Anda di halaman 1dari 5

1

Modul 2 Agama : “Masa Remaja Ellen”


Tujuan Pembelajaran: 1. Melalui proses pembelajaran menggunakan model discovery
learning, peserta didik dapat menunjukkan bahwa pemeliharaan Allah selalu konstan
meskipun ada bencana dan bahwa itu dirancang untuk menuntun manusia kepadaNya,
dan mampu menjelaskan bagaimana Ellen mengalami kecelakaan, Peserta didik
diharapkan dapat menyajikan pengalaman mereka atau keluarga mereka yang di
dalamnya mereka bersyukur atas pemeliharaan Tuhan.

1 "Bangun, anak kembar," seru Bu Harmon. "Ayahmu hampir siap untuk menaruh
tempat tidurmu di kereta." Ellen dan Elizabeth menggeliat dan membuka mata mereka.
Mereka melihat kamar tidur sudah kosong - tidak ada tirai, tidak ada kursi. Tempat tidur
Sarah dan Harriet sudah hilang. Bahkan karpet anyaman kecil yang di samping tempat tidur
mereka sudah tidak ada.

2 "Ingat?" tanya Ibu. "Ingat? Ini adalah hari kita meninggalkan tanah pertanian di sini
dan pindah ke Portland." Tentu saja mereka ingat! Baru kemarin Ayah dan John membawa
banyak barang sejauh dua belas mil ke Portland. Tentu saja mereka ingat! Seperti kilat,
empat kaki mendarat di lantai papan. Mereka memasukkan lengan dan kaki mereka ke
pakaian yang sudah disiapkan Ibu untuk mereka. Ke dua anak kembar itu tidak mau
ketinggalan semenitpun akan kehebohan hari itu. Keluarga telah selesai sarapan. Ibu
bersikeras bahwa ke dua anak gadis kembar itu masing-masing harus makan semangkuk
bubur panas dan minum secangkir susu hangat. Mereka menelan makanan itu dengan
sangat cepat. Segera mereka ikut sibuk mencoba untuk membantu.

3 Akhirnya semua barang sudah ditaruh di kereta kuda. Ayam-ayam ada di kotak-kotak
kecil berjaring. Sapi itu diikat ke kereta sehingga dia bisa berjalan di belakangnya. Anak-anak
memanjat masuk ke dalam kereta. Mereka duduk berdesak-desakan. Ayah mengambil tali
kekang dan membuat kuda-kuda mulai berjalan dengan perlahan.

4 Ellen bersemangat melakukan sesuatu yang baru, tetapi dia tidak bisa menahan
perasaan sedih ketika mereka mulai menuruni bukit yang panjang. Ladang pertanian mereka
di puncak bukit adalah tempat yang indah untuk tinggal. Setiap hari mereka bisa melihat ke
bawah ke lembah dan kemudian jauh melintasi sungai Connecticut ke Pegunungan Putih
yang indah.

5 Sekali lagi Ellen bertanya, "Apakah kita harus meninggalkan rumah kita?"

"Mama tahu bagaimana perasaanmu, Ellen," Bu Harmon menghiburnya. "Ini tempat lahir
kalian. Kita telah melalui suka dan duka di sini. Kita adalah keluarga besar sekarang. Tidak
mudah mencari nafkah di daerah pertanian. Di Portland, ada lebih banyak orang tinggal,
Ayah dapat menjual lebih banyak topi. Selain itu, Mama papa ingin kalian dapat pendidikan
yang baik. Portland memiliki satu sekolah yang bagus. "

6 Ketika Ellen masih kecil, Portland bukan kota besar seperti sekarang ini. Tidak ada
trem atau mobil. Rumah-rumah terpisah lebih jauh. Banyak orang memiliki lumbung untuk
tempat sapi, kuda, dan kereta kuda mereka. Di dekat kota ada padang rumput tempat sapi
dan kuda merumput selama musim semi dan musim panas.
2

7 Keluarga Harmon segera menetap dan lalu sibuk merawat ternak mereka, menanami
kebun, dan membuat topi untuk dijual. Setiap orang di keluarga membantu.

8 Suatu hari, Ibu menyerahkan makan siang untuk Elizabeth dan Ellen. Itu akan
menjadi hari pertama mereka bersekolah. Si kembar berjalan di trotoar di sepanjang jalan
menuju sekolah di jalan Brackett. John ada bersama mereka, dan mungkin Sarah juga.

9 Si kembar belajar keras dan segera bisa membaca dan menulis. Mereka mendapat
banyak teman. Ibu tidak pernah mengijinkan mereka bermain-main sepulang sekolah, dan
mereka juga tidak boleh berlama-lama dalam perjalanan pulang. Pekerjaan menunggu bagi
setiap anak untuk dikerjakan.

10 Tahun-tahun sekolah dan musim panas berlalu dengan cepat sampai si kembar
berusia sembilan tahun dan duduk di kelas tiga. Suatu sore, Ellen dan Elizabeth, dan seorang
teman sekelas keluar dari sekolah dan mau pulang. Ketika mereka berjalan beriringan
melintasi lapangan taman, seorang gadis berusia tiga belas tahun marah-marah mengikuti
mereka. Kita tidak tahu mengapa, tetapi dia berteriak-teriak dan mengancam-ancam
mereka. Ellen dan Elizabeth bergegas secepat yang mereka bisa. Ketika mereka hampir
menyeberangi taman, mereka mendengar teriakan-teriakan marah lagi, yang kali ini lebih
keras dan lebih kejam. Ellen menoleh untuk melihat seberapa dekat anak perempuan itu di
belakang mereka. Pada saat itu sebuah batu besar melayang di udara. Batu itu menghantam
tepat di wajah Ellen. Gadis yang marah-marah itu lari kabur. Ellen jatuh ke tanah, tidak
sadarkan diri. Batu itu telah menghancurkan tulang halus di hidungnya dan juga melukai
wajahnya.

11 Selama tiga minggu Ellen terbaring tak sadarkan diri di rumah. Para dokter datang.
"Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk menolongnya," bisik mereka sedih. "Dia akan
meninggal." Lalu mereka pergi.

Bu Harmon tidak pernah menyerah. Dia membuat sebuah tempat tidur yang bisa digoyang
untuk Ellen. Bu Harmon menggoyang-goyangkan anaknya dan berbicara kepadanya
meskipun Ellen tidak sadarkan diri. Dia mengelus-elus kaki dan tangan Ellen yang kecil dan
kurus itu dan menjaganya agar tetap hangat. Keluarga dan teman-teman berdoa untuk
Ellen. Mereka kehilangan Ellen yang selalu ceria dan bahagia. Akhirnya Ellen mulai sadar. Dia
tidak ingat apa-apa tentang kecelakaan itu. Dia tidak tahu mengapa dia begitu lemah dan
kurus. Setelah berminggu-minggu barulah dia bisa duduk.

12 Selama masa ini Ellen sering berbicara dengan Yesus. Ellen menceritakan semua
masalahnya. Ellen meminta Yesus untuk mengampuni dosa-dosanya. Dia merasa bahwa
Yesus adalah sahabatnya yang paling dekat. Dia berharap bahwa semua teman bermainnya,
dan bahkan gadis yang melempar batu itu, tahu bahwa Yesus adalah sahabat mereka juga.

13 Setelah sekian lama, Ellen kembali bersekolah. Betapa inginnya dia mengejar pelajaran-
pelajarannya yang telah dia lewatkan! Keringat bercucuran dari dahinya. Ketika dia
mencoba membaca, semua kata-kata terlihat kabur. Ketika dia mencoba menulis, tangannya
gemetar parah sehingga dia tidak bisa mengendalikannya.

14 Setelah beberapa minggu, guru-guru Ellen mengatakan bahwa dia terlalu lemah dan
masih sakit untuk bisa bersekolah. Mereka menganjurkan nanti Ellen boleh kembali
bersekolah ketika dia sudah lebih kuat. Beberapa kali setelah itu Ellen mencoba bersekolah,
3

tetapi setiap kali mencoba dia harus menyerah. Di usianya yang masih muda ini, dia merasa
sangat kecewa sekali tidak bisa bersekolah.

15 Ketika Ellen berusia dua belas tahun, William Miller datang ke Portland. Dia
mengadakan pertemuan ibadah setiap hari. Ada pertemuan ibadah di pagi hari, di siang
hari, dan di malam hari. Orang-orang membawa bekal makan siang mereka dan tinggal
sepanjang hari. Mereka mendengarkan pekabaran indah, namun yang paling khusyuk
bahwa Yesus akan segera datang. Pada akhir satu pertemuan, William Miller mengundang
mereka yang ingin siap untuk bertemu Yesus, untuk datang ke depan untuk doa khusus.
Ellen maju.

16 "Tuhan," Ellen berdoa, "Aku tidak akan pernah cukup baik untuk masuk surga."
Selama berminggu-minggu Ellen dipenuhi kesedihan hebat karena dia merasa bahwa
dosanya terlalu besar. Yesus tidak akan pernah bisa menyelamatkannya. Dia tidak memberi
tahu siapa pun, bahkan tidak juga ke ibunya, betapa sedih dan tersesatnya dia rasa.

17 Musim panas berikutnya, Ellen pergi bersama orang tuanya ke perkemahan


Methodist. Dia senang memiliki waktu khusus ini untuk belajar lebih banyak tentang Yesus.
Roh Kudus membantunya memahami bahwa begitu dia meminta Tuhan mengampuninya,
Tuhan dengan senang hati melakukannya. Pendeta Ellen mengatakan kepadanya, "Yang
harus engkau lakukan hanya percaya bahwa Tuhan telah mengampuni dosa-dosa mu.
Berterima kasih padaNya. Percaya padaNya. Bersukacitalah dan bergembiralah bahwa
Tuhan memelihara mu dengan penuh kasih. Ia akan menyelamatkan mu."

18 Ketika Ellen memahami hal ini, kedamaian Yesus memenuhi hidupnya. Dia
menuliskan: "Matahari bersinar terang dan jernih ... Hijaunya pohon-pohon dan rerumputan
nampak lebih segar, langit lebih biru. Bumi tampak tersenyum di bawah damai Tuhan...
Burung-burung bernyanyi lebih merdu dari sebelumnya-sebelumnya. Mempercayai
Juruselamatnya mengubah rasa sedih Ellen menjadi sukacita.

19 Dia melihat keindahan bunga-bunga yang ditanam ibunya di sekitar rumah mereka.
Ellen berjalan mendekat dan menyentuh kelopak mawar merah muda yang lembut.
Pikirnya: "Betapa sempurnanya Tuhan telah menciptakan bunga yang indah ini! Dia
memelihara bunga-bunga maka sayapun tahu Tuhan selalu mencintai dan melindungi kita,
anak-anak-Nya." Kemudian, dengan sangat gembira, Ellen berteriak, "Saya adalah anak
Allah. Saya selalu di perhatikan Tuhan dengan penuh kasih. Saya akan sealu taat. Saya akan
memuji-muji nama-Nya yang indah. Saya akan selalu mengasihi Dia."

20 Suatu hari Ellen memberi tahu pendetanya bahwa dia ingin bergabung dengan
gereja Methodist. Pendeta menuliskan nama Ellen di buku gereja. Ellen menanti-nantikan
saatnya untuk dibaptis setelah dia membuktikan bahwa dia benar-benar ingin mengikuti
Yesus.

21 Pada tanggal 26 Juni 1842, Ellen dibaptis dengan dua belas temannya di teluk Casco
dekat Portland, Maine. Angin bertiup, dan ombak menghempas pantai berpasir itu tetapi
kedamaian Yesus ada di hati Ellen.

22 "Aku milik-Mu, Yesus," bisik Ellen ketika dia berjalan menuju ke pantai di mana
ibunya memberinya handuk. Tuhan, yang sedang mengamat-amati dan mendengar, tahu
4

hal-hal menakjubkan yang akan Ellen lakukan bagi-Nya, tetapi tidak ada orang lain yang
tahu. Hanya Tuhan yang tahu.

___________________________________________________________________________

Roma 8: 28

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”

___________________________________________________________________________

DISKUSI (MODUL 2 )

1. Apa keuntungan menurut Anda yang dimiliki Ellen di masa kecil dan remaja?

2. Menurut Anda dalam hal apa kekurangan Ellen digunakan untuk memuliakan Allah?

3.Ceritakan pengalamanmu atau pengalaman keluarga/teman/seseorang tentang musibah


(bencana/hal buruk) yang menimpa mu atau orang tersebut tetapi itu bisa jadi membuat
mu (atau orang itu) jadi lebih dekat kepada Tuhan.

Referensi
Norma Youngberg, Fern Babcock, 1980. Two Little Surprises, The Spirit of Prophecy,
Emphasis Stories Volume 1. The Ellen G. White Estate and the General Conference
Department of Education, Unites States of America.
Link:
1. Youtube : Ellen White Early Years Episode 7.
5

Penilaian Modul 2 Agama

1. Alasan keluarga Harmon pindah ke Portland adalah ….


2. Ellen sedih ketika mereka mulai berangkat meninggalkan Gorham, Maine karena …
3. Apa yang benar tentang Portland Ketika mereka baru pindah?
4. Apa yang dilakukan setiap anggota keluarga Harmon untuk membantu?
5. Kebiasaan Ellen Ketika bersekolah adalah ….
6. Pilihlah 4 pernyataan yang benar sehubungan dengan kecelakaan yang Ellen alami.
A. Ellen tidak tahu mengapa ada yang marah-marah pada mereka.
B. Kecelakan terjadi saat Ellen pulang sekolah.
C. Tulang hidung Ellen hancur kena batu besar
D. Yang melempar adalah teman sekelas Ellen.
E. Ellen berusia 9 tahun duduk di kelas 3 SD.
7. Apa yang terjadi selama Ellen tiga minggu tidak sadarkan diri?
8. Apa yang terjadi Ketika Ellen mulai sadar?
9. Apa yang Ellen lakukan selama ia sakit?
10. Apa yang terjadi Ketika Ellen kembali bersekolah?

BENAR atau SALAH: Soal nomor 11-20


11. Setelah beberapa minggu Ellen bersekolah, guru-guru Ellen menganjurkan agar Ellen
beristirahat dulu di rumah samapai dia sudah lebih kuat.
13. Ellen mendengarkan William Miller berkhotbah ketika Ellen berusia 17 tahun.
14. William Miller mengadakan pertemuan Kebaktian Kebangunan Rohani hanya pada malam
hari
di Portland.
15. Pekabaran William Miller adalah bahwa Yesus akan segera datang.
16. Ellen menerima undangan William Miller agar Ellen di baptis.
17. Memiliki orangtua yang rohaniawan dan mengasihi adalah salah satu keuntungan yang
dimiliki
Ellen di masa kecil dan remaja.
18. Hal buruk yang Ellen alami ia gunakan untuk memuliakan Allah dengan cara lebih
mendekatkan
diri padaNya.
19. Pada tanggal 26 Juni 1842, Ellen dibaptis seorang diri di teluk Casco dekat Portland, Maine.
20. “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah.” Roma 8 : 28

Anda mungkin juga menyukai