Anda di halaman 1dari 56

PENGKARYAAN

PENGGUNAAN IKET SUNDA DI MASYARAKAT KOTA BANDUNG

DALAM FOTOGRAFI FASHION EDITORIAL

Diajukan untuk memenuhi syarat akhir dalam menempuh gelar sarjana seni di

bidang Fotografi

Bayu Fahla Dwianelda

146020026

PROGRAM STUDI FOTOGRAFI

FAKULTAS ILMU SENI DAN SASTRA

UNIVERSITAS PASUNDAN

MARET, 2021
i

PERNYATAAN ORISINALITAS (ANTI PLAGIARISME)

Dengan ini saya menyatakan (menjamin) bahwa karya


skripsi/pengkaryaan Tugas Akhir ini dilakukan secara mandiri dan disusun
tanpa menggunakan bantuan yang tidak dibenarkan, sebagaimana
lazimnya pada penyusunan sebuah skripsi/TA.

Semua elemen karya, kutipan tulisan dan atau pemikiran orang lain yang
digunakan di dalam penyusunan skripsi/pengkaryaan, baik dari sumber
yang dipublikasikan ataupun tidak, telah dikutip dan disertakan sumbernya
dengan baik dan benar menurut kaidah akademik yang berlaku.

Skripsi/pengkaryaan ini belum pernah diajukan pada pendidikan program


sarjana di perguruan tinggi lain dan tidak lagiarisme akan dikenakan sanksi
seperti yang tercantum dalam peraturan akademik dan kemahasiswaan
Universitas Pasundan.

Bayu Fahla Dwianelda

Penggunaan Iket Sunda Di Masyarakat Kota Bandung Dalam Fotografi Fashion


Editorial

146020026

( )

UNIVERSITAS PASUNDAN
ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : Bayu Fahla Dwianelda
NPM : 146020026
Program Studi : Fotografi dan Film
Judul Skripsi : Penggunaan Iket Sunda Di
Masyarakat Kota Bandung
Dalam Fotografi Fashion
Editorial
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai

bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Seni pada

Program Studi Fotografi dan Film, Fakultas Ilmu Seni dan Sastra, Universitas

Pasundan.

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang : Regina Ronald, S.Sn.,M.Si. __________

Penguji Ahli : Harry Reinaldi, S.Sn, M.Pd. __________

Penguji Teknis : Faiz Bolkiah, S.Sn, M.Sn __________

Ditetapkan di : Bandung.
Tanggal : 12 Juli 2021.

UNIVERSITAS PASUNDAN
iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGKARYAAN TUGAS AKHIR “PENGGUNAAN IKET SUNDA DI

MASYARAKAT KOTA BANDUNG DALAM FOTOGRAFI FASHION

EDITORIAL”

Oleh :

Bayu Fahla Dwianelda

146020026

PROGRAM STUDI FOTOGRAFI DAN FILM

FAKULTAS ILMU SENI DAN SASTRA

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG, 2021

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Regina Ronald, S.Sn, M.Si Ir, Drs. Heru Budiantoro, MM

Mengetahui,

Ketua Program Studi Fotografi dan Dekan Fakultas Ilmu Seni dan Sastra

Film

Faiz Bolkiah, M.Sn Dr. Hj. Senny S. Alwasilah, SS, M.Pd

UNIVERSITAS PASUNDAN
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmatnya sehingga penulis
dapat menyusun Tugas Akhir ini dengan lancar meski jauh dari kata sempurna.
Tugas Akhir ini dilaksanakan oleh penulis kurang lebih lima bulan lamanya
dan dalam melaksanakan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan
dari orang-orang sekitar, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar- besarnya kepada :
2.1 Kepada kedua orangtua yang sudah selalu memberikan dukungan dan selalu
mendoakan selama ini.
2.2 Ibu Regina Octavia Ronald, S.Sn., M.Si dan Bapak Ir. Drs. Heru Budiantoro,
MM . yang telah memberikan ilmu dan masukan yang sangat bermanfaat pada
naskah dan karya tugas akhir penulis selama masa tugas akhir ini.
2.3 Teman-teman yang terus memberikan dukungan secara langsung dan tidak
langsung.
2.4 Kang Agus Roche selaku pendiri KIS (komunitas iket sunda).
2.5 Narasumber yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data.
2.6 Kepada diri saya sendiri yang telah mampu melewati semua ini.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan naskah dan karya tugas akhir ini masih
banyak kesalahan karena kedangkalan ilmu penulis. Oleh karena itu diharapkan
kritik dan saran agar penulis menjadi lebih baik lagi.

Bandung, 2021

Bayu Fahla Dwianelda

UNIVERSITAS PASUNDAN
ii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Pasundan, saya yang bertanda tangan di bawah
ini :
Nama : Bayu Fahla Dwianeda
NPM : 146020026
Program Studi : Fotografi dan Film
Fakultas : Ilmu Seni dan Sastra
Jenis Karya : Pengkaryaan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Pasundan Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-Free
Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
PENGGUNAAN IKET SUNDA DI MASYARAKAT KOTA BANDUNG
DALAM FOTOGRAFI FASHION EDITORIAL
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif
ini Universitas Pasundan berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Bandung Pada tanggal ................


Yang menyatakan

( )

UNIVERSITAS PASUNDAN
iii

ABSTRAK

Nama : Bayu Fahla Dwianelda


Program Studi : Fotografi dan Film
Judul : Pengkaryaan Penggunaan Iket Sunda Di Masyarakat Kota
Bandung Dalam Fotografi Fashion Editorial
Iket sunda pada zaman dulu dipakai untuk status pekerjaan laki – laki. Dalam
perkembangannya iket sunda kini telah bervariasi, dari warna bahkan motif dan corak
iket pun terus berkembang. Banyak masyarakat muda Kota Bandung kurangnya
pengetahuan dan minat untuk memakai iket sunda untuk aktivitas sehari – hari. Dalam
bekerja, bergaul, hingga berbudaya. Sehingga dengan fotografi fashion editorial
menjadi sebuah alat untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat muda laki - laki
di Kota Bandung bahwa iket sunda bisa digunakan dalam aktivitas sehari – hari.
Kata kunci : Fotografi, Iket Sunda, Masyarakat Muda Kota Bandung

ABSATRACT

Name : Bayu Fahla Dwianelda


Study Program : Photography and Film
Title : The Creation of the Use of Sundanese Iket in Bandung City
Society in Editorial Fashion Photography Fotografi
Sundanese iket in ancient times was used for men's employment status. In its
development, Sundanese iket has now varied, from colors to even motifs and patterns,
iket continues to grow. Many young people in Bandung City lack knowledge and
interest in using Sundanese iket for daily activities. In work, socialize, to be cultured.
So that editorial fashion photography becomes a tool to provide knowledge to the
young male community in the city of Bandung that Sundanese iket can be used in daily
activities.
Keywords: Photography, Sundanese Iket, Young People in Bandung City

UNIVERSITAS PASUNDAN
i

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS (ANTI PLAGIARISME) ...................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................................... ii

ABSTRAK .................................................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. i

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... i

BAB I ........................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1


1.2 Pertanyaan Penelitian ................................................................................... 4
1.3 Batasan Penelitian ......................................................................................... 4
1.4 Metode Penelitian ......................................................................................... 4
1.4.1. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................. 4
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6
1.6 Peta Konsep ................................................................................................... 7
1.7 Sistematika penulisan .................................................................................... 8
BAB II .......................................................................................................................... 9

2.1 Sejarah Iket .................................................................................................... 9


2.2 Jenis jenis iket .............................................................................................. 10
2.3 Pembagian jenis berdasarkan bentuk/rupa ................................................ 11
2.4 Fashion......................................................................................................... 16
2.5 Fotografi ...................................................................................................... 17
2.6 Fotografi Fashion ......................................................................................... 19
2.7 Fotografi Fashion Editorial .......................................................................... 20

UNIVERSITAS PASUNDAN
ii

BAB III ...................................................................................................................... 23

3.1 Konsep Karya ............................................................................................... 23


3.2 Referensi Karya ............................................................................................ 24
3.3 Alat dan Editing ........................................................................................... 26
3.4 Editing .......................................................................................................... 27
BAB IV ...................................................................................................................... 28

4.1 Karya ............................................................................................................ 28


4.2 Hasil Karya ................................................................................................... 28
BAB V........................................................................................................................ 45

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 45


5.2 Saran ............................................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 46

UNIVERSITAS PASUNDAN
i

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Parékos Jéngkol oleh Komunitas Iket Sunda ............................................ 11


Gambar 2 Barangbang Semplak oleh Komunitas Iket Sunda .................................... 11
Gambar 3 Kolé Nyangsang oleh Komunitas Iket Sunda ........................................... 12
Gambar 4 Julang Ngapak oleh Komunitas Iket Sunda .............................................. 12
Gambar 5 Kampung Adat Naga oleh Komunitas Iket Sunda .................................... 13
Gambar 6 Makuta Purwa oleh Komunitas Iket Sunda ............................................... 13
Gambar 7 Makuta Mega oleh Komunitas Iket Sunda ................................................ 14
Gambar 8 Makutapurwa oleh Komunitas Iket Sunda ................................................ 14
Gambar 9 Makutawangsa oleh Komunitas Iket Sunda .............................................. 15
Gambar 10 Makuta Bihari oleh Komunitas Iket Sunda ............................................. 15
Gambar 11 Mekar Ligar ............................................................................................. 16
Gambar 12 Referensi.................................................................................................. 24
Gambar 13 Referensi.................................................................................................. 24
Gambar 14 Referensi................................................................................................. 25
Gambar 15 Referensi................................................................................................. 25
Gambar 16 Karya ....................................................................................................... 28
Gambar 17 Karya ....................................................................................................... 30
Gambar 19 Karya ....................................................................................................... 31
Gambar 18 Karya ....................................................................................................... 31
Gambar 20 Karya ....................................................................................................... 33
Gambar 21 Karya ....................................................................................................... 35
Gambar 22 Karya ....................................................................................................... 37
Gambar 23 Karya ....................................................................................................... 38
Gambar 24 Karya ....................................................................................................... 40
Gambar 25 Karya ....................................................................................................... 42
Gambar 26 Karya ....................................................................................................... 43
Gambar 27 Karya ....................................................................................................... 43

UNIVERSITAS PASUNDAN
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Bandung merupakan kota yang mayoritas masyarakatnya bersuku

Sunda. Salah satu warisan budaya Sunda yang masih dilestarikan hingga saat ini

adalah penggunakan iket. Iket merupakan bagian dari kelengkapan berbusana

baik busana tradisional maupun busana modern. tutup kepala yang dibuat dari kain

dikenal dengan sebutan iket atau totopong yang diciptakan leluhur atau karuhun

sebagai sesuatu yang menjadi identitas lelaki Sunda dulu iket digunakan sebagai

pelindung kepala dari panas dan hujan.1

Iket adalah tutup kepala yang dibuat dari kain yang diikatkan melingkar di

kepala, dulu warna iket hanya terbatas hitam atau putih tetapi seiring

perkembangan zaman, kini warna iket bisa bervariasi, bahkan motif dan corak iket

pun terus berkembang, istilah iket berasal dari bahasa Sunda yang artinya "ikat"

atau "ikatan" dikenal juga dengan sebutan totopong dan ikatan pada iket

mempunya arti dan makna filosofi yang berkaitan erat dengan fungsi pekerjaan

seseorang zaman dulu. Itulah kenapa iket menjadi warisan budaya leluhur yang

perlu dilestarikan karena mengandung arti yang begitu tinggi. Bentuk iket yang

berbeda bukan melambangkan kasta, kedudukan, atau status sosial di masyarakat

tetapi menunjukan fungsi pekerjaan pemakai karena di tatar Sunda tidak dikenal

kasta tetapi sejajar sesuai dengan istilah Padjadjaran (Pajajaran) yang

mengandung arti "sejajar" atau "kesejajaran".

1
Pergeseran makna penggunaan iket Sunda dalam Komunitas Iket Sunda di koota Bandung 2013 penulis
Distia Puspitasari

UNIVERSITAS PASUNDAN
2

Saat ini Iket sudah jarang dikenakan dan kalaupun dipakai bentuknya sudah

berubah dan bersifat lebih praktis. Sebagian masyarakat muda menganggap bahwa

iket sunda itu kuno atau ketinggalan zaman jika digunakan dalam penggunaan

sehari-hari maupun pada acara tertentu dalam tradisi Sunda. Oleh penulis akan

memberikan solusi alternatif visual melalui fotografi fashion editorial agar

diharapkan foto tersebut dapat menarik perhatian masyarakat khususnya

masyarakat muda agar lebih memahami dan ikut melestarikan dalam penggunaan

iket.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan media fotografi untuk

memvisualkan dan mengajak masyarakat muda agar lebih tertarik untuk

menggunakan iket. Fotografi yang berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu

“Photos”: cahaya dan “Grafo”: Melukis) adalah proses melukis dengan

menggunakan media cahaya. Yang berarti proses untuk menghasilkan gambar

atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai

obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang

bisa dibuat. Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat agar dapat

menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Dengan

mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), Diafragma (Aperture), dan

Kecepatan Rana (Speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut

sebagai (Exposure).2

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan teknik fotografi fashion untuk

memvisualkan penggunaan iket ini, Fotografi fashion itu sendiri adalah salah satu

genre fotografi yang ditujukan untuk menampilkan pakaian dan barang-barang

2
https://kelasfotografi.wordpress.com/ diakses pada tanggal 3 april 2021

UNIVERSITAS PASUNDAN
3

fashion lainnya. Pada umumnya fotografi fashion akan berfokus pada pakaian atau

aksesoris yang dikenakan model, para fotografer juga cenderung menggunakan

pencahayaan yang dramatis. Pendekatannya dengan menggunakan teknik

fotografi fashion editorial.

Fotografi fashion editorial adalah fotografi fashion yang biasa digunakan

untuk produk-produk yang sudah dikenal di masyarakat, foto yang dihasilkan

biasanya lebih dari satu, namun secara isi dan konsep masih ada benang merah

dan kesatuan ceritanya. Fotografi fashion editorial sangat cocok digunakan

sebagai media promosi perlengkapan outdoor, karena di dalamnya tidak sekadar

pose dengan produk yang ditawarkan, melainkan ada action yang dapat membuat

foto lebih dramatis.3

3
http://journal.isi.ac.id/index.php/saraswati/article/view/722 diakses pada tanggal 31 maret 2021

UNIVERSITAS PASUNDAN
4

1.2 Pertanyaan Penelitian

Bagaimana Fotografi Fashion editorial dapat memvisualkan penggunaan iket

di masyarakat muda kota Bandung ?

1.3 Batasan Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di kota Bandung dan hanya akan dilakukan

kepada masyarakat muda dalam usia 25 sampai 32 tahun sebagai subjek

penelitiannya.

1.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode

pemahaman yang mendalam terhadap suatu permasalahan tertentu. Penelitian

kualitatif juga merupakan penelitian riset yang bersifat deskriptif dan lebih banyak

menggunakan analisis serta menekankan pada proses pemaknaan. Tujuan metode

kualitatif adalah untuk memahami secara mendalam dan keseluruhan pada suatu

permasalahan yang sedang diteliti secara mendetail.

1.4.1. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data dengan carasebagai

berikut ;

• Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung

atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian.

Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu

mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau

kondisi yang ada di lapangan. Dalam penelitian ini observasi dilakukan di

UNIVERSITAS PASUNDAN
5

beberapa tempat berbeda di kota Bandung dan di tujukan kepada masyarakat yang

sekiranya berumur 25 sampai 32 tahun.

• Wawancara

Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data dengan cara mengajukan

pertanyaan langsung kepada seorang informan atau autoritas atau seorang ahli

yang berwenang dalam suatu masalah. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan

dengan metode spontanitas kepada narasumber seperti tokoh kasundaan dan

beberapa masyarakat muda dari berbagai kalangan. Pada saat wawancara penulis

mengawali dengan mengajukan pertanyaan seperti contohnya:

a. Apa yang anda ketahui tentang iket sunda ?

b. Bagaimana pendapat anda tentang iket sunda di zaman sekarang ?

• Study Literarur

Studi literatur adalah cara yang dipakai untuk menghimpun data-data atau

sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam suatu

penelitian. Studi literatur bisa didapat dari berbagai sumber, jurnal, buku

dokumentasi, internet dan pustaka. Dalam penelitian ini studi literatur untuk

membantu penulis dalam menghimpun data yang dalam hal ini melalui internet

yang berhubungan topik yang penulis teliti yaitu penggunaan iket sunda dan

masyarakat muda yang berumur 25 sampai 32 tahun.

UNIVERSITAS PASUNDAN
6

1.5 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan membantu mengubah pandangan masyarakat pada

umumnya khususnya untuk pemuda di kota Bandung terhadap iket.

b. Manfaat Teoritis

• Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam kebudayaan

sunda dan juga Fotografi Fashion editorial.

• Penelitian ini diharapkan dapat lebih menambah kepedulian masyarakat

muda terhadap budaya penggunaan iket.

• Penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber ilmu pengetahuan

mengenai kebudayaan Sunda dan Fotografi Fashion editorial

UNIVERSITAS PASUNDAN
7

1.6 Peta Konsep

APA MENGAPA
Penggunaan iket sunda di
Agar masyarakat lebih peduli
masyarakat kota
terhadap atribut kebudayaan dan
Bandung dalam fotografi
bisa lebih memahami dari setiap
fashion editorial
makna yang terkandung di
dalamnya.

Apabila semakin banyak


masyarakat yang tidak berminat
SINOPSIS
dalam salah satu kebudayaan Sunda
Selembar kain yang digunakan di
di zaman modern dihawatirkan akan
kepala dengan Rupa (bentuk) dan
kehilangan eksistensinya.
makna tertentu sebagai ciri khas
budaya Sunda

BAGAIMANA
FOTOGRAFI KOMERSIL
Wawancara
Merupakan foto yang mempunyai nilai
Observasi lapangan
jual dan fotografi yang dibuat
Dimana: Kota Bandung
berdasarkan tujuan komersil.

NARASUMBER
Tokoh kasundaan
Masyarakat muda kota FOTOGRAFI FASHION EDITORIAL
Bandung Jenis fotografi fashion ini biasanya
digunakan untuk kepentingan majalah,
koran, tabloid, yang memiliki rubrik
tentang gaya dan busana

Tabel 1 Peta Konsep


UNIVERSITAS PASUNDAN
8

1.7 Sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah,

metode penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan peta konsep.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang pengumpulan data dan menjelaskan landasan teori

yang dibuat.

BAB III METODE PENELITIAN KARYA/PERENCANAAN KARYA

Bab ini menguraikan konsep karya yang akan dibuat serta data-data penunjang

pembuatan karya mulai dari referensi karya, hasil observasi dan alat yang

digunakan dalam pembuatan karya.

BAB IV PEMBAHASAN KARYA

Bab ini menjelaskan tentang pembuatan konsep karya dan proses pembuatan

karya.

BAB V PENUTUP

Bab ini memberikan kesimpulan dari penulisan yang telah dilakukan dan

memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA.

Berisi mengenai referensi penelitian, rujukan-rujukan yang ditulis secara

sistematis sesuai urutan abjad, menurut kaidah penulisan daftar pustaka yang

dibakukan dalam Bahasa Indonesia.

UNIVERSITAS PASUNDAN
9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Iket

Iket merupakan jenis tutup kepala tradisional yang terbuat dari kain dan

dipakai dengan teknik tertentu seperti dilipat, dilipit yang dibentuk sedemikian

rupa sehingga menjadi model-model yang khas dan disimpulkan sebagai

pengikat akhir. Biasanya Iket dipakai oleh pria dari berbagai kalangan, baik

ulama, penghulu, pegawai pemerintahan, masyarakat golongan bawah,

mulai dari anak usia sekolah sampai orang tua. Iket dengan berbagai bentuk

dan wujudnya dipakai dengan suatu pertimbangan akan keserasian,

kesopanan serta kepercayaan masyarakat setempat. Iket sebagai tutup kepala

memiliki nilai yang lebih berharga dibandingkan dengan tutup kepala yang

lain, karena dalam proses pembentukannya memerlukan kejelian,

keterampilan, ketekunan, kesabaran dan rasa estetika yang tinggi dari

pemakainya. Hal ini akan membuktikan bahwa iket dapat mencerminkan

status simbol pemakainya.4

Iket bagi masyarakat Sunda mempunyai nilai-nilai tertentu mengenai cara

orang berbusana, nilai-nilai yang dianggap baik,buruk, pantas dan tidak pantas.

Hal ini membuktikan bahwa busana masyarakat Sunda memiliki bagian-bagian

pokok yang harus diperhitungkan. Semua itu sudah pasti ditentukan pula oleh

keadaan dan situasi serta siapa yang akan mengenakannya.

4
Karakteristik Iket Sunda di Bandung dan Sumedang Periode Tahun 1968-2006
https://www.researchgate.net/net/

UNIVERSITAS PASUNDAN
10

2.2 Jenis jenis iket

Dalam hasil wawancara penulis dengan pendiri Komunitas Iket Sunda (KIS)

Agus Roche iket di kategorikan menjadi 3 jenis iket, yaitu ;

• Iket Buhun (bihari)

Ciri khasnya iket ini biasanya di pakai oleh masyarakat kampung adat dan

masih dipakai sampai saat ini, karna suku Sunda memliki banyak sekali

kampung adat. Dibentuk dari kain persegi empat dengan cara melipat dengan

lipatan dan aturan khusus sehingga bisa membentuk model ikatan. Dan simpul

tali ahir dari jenis iket ini berada di belakang.

• Iket Kiwari

Awal mula diciptakan oleh seniman sunda atau budayawan sunda yang

membuat kreasi baru, berbeda dari iket buhun yang menjadi ciri khas dari iket

kiwari ini adalah simpul atau ujung tali yang dipakai untuk mengikatnya berada

di depan, tetapi ada juga beberapa iket jenis ini yang menggunakan ikatan atau

simpulnya di bagian belakang.

• Iket praktis (panganteur)

Dinamakan iket praktis karna pada awalnya dibuat sekitar tahun 2010 agar

pengguna iket lebih mudah menggunakannya karna penggunaannya sama

seperti hiasan kepala lain seperti topi. Oleh karena itu untuk yang ingin

menggunakan iket tetapi belum bisa melipat dan membuat simpul maka

diciptakanlah iket praktis ini. Dengan tujuan agar smakin banyak yang tertarik

mempelajari salah satu warisan budaya Sunda.5

5
Wawancara kepada Agus Roche (KIS) 10 Mei 2021

UNIVERSITAS PASUNDAN
11

2.3 Pembagian jenis berdasarkan bentuk/rupa

• Iket Buhun
Gambar 1 Parékos Jéngkol oleh Komunitas Iket Sunda

Parékos Jéngkol

Gambar 2 Barangbang Semplak oleh Komunitas Iket


Sunda

Barangbang Semplak

UNIVERSITAS PASUNDAN
12

Gambar 3 Kolé Nyangsang oleh Komunitas Iket Sunda

Kolé Nyangsang

Gambar 4 Julang Ngapak oleh Komunitas Iket Sunda

Julang Ngapak

UNIVERSITAS PASUNDAN
13

Gambar 5 Kampung Adat Naga oleh Komunitas Iket Sunda

Kampung Adat Naga

• Iket Kiwari

Gambar 6 Makuta Purwa oleh Komunitas Iket Sunda

Makuta Purwa

UNIVERSITAS PASUNDAN
14

Gambar 7 Makuta Mega oleh Komunitas Iket Sunda

Makuta Mega

Gambar 8 Makutapurwa oleh Komunitas Iket Sunda

Makutapurwa

UNIVERSITAS PASUNDAN
15

Gambar 9 Makutawangsa oleh Komunitas Iket Sunda

Makutawangsa

Gambar 10 Makuta Bihari oleh Komunitas Iket Sunda

Makuta Bihari

UNIVERSITAS PASUNDAN
16

• Iket Praktis

Untuk contoh gambar dari iket praktis ini mengambil salah satu dari google

dikarenakan penulis belum mendapatkan contoh gambar dari narasumber yang

bersangkutan.

Gambar 11 Mekar Ligar

Mekar Ligar

2.4 Fashion

Pengertian fashion atau tata busana adalah segala sesuatu yang dikenakan

pada tubuh, baik dengan maksud melindungi tubuh maupun memperindah

penampilan tubuh. Busana pada umumnya suatu ekspresi atau ungkapan

pribadi yang tidak selalu sama untuk setiap orang6. Secara khusus dapat

dikatakan fashion ialah gaya berpakaian yang digunakan setiap hari oleh

seseorang, baik itu dalam kehidupan sehari-hari ataupun pada saat acara

6
http://e-journal.uajy.ac.id/2971/3/2TA11375.pdf (diakses tanggal 17 may 2021)

UNIVERSITAS PASUNDAN
17

tertentu. Atau definisi fashion adalah gaya berbusana yang populer dalam suatu

budaya atau sebagai mode, ada juga yang berpandapat bahwa fashion

merupakan gaya berbusana yang menentukan penampilan dari seorang

individu. Kata fashion sendiri berasal dari bahasa Inggris yang dapat diartikan

sebagai mode, cara berbusana atau kebiasaan. Fashion tidak haya berkaitan

dengan gaya dalam berpakaian saja, akan tetapi berhubungan juga dengan

aksesoris, kosmetik, gaya rambut yang dapat menunjang penampilan

seseorang.7

2.5 Fotografi

Fotografi adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media

cahaya. Fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau

foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek

tersebut pada media yang peka cahaya. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa

dibuat. Fotografi merupakan teknik untuk menghasilkan gambar yang tahan

lama melalui suatu reaksi kimia yang terjadi, ketika cahaya menyentuh

permukaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Alat yang paling populer

untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang

bisa dibuat.

Prinsip dari fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan

pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium

yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan

menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium

7
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-fashion/ (diakses tanggal 17 may 2021)

UNIVERSITAS PASUNDAN
18

pembiasan atau yang sering disebut dengan lensa. Agar menghasilkan intensitas

cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur

berupa lightmeter. Seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya dengan

mengatur atau mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), Diafragma

(Aperture), dan kecepatan rana (Speed). Kombinasi antara ISO , Diafragma &

Speed disebut sebagai Exposure. Foto juga merupakan alat visual efektif yang

dapat memvisualkan sesuatu lebih konkrit dan akurat, sesuatu yang terjadi di

tempat lain dapat dilihat oleh orang jauh melalui foto setelah kejadian itu

berlalu.

Sejauh ini fotografi di zaman sekarang sangat berbeda jika dibandingkan

dengan zaman dahulu, diamana proses pengolahan foto membutuhkan waktu

yang lama untuk mendapatkan hasilnya, dan membutuhkan fotografer yang ahli

untuk mendapatkan hasil maksimal. Tetapi saat ini semua orang dimudahkan

dengan teknologi dan semua orang dimudahkan untuk mengambil sebuah

momen dan membagikannya di media sosial. Di dalam fotografi sendiri kita

mengenal istilah komposisi yang berarti aturan standar yang biasa disebut rule

of thrids. Rule of thirds itu sendiri didapat dengan membagi bidang foto dalam

tiga bagian vertikal dan tiga bagian horisontal, elemen foto dipasang di garis

tersebut. Sejalan dengan berlalunya waktu, muncul bermacam teori komposisi

kontemporer yang tiap jenisnya pun justru sangat tak terumuskan dengan tegas.

Jenis komposisi modern yang pertama adalah “merata”. Elemen-elemen foto

diatur serata mungkin. Misal foto produk, foto keluarga. Komposisi «merata»

dipakai untuk memotret benda yg banyak. Varian dari “merata” adalah kita

menonjolkan beberapa di antara obyek yang terpotret itu. Jenis komposisi

UNIVERSITAS PASUNDAN
19

modern kedua adalah “di tengah”. Subjek utama yang dipotret dipasang benar

benar di tengah foto. . Sedangkan komposisi modern ketiga adalah di “pinggir”,

atau benda utama dalam foto dipasang di paling tepi kiri atau kanan foto. Saat

ini komposisi foto relatif sangat bebas tetapi aeaungguhhnya hanya

pengembangannya saja. Bagaimanapun komposisi adalah hal personal yang

menyangkut selera, karna tidak ada istilah salah ataupun benar.8

2.6 Fotografi Fashion

Fotografi Fashion adalah gaya fotografi yang ditujukan untuk menampilkan

pakaian dan produk fashion lainnya. Seiring berjalannya waktu, fotografi

fashion telah mengembangkan sendiri estetika di mana pakaian dan mode

diperkuat dengan adanya kesan eksotis dan aksesoris.

Fotografi fashion sendiri timbul dari percabangan dari begitu banyaknya

spesialis di bidang fotografi. Dalam fashion, fotografi dibutuhkan dalam

pembuatan iklan atau fungsinya sebagai konsep visual dalam majalah-majalah

fashion.

Fotografi fashion berevolusi menjadi sebuah bentuk hasil olah rasa yang

tinggi. Fotografi fashion tidak lagi berbentuk foto produk tapi berkembang

menjadi aliran yang mengutamakan artistik tinggi yang mewakili rancangan

itu sendiri dengan tingkat persaingan dalam menjual ide, konsep dan tidak

hanya dari sisi rancangan mode, tapi juga tehnik fotografi, tata make-up dan

rambut, tata gaya, tata ruang dan lain sebagainya yg menghasilkan sebuah

karya seni.9

8
Komposisi Fotografi Oleh Arbain Rambey
9
Arlina Ambarsari 2012 ”FOTOGRAFI FASHION SEBAGAI BAGIAN DARI PROMOSI
HOSANNA MODA”

UNIVERSITAS PASUNDAN
20

2.7 Fotografi Fashion Editorial

Jenis fotografi fashion ini biasanya digunakan untuk kepentingan majalah,

koran, tabloid, yang memiliki rubrik tentang gaya dan busana. Sesuai dengan

namanya, fotografi fashion editorial ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

editorial media. Bukan sekadar memotret gaya busana yang dikenakan oleh

model, fotografi editorial bersifat menyampaikan pesan atau cerita. Pesan yang

terkandung di dalam foto tersebut bisa disampaikan lewat ekspresi model, latar

belakang, maupun tulisan pendukung. Seperti namanya, Fotografi Fashion

Editorial sebenarnya bertujuan untuk melengkapi cerita yang dibangun

mengenai fashion dalam sebuah artikel baik itu majalah cetak maupun

elektronik.

Namun alur penulisan cerita dalam Fotografi Fashion Editorial tidaklah

strike to the point sehingga kesan menjual produknya sangat tinggi. Juga

terbilang lengkap karena foto akan diatur untuk menvisualisasikan cerita

mengenai kondisi kota, cuaca, dan tingkah laku orang-orang di sekitar sehingga

mengenakan produk yang dipromosikan adalah pilihan yang tepat buat

costumer.

Ditambah dengan ekspresi dan gesture yang ditunjukkan para modelnya,

dapat membuat para audience larut dalam cerita di foto tersebut. Metode

pengumpulan data pada penciptaan karya tugas akhir ini melalui observasi,

studi pustaka, dan juga wawancara.

UNIVERSITAS PASUNDAN
21

2.8 Komposisi dan Pencahayaan

Dalam fotografi cahaya merupakan elemen penting dalam menghasilkan

komposisi foto yang baik. Komposisi dapat menghasilkan kesan sederhana,

rumit, terisolasi, terkonsentrasi, dan lainnya.Fotografi mutlak selalu bermain

dengan pencahayaan. Pencahayaan menjadi salah satu penentu apakah sebuah

foto baik atau tidaknya. Terdapat dua pencahayaan yang bisa dimanfaatkan

dalam memotret, yaitu cahaya alami dari matahari, dan cahaya dari lampu

studio. Jumlah sinar cahaya yang masuk juga harus harus cukup karna jika

terlalu banyak akan menyebabkan eksposure yang berlebihan dan sebaliknya

akan kekurangan eksposure.

2.8.1 Teknik Pengambilan Cahaya

1 Teknik Front Light

Teknik front light dalam fotografi merupakan teknik pencahayaan

(lighting) yang memanfaatkan arah cahaya yang datang dari belakang

fotografer. Cahaya yang datang saling berhadapan dengan area yang menjadi

fokus utama objek foto, sehingga objek akan mendapatkan pencahayaan yang

penuh.

Kekurangan yang dimiliki dari penggunaan teknik front light ini yaitu

objek utama akan terkesan datar (flat) atau tanpa dimensi. Kelebihan yang

dimiliki dengan menggunakan teknik frontlight ini yaitu kita dapat

memperoleh informasi warna yang dimiliki oleh objek yang kira potret.

UNIVERSITAS PASUNDAN
22

2 Teknik Side Light

Teknik side light dalam fotografi merupakan teknik pencahayaan (lighting)

yang memanfaatkan arah cahaya yang datang tepat dari samping objek, sehingga

posisi jatuhnya bayangan berada pada posisi lainnya.

Karakteristik dari teknik side light ini yaitu untuk memunculkan tekstur

dari objek yang dipotret. Teknik side light ini juga banyak digunakan untuk foto

yang diambil di dalam studio.

3 Teknik Back Light

Teknik back light dalam fotografi merupakan teknik pencahayaan

(lighting) yang memanfaatkan arah cahaya yang datang tepat dari belakang

objek yang dipotret. Fotografer berhadapan langsung dengan arah datangnya

cahaya (objek membelakangi sumber cahaya).

Teknik back light ini sering digunakan untuk memotret foto siluet

(seperti foto petani yang saya potret di atas). Karena tujuan dari penggunakan

teknik back light adalah untuk memunculkan bentuk objek secara kesuluruhan

yang utuh.

4 Teknik Top Light

Teknik top light dalam fotografi merupakan teknik pencahayaan (lighting)

yang memanfaatkan arah cahaya yang datang dari bagian atas objek yang

dipotret, sehingga memunculkan kilauan rambut (hair light), terlebih jika

sumber cahaya berada agak belakang dari objek.

Teknik top light ini digunakan untuk membuat foto yang bagian atas

objeknya memiliki kilauan sehingga menimbulkan kesan yang sangat menarik.

Baiasanya digunakan untuk memotret foto butterfly light.

UNIVERSITAS PASUNDAN
23

BAB III

RANCANGAN KARYA

3.1 Konsep Karya

Dalam penelitian yang penulis lakukan masih banyak masyarakat muda kota

Bandung yang belum berminat dalam penggunaan iket Sunda ini, maka dari itu

penulis berharap dengan adanya karya fotografi ini dapat mengubah pandangan

masyarakat agar lebih tertarik menggunakan iket dalam keseharian.

Disini penulis menggunakan teknik fotografi fashion editorial karena dirasa

dapat membuat masyarakat kota Bandung lebih tertarik, dan penulis

menggabungkan penggunaan iket dengan fashion modern yang banyak dipakai

anak muda pada zaman sekarang. Bagaimana agar tidak bertabrakan antara

pakaian dan iket yang digunakan.

Pemotretan akan dilakukan secara outdoor agar bertujuan memperlihatkan

kepada masyarakat dalam penggunaan iket yang bisa dipakai dimanapun dan

kapanpun. Tetapi tetap harus memperhatikan kesopanan agar tetap

memperlihatkan esensi Sunda dengan perpaduan busana modern.

UNIVERSITAS PASUNDAN
24

3.2 Referensi Karya

Berikut adalah referensi karya yang mendekati dengan apa yang penulis

akan visualkan dalam tugas ahir ini.

BRASIL by Greg Swales

Gambar 12 Referensi Brasil by Greg Swales

EUROPAN MAN by Yao Wang

Gambar 13 Referensi Europan Man by Yao Wang

UNIVERSITAS PASUNDAN
25

Toni Garrn Wears Office by Guy Aroch

Gambar 14 Referensi Toni Garrn Wears Office by Guy Aroch

Paris Fashion Week Men’s Spring 2019

Gambar 15 Referensi Paris Fashion Week Men’s spring 2019

UNIVERSITAS PASUNDAN
26

Berdasarkan referensi diatas penulis akan membuat karya visual dengan

menampilkan penggunaan iket di kota Bandung dengan beberapa bidang

pekerjaan dan gaya berpakaian yang menyesuaikan perkembangan zaman

sekarang.

3.3 Alat dan Editing

Alat-alat yang digunakan penulis dalam pemotretan karya tugas akhir ini

adalah sebagai berikut;

1. Kamera

Kamera yang digunakan penulis adalah Canon 60D, karena dalam segi

warna dan pencahayaan yang minim bisa menghasilkan kualitas foto yang

bagus.

2. Lensa

Lensa yang digunakan lensa Kit 18-55 dan Fix 50mm, agar mempermudah

penulis untuk mengambil gambar dengan angel full body ataupun close up.

3. Pemotreten dilakukan secara oudor, agar penulis bisa langsung

memperlihatkan secara langsung tentang penggunaan iket ini dalam

kesehaian.

4. Lighting

Lighting (pencahayaan) yang digunakan penulis disini menggunakan

External Flash, karena pemotretan dilakukan secara outdor dan dilakukan

pada siang hari, dan untuk mengantisipasi cuaca jika dilapangan terjadi

mendung dan keterlambatan wakttu pemotretan.

UNIVERSITAS PASUNDAN
27

3.4 Editing

Dalam karya tugas ahir ini editing foto yang akan penulis lakukan adalah

menggunakan software Adobe Lightroom dengan melakukan color adjustment

seperti pengaturan exposure, contrast, highlight, dan split tone. Kemudian hasil

foto akan diolah kembali di Adobe Photoshop untuk penyempurnaan hal-hal

minor seperti cropping dan retouching pada foto.

Penulis bertujuan untuk menghasilkan visual yang akan menjadikan karya

foto ini sebagai media promosi untuk menunjukan sebagaimana penggunaan

iket itu dapat digunakan sehari – hari, seperti saat bekerja ataupun sedang

berkumpul bersama dengan teman. Dan untuk menarik minat dari masyarakat

muda agar lebih tertarik lagi terhadap budaya iket agar lebih dikenal tidak

hanya diwilayah Jawa Barat saja.

UNIVERSITAS PASUNDAN
28

BAB IV

PROSES PEMBUATAN KARYA

4.1 Karya

Pada bab ini penulis akan memaparkan bagaimana proses pembuatan karya

foto sehingga menghasilkan hasil karya foto yang siap digunakan untuk

berbagai kepentingan.

4.2 Hasil Karya

Gambar 16 Karya

Deskripsi Karya

Pada karya foto diatas penulis berusaha menampilkan seorang yang sedang

bekerja yang bertempat di kaki lima, yang bertujuan untuk memperkenalkan

kepada orang yang sedang melintas dan sekaligus menjadi alat untuk menarik

perhatian agar konsumen menjadi lebih tertarik lagi untuk membeli

dagangannya dengan menggunakan iket Adeg Santana.

UNIVERSITAS PASUNDAN
29

Data Teknis

Berikut adalah data teknis yang penulis gunakan untuk memotret dan tata

cahaya yang dipakai :

Kamera : Canon 60D

Aperture : f/1.8.

Shutter Speed : 1/40.

ISO : ISO-320.

White Balance : auto

Flash
Subjek eksternal

Kamera

UNIVERSITAS PASUNDAN
30

Gambar 17 Karya

Deskripsi Karya

Pada karya ini penulis menampilkan seorang mahasiswa yang sedang

mengikuti kelas daring dikarenakan pandemi saat ini, dan untuk mendapatkan

suasana agar berjalan lancar dan mendapakan koneksi internet maka disini

berlatar caffe dan sedang melihat laptop, dengan menggunakan iket Adeg

Santana.

Data Teknis

Berikut adalah data teknis yang digunakan untuk memotret :

Kamera : Canon 60D


Subjek
Aperture : f/2.8
Flash
Shutter Speed : 1/40 eksternal

UNIVERSITAS PASUNDAN
31

ISO : 640

White Balance : Auto Kamera

Gambar 19 Karya Gambar 18 Karya

Deskpripsi Karya

Dalam karya ini penulis menceritakan sebuah profesi fotografer yang

sedang mengambil gambar di salah satu tempat di Kota Bandung, dengan

menggunakan salah satu iket Sunda Dwi Giri sebagai pelindung kepala

pengganti topi dari panas matahari.

Data Teknis

Kamera : Canon 60D

Aperture : f/1.8.

Shutter Speed : 1/1600.

UNIVERSITAS PASUNDAN
32

ISO : ISO-100.

White Balance : auto

matahari

Subjek

Kamera

Data Teknis

Kamera : Canon 60D

Aperture : f/1.8.

Shutter Speed : 1/50.

ISO : ISO-100.

White Balance : auto

matahari

Subjek

UNIVERSITAS PASUNDAN
33

Gambar 20 Karya

Deskripsi Karya

Karya ini penulis menceritakan seorang barista sedang melayani

konsumen yang ingin membeli salah satu minumannya, berbeda dengan foto

sebelumnya disini penulis ingin menyampaikan tidak menutup kemungkinan

UNIVERSITAS PASUNDAN
34

untuk menggunakan iket Adeg Santana sebagai aksesoris kepala di tempat

seperti caffe ini .

Data Teknis

Kamera : Canon 60D

Aperture : f/1.8.

Shutter Speed : 1/200.

ISO : ISO-640.

White Balance : auto

Subjek

Kamera

UNIVERSITAS PASUNDAN
35

Gambar 21 Karya

Deskripsi Karya

Menceritakan seseorang yang sedang bersantai di salah satu jalan di

Kota Bandung dan menikmati jalanan yang saat itu sedang tidak bannyak

UNIVERSITAS PASUNDAN
36

kendaraan yang melintas dengan menggunakan iket Makuta Mega.

Data Teknis

Kamera : Canon 60D

Aperture : f/1.8.

Shutter Speed : 1/8000.

ISO : ISO-640.

White Balance : auto

Subjek

UNIVERSITAS PASUNDAN
37

Gambar 22 Karya

Deskripsi Karya

Seorang barista yang sedang menyiapkan kopi untuk konsumennya

dengan menggunakan salah satu iket Sunda Adeg Santana. Selain sebagai

aksesoris kepala seperti topi bisa juga digunakan agar tidak ada hal seperti

rambut yang jatuh ke gelas atau mengganggu ketika sedang membuatkan kopi.

Data Teknis

Kamera : Canon 60D

Aperture : f/4.5.
Subjek
Kamera

Shutter Speed : 1/40.

ISO : ISO-640.

UNIVERSITAS PASUNDAN
38

White Balance : auto


Flash
eksternal

Gambar 23 Karya

Deskripsi Karya

Disini penulis ingin menceritakan iket yang sedang dipakai oleh

seorang karyawan yang sedang beristirahat makan siang dan membeli salah satu

makanan di ruas jalan dengan menggunakan iket praktis Makuta Bandung

UNIVERSITAS PASUNDAN
39

Patrakomala.

Data Teknis

Kamera : Canon 60D

Aperture : f/4.5.

Shutter Speed : 1/40.

ISO : ISO-640.

White Balance : auto

Subjek

UNIVERSITAS PASUNDAN
40

Gambar 24 Karya

Deskripsi Karya

Dengan adanya tempat untuk berfoto yang bernuansa pedesaan

ditengah mall di Kota Bandung yaitu Paris Van Java (PVJ) menjadi persamaan

dengan penggunaan iket Sunda ini, dimana mengguanakan iket Sunda yang

dianggap sebagai salah satu kebiasaan lama bisa di padukan dengan sesuatu

yang moderen.

UNIVERSITAS PASUNDAN
41

Data Teknis

Kamera : Canon 60D

Aperture : f/1.8.

Shutter Speed : 1/400.

ISO : ISO-100.

White Balance : auto

Kamera

UNIVERSITAS PASUNDAN
42

Gambar 25 Karya

Deskripsi Karya

Karya foto ini bercerita tentang pasangan muda yang sedang duduk di

pinggiran jalan Kota Bandung dan saling bercerita tentang kejadain di hari itu

dengan berbusana santai dengan di tambah aksesoris kepala iket Sunda Makuta

Puurwa.

Data Teknis

Kamera : Canon 60D

Aperture : f/2.5.
Subjek

Shutter Speed : 1/400.

ISO : ISO-125.

White Balance : auto

UNIVERSITAS PASUNDAN
43

Gambar 26 Karya Gambar 27 Karya

Deskripsi Karya

Penulis berusaha menceritakan kegiatan yang banyak anak muda lakukan

dengan berjalan – jalan di mall untuk sekedar “cuci mata” atau bahkan untuk

berfoto di area mall tersebut, dengan tambahan menggunakan iket Sunda

Makuta Purwa sebagai aksesoris kepala.

Data Teknis

Kamera : Canon 60D Kamera : Canon 60D

Aperture : f/2.8. Aperture : f/2.8.

Shutter Speed : 1/640. Shutter Speed : 1/640.

ISO : ISO-100. ISO : ISO-100.

White Balance : auto White Balance : auto

UNIVERSITAS PASUNDAN
44

Subjek Subjek

Kamera

UNIVERSITAS PASUNDAN
45

BAB V

Penutup

5.1 Kesimpulan

Selama penelitian ini terdapat banyak stigma bahwa iket sunda itu hanya

bisa dipakai untuk upacara adat saja dan terkesan norak. Maka dari itunn disini

penulis coba mengakat isu ini dengan mengenalkan berbagaimacam iket yang

bisa di pakai sehari-sehari dan bisa juga di gunakan untuk bergaya di tempat

modern lainnya di dalam dunia fashion menjadi sebuah style yang bisa

merubah karakter seseorang menjadi lebih identik dan mempunyai nilai yang

sangat pantas ketika digunakan sehari – hari. Adapun fungsi lain dari iket sunda

antara lain sebagai penutup rambut, pelindung kepala, dan hingga alat untuk

membawa barang. Maka dari itu iket sunda bisa bersaing dengan aksesoris

kepala modern lainnya.

5.2 Saran

Dalam penggunaan iket Sunda ini masyarakat muda di Kota Bandung

diharapkan lebih peduli lagi, dan lebih bisa memperkenalkan lagi terhadap

masyarakat luas, bahwa penggunaanya bisa dipakai dalam keseharian baik

untuk pergi bekerja atau pun untuk berkumpul bersama di tempat umum.

Jangan mereasa malu menggunakan salah satu bagian dari ciri khas orang

sunda ini, kalo bukan kita yang melestarikan.

UNIVERSITAS PASUNDAN
46

DAFTAR PUSTAKA

Pergeseran makna penggunaan iket Sunda dalam Komunitas Iket Sunda di

koota Bandung . (2013). Distia Puspitasari .

FOTOGRAFI FASHION SEBAGAI BAGIAN DARI PROMOSI HOSANNA

MODA. (2012). Arlina Ambarsari A.

https://kelasfotografi.wordpress.com/ . (20013, agustus). Diambil kembali dari

kelas fotografi: https://kelasfotografi.wordpress.com/

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-fashion/. (2014). Diambil

kembali dari Pengertian Fashion – Stylist, Sejarah, Manfaat, Ciri,

Perkembangan, Faktor, Para Ahli:

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-fashion/

Karakteristik Iket Sunda di Bandung dan Sumedang Periode Tahun 1968-2006

. (2014). Suciati Suciati.

PERANCANGAN FOTOGRAFI FASHION EDITORIAL SEBAGAI

MEDIA PROMOSI PRODUK COZMEED. (t.thn.). Renky Liniaryadi.

Roche, A. (2021, April). Ketua Komunitas Iket dan Selendang Sunda (KIS).

(B. Fahla, Pewawancara)

UNIVERSITAS PASUNDAN

Anda mungkin juga menyukai