Anda di halaman 1dari 2

Nama : Brillian Delila Azza

NPM : 2253A32009

KONEKSI ANTAR MATERI

1. Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum Anda
mempelajari topik ini?
Sebelum mempelajarai topik ini yang saya percayai tentang peserta didik dalam
pembelajaran dikelas belum mengedepankan beberapa asas dalam pendidikan yaitu: - Asas
Kemerdekaan - Asas Kodrat Alam - Asas Kebudayaan - Asas Kebangsaan - Asas
Kemanusiaan

2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari topik ini?
Pemikiran saya yang sesuai dengan pemikiran KHD yaitu : a. Prinsip kepmimpinan sebagai
seorang guru yaitu - Ing ngarso sung tuladho (maka orang tua atau guru sebagai suri
tauladan anak dan siswa) - Ing madya mangun karso (yang ditengah memberikan semangat
ataupun ide-ide yang mendukung) - Tut wuri handayani (yang dibelakangan memberikan
motivasi b. Sistem pendidikan yang dilakukan yaitu menggunakan sistem among atau
Among Methode artinya guru itu menjaga, membina dan menididk anak kasih sayang c. Tri
pusat pendidikan yaitu yang mewarnai peserta didik adalah keluarga, sekolah dan
masyarakat. d. Menerapkan asas asas dalam pendidkan ada 5 yaitu : - Asas Kemerdekaan -
Asas Kodrat Alam - Asas Kebudayaan
* Asas Kebangsaan
* Asas Kemanusiaan Jadi, guru harus memperhatikan apa yang dapat dikembangkan
dari anak didiknya. Guru harus jeli menelisik kebutuhan anak didik, mana yang harus
didorong, dan apa yang harus dikuatkan. Guna memenuhi kebutuhan pengembangan bakat,
kata dia, anak didik harus merasa merdeka. Namun, merdeka yang dimaksud bukan
bermakna mutlak. Tidak ada paksaan terhadap peserta didik sehingga tidak menghalangi
kreativitasnya dalam belajar. Guru dan peserta didik bebas untuk menerapkan sistem
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sehingga nantinya akan meningkatkan
kualitas sistem pendidikan nasional.

3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda merefleksikan
pemikiran KHD?
Setelah mengetahui konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara yang membantu
mengembangkan kualitas pendidikan Indonesia, Anda juga harus mengetahui proses
pembelajaran yang terinspirasi dari konsep beliau. Adapun berikut ini merupakan 6 inspirasi
pembelajaran dari konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara, di antaranya yaitu: a.
Menerapkan Teori TRIKON Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan suatu
proses pembudayaan sebagai usaha dalam memberikan nilai-nilai luhur kemanusiaan.
Upaya pendidikan yang dapat dilakukan dengan sikap dikenal dengan teori trikon yaitu
kontinu, konsentris dan konvergen. Kontinu artinya pendidikan di Indonesia mesti dilakukan
secara terus menerus dan berkelanjutan. Konsentris artinya untuk mengembangkan
pendidikan di Indonesia harus sesuai dengan kebudayaan serta nilai luhur bangsa yang
ditanam dalam generasi muda. Konvergen artinya mengembangkan mutu pendidikan
Indonesia agar setara dengan kualitas pendidikan yang maju di dunia barat. Teori ini sendiri
sudah dilakukan sejak menuntut ilmu di Belanda. Beliau berhasil menyaring ilmu pendidikan
ini untuk dimanfaatkan di Indonesia dengan tetap berpijak pada akar budaya tanah air,
sehingga konsep mengenai pendidikan nasional berakar pada budaya Nusantara
Secara umum, konsep pendidikan harus relevan dengan garis hidup guna mencerdaskan
rakyat serta mengangkat martabat bangsa. Seseorang yang berpendidikan harus bisa
bekerjasama dengan baik untuk memajukan Indonesia di antara negara-negara di dunia.
Setiap individu harus bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki. Kecanggihan teknologi
dapat dijadikan sarana memperluas Network serta meningkatkan wawasan global. f.
Pengembangan Pendidikan Selaras dengan Nilai Budaya Pengembangan pendidikan harus
selaras dengan nilai budaya untuk memperkuat dinamika pendidikan sebagai penguat
bangsa. Ki Hajar Dewantara memandang jika misi pendidikan nilai budaya masyarakat timur
lebih cocok digunakan. Maka taman siswa dibuat dengan pendekatan Momong, Among dan
Ngemong. Jika sistem pendidikan sesuai dengan nilai budaya lokal, guru dapat berperan
kembali sebagai insan yang membimbing serta memimpin anak didik dengan lembut, untuk
mengembangkan bakat, potensi dan karakteristik peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai