Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN KEGIATAN

DOKTER INTERNSIP PUSKESMAS BAITUSSALAM


PERIODE AGUSTUS 2022 – FEBRUARI 2023

MONITORING TUMBUH KEMBANG BAYI/ANAK

A. Latar Belakang
Konsep tumbuh kembang merupakan suatu hal yang mutlak pada anak, maksudnya
tumbuh adalah proses bertambah besarnya sel – sel serta bertambahnya jaringan
intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan kembang atau berkembang adalah proses
pematangan fungsi atau organ tubuh termasuk perkembangan kemampuan mental dan
kecerdasan serta perilaku anak (Campbell, 2000). Pada kenyataannya tumbuh kembang
secara eksplitsit bisa dipisahkan satu sama lain. Proses tumbuh kembang ini berlangsung
sejak awal pembuahan (konsepsi) sampai akhir masa remaja dengan melewati masa –
masa atau periode prenatal, bayi baru lahir, prasekolah, sekolah dini dan remaja
(Campbell, 2000).
Proses tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa pertumbuhan
dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Perkembangan anak terdiri dari : perkembangan motorik kasar (pergerakan dan sikap
tubuh); perkembangan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dan lain –
lain); perkembangan bahasa (kemampuan respon suara, mengikuti perintah, dan
berbicara sopan); kepribadian atau tingkah laku (berinteraksi dengan lingkungannya)
(Kania, 2009).
Kemampuan perkembangan motorik kasar diawali dengan koordinasi tubuh,
duduk, merangkak, berdiri, dan diakhiri dengan berjalan. Kemampuan perkembangan
gerak motorik kasar ini ditentukan oleh perkembangan kekuatan otot, tulang, dan
koordinasi otot untuk menjaga keseimbangan tubuh (Irwan, 2006). Perkembangan
motorik kasar tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan fisik, tetapi juga kesiapan psikis
anak untuk melakukannya seperti memanjat, dan berlari. Kemampuan motorik kasar
sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Bila mengalami keterlambatan pada
kemampuan motorik, maka anak akan mengalami keterlambatan perkembangan dan
pertumbuhan anak (Ichwan, 2008).
B. Permasalahan di Masyarakat
Sebagian besar masyarakat memiliki perilaku yang tidak sehat karena belum
mengetahui dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta seringnya tidak
mengkonsumsi makanan yang sehat. Selain itu status ekonomi menjadi salah satu
penyebab terjadinya penyakit karena pencegahan yang tidak hanya dari status imunisasi
saja tetapi dari faktor lingkungan sekitar kurang sehat yang menjadi layak untuk
perkembangbiakan penyakit.
Secara umum banyak rumah penduduk memenuhi kriteria rumah sehat. Baik dari
segi pencahayaan, dinding, ventilasinya dan lantai. Penataan rumah yang tidak rapi dan
tidak bersih bisa menjadi sarang berbagai macam penyakit. Lingkungan sekitar yang
padat penduduk dan agak kumuh juga sangat berpengaruh dalam proses penularan
penyakit.

C. Pemilihan Intervensi
Berdasarkan masalah di atas, maka diadakan pelaksanaan kegiatan imunisasi pada
bayi maupun anak. Kegiatan tersebut meliputi penguatan imunisasi rutin bayi (<1tahun),
memantau kualitas dan manajemen rantai vaksin, memantau dan membina kompetensi
petugas pengelola vaksin maupun koordinator program imunisasi, melakukan imunisasi
ulang kepada penderita yang sudah sembuh sesuai kelompok umurnya, serta penderita
dengan imunisasi parsial harus melengkapi imunisasi dasar sesuai jadwal menurut
rekomendasi nasional. Pemberian imunisasi meliputi imunisasi BCG (Bacillus Calmette-
Guerin), Hepatitis B, DPT (Difteri Pertusis Tetanus), Polio, dan Campak.

D. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan di Posyandu Kling, pada tanggal 13 September 2022.
Sasaran IMD dan ASI Ekslusif adalah ibu balita yang berada dan tinggal di lingkungan
sekitar lokasi kegiatan.

E. Evaluasi
 Evaluasi Struktur
Persiapan kegiatan imunisasi dilakukan satu hari sebelumnya. Telah dilakukan
koordinasi dengan tim pelaksana imunisasi puskesmas di Posyandu Salewangeng
desa mattirowalie. Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan pengukuran status gizi
balita.
 Evaluasi Proses
Dokter bersama tim pelaksana imunisasi dari puskesmas tiba di Posyandu
Salewangeng desa mattirowalie, pada Pukul 09.00 WITA. Balita yang mendapatkan
imunisasi sebanyak 15 orang, sebagian besar berumur kurang dari setahun.
 Evaluasi Hasil
Banyaknya balita yang dibawa ke lokasi pemberian imunisasi menunjukkan adanya
antusias masyarakat yang sangat tinggi. Sehingga dengan imunisasi dapat
memberikan kekebalan tubuh bagi balita agar terhindar dari penyakit yang sebenarnya
bisa dicegah dengan imunisasi.

Banda Aceh, Agustus 2022


Peserta Pendamping

dr. Ewi Yuslila dr. Riva Zurianti

Anda mungkin juga menyukai