Disusun oleh:
Syamsul Hadi (TI16190020)
Praya , 31 Mei
2022
Syamsul Hadi
Abstraks
Pada jaringan nirkabel, masalah keamanan memerlukan perhatian yang lebih
serius, mengingat media transmisi data adalah udara yang bersifat broadcast.
Sehingga diperlukan mekanisme keamanan yang tangguh untuk mendapatkan
tingkat keamanan setara dengan jaringan yang menggunakan kabel. Masalah
keamanan pada jaringan tidak akan bisa lepas dari dua konsep yaitu autentikasi
(access control) dan enkripsi (data protection). Standar yang dipakai oleh
jaringan nirkabel di seluruh dunia adalah IEEE 802.11, walaupun tidak disiapkan
untuk tingkat keamanan yang tinggi dengan hanya mendukung algoritma enkripsi
WEP ( Wired Equivalent Privacy), dan proses otentikasi yang juga memiliki
kelemahan.
Kata kunci : wireless, keamanan, jaringan nirkabel, authentication
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem keamanan pada suatu jaringan menjadi salah satu hal penting
sebuah sistem informasi. Keamanan jaringan biasanya tidak terlalu diperhatikan
oleh pemilik sistim informasi ataupun pengelolanya. Keamanan jaringan biasanya
menjadi prioritas terakhir untuk diperhatikan, bahkan sekalipun terjadi penurunan
kemampuan kerja komputer. Jika hal tersebut terjadi pemilik pada umumnya akan
mengurangi aspek keamanan atau bahkan aspek keamanan akan ditiadakan untuk
tujuan mengurangi beban kerja komputer. Sebagai konsekuensi peniadaan sistem
keamanan maka kemungkinan informasi penting dan rahasia dapat diketahui oleh
pihak lain. Hal buruk lain yang dapat terjadi misalnya informasi penting tersebut
dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mengeruk
keuntungan sendiri bahkan dapat merusak kinerja pemilik informasi. Kejahatan
seperti itu biasanya dilakukan langsung terhadap sistem keamanan yang bersifat
fisik, sistim keamanan yang berhubungan dengan personal, keamanan data dan
media serta teknik komunikasi dan keamanan operasi.
Sudah bukan rahasia lagi kalau ternyata standar jaringan nirkabel IEEE
802.11 yang menggunakan enkripsi WEP memiliki kelemahan yang
memungkinkan seorang hacker mengetahui kode enkripsinya. Akan tetapi bukan
sesuatu yg tidak memungkinkan untuk membuat jaringan nirkabel bisa
mempunyai tingkat keamanan yang tinggi dengan mengkombinasikan pengukuran
keamanan tradisional, keamanan standar terbuka dari jaringan nirkabel dan
keamanan yang dimiliki perangkat itu sendiri. Perbaikan untuk menyikapi
kelemahan pada WEP telah dikembangkan suatu teknik pengamanan baru yang
disebut dengan WPA (Wi-FI Protected Access). Teknik WPA ini adalah model
pengamanan yang kompartibel dengan draft standar 802.11i yang masih dalam
proses pengembangan untuk menggantikan standar 802.11. Pada teknik WPA ini
selain pengembangan dari proses enkripsi juga menambahkan proses user
authentication yang tidak ada pada pada WEP. Proses otentifikasi pada WPA
menggunakan 802.1X dan EAP (Extensible Authentication Protocol).
1.2. Pengertian Jaringan Wireless
Jaringan lokal nirkabel atau WLAN adalah suatu jaringan area lokal
nirkabel yang menggunakan gelombang radio sebagai media tranmisinya, untuk
memberi sebuah koneksi jaringan ke seluruh pengguna dalam area sekitar.
Sehingga komputer yang saling terhubung antara satu dengan lainnya sehingga
terbentuk sebuah jaringan komputer dengan menggunakan media
udara/gelombang sebagai jalur lintas datanya. Penerapan dari aplikasi wireless
network ini antara lain adalah jaringan nirkabel diperusahaan, atau mobile
communication seperti handphone, dan HT.
Kelebihan dari sistem wireless , pemakai tidak dibatasi ruang gerak dan
hanya dibatasi pada jarang jangkauan dari satu titik pemancar WIFI. Untuk jarak
pada sistem WIFI mampu menjangkau area 100 feet atau 30M radius. Selain itu
dapat diperkuat dengan perangkat khusus seperti booster yang berfungsi sebagai
relay yang mampu menjangkau ratusan bahkan beberapa kilometer ke satu arah
(directional). Bahkan hardware terbaru, terdapat perangkat dimana satu perangkat
Access Point dapat saling merelay (disebut bridge) kembali ke beberapa bagian
atau titik sehingga memperjauh jarak jangkauan dan dapat disebar dibeberapa titik
dalam suatu ruangan untuk menyatukan sebuah network LAN. Disamping
memiliki banyak kelebihan jaringan wireless juga memiliki kekurangan yaitu,
sangat rentan terhadap serangan, hal ini disebabkan karena jaringan dengan
teknologi ini tidak dapat dibatasi oleh sebuah gedung seperti yang ada di jaringan
berbasis kabel yang terlindungi oleh tembok didalam sebuah gedung dimana
jaringan berbasis kabel tersebut terpasang.
Celah keamanan pada jaringan wireless dapat dibagi kedalam 2 (dua) jenis
serangan, yaitu: serangan pasif (passive attack) dan serangan aktif (active
attack). Serangan pasif adalah jenis serangan yang sesungguhnya tidak
membahayakan terhadap sebuah sistem jaringan. Jenis serangan ini tidak
menyebabkan hilangnya sumber daya dalam sebuah jaringan maupun
menyebabkan kerusakan terhadap sebuah sistem jaringan yang di serang
menggunakan jenis serangan ini. Sumber daya yang terdapat dalam sistem
jaringan diantaranya berupa data, bandwidth jaringan, printer, memori dalam
sebuah komputer, unit pengolah (prosesor) dan masih banyak lagi. Intinya jenis
serangan ini hanya melakukan pengamatan terhadap semua sumber daya yang
terdapat dalam sebuah sistem jaringan komputer. seperti memantau lalu lintas
jaringan sebuah sistem jaringan komputer. Informasi yang dihasilkan dari hasil
pengamatan tersebut sangat bermanfaat bagi pihak yang tidak berhak untuk
melakukan penyerangan selanjutnya terhadap sistem tersebut, sehingga jenis
serangan ini sangat sulit untuk di deteksi oleh pengelola sebuah sistem jaringan
komputer. Komunikasi jaringan tanpa kabel biasanya menggunakan frekuensi
gelombang radio umum yang tidak terdaftar yang dapat di akses oleh siapapun
dengan menggunakan kartu jaringan yang kompatibel. sehingga untuk jaringan
jenis ini sangat mudah untuk di sadap dengan menggunakan teknik “sniffing” atau
“wardriving”. Saat ini banyak “sniffer” menggunakan software seperti
NetStumbler dengan kombinasi antena yang saling bekerja bersama dengan kartu
jaringan tanpa kabel (wireless) untuk mendeteksi jaringan “access point” (AP)
yang berada dalam jangkauan dan sinyalnya dapat diakses kartu jaringan tanpa
kabel tersebut. Kemudian traffic data yang terjadi didalam jaringan wireless
tersebut di tangkap oleh “sniffer” tersebut untuk kemudian di analisis dengan
menggunakan tool seperti Microsoft Network Monitor untuk sistem operasi
Microsoft windows atau menggunakan Linux TCPDump untuk sistem operasi
Linux. Ketika seorang sniffer berhasil melakukan pengamatan/ observasi dan
menggunakan informasi yang didapat tersebut untuk masuk kedalam jaringan dan
mengakses atau menggunakan sumber daya didalam sistem tersebut tanpa ijin,
maka pada tahapan ini serangan pasif (passive attack) berubah menjadi jenis
serangan aktif (active attack).
BAB II
SISTEM KEAMANAN JARINGAN NIRKABEL
WEP terdiri dari dua tingkatan, yakni kunci 64 bit, dan 128 bit.
Sebenarnya kunci rahasia pada kunci WEP64 bit hanya 40 bit, sedang
24bit merupakan Inisialisasi Vektor (IV). Demikian juga pada kunci
WEP128, kunci rahasia terdiri dari 104bit.
1. http://www.informatika.org/~rinaldi/Kriptografi/2005-2006/Makalah/
Makalah2005-04.pdf, diakses 10 Desember 2011 jam 13.34 WIB
2. http://budi.insan.co.id/courses/el7010/dikmenjur-2004/jenny-report.pdf,
diakses 10 Desember 2011 jam 13.44 WIB
3. N. Borisov, I. Goldberg and D. Wagner, Security of the WEP Algorithm,
http://www.issac.cs.berkeley.edu/Isaac/wep-faq.html, diakses tgl 17
desember 2005 pukul 20.00 WIB
4. R. Flickenger, Building Wireless Community Networks, Second Edition
O’Really 2003
5. A. Mishra, and W. A. Arbaugh. An Initial Security Analysis of the IEEE
802.1x Standard, Department of Computing Science, University of
Maryland, http://www.cs.umd.edu/. Diakses tgl 17 desember 2005.