Anda di halaman 1dari 8

LANDASAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM

Adhwa Nisrina Bahij (1212100001), Dewi Masyitah (1212100017),


Istna Amalia (1212100032) dan Nadia Husna (1212100046)
email: bahijadhwa@gmail.com , yo301443@gmail.com,
itsnaamaliasalsabila@gmail.com , husnanadia534@gmail.com ,
Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

ABSTAK
Sistem pendidikan nasional telah menetapkan standar pendidikan yan diadopsi dalam
penyelenggara pendidikan Islam di Indonesia secara utuh. Preferensi ini tentu saja
menyisakan pertanyaan, sejauh mana landasan pendidikan telah terpenuhi oleh
standar pendidikan nasional. Kajian deskriptif-analitik ini memaparkan landasan
pendidikan Islam yang tercakup pada standar nasional pendidikan. Dari kajian ini
dapat diidentifikasi bahwa landasan pendidikan Islam relevan dengan standar
pendidikan yang ditetapkan sistem pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional
telah memuat nilai-nilai kemanusiaan dengan berbagai kondisi, tantangan serta
perubahan zaman yang sangat cepat menggerogoti nilai-nilai kemanusaiaan itu
sendiri. Sistem pendidikan nasional telah menunjukkan upaya untuk mengubah
manusia dengan pengetahuan dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan kerangka
nilai Islam. Karena tujuan pendidikan menciptakan SDM yang berkepribadian Islam,
dalam arti cara berfikirnya berdasarkan nilai Islam dan berjiwa sesuai dengan ruh dan
nafas Islam.

Kata Kunci: Landasan, Pendidikan Islam, Standar Nasional Pendidikan.

PENDAHULUAN
Pendidikan Islam berdiri di atas dua landasan, yaitu Alquran dan sunnah yang secara
komprehensif digunakan sebagai acuan pembentukan individu agar menjadi manusia
yang beriman, berakhlak yang mulia dan beradab melalui penyelenggaraan
pendidikan. Puncak capain pendidikan diarahkan pada pembentukan masyarakat
yang bermartabat, sehingga setip individu dapat mengalami transformasi dari
kebodohan menjadi pengetahuan, dan dari perilaku buruk menjadi tabiat yang baik.
Transformasi individu akibat sentuhan pendidikan tersebut juga sejalan dengan
konsep pendidikan secara umum. Seperti disebut Marbun, hasil pengajaran dan
pelatihan dalam format pendidikan adalah perubahan sikap dan perilaku atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan.1 Dalam hal ini pendidikan dilakukan dalam kondisi sadar dalam rangka
mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar mengajar.2
Titik temu pendidikan Islam dan pendidikan pada umumnya terletak pada
pendekatan yang digunakannya. Keduanya menggunakan pendekatan manusia (man
centered) dalam proses belajar mengajar. Dengan pendekatan manusia proses belajar

1
Stefanis M. Marbun, Psikologi Pendidikan, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2018), 9.
2
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2006), 1.
mengajar tidak sekedar menyalurkan ilmu dari ke otak atau mengalihkan teknik
bekerja agar dapat dikerjakan dengan ketrampilan fisik. Dalam batasan ini,
pendidikan diramu untuk menjadikan peserta didik dapat mempersiapkan masa
depannya dengan daya pikir, daya cipta dan daya zikirnya.3 Mengingat pentingnya
pendidikan bagi kehidupan manusia, Islam sebagai agama yang rahmatan li al-
ālamīn, memberikan perhatian serius terhadap perkembangan pendidikan bagi
kelangsungan hidup manusia.
Pendidikan yang dibangun di atas misi kemanusiaan akan melahirkan banyak
manfaat dan hikmah besar bagi keberlangsungan hidup manusia.4 Melalui pendidikan
suatu komunitas mendapat jaminan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan yang
akan dialaminya secara terbuka di masa depan.5 Dalam perspektif Baharun dan
Awwaliyah suatu komunitas akan terjepit oleh berbagai kekuatan ekternal akibat
kesalahannya dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan.6
Begitu pentingnya pendidikan Islam bagi keberlangsungan hidup manusia
sehingga membutuhkan suatu sistem agar tujuannya tercapai. Selain membutuhkan
sistem, pendidikan Islam juga membutuhkan sebuah standar dalam rangka
memberikan acuan bagi institusi pendidikan Islam di Indonesia. Sejauh ini sistem
pendidikan nasional telah menetapkan standar pendidikan, seperti standar peserta
didik, pendidik dan tenaga kependidikan, penyediaan sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, kurikulum, dan kompetensi lulusan.
Penyelenggara pendidikan Islam di Indonesia dewasa ini telah menerima standar
nasional pendidikan dan mengadopsinya secara utuh. Preferensi ini tentu saja
menyisakan pertanyaan, sejauh mana landasan pendidikan telah terpenuhi oleh
standar pendidikan nasional. Hal ini penting dikaji secara teoritis untuk menjamin
idialisme Islam tetap dijamin keberadaannya dalam sistem pendidikan nasional.
Kajian ini ingin memaparkan landasan pendidikan Islam yang tercakup pada
standar nasional pendidikan. Kajian akan diformat secara deskriptif-analitik, didahului
dengan pemaparan sistem pendidikan Islam di Indonesia, landasan pendidikan Islam
dan analisis kebijakan standar nasional pendidikan. Dari kajian ini diharapkan akan
ditemukan pemenuhan standar pendidikan yang berlandaskan Islam dalam sistem
pendidikan nasional.

METODE PENULISAN

3
Suyatno, “Dekonstruksi Pendidikan Islam Sebagai Subsistem Pendidikan Nasional” dalam
Jurnal Pendidikan Islam, Vol.IV, No. 1 (Juni ,2015), 73.
4
Hasan Baharun, “Pemikiran Pendidikan Perspektif Filsuf Muslim (Kajian Kritis Terhadap
Pemikiran Muhammad Abduh Dan Muhammad
Iqbal)” dalam At-Turas, Vol.3, No.1 (2016), 57.
5
Ahmad Fauzi, “‘Model Manajemen Pendidikan Islam; Telaah Atas Pemikiran Dan
Tindakan Sosial’ dalam At-Ta’lim, Vol. 4, No.1 (2017), 1–16.
6
Hasan Baharun dan Robiatul Awwaliyah, “Pendidikan Multikultural Dalam
Menanggulangi Narasi Islamisme Di Indonesia” dalam Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of
Islamic Education Studies), Vol. 5, No.2 (2017), 224–43.
Dalam melakukan penulisan ini kami menggunakan metode libraly, yaitu dengan
Teknik pengumpulan data dari beberapa sumber seperti jurnal dan sumber data
lainnya.
A.Pengertian Landasan Ilmu Pendidikan Islam.
Landasan pendidikan merupakan sebuah fondasi atau tempat berpijak untuk
memeperkuat dan memperkokoh pendidikan dalam usaha untuk menghadapi masalah
pendidikan yang sangat rawan terjadi, dunia pendidikan yang semakin maju terutama
di era globalisasi yang serba canggih ini, dimana seseorang bisa mengakses informasi
dimana saja dan kapan saja. Oleh karena itu, diperlukan landasan pendidikan yang
kokoh dan tidak mudah keluar dari ranah pendidikan yang mengedepankan
pendidikan yang cerdas, berbudaya serta mengedepankan akhlakul karimah.
Kemudian kalau merujuk kepada beberapapendapat ahli terkait pengertian
landasan pendidikan islam itu sendiri, yaitu :
1. Landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau
titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.7
2. Landasan pendidikan adalah semua acuan atau rujukan yang darinya
memancarkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang akan ditransformasikan
dalam pendidikan.8

Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa landasan pendidikan adalah
fondasi atau dasar yang menciptakan ilmu pengetahuan dan nilai nilai untuk
mengembangkan pendidikan.
Sedangkan landasan pendidikan islam adalah dasar untuk membentuk pribadi
seseorang agar bertakwa kepada Allah SWT, menjalankan segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya, menghormati dan menyayangi orang tua dan
sesamanya serta mencintai tanah air sebagai karunia yang telah diberikan oleh Allah
SWT.

7
Moh. Nawafil, Cornerstone Of Education (Landasan-Landasan Pendidikan), (Yogyakarta: CV.
Absolute Media,2018),Hal.24
8
Dani Nur Saputra dkk, Landasan Pendidikan, (Jawa Barat: CV. Media Sains Indonesia, 2021), Hal.
21
B. Macam-Macam Landasan Ilmu Pendidikan Islam.
1. Al-Qur’an.
Sebagai kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW., al-
Qur'an menjadi sumber pendidikan Islam pertama dan utama. Al-Qur'an merupakan
petunjuk yang lengkap, pedoman bagi manusia yang meliputi seluruh aspek
kehidupan manusia dan bersifat unversal. Keuniversalan ajarannya mencakup ilmu
pengetahuan yang tinggi dan sekaligus merupakan kalam mulia yang esensinya tidak
dapat dimengerti, kecuali bagi orang yang berjiwa suci dan berakal cerdas. Al-Qur'an
diturunkan Allah untuk menunjuki manusia ke arah yang lebih baik. Firman Allah
Swt. :
‫وما أنزلنا عليك الكتاب إال لتبني هلم الذى اختلفوا فيو وىدا ورمحة لقوم يؤمنون‬
Artinya : “Dan Kami tidak menurunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur‟an) melainkan
agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perseliisihkan itu dan
menjadi petunjuk dan rahmat bagi
kaum beriman” (Qs. Al-Nahl: 64).

Al-Qur‟an menduduki tempat paling depan dalam pengambilan sumber-sumber


pendidikan lainnya. Segala kegiatan dan proses pendidikan Islam haruslah senantiasa
berorientasi kepada prinsip dan nilai-nilai al-Qur'an. Di dalam al-Qur'an terdapat
beberapa hal yang sangat positif guna pengembangan pendidikan. Hal hal itu, antara
lain; “penghormatan kepada akal manusia, bimbingan ilmiah, tidak menentang fitrah
manusia, serta memelihara kebutuhan sosial.

Al-Qur'an memiliki perbendaharaan luas dan besar bagi pengembangan


kebudayaan umat manusia. Ia merupakan sumber pendidikan yang terlengkap, baik
itu pendidikan sosial, moral, spritual, material serta alam semesta. Al-Qur'an
merupakan sumber nilai yang absolut dan utuh. Eksistensinya tidak akan pernah
mengalami perubahan. Kemungkinan terjadi perubahan hanya sebatas interpretasi
manusia terhadap teks ayat yang menghendaki kedinamisan pemaknaannya, sesuai
dengan konteks zaman, situasi, kondisi, dan kemampuan manusia dalam melakukan
interpretasi. Ini merupakan pedoman normatif-teoritis bagi pelaksanaan pendidikan
Islam yang memerlukan penafsiran lebih lanjut. Isinya mencakup seluruh dimensi
manusia dan mampu menyentuh seluruh potensi manusia, baik itu motivasi untuk
mempergunakan pancaindera dalam menafsirkan alam semesta bagi kepentingan
formulasi lanjut pendidikan manusia (pendidikan Islam), motivasi agar manusia
mempergunakan akalnya, lewat perumpamaan perumpamaan (tamsîl) Allah SWT
dalam al-Qur'an, maupun motivasi agar manusia mempergunakan hatinya untuk
mampu mentransfer nilai-nilai pendidikan Ilahiah dan sebagainya. Kesemua proses ini
merupakan sistem umum pendidikan yang ditawarkan Allah Swt. dalam al-Qur'an
agar manusia dapat menarik kesimpulan dan melaksanakan kesemua petunjuk
tersebut dalam kehidupannya sebaik mungkin.
Mourice Bucaille mengagumi isi kandungan al-Qur‟an dan berkata bahwa al-
Qur'an mempakan kitab suci yang obyektif dan memuat petunjuk bagi pengembangan
ilmu pengetahuan modern. Kandungan ajarannya sangat sempurna dan tidak
bertentangan dengan hasil penemuan sains modern. Dari penafsiran terhadap ide-ide
yang tertnuat dalam al-Qur'an, sains modern dapat berkembang dengan pesat dan
memainkan peranannya dalam membangun dunia ini. Menurut Abdurrahman Saleh,
karena al-Qur'an memberikan pandangan yang mengacu kehidupan di dunia ini, maka
asas-asas dasarnya harus memberi petunjuk kepada pendidikan Islam. Seseorang tidak
mungkin dapat berbicara tentang pendidikan Islam bila tanpa mengambil al-Qur'an
sebagai satu-satunya rujukan.

Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan Islam harus senantiasa mengacu pada
sumber yang termuat dalam al-Qur'an.

Dengan berpegang kepada nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur'an, terutama


dalam pelaksanaan pendidikan Islam, akan mampu mengarahkan dan mengantarkan
manusia bersifat dinamis-kreatif serta mampu mencapai esensi nilai-nilai ubudiyah
pada Penciptanya. Dengan sikap ini, maka proses pendidikan Islam akan senantiasa
terarah dan mampu menciptakan dan mengantarkan out putnya sebagai manusia
berkualitas dan bertanggungjawab terhadap semua aktivitas yang dilakukannya. Hal
ini dapat dilihat bahwa hampir dua pertiga dari ayat al-Qur'an mengandung nilai-nilai
yang membudayakan manusia dan memotivasi manusia untuk mengembangkannya
lewat proses pendidikan.

Dari sini, al-Qur'an memiliki misi dan implikasi kependidikan yang bergaya
imperatif, motivatif, dan persuasive-dinamis, sebagai suatu sistem pendidikan yang
utuh dan demokrasi lewat proses manusiawi. Proses kependidikan tersebut bertumpu
pada kemampuan rohaniah dan jasmaniah masing-masing individu peserta didik,
secara bertahap dan berkesinambungan, tanpa melupakan kepentingan perkembangan
zaman dan nilai-nilai Ilahiah. Kesemua proses kependidikan Islam tersebut
merupakan proses konservasi dan transformasi, serta internalisasi nilai-nilai dalam
kehidupan manusia sebagaimana yang diinginkan oleh ajaran Islam. Dengan upaya
ini, diharapkan peserta didik mampu hidup secara serasi dan seimbang, baik dalam
kehidupan di dunia maupun di akhirat.
2. Hadits.
Kata al-Hadits secara etimologi berarti “komunikasi, cerita, percakapan, baik
dalam konteks agama atau duniawi, atau dalam konteks sejarah atau peristiwa dan
kejadian aktual. Dapat dilihat bagaimana posisi dan fungsi al-Hadts Nabi sebagai
sumber pendidikan Islam yang utama setelah al-Qur'an. Eksistensinya merupakan
sumber inspirasi ilmu pengetahuan yang berisikan keputusan dan penjelasan nabi dari
pesan-pesan Ilahiah yang tidak terdapat dalam al-Qur'an, maupun yang terdapat dalam
Al-Qur'an, tapi masih memerlukan penjelasan lebih lanjut secara terperinci.

Maka dari itu hadis hanya berkedudukan sebagai sejarah tentang keberadaan dan
kehidupan Nabi Muhammad, niscaya perhatian ulama pada keshahihan suatu hadis
sangat penting, kedudukan hadis pun sebagai salah satu sumber ajaran islam yang
telah di sepakati oleh hampir seluruh ulama dan umat islam.

Artinya : "Barangsiapa yang taat kepada Rasul, sesungguhnya diapun taat


kepada Allah" (QS.al-Nisa, 4 : 80).

Artinya : "Apa yang diberikan Rasul kepadamu, ambillah. Dan apa yang
dilarang bagimu, tinggalkanlah ..." (QS.al-Hasr, 59 : 7).

Dari ayat di atas, dapat dilihat dengan jelas, bahwa kedudukan al-Hadits Nabi
Muhammad merupakan dasar utama yang dapat di gunakan sebagai acuan bagi
pelaksanaan pendidikan Islam, dari contoh dan peraturan-peraturan yang diberikan
Nabi, merupakan suatu bentuk pelaksanaan pendidikan Islam yang dapat ditiru dan
dijadikan referensi teoritis maupun praktis.
1. Ijtihad.
Yang dimaksud dengan pemikiran islam yaitu penggunaan akal budi manusia
dalam upaya memberikan makna dan aktualisasi terhadap berbagai ajaran islam.
Sehingga bisa disesuaikan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman
yang muncul dalam kehidupan umat manusia dalam berbagai bentuk persoalan untuk
dicarikan solusinya yang sesuai dengan ajaran islam.
Pemikiran islam bersandar kepada hasil ijtihad, ijtihad berarti usah keras dan
bersungguh-sungguh (gigih) yang dilakukan oleh para ulama, untuk menetapkan
hukum suat perkara atau suatu ketetapan atas persoalan tertentu.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. landasan pendidikan islam adalah dasar untuk membentuk pribadi seseorang
agar bertakwa kepada Allah SWT, menjalankan segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya, menghormati dan menyayangi orang tua dan
sesamanya serta mencintai tanah air sebagai karunia yang telah diberikan oleh
Allah SWT.
2. Landasan ilmu pendidikan islam ada 3, yaitu:
 Al-Qur’an.
 Hadits.
 Ijtihad.
DAFTAR PUSTAKA

Akmansyah, M. (2015). AL-QUR’AN DAN AL-SUNNAH SEBAGAI


DASAR IDEAL PENDIDIKAN ISLAM. Ijtimalayya: Jurnal pengembangan masyarakat Islam
Safira, Dinda. 2020. Kontribusi Hadits Sebagai Sumber Pendidikan Islam.
https://www.kompasiana.com/dindasafira4024/5f05fb00097f3624036a1112/kontribusi-hadits-sebagai
sumber-pendidikan-islam?page=all#section2
Aprianto, I., Astuti, A., Nuraini, S. H. I., & Nasution, F. (2022). LANDASAN
PENDIDIKAN. Penerbit Lakeisha.
Setia, A. (2021). LANDASAN PENDIDIKAN ISLAM. Landasan Pendidikan, 2021, 133.
Baba, M. A. (2018). Dasar-Dasar dan ruang lingkup pendidikan islam di Indonesia. Jurnal Ilmiah
Iqra', 6(1).
Akbar, T. S. (2015). Manusia dan Pendidikan Menurut Pemikiran Ibn Khaldun dan John Dewey.
JURNAL ILMIAH DIDAKTIKA: Media Ilmiah Pendidikan dan Pengajaran, 15(2), 222-243.

Anda mungkin juga menyukai