Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

KAI{TOR WILAYAH JAMBI


Jalan Kapten Sujono Kota Baru Jambi 36128 Telepon ( 0741) 40085- 40127 Faksimile (0741) 444029
Websit€ : http;//jambi.kemorkumham.go,id Email : kanwiljambi@kemenkumham,go.id

Nomor : W.5-PK.O1.O5.O6-321 Jambi, O8 September 2O15


Lampiran : I Lampiran
Perihal : Penyampaian Intruksi
Menteri Hukum dan HAM RI
Tentang Tata Cara Pengajuan
Grasi dan Pembenan Crash Program
Pembebasan Bersyarat dan Cuti Bersyarat.

Yth. Kepala kmbaga Pemasyarakatan


dan Rumah Tahanan Negara dalam Jajaran
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jarnbi
Di-
Jambi

Menindaklanjuti surat Direlrtur Jenderal Pemasyarakatan Nomor :


PAS-PK.OI.OL.O2-4O9 Tanggal 21 Agushrs 2015 perihal Intruksi Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : M.HH-17.PK.01.05.06 Tahun 2015
tentang Tata Cara Grasi dan Pemberian Crash Program Pembebasan Bersyarat (PB)
dan Cuti Bersyarat (CB) bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Narkoba, bersama
ini dengan hormat kami sampaikan Photo Copy surat tersebut untuk dipelajari,
dicermati dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.

Demikian yang dapat kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan


Terima Kasih.

KANTOR WII.AYAH,
Pemasyarakatan

ri/ il
11

,lir,

Tembusan:
1. Direktur Jenderal Pemasvarakatan Kementerian Hukum dan HAM Rl
di- Jakarta;
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jambi
(Sebagai Laporan);
Arsip.
t

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI


DIREKTORAT JEN DERAI peuRsvaRAKATAN
Jalan Veteran Nomor ll
Jakarta
Telepon : (021) 3459b28 Fax : (021) 3440L77
Laman : www.ditienpas.eo.id Email : registrasi stat@vahoo.co.id

Nomor PAS- Pt<.ot.or.or- {o9 zt Agustus 2015


Sifat Segera
Lampiran
Hal Penyampaian Instruksi Menteri Hukum dan
HAM Rl tentang Tata Cara Pengajuan Grasi dan
Pemberian Crash Program PB dan CB

Yth.(D Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM


2. Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM
3. Kepala Lapas/Rutan/Cabang Rutan
di-
Seluruh Indonesia

Berkenaan dengan terbitnya Instruksi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
lndonesia tanggal 12 Agustus 20L5 Nomor : M.HH-17.PK.01.05.06 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Grasi dan Pemberian Crash Program Pembebasan Bersyarat dan Cuti Bersyarat Bagi Warga
Binaan Pemasyarakatan Pecandu yang Terkait Pasal t27 dan Pasal !27 Junto UU Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika. Bersama ini kami sampaikan Instruksi Menteri tersebut untuk
dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaannya.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.

Direktur Jenderal Pegft sVarakatan,

l.Wayan sak
NIP. 70727 198303 1_ 001

Tembusan :
L. Menteri Hukum dan HAM Rl.
2. Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM.
3. Direktur Jenderal Adrninistrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan HAM.
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
DIREKTORAT J EN DERAL PEMASYARAKATAN
Jalan Veteran Nomor ll Jakarta
Telepon : (021) 3459928 Fax : (021) 344AL77
Laman : www.ditienpas.go.id Email : registrasi stat@vahoo.co.id

Nomor PAS- PK . Ol.or. O\- LlOg 2t Agustus 2015


Sifat Segera
Lampiran
Hal Penyampaian Instruksi Menteri Hukum dan
' HAM Rl tentang Tata Cara Pengajuan Grasi dan
. Pemberian Crash Program PB dan CB

Yth. 1. Kepala'KantorWilayah Kementerian Hukum dan HAM


@ fepala divisi Pemasyarakatan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM
3. Kepala Lapas/Rutan/Cabang Rutan t
di-
Seluruh Indonesia

Berkenaan dengan terbitnya lnstruksi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia tanggal L2 Agustus 2015 Nomor : M.HH-17.PK.01.05.06 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Grasi dan Pemberian Crash Program Pembebasan Bersyarat dan Cuti Bersyarat Bagi Warga
Binaan Pemasyarakatan Pecandu yang Terkait Pasal !27 dan Pasal L27 Junto UU Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika. Bersama ini kami sampaikan Instruksi Menteri tersebut untuk
dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaannya.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.

k
70727 198303 1 001

Tembusai :
l-. Menteri Hukum dan HAM Rl.
2. Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM.
3. DirekturJenderalAdministrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan HAM.
,\E11

t.
MENTERTtSSY,Y"?fl

INSTRUKSI MENTERI HUKUM^ff"\t3filMANUSIA


DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : M.HH-17.pK.01.05.06 TAHUN 2OI5
TENTANG
TATA CARA PENGAJUAN GRASI DAN PEMBERIAN CRASH PROGRAM
PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI BERSYARAT
BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PECANDU
YANG TERKAIT PASAL 127 DAN PASAL 127 JUNTO
UU NOMOR 35 TAHUN 2OO9 TENTANG NARKOTIKA
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa untuk menanggulangi over kapasitas penghuni di Lapas/Rutan diperlukan


terobosan pemberian grasi dengan kewajiban rehabilitasi dan pasca rehabilitasi dan
Crash Program Pembebasan Bersyarat dan Cuti Bersyarat bagi Warga Birrrfrd:n
Pemasyarakatan pecandu narkotika;
b. bahwa untuk mendapatkan pengampunan berupa perubahan, peringaiihn,
pengurangan, atau penghapusan pidana yang telah dijatuhkan kepada terpidana
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetbp,
terpidana dapat mengajukan permohonan grasi kepada Presiden;
c. bahwa untuk alasan kemanusian dan keadilan Presiden dapat mempertimbangkan
untuk memberikan grasi kepada Warga Binaan Pemasyarakatan yang melakukan
tindak pidana narkotika yang masa pidananya lebih dari 2 (dua) tahun dan Menteri
memberikan Crash Program Pembebasan Bersyarat dan Cuti Bersyarat bagi yang
masa pidananya kurang dari 2 (dua) tahun;
d. bahwa untuk mempercepat pelaksanaan pengajuan permohonan grasi dan pemberian
Pembebasan Bersyarat dan Cuti Bersyaral, maka diperlukan proses, pem,bagian tugas,
mekanisme yang efektif, cepat, dan tepd waktu;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebflgaimana dimaksud pada huruf a,b dan c di
atas, perlu diterbitkan Instruksi Mentqii tentang Tata Cara Pengajuan Grasi dan
Pemberian Crash Program Pembebaqgn Bersyarat dan Cuti Bersyarat Bagi Warga
Binaan Pemasyarakatan Pecandu vapgr,Terkait Pasal 127 dan Pasal 127 Junto UU
Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika."
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995tentang Pemasyarakatan.
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 199Q tentang Hak Asasi Manusia. r'4c
':
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2Q02 tentang Grasi yang telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 201O-tentang Grasi.
4. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. :.,
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara
Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasya,rakdtan.
o. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2011 tentang Pecandu dan Penyalahgunaan
Narkotika Wajib Lapor.
,
;

7. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 676).
8. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2013 tentang Syarat dan Tata Cara.Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti
Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti
Bersyarat.
9. Surat Edaran Mahkamah.Agung Nomor 4 Tahun 20Og tentang penempatan
Penyalahgunaan Narkotika dan Pecandu Narkotika ke dalam Lembaga Rehabilitasi
Medis dan Rehabilitasi Sosial.
10. Peraturan Bersama Ketua MARI, Menkumham, Menkes, Mensos, Kejagung, Kapolri,
Ka BNN Nomor 1/PB/MA/|lll2}14, Nomor 03 th 2014, Nomor 11nn 2014, Nomir 03
Tahun 2014, Nomor PER 005/A/JA/0312014, ,Nomor 1 th
2014, Nomor
PERBER/O1/lll/2014lBNN tentang Penanganan,Pecandu Narkotika Dan Korban
Penyalahgunaan Narkotika ke Dalam Lembaga Rehabilitasl. ,iai
11. Instruksi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor Mfqi-
02.0T.03.01 Tahun 2014' tentang Pendelegasian Wewenang Pemb6i"[an
Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat

MENGINSTRUKSIKAN :

Kepada 1. Direktur Jenderal Pemasyarakatan;


2. Direktur JenderalAdministrasi Hukum Umum
3. Kepala Kantor wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
4. Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia; dan
5. Kepala Lembaga Pemasyarakatan, Kepala Rumah Tahanan Negara dan Kepala
Cabang Rumah Tahanan Negara dan Kepala Balai Pemasyarakatan.
Untuk
KESATU .1 Mengusulkan permohonan pengajuan Grasi Narapidana dengan alasan kemanusian
dan keadilan yang terkena Pasal 127 dan 127 Junto Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2009 dengan pidana 2 (dua) tahqn ke atas dan telah dijalankan selama 1 (oatu)
tahun melalui Menteri Hukum dan :Hak Asasi Manusia cq Direktorat Jends:ral
Administrasi Hukum Umum; :,1;:

2. Memproses pengusulan pembe ri^n ,iiip'progrirm Pembebasan Bersyarat oan glrti


Bersyarat bagi Narapidana yang terkeioa Pasal 127 dan 127 junto Undang-Unj*ffg
Nomor 35 Tahun 2009 dengan pidana..di bawah 2 (dua) tahun ke Kantor Wit'ffth
Kementerian Hukum dan HAM Rl. ,i,'
.,lt

KEDUA 1. Tata cara pengajuan dan permohonan Giasi bagi Narapidana sebagaimana dimaksud
di atas dilaksanakan sesuai dengan ketentuan :
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2002 tentang Grasi Pasal 2 ayat (2) '. "Putusan pemidanaan
yang dapat dimohonkan grasi s€ba:gimana dimaksud pada ayat (1) adalah pidana
mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling rendah 2 (dua)
tahun" ...
i i

b. dan Undang-Undang Nomor 22 T.ahun 2OO2 tentang Grasi pasal 8 ayat (3) :

"permohonan grasi dan salinannya.sebagimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) dapat disampaikan oleh terpidana melalui Kepala Lembaga Pemasyarakatan
tempat terpidana menjalani pidana", serta ayat (4) : " Dalam hal permohonan grasi
dan salinannya diajukan melalui Kepala Lembaga Pemasyarakatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), Kepalq Lembaga Pemasyarakatan menyampaikan
permohonan grasi tersebut kepada Presiden dan salinannya dikirimkan kepada
pengaditan yang memutus perkarq pada tingkat pertama pating lambat & (Sjuh)
{1
hariterhitung seiak diterimanya permohonan grasi dan.salinannya" , W'
r{,.

r)3?
-L
t tr
If{.
'ay <
.:
2. Tata cara pengusulan Pembebasan Bersyarat dan Cuti Bersyarat bagi n"r"pfrun"
sebagaimana dimaksud dilakukan dengan cara penyederhanaan waktu dan syjrat-
syarat administras,.
,,,
KETIGA 1. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan : ,+,ij
a. melakukan rapat koordinasi;
b. menyiapkan data narapidana pecandu narkotika untuk pelaksanaan asesmentibh 'Hl
Badan Narkotika Nasional:
c. benruenang melakukan pemetaan data dan tempat rehabilitasi di dalam Lapas;
d' menyerahkan data hasil asesmen untuk proses permohonan grasi ke Direktorat
Jenderal Administrasi Hukum Umum;
e. membuat kebijakan program crash program Pembeba'san Bersyarat (pB), Cuti
Bersyarat (CB);
f. menyampaikan alur dan jadwal kegiatan pemetaan, proses dan pengusulan grasi
alasan kemanusian dan keadilan dan pelaksanaan rehabilitasi/pasca iehabilitali.

2. Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum :


a. melakukan rapat koordinasi;
b. menerima data narapidana yang melakukan tindak pidana narkotika yang akan
diajukan grasi;
c. memverifikasi permohonan grasi alasan kemanusian dan keadilan yang diajukan
narapidana pecandu narkotika yang diketahui kepala Lembaga Pemasyarakatan
kepada Presiden melalui,menteri Hukum dan HakAsasi Manusia;
d. memproses dan menyampaikan permohonan grasi alasan kemanusian dan
keadilan yang diajukan narapidana pecandu Narkotika kepada Presiden molalui
Menteri Sekretaris Negara Rl. ,{

3. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM,


a. benrvenang mengkoordinasi, memfasilitasi, peimohonan grasi dan pembefrtn
crash program Pembebasan Bersyarat dan Cuti Bersyarat; rii1,
b. menetapkan Lembaga Pemasyarakatan dan Lembaga Pemasyarakatan :f"{ng
potensi diwilayahnya sebagai tempat rehabilitasi;
c. Menetapkan petugas pemasyarakatan yang akan di Bawah Kendali Oper:asi
(BKO) kan di Lapas-lapas yang akan menjalqni program rehabilitasi.
4. Kepala Divisi Pemasyarakatan :
a. menyiapkan lapas-lapas yang representatif untuk pelaksanaan rehabilitasi;
b. dalam pelaksanaan asesmen melibatkan pejabat di Divisi Pemasyarakatan dan
pejabat Lembaga Pemasyarakatan yang berkompeten;
c. menyiapkan tenaga pemasyarakatan bagi Lapas yang kekurangan tenaga dalam
pelaksanaan rehabilitasi;
d. dalam pelaksanaan rehabilitasidengan mempedomani :

1) Surat Edaran Menteri Hukum dan HAM Rl Nomor: M.HH-O1.PK. 01.06.10


Tahun 2015 tanggal I April 2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Rehabilitasi
bagiWBP Penyalahgunaan Narkoba di Lapas dan Rutan;
2) Surat Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor: PAS.PK.01.06.10-182 Tahun
2015 tanggal 21 April 2015, tentang Petunjuk Pelaksanaan Surat Edaran
Menteri Hukum dan HAM Rl Nomor: M.HH-O1.PK. 01.06.10 Tahun !015
tanggal 8 April 2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Rehabilitasi bagi \l57BP
Penyalahguna Narkoba di l-apas dan Rutan;
3) Surat Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor : PAS. HM.01 .02-34 tanggal.lT
Juni 2015 Laporan Pelaksanaan Rehabilitasi bagiWBP Penyalahguna Nark$pa
di Lapas;
;l:ti
e. Memproses usulan grasi, crash program Pembebasan Bersyarat (PB) dar, fiprti
Bersyarat (CB) dari Lapas/Rutan/Cabang Rutan.
5. Kepa-la Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Rumah Tahanan Negara (Rutan)
dan Cabang Rumah Tahanan Negara (Gabang Rutan) :
a' permohonan grasi diketahui oleh Kepala Lapas/Rutan/Cabang Rutan yang
ditujukan kepada Presiden Rl melalui Menteri Hukum dan. Hak Asas] Manusia iRl; '
b. mengirimkan Permohonan grasi Warga Binaan Pemasyarakatan kepada Presiden
Rl melalui Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Ri Oan salinannya dikirim ke
Pengadilan Negdri yang memutus perkara ppda tingkat pertama dengan tembusan
ke Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dan Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan;
c. dalam pelaksanaan rehabilitasi dengan mempedomani :

1) surat Edaran Menteri Hukum dan HAM Rl Nomor: M.HH-o1.PK. 01.06.10


Tahun 2015 tanggal 8 April 2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Rehabilitasi
bagi WBP Penyalahgunaan Narkoba di Lembaga Pemasyarakatan (Lapashcjan
Rumah Tahanan Negara (Rutan); , 'li
2) Surat Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor: PAS.PK.O1 .06.10-182 Tahun
2015 tanggal Ztr April 2015, tentang petunjuk pelaksanaan Surat Eda*an
Menteri Hukum dan HAM Rt Nomor: M.HH-01.PK.01.06.10 rahun 284.5
I
tanggal April 2015 tentang Mekanisme.Pelaksanaan Rehabilitasi baqi .yvBp
Penyalahguna Narkoba di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Oan -nU€hn
Tahanan Negara (Rutan); ,

3) Surat Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor: PAS. HM,O1 .02-34 tanggai,lT


Juni 2015 Laporan Pelaksanaan Rehabilitasi bagi WBP Penyalahguna Narkoba
di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas);
d. mengusulkan bagi narapidana pecandu narkotika pasal 127 murni dan pasal 127
junto UU 35 Tahun 2009 yang dipidana di bawah 2 (dua) tahun supaya diusulkan
Pembebasan Bersyarat (PB) melalui crash program. Dengan persyaratan sebagai
berikut :
1) Fotocopy kutipan putusan hakim dan berita acara putusan pelaksanaan
pengadilan; ''
2) Laporan perkembangan pembinaan yang dibuat oleh Wali Pemasyarakatan
(Litmas dalam yang diketahui kepala Balai Pemasyarakatan);
3) Surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tentang rencana pemberian
Pembebasan Bersyarat;
4) Daftar perubahan;
5) Surat Pernyataan dAri Narapidana tidak akan melakukan perbr;atan
melanggar hukum dan surat pernyataan siap mengikuti program rehabiliti$i.
6) Surat penjamin dan ptau pernyataan tempat tinggal narapidana yang
bersangkutan selama menjalani Pembebasan Bersyarat; ,Ir
7) Berkas usulan Pembebasan Bersyarat (PB) dari Kalapas/Karutan/Keu$D.
Rutan dikirim Ke Kantor Wilayah Kempnterian Hukum dan HAM. lfp
e. mengusulkan bagi narapidana pecandu narkotika pasal 1 27 murniOan pasat4iZZ
junto UU Nomor 35 Tahun 2009 yang dipidana di bawah 1 (satu) tahun 3 (tiga)
bulan supaya diusulkan Cuti Bersyarat (CB) melalui crash program. Den$an
persyaratan sebagai berikut :
1) Fotocopy kutipan putusan hakim dan berita acara putusan pelaksanaan
pengadilan
2) Laporan perkembangan pembinaan yang dibuat oleh Wali Pemasyarakatan
(Litmas dalam yang diketahui Kepala Balai Pemasyarakatan);
3) Surat pemberitahuan ke Kejaksaan Negeri tentang rencana pemberian Cuti
Bersyarat;
4) Daftar perubahan;
5) Surat Pernyataan dari Narapidana tidak akan melakukan perbuatan
melanggar hukum dan surat pernyataan siap mengikuti program rehabilitasi;
6) Surat penjamin dan atau pernyataan tempat tinggal narapidana yang
bersangkutan selania menjalani Pembebasan Bersyarat;
7) Berkas Usulan Cuti Bersyarat (CB) dari Kalapas/Karutan/Kacab. Rutan dikirim
Ke Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.
t
rf
eI
i,+d+
WF
'{\ a
;lq
*,
6. Kepala Bapas:
a' membantu pelaksanaan Pasca Rehabilitasi yang diselenggarakan oleh Bgdan
Narkotika Nasional (BNN), Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP), dan Bhan
Narkotika Nasional Kabupateh (BNNK);
b. melakukan pembimbingan klien yang mendapatkan Grash program
Bersyarat (PB) dan Cuti Bersyarat (CB).
Demikian Instruksi ini untuk dilaksanakan dan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
kngg"t LZ Asusrus 2ot5

'I

s
-{

Anda mungkin juga menyukai