatan makalah
ini yaitu untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah “Ilmu Melatih Dasar”
yang merupakan  mata kuliah yang wajib diselesaikan bagi
mahasiswa universitas negeri padang.

Selama proses pembuatan makalah ini penulis banyak mendapat masukan


berupa motivasi, bimbingan dan saran serta arahan dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing mata kuliah serta kepada teman-teman semuanya.

Penulis masih menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
seperti yang  di inginkan. Oleh karena itu, penulis mohon saran serta
kritikan dalam pembuatan makalah ini demi kesempurnaan makalah penulis
ini sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca.

                                                                                  Padang, November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan masalah .................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan........... .......................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik dan Fungsi dalam Olahraga ..................... 4


B. Teknik dan Gaya.......................................................................6
C. Teknik dan Koordinasi Gerak ................................................ 7
D. Tingkatan Teknik dalam Olahrga ........................................... 8
E. Latihan Teknik sebagai Belajar Motorik. .............................. 11
F. Metode-metode Latihan Teknik ........................................... 12
G. Faktor-faktor penentu keberhasilan belajar .......................... 15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 17

B. Saran ....................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

        Teknik secara harfiah diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang


dalam mengaplikasikan dan mempraktikkan suatu metode.  Jika di kaitkan
dengan pelajaran olahraga teknik berarti cara-cara yang dilakukan seseorang
untuk mempraktekkan suatu metode sesuai dengan olahraga yang
bersangkutan.

Teknik olahraga itu tergantung dengan olahraga yang bersangkutan, tidak


mungkin teknik olahraga renang disamakan dengan teknik bermain voly,
oleh karena itu teknik olahraga itu tergantung dengan cabang olahraga itu
masing-masing. Setiap cabang olahraga mempunyai perlakuan yang
berbeda. Dan setiap teknik olahraga mempunyai tujuan yang berbeda.

Teknik olahraga telah disadari oleh banyak orang di kalangan olahragawan


maupun patih dan juga pengamat olahrga, olahraga dapat menunjang
pelaksanaan olahraga lebih baik lagi, namun dalam pelaksanaan teknik
olahraga belum efektif seperti yang dihaarapkan dikarenakan didalam
pelaksanaan teknik olahraga adanya faktor-faaktor  penentu keberhasilan
belajar dan berlatih teknik dan koordinasi yang belum dipahami oleh
kalangan olahragawan.

Koordinasi adalah kemampuan otot dalam mengontrol gerak dengan tepat


agar dapat mencapai suatu fungsi khusus (Grana dan Kalenak, 1991:253).
Menurut Schmidt(1988:265) dalam Sukadiyanto, koordinasi adalah
perpaduan gerak dari dua atau lebih persendian, yang satu sama lainnya
saling berkaitan dalam menghasilkan satu keterampilan gerak. Koordinasi
merupakan hasil perpaduan kinerja dari kualitas otot, tulang, dan persendian
dalam menghasilkan satu gerak yang efektif dan efesien, di mana komponen

1
gerak terdiri dari energi, kontaksi otot, syaraf, tulang dan persendian
merupakan koordinasi neuromuskuler.

Koordinasi neuromuskuler adalah setiap gerak yang terjadi dalam urutan


dan waktu yang tepat serta gerakannya mengandung tenaga. Sebab
terjadinya gerak timbul oleh kontraksi otot, dan otot berkontraksi karena
adanya perintah yang diterima melalui sistem syaraf. Koordinasi
neuromuskuler meliputi koordinasi intramuskuler dan intermuskuler.
Koordinasi intramuskuler adalah kinerja dari seluruh serabut syaraf dan otot
dalam setiap kerja otot yang berkontraksi secara maksimum. Kinerja otot
tergantung dari interaksi serabut syaraf dan serabut otot di dalam otot itu
sendiri. Sedangkan koordinasi intramuskuler menurut Pyke dalam
Sukadiyanto (1991:140) yaitu melibatkan efektivitas otot-otot bekerjasama
dalam menampilakan satu gerak, sehingga dalam koordinasi intramuskuler
kinerjanya tergantung dari interaksi beberapa otot.

Jadi koordinasi gerak adalah hubungan timbal balik hubungan timbal balik
antara pusat susunan gerakan dengan alat gerak dalam mengatur dan
mengendalikan impuls tenaga dan kerja otot serta proses-proses motorik
yang terjadi untuk pelaksanaan gerakan.

Teknik olahraga bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik


secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara
umum (general education). Sudah tentu proses tersebut dilakukan dengan
sadar dan melibatkan interaksi sistematik antar pelakunya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Adapun materi yang dibahas dalam makalah
ini adalah teknik olahraga dan koordinasi gerak.

2
B.  Rumusan Masalah

1.    Apa yang dimaksud dengan teknik dan fungsi teknik dalam olahraga?

2.    Apa yang dimaksud dengan teknik dan gaya?

3.    Apa yang dimaksud dengan teknik dan koordinasi gerakan?

4.    Apa-apa saja tingkatan teknik dalam olahraga?

5.    Bagaimana mtode latihan teknik sebagai belajar motorik?

6.    Bagaimana metode latihan teknik?

7.    Apa saja faktor-faktor penentu keberhasilan belajar dan berlatih teknik?

C.  Tujuan

1.    Untuk mengetahui teknik dan fungsi teknik dalam olahraga

2.    Untuk mengetahui yang dimaksud dengan teknik dan gaya

3.    Untuk mengetahui yang dimaksud dengan teknik dan koordinasi


gerakan

4.    Untuk mengetahui tingkatan teknik dalam olahraga

5.    Untuk mengetahui mtode latihan teknik sebagai belajar motorik

6.    Untuk mengetahui metode latihan teknik

7.    Untuk mengetahui faktor-faktor penentu keberhasilan belajar dan


berlatih teknik.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Teknik dalam Olahraga

Secara sederhana teknik dapat diartikan sebagai cara. Teknik


menendang bola adalah cara menendang bola, yaitu bagaimana cara
seseorang menendang bola dengan benar terarah kepada sasaran yang
diinginkan. Teknik memukul (spike) bola dalam permainan bola voli adalah
bagaimana cara seseorang atau atlet bola voli adalah bagaimana cara
seseorang atau atlet bola voli memukul bola dengan keras dan terarah ke
daerah pertahanan lawan.  Demikian pula halnya dengan teknik-teknik
cabang olahraga yang lain yang kesemuanya yang dapat diartikan dengan
cara seperti cara memukul, menendang, menggiring, mengelak, menarik,
mendorong, melompat, mengayun, berlari, dan lain sebagainya. Pengertian
teknik sebagaimana dikemukakan di atas belum menggambarkan arti teknik
yang sebenarnya dalam olahraga.

Pengertian teknik menurut para ahli:

1.    Thiess at al (1978: 225), teknik adalah cara khusus yang dapat


dilakukan atau direalisasikan untuk memecahkan suatu tugas gerakan
olahraga dalam praktek berdasarkan kondisi manusia secara utuh.

2.    Weineck (1985: 237) mendefenisikan teknik sebagai cara yang


dikembangkan dalam praktek olahraga untuk memecahkan suatu tugas
gerakan tertentu secara efektif dan seefisien mungkin.

Dari definisi diatas dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud teknik dalam
olahraga adalah suatu cara yang digunakan atau dikembangkan oleh
seseorang atau atlet untuk menyelesaikan / memecahkan suatu tugas
gerakan dalam olahraga secara efektif dan efisien. Yang dimaksud tugas
gerakan disini adalah bentuk-bentuk aksi / perbuatan / tindakan motorik

4
yang dilakukan seseorang dalam olahraga untuk mencapai suatu tujuan
gerakan.  Sedangkan efektif berarti sesuai dengan tujuan yang diharapkan
dan efisien berarti hemat dalam penggunaan tenaga.

Pengesuaan seseorang atau atlet terhadap suatu teknik olahraga tertentu


merupakan gambaran tingkat keterampilan yang dimilikinya terhadap teknik
tersebut. Semakin baik teknik seseorang dalam suatu cabang olahraga maka
semakin tinggi tingkat keterampilan yang dimilikinya. Oleh karena itu para
ahli cenderung menyebutnya dengan keterampilan teknik. Bompa / Haff
(2009) teknik dapat diartikan sebagai cara melakukan suatu keterampilan
atau latihan fisik.

Di samping itu, penguasaan teknik yang baik akan dapat menghemat


penggunaan, tenaga, karena kualitas teknik yang baik dapat lebih
mengefisienkan pemakain gerakan. Ini berarti bahwa semakiin baik teknik
yang dimiliki oleh seseorang atau atlet, maka semakin efisien atlet
menggunakan tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan.
Bompa (1999: 60) mengatakan bahwa teknik yang baik sama dengan
efisiensi yang tinggi (good technique = high efficiency). Dapat diartikan
bahwa terdapat kolerasi positif antara tingkat kualitas teknik dengan tingkat
efisiensi gerakan, atau dengan kata lain semakin baik tingkat keterampilan
teknik atlet, maka semakin efisien tenaga yang diguanakan oleh atlet dalam
pertandingan.

Adapun fungsi teknik secara umum dalam olahraga bertujuan untuk


mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai gerakan atau
mempraktekkan gerakan yang telah mereka pelajari dalam bidang olahraga
untuk mencapai sesuatu.

5
B.  Teknik dan Gaya

Teknik dalam olahraga merupakan model tertentu dari suatu gerakan


yang didasari oleh keadaan tubuh secara morphologis, fisiologis, dan
biomekanisme serta merupakan pemecahan-pemecahan tugas gerakan yang
dikembangkan dan diterapkan secara rasional.

Model teknik dalam olahraga sepakbola berbeda dari model teknik renang,
lari, basket, ataupun cabang olahraga yang lainnya. Olehkarena itu dapat
dikatakan bahwa teknik merupakan karakter satu cabang olahraga dan
sekaligus dapat membedakan tuntutan gerak cabang olahraga. Karena
beranekaragam teknik olahraga yang ada maka sulit bagi kita untuk
membuat suatu model yang tepat untuk teknik-teknik tersebut.

Tiap olahraga atau cabang olahraga mempunyai teknik standar tersendiri


yang harus diikuti oleh pelatih dan atlet dalam melakukan pembinaan
prestasi olahraga. Teknik standar dalam dalam olahraga voly adalah service,
passing ats, passing bawah, memukul, dan membendung. Sedangkan teknik
standar dalam olahraga sepak bola adalah passing, dribbling, shooting,
heading, stopping, dan lain-lain. Begitu juga dengan cabang olahraga yang
lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa teknik olahraga itu tergantung cabang
olahraga itu masing-masing. Setiap cabang olahraga mempunyai perlakuan
yang berbeda-beda.

Sedangkan gaya (style) menurutBompa (1999) berasal dari imajinasi


individual seseorang dalam memecahkan problem teknik atau kebiasaan
melakukan suatu aksi motorik. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa
gaya merupakan suatu bentuk temuan aksi motorik khusus individu atlet
yang dilakukannya secara berulang-ulang dalam menyelesaikan suatu tugas
gerakan sehingga kemudian menjadi suatu kebiasaan aksi motorik yang
melekat pada atlettersebut.

Dengan kata lain, gaya merupakan hasil kreatifitas seorang atlet dalam
memecahkan persoalan teknik yang dihadapinya yang terlihat dalam bentuk

6
aksi motorik khusus. Sedangkan teknik merupakan cara-cara yang dilakukan
untuk memecahkan suata tugas gerakan baik pada saat latihan maupun
dalam pertandingan.

C.  Teknik dan Koordinasi Gerakan

Olahraga pada hakikatnya adalah aktifitas gerak yang dilakukan


manusia baik untuk kebutuhan gerak sehari-hari seperti berjalan, menaiki
tangga, menyapu lantai, mengepel lantai rumah, dll untuk memenuhi
tuntutan gerak yang melebihi kebutuhan gerak sehari-hari seperti
mencangkul, memanjat pohon, memikul beban, termasuk berolahraga.

Gerak koordinasi dapat dikelompokkn atas koordinasi kasar, koordinasi


halus, dan koordinasi terhalus. Ketiga pengelompokkan gerakan ini
menggambarkan kualitas suatu gerakan. Gerakan dengan koordinasi kasar
menunjukkan kualitas koordinasi gerakan yang paling rendah. Pada tingkat
koordinasi kasar ini masih banyak terjadi kesalahan-kesalahan dalam
melakukan gerakan terlebih ketika melakukan kegiatan yang sulit.
Koordinasi halus tingkat kesalahan gerakan semakin diperkecil dan sipelaku
mampu melakukan gerakan dengan lancar dan tingkat kesalahan yang
rendah. Koordinasi terhalus (terbaik) adalah suatu gerakn hampir tanpa
kesalahan gerakan. Dalam tahap ini seseorang mampu melakukan gerakan-
gerakaan dalam olahraga dengan lancar, cepat serta dengan kualitas
koordinasi gerak yang sangat baik.

Koordinasi gerakan menurut Meinel/Schnabel dalam Baumann dan Reim


(1984:109) meliputi: (1) stuktur gerakan, (2) irama gerakan, (3) hubungan
gerakan, (4) luas gerakan, (5) kelancran gerkan, (6) tempo gerakan, (7)
kekutan gerakan, (8) ketepatan gerakan, dan (9) kekonstanan gerakan.

7
D.  Tingkatan Teknik dalam Olahraga

Pada dasarnya teknik dapat dibedakan berdasarkan tuntutan atau


kebutuhan suatu cabang olahraga. Oleh karena itu setiap cabang olahraga
membutuhkan teknik yang berbeda-beda. Salah satu elemen yang
membedakan aktivitas cabang olahraga adalah teknik atau keterampilan
motorik yang diperlukan (Bompa & Haff, 2009). Kebutuhan teknik dalam
permainan sepak bola berbeda dengan kebutuhan teknik dalam permainan
basket, bola voli, bulutangkis, dan lain-lain. Begitu juga dengan cabang-
cabang olahraga perorangan seperti pencak silat, karate, gulat, judo, dan lain
sebagainya. Setiap cabang olahraga memiliki teknik tersendiri secara khusus
dan itulah yang membedakannya dengan cabang olahraga lainnya.

Berdasarkan tingkat penguasaan seseorang terhadap suatu teknik olahraga


tertentu, maka teknik dalam olahraga dapat dibedakan atas tiga tingkatan
yaitu:

1.    Teknik dasar

Teknik dasar seringkali disebut sebagai teknik standar yang terdapat


pada setiap cabang olahraga. Bompa & Haff (2009) mengemukakan bahwa
setiap kegiatan cabang olahraga mempunyai suatu standar teknik atau model
teknik tertentu. Teknik dasar merupakan dasar-dasar teknik yang terdapat
pada setiap cabang olahraga. Misalnya dalam cabang olahraga bolavoli
terdapat teknik dasar seperti servis, passing bawah, passing atas, umpan,
spike / smash dan teknik block. Pada cabang olahraga bolabasket ada teknik
dribbling, passing, shooting dan lain-lain. Begitu juga dalam cabang bela
diri seperti karate, judo, pencak silaat dan lain-lain, yang masing-masingnya
memiliki teknik-teknik tersendiri yang membedakan antara satu cabang
olahraga dengan cabang olahraga lainnya.

Teknik dasar ini merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh
setiap orang yang berlatih suatu cabang olahraga. Oleh karena merupakan
keterampilan dasar maka teknik dasar dapat dilakukan dengan lebih mudah

8
dan belum begitu memerlukan kondisi fisik. Meskipun demikian ada juga
teknik-teknik olahraga yang pelaksanaannya  sangat membutuhkan kondisi
fisik seperti teknik spike dan block dalam permainan bola voli, dimana
untuk melakukan teknik spike  dan block perlu didukung oleh kekuatan
loncat yang tinggi, tanpa itu teknik spike  dan block tidak dapat dilakukan
dengan baik dan efektif.

Penguasaan teknik dasar sangat ditentukan oleh tingkat kondisi fisik orang
yang melakukannya. Dengan kata lain kualitas kondisi fisik sangat
menentukan tingkat penguasaan suatu teknik atau keterampilan motorik
yang dipelajari. Teknik dasar suatu cabang olahraga dapat ditingkatkan dan
dikuasai dengan baik apabila didukung oleh kondisi fisik yang menentukan
penguasaan teknik dasar tersebut.

2.    Teknik Lanjutan

Sebagai bentuk pengembangan dari teknik dasar adalah teknik


lanjutan, yaitu penguasaan teknik cabang olahraga dengan
tingkat  koordinasi halus. Pada tingkat koordinasi halus ini seseorang
mampu melakukan teknik cabang olahraga dengan baik dan lancar,
meskipun dalam kondisi yang tidak menguntungkan untuk melakukan
teknik tersebut. Pada tahap ini diperlukan dukungan kondisi fisik yang lebih
sulit dari pada tahap sebelumnya. Semua teknik dasar dalam setiap cabang
olahraga dapat dilakukan dengan benar dan lancar meskipu dengan tuntutan
kondisi yang semakin kompleks. Misalnya, seseorang mampu melakukan
passing atas dengan bergerak ke depan, ke belakang dan ke samping atau
melakukan shooting  ke ring basket sambil meloncat, dan lain sebagainya.

Dalam arti koordinasi gerakan, pada teknik lanjutan terjadi peningkatan


kualitas gerakan teknik atau keterampilan motorik cabang olahraga secara
signifikan. Oleh karena pada teknik lanjutan telah didukung oleh faktor
kondisi fisik yang menjadi prasyarat penguasaan teknik yang dipelajari.
Faktor kondisi fisik yang mendukung memberikan peluang kepada

9
seseorang untuk menguasai suatu teknik atau keterampilan motorik cabang
olahraga tertentu dengan baik. Di samping itu tertentu saja memungkinkan
seseorang atau atlet dapat lebih mengembangkan variasi-variasi gerakan
teknik melebihi teknik dasar yang di pelajari sebelumnya.

3.    Teknik tinggi

Teknik tinggi disebut juga sebagai teknik atau keterampilan motorik


dengan tingkat kesulitan tinggi, karena secara kualitas berada di atas teknik
dasar dan teknik lanjutan. Artinya, pada teknik tinggi ini atlet mampu
melakukan berbagai bentuk variasi gerakan teknik cabang olahraga dengan
tingkat koordinasi gerakan yang terbaik / terhalus. Pada tingkat ini,
seringkali muncul aksi-aksi motorik atlet yang mengejutkan dalam suatu
kompetisi. Teknik-teknik spektakuler seperti memasukkan bola ke gawang
lawan dengan cara loncat salto ke belakang (back salto) atau kemampuan
menendang bola dengan putaran yang bervariasi merupakan bentuk-bentuk
teknik tinggi dalam olahraga sepakbola.

Pada contoh lain misalnya, pada olahraga sepak takraw, atlet mampu
melakukan smes dengan kaki di atas kepala sambil loncat dengan koordinasi
gerakan yang sangat baik. Semua contoh yang dikemukakan di atas
menunjukkan tingkat penguasaan dan pengembangan teknik olahraga yang
dilakukan oleh atlet yang terlatih dengan baik, baik secara fisik maupun
secara teknik cabang olahraganya. Penguasaan dan pengembanganteknik
olahraga hanya dapat dilakukan oleh seorang atlet apabila atlet telah
memiliki kondisi fisik yang prima sesuai dengan tuntutan olahraganya.

Pengembangan teknik tinggi sangat ditentukan oleh kemampuan kondisi


fisik, karena teknik tinggi dilakukan dalam keadaan yang bervariasi dan
dengan kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Bila ditinjau dari sudut teori
gerak maka teknik tinggi dapat dikategorikan sebagai tingkat belajar
motorik ketiga, dimana setiap gerakan dapat dilakukan dengan koordiinasi
yang sangat baik dan lancar.

10
E.  Latihan teknik sebagai belajar motorik

Latihan teknik dalam olahraga adalah mempelajari gerakan yang


baru atau memperbaiki dan menyempurnakan gerakan-gerakan yang telah
dikenai atau lelah dipelajari. Pada dasarnya belajar motorik identik dengan
belajar gerak yang dalam olahraga prestasi diartikan dengan latihan teknik
(Hotz / Weineck, 1983: 9).

Dalam pengertian lain Rieder (1977: 45) mengemukakan bahwa belajar


motorik adalah suatu proses perbaikan kemampuan-kemampuan motorik
melalui pengoptimalan faktor-faktor persyaratan luar dan dalam yang
bertujuan untuk mendapatkan / memperoleh kemampuan, keterampilan
motorik dan tingkah laku tertentu. Proses perbaikan kemampuan tersebut
berlangsung secara bertahap yang menurut Meinel (1977: 223)
diklasifikasikan atas tahap penerapan keterampilan-keterampilan motorik
secara bervariasi. Pentahapan ini juga ditemukan dalam belajar dan berlatih
teknik olahraga.

Pada tahap awal seseorang dalam belajar teknik berusaha untk mendapatkan
atau memperoleh suatu bentuk teknik baik secara kognitif maupun secara
praktis (motorik). Seseorang tidak hanya dituntut bisa melakukan suatu
bentuk gerakan teknik dengan benar, tetapi juga dituntut mengerti dan
memahami proses jalannya gerakan teknik tersebut. Pada tahap awal atau
tahap penemuan / perolehan ini sangat diperlukan peran daya fikir (kognitif)
untuk mengetahui dan memahami proses pelaksanaan suatu teknik olahraga
secara benar.

Setelah suatu teknik olahraga dikenal secara kognitif, kemudian diuji


cobakan secara berulang kali sampai teknik yang dipelajari dapatdilkukan
dengan benar sesuai model teknik yang sebenarnya. Pada tahap ini sangat
diperlukan bantuan koreksi gerakan oleh pelatih, karena atlet masih
mengalami banyak kesalahan gerakan. Kualitas teknik yang ditampilkan
pada tahap ini masih rendah atau kurang baik, atau dengan kata lain bahwa

11
koordinasi gerakannya masih kasar (belum terkoordinasi secara baik). Akan
tetepi telah dapat melakukan dalam situasi dan kondisi yang sederhana dan
mendukung terlaksananya gerkan.

Pada tahap berikutnya, model teknik yang telah diperoleh tadi kemudian
diltih secara berulang ulang sehingga menghasilkan apa yang disebut
sebagai stabilisasi teknik, yaitu suatu tekni olahraga dapat dilakukan secara
benar dan stabil. Stabilisasi teknik yang benar hanya dapat diperoleh melalui
latihan-latihan dengan penggunaan metode dan pengaturan beban latihan
yang tepat dan benar.

Akhir dari proses latihanyang bertahap ini akan menghasilkan suatu


keterampilan teknik yang stabil dan mantap yang dapat diterapkan dalam
berbagai situasi dan kondisi. Sebagai belajar motorik, penguasaan suatu
teknik olahraga diperoleh melalui proses pembinaan dan latihan secara
bertahap yang menurut Rothing dan Grossing (1985: 43) tendiri dari empat
fase belajar motorik, yaitu:

1)   Pengembangan koordinasi kasar.

2)   Pengembangan koordinasi halus.

3)   Pengembangan koordinasi terhalus atau terbaik.

4)   Stabilisasi dan otomatisasi koordinasi (bentu terhalus) dan kemampuan


menggunakannya secara variatif.

F.   Metode-metode Latihan Teknik

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa teknik olahraga


adalah suatu bentuk keterampilan motorik (gerakan) dalam olahraga atau
cabang olahraga tertentu secara kualitas dapat dievaluasi
melaluipengamatan (observasi) ciri-ciri koordinasi gerakan. Peningkatan
kualitas teknik cabang olahraga dapat dilakukan melalui pengulangan
bentuk keterampilan teknik yang dipelajari dan didukung oleh faktor kondisi

12
fisik yang diperlukan serta penggunaan metode latihan yang tepat.
Pembinaan komponen teknik dalam olahraga memerlukan pendekatan dan
cara yang berbeda denngan pembinaan dan latihan untuk peningkatan
kondisi fisik.

Teknik-teknik dalam olahraga atau teknik olahraga dapat dibedakan atas


tekik olahraga siglik (berenang dan berlari) dan teknik olahraga asiglik
(lompat jauh, lompat tinggi). Teknik dalam olahraga siklik merupakan
teknik atau keterampilan gerakan dengan pembagian/pengelompokan
struktur gerakan dalam suatu vase utama dan vase antara. Sedangkan teknik
dalam olahraga asiklik mempunyai suatu struktur gerakan yang terdiri dari
tiga yaitu vase persiapan, vase utam, dan vase akhir.

Secara umum metode latihan teknik menurut Rothig dan Grossing (1985:
43-47) dapat dibedakan antara dua sudut pandang yaitu :

a)    Ditinjau dari sudut pandang orang yang berlatih atau atlet.

b)   Dari sudut pandang orang yang melatih atau pelatih.

 Jika ditinjau dari sudut pandang orang yang berlatih atau atlet, maka
metode latihan teknik dapat dibedakan atas :

1.    Training aktif

Training aktif diartikan sebagai keterlibatan seorang atlet dalam


proses pembinaan dan latihan suatu teknik olahraga secara intensif dan
kontiniu. Peningkatan kualitas teknik olahraga hanya dapat diilakukan
melalui pengulangan teknik yang dipelajari secara benar dengan
penggunaan metode latihan yang tepat. pembinaan dan latihan teknik
olahraga memerlukan suatu pengaturan yang tepat baik menyangkut tata
urut kegiatan dalam satu pertemuan maupun pengaturan beban terutama
pengturan kerja dan istirahat.

13
2.    Training Observasi

Training melalui pengamatan (training observasi) menuntut suatu


contoh gerakan yang tepat. Contoh gerakan ini biasanya di berikan dalam
bentuk informasi visual seperti gambar, video, demonstrasi gerak suatu
teknik olahraga oleh pasangan latihan dan lain sebagainya.

3.    Training Mental

Training mental (mentales training) mengandung konsep berfikir


intensif dari suatu jalannya gerakan tampa melakukan gerakan dalam waktu
bersamaan atau simultan (Rothif at al, 1983: 241). Tujuan metode latihan ini
adalah untuk mempengaruhi persiapan seorang atlet secara lebih baik
melalui pemahaman dan pengenalan situasi-situasi secara spesifik.

Jika ditinjau dari sudut pandang orang yang melatih atau instruktur dan guru


olahraga , maka metode latihan teknik dapat dibedakan atas :

1. Metode mengajar global-komplek

Metode mengajar global-komplek adalah metode menyatukan proses


atau jalannya gerakan untuk disatukan menjadi keseluruhan gerakan.

2. Metode analisis sintesis

Metode analisis sintesis adalah pengelompokan proses gerakan


untuk disatukan menjadi kesatuan gerakan.

3. Metode pengembangan

Metode pengembangan adalah metode yang memberikan


kesempatan kepada atlit untuk mencoba dan berlatih sendiri berdasarkan
tugas-tugas gerakan yang diberikan.

14
4. Metode elementer

Metode elementer adalah suatu pengelompokan suatu gerakan


kedalam elemen-elemen  gerakan secara fungsional.

G. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Belajar dan Berlatih Teknik

Keberhasilan individual atlit dalam belaar dan berlatih teknik


ditentukan oleh beberapa faktor, menurut Rieder/Lehnertz (1983) terdiri
dari: (1) faktor kondisi fisik, (2) penglaman gerakan, (3) bakat dan
kemampuan belajar, (4) motivasi, (5) bentuk informasi dan instruksi yang
diberikan, (6) dan Lingkunagan.

1.    Kondisi Fisik

Kondisi yang baik merupakan persyaratan utama untuk menguasai


dan mengembangkan suatu keterampilan teknik olahraga.

2.    Pengalaman Gerkan

Pengalaman atau perbendaharaan gerakan baik yang dimiiliki sangat


menentukan keberhasilan seseorang dalam belajar dan berlatih.

3.    Bakat dan Kemampuan Belajar

Bakat dan kemampuan belajar yang dimiliki merupakan faktor


bawaan manusia dibawa sejak lahir.

4.    Motivasi

Motivasi yang tinggi tidak hanya dibutuhkan dalam pembinaan dan


latihan teknik, akan tetapi diperlukan dalam semua proses pembinan dan
latihan untuk meraih suatu prestasi puncak atlit.

5.    Bentuk Informasi dan Instruksi yang diberikan

15
Untuk mengoptimalkaan seseorang atau atlet dalam belajar dan
berlatih teknik perlu diperhatikan jenis informasi dan instruksi yang
diberikan. Informasi dan instruksi merupakan metode penyampaian dan
penerimaan informasi dalam belajar dan berlatih teknik. Penerimaan
informasi dan instruksi oleh seseorang dalam berlatih dan belajar teknik
dapat dilakukan dentan dengan indra penglihatan, pendengaran,indra peraba.

6.      Lingkungan

Yang dimaksudkan factor lingkungan adalah yang berkaitan dengan


sarana dan prasarana iklim, cuaca, temperature dan lain-lain. Factor ini juga
besar pengaruhnya dalam belajar dan berlatih teknik olahraga. Sarana dan
prasarana yang lengkap tentu akan berpengaruh besar bagi seseorang dalam
belajar dan berlatih teknik. Perlengkapan dan peralatan latihan yang
lengkap, cuaca yang baik dan temperature yang sejuk tentu akan sangat
membantu seseorang dalam menguasaisuatu keterampilan teknik olahraga.

BAB III

16
PENUTUP

A.  Kesimpulan

Teknik dalam olahrga merupakan salah satu unsur atau komponen


prestasi yang menunjukkan spesifikasi cabang olahraga karena berbeda
bentuknya antara satu cabang olahraga dengan cabang lainnya. Penguasaan
suatu teknik olahraga tertentu memerlukan proses belajar dan latihan yang
ditentukan oleh bakat dan kemampuan belajar, pengalaman gerakan,
motivasi, kondisi fisik informasi, dan instruksi dalam pembinaan serta
faktor lingkungan.

Teknik pada dasarnya menunjukkan tingkat kemampuan koordinasi


seseorang dalam melakukan suatu gerakan. Semakin baik penguasaan suatu
teknik olahraga tertentu maka semakin baik pula tingkat koordinasi gerak
yang dilakukan. Dengan kata lain kualitas teknik ditentukan oleh tingkat
koordinasi gerakan. Penguasaan teknik menujukkan tingkat keterampilan
seseorang terhadap bentuk-bentuk teknik olahraga.

Teknik berbeda dengan gaya. Teknik dalam olahrga merupakan model


tertentu dari suatu gerakan yang di dasarin oleh keadaan tubuh secara
morfologis, fisiologis, dan biomekanis, serta merupakan pemecahan-
pemecahan tugas gerakan yang dikembangkan dan diterapkan secara
rasional. Sementara gaya merupakan hasil kreatifitas seseorang atlit dalam
memecahkan persoalan teknik yang dihadapi yang terlihat dalam bentuk
aksi motorik khusus. Bentuk aksi motorik khusus ini dilakukan secara
berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan yang melekat pada diri atlit
tersebut.

B.  Saran

17
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan
senang hati.

DAFTAR PUSTAKA

18
Bompa, Tudor O. Theory and methodology of training.Dubuque,lowa:
Kendal / hunt publishing company. 1983

Pate, Russel R ;Bruce McCclenaghan and Robert rotella. Dasar-dasar ilmu


melatih dasar. Terjemahan oleh Drs.Kasiyo Dwijowinoto, MS. Semarang:
IKIP Semarang Pres, 1993

Rieder, Hermann. Bewegungslehere des sport. Band 2. Schorndorf: verlag


karl hofmann. 1997

Rieder, Hermann und K.lehnertz. Bewegungslehere des technik training.


Lehrbriet fur die .Bad homburg: Limpert verlag . 1985

Rothig, Peter und Stefan Grossing. Training sport. Bad Homburg.


Schorndorf: verlag karl hofmann. 1997

19

Anda mungkin juga menyukai