KANTOR WII.AYAH,
Pemasyarakatan
ri/ il
11
,lir,
Tembusan:
1. Direktur Jenderal Pemasvarakatan Kementerian Hukum dan HAM Rl
di- Jakarta;
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jambi
(Sebagai Laporan);
Arsip.
t
Berkenaan dengan terbitnya Instruksi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
lndonesia tanggal 12 Agustus 20L5 Nomor : M.HH-17.PK.01.05.06 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Grasi dan Pemberian Crash Program Pembebasan Bersyarat dan Cuti Bersyarat Bagi Warga
Binaan Pemasyarakatan Pecandu yang Terkait Pasal t27 dan Pasal !27 Junto UU Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika. Bersama ini kami sampaikan Instruksi Menteri tersebut untuk
dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaannya.
l.Wayan sak
NIP. 70727 198303 1_ 001
Tembusan :
L. Menteri Hukum dan HAM Rl.
2. Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM.
3. Direktur Jenderal Adrninistrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan HAM.
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
DIREKTORAT J EN DERAL PEMASYARAKATAN
Jalan Veteran Nomor ll Jakarta
Telepon : (021) 3459928 Fax : (021) 344AL77
Laman : www.ditienpas.go.id Email : registrasi stat@vahoo.co.id
Berkenaan dengan terbitnya lnstruksi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia tanggal L2 Agustus 2015 Nomor : M.HH-17.PK.01.05.06 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Grasi dan Pemberian Crash Program Pembebasan Bersyarat dan Cuti Bersyarat Bagi Warga
Binaan Pemasyarakatan Pecandu yang Terkait Pasal !27 dan Pasal L27 Junto UU Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika. Bersama ini kami sampaikan Instruksi Menteri tersebut untuk
dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaannya.
k
70727 198303 1 001
Tembusai :
l-. Menteri Hukum dan HAM Rl.
2. Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM.
3. DirekturJenderalAdministrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan HAM.
,\E11
t.
MENTERTtSSY,Y"?fl
7. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 676).
8. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2013 tentang Syarat dan Tata Cara.Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti
Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti
Bersyarat.
9. Surat Edaran Mahkamah.Agung Nomor 4 Tahun 20Og tentang penempatan
Penyalahgunaan Narkotika dan Pecandu Narkotika ke dalam Lembaga Rehabilitasi
Medis dan Rehabilitasi Sosial.
10. Peraturan Bersama Ketua MARI, Menkumham, Menkes, Mensos, Kejagung, Kapolri,
Ka BNN Nomor 1/PB/MA/|lll2}14, Nomor 03 th 2014, Nomor 11nn 2014, Nomir 03
Tahun 2014, Nomor PER 005/A/JA/0312014, ,Nomor 1 th
2014, Nomor
PERBER/O1/lll/2014lBNN tentang Penanganan,Pecandu Narkotika Dan Korban
Penyalahgunaan Narkotika ke Dalam Lembaga Rehabilitasl. ,iai
11. Instruksi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor Mfqi-
02.0T.03.01 Tahun 2014' tentang Pendelegasian Wewenang Pemb6i"[an
Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat
MENGINSTRUKSIKAN :
KEDUA 1. Tata cara pengajuan dan permohonan Giasi bagi Narapidana sebagaimana dimaksud
di atas dilaksanakan sesuai dengan ketentuan :
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2002 tentang Grasi Pasal 2 ayat (2) '. "Putusan pemidanaan
yang dapat dimohonkan grasi s€ba:gimana dimaksud pada ayat (1) adalah pidana
mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling rendah 2 (dua)
tahun" ...
i i
b. dan Undang-Undang Nomor 22 T.ahun 2OO2 tentang Grasi pasal 8 ayat (3) :
"permohonan grasi dan salinannya.sebagimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) dapat disampaikan oleh terpidana melalui Kepala Lembaga Pemasyarakatan
tempat terpidana menjalani pidana", serta ayat (4) : " Dalam hal permohonan grasi
dan salinannya diajukan melalui Kepala Lembaga Pemasyarakatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), Kepalq Lembaga Pemasyarakatan menyampaikan
permohonan grasi tersebut kepada Presiden dan salinannya dikirimkan kepada
pengaditan yang memutus perkarq pada tingkat pertama pating lambat & (Sjuh)
{1
hariterhitung seiak diterimanya permohonan grasi dan.salinannya" , W'
r{,.
r)3?
-L
t tr
If{.
'ay <
.:
2. Tata cara pengusulan Pembebasan Bersyarat dan Cuti Bersyarat bagi n"r"pfrun"
sebagaimana dimaksud dilakukan dengan cara penyederhanaan waktu dan syjrat-
syarat administras,.
,,,
KETIGA 1. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan : ,+,ij
a. melakukan rapat koordinasi;
b. menyiapkan data narapidana pecandu narkotika untuk pelaksanaan asesmentibh 'Hl
Badan Narkotika Nasional:
c. benruenang melakukan pemetaan data dan tempat rehabilitasi di dalam Lapas;
d' menyerahkan data hasil asesmen untuk proses permohonan grasi ke Direktorat
Jenderal Administrasi Hukum Umum;
e. membuat kebijakan program crash program Pembeba'san Bersyarat (pB), Cuti
Bersyarat (CB);
f. menyampaikan alur dan jadwal kegiatan pemetaan, proses dan pengusulan grasi
alasan kemanusian dan keadilan dan pelaksanaan rehabilitasi/pasca iehabilitali.
Ditetapkan di Jakarta
kngg"t LZ Asusrus 2ot5
'I
s
-{