Anda di halaman 1dari 3

Nama : Elisawati

NPM : 2210102010069
Mata Kuliah ; Ilmu Politik

PENDEKATAN PERILAKU (BEHAVIOUR)

Behavioralisme atau disebut juga aliran perilaku merupakan filosofi dalam psikologi yang
menjelaskan bahwa yang dilakukan makhluk hidup termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan
harus dianggap sebagai perilaku. Simpelnya behavioralisme itu suatu pandangan yang
memfokuskan pada perilaku aktor (dimana dalam konteks ini yaitu para politisi atau
penyelanggara pemerintah).

Behavioralisme juga dikenal sebagai salah satu pendekatan ilmu politik dari berbagai macam
pendekatan yang lain. Ciri khas dari pendekatan ini yaitu berbasis perilaku. Teori ini mulai
muncul sekitar tahun 1950-an setelah WW II (perang dunia ke-2) di Amerika. Kemunculan
teori pendekatan ini bukan tanpa sebab. Behavioralisme hadir seiringan dengan kegagalan
daripada teori sebelumnya, yaitu pendekatan tradisional (Legal/Institusional). Dalam teori ini
pembahasan struktur berubah jadi pembahasan proses, dan pembahasan lembaga berubah jadi
pembahasan perilaku.

Gagasan pokok dari pendekatan ini yaitu, tak perlu lagi membahas lembaga-lembaga formal,
karena pembahasan itu tidak cukup memberi informasi tentang proses politik yang
sesungguhnya. Justru kebalikannya lebih baik mempelajari perilaku (behavior) manusia,
karena itu merupakan gejala yang benar-benar bisa diamati. Ulasan mengenai perilaku tidak
hanya sebatas perorangan saja, tetapi juga mencakup persekutuan yang lebih besar, seperti
organisasi masyarakat, gerakan nasional, kelompok elite, dll.

Pendekatan ini tidak memandang lembaga-lembaga formal sebagai titik sentral atau pemeran
yang independen, tetapi hanya sebagai garis besar untuk kegiatan manusia. Jika pengikut
pendekatan ini mempelajari parlemen, maka pembahasannya terkait perilaku anggota
parlemen, contohnya seperti pemungutan suara (voting behavior) terhadap rancangan
undang-undang tertentu (apakah pro atau kontra serta mengapa demikian), cara mereka
berpidato, kesungguhan dalam memprakarsai rancangan undang-undang, gaya berinteraksi
sesama teman, kegiatan negosiasi atau melobi, dan latar belakang sosialnya.

Adapun ciri-ciri dalam pendekatan perilaku ini adalah :


1. Empiric
2. Analitis
3. Perilaku individu
4. Bebas nilai
5. Berhasil dalam theory building
6. Metode kuantitatif
Berkat kehadiran pendekatan ini pengumpulan data melaju dengan pesat. Sarjana-sarjana itu
mulai menganalisis faktor-faktor baru yang sebelumnya tidak ditemukan melalui
pengamatan.
Satuan analisis pun bergeser dari lembaga ke perilaku dan dari struktur ke proses (dinamika).
Para penganut pendekatan ini tidak hanya mempelajari lembaga-lembaga, tetapi juga perilaku
anggota di dalamnya, contohnya presiden dan anggota parlemen, seperti apa mereka
melakoni perannya dan menjalankan tugas.

Salah satu contoh penelitian yang dilakukan dengan pendekatan perilaku (behaviour). Dilihat
dari partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum yang merupakan suatu tindakan untuk
meluangkan haknya sebagai warga negara dalam memilih pemimpin. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perilaku politik pemilih dan Faktor-faktor yang mendorong pemilih dalam
menggunakan hak pilihnya pada pemilihan pasangan calon Presiden Republik Indonesia
tahun 2014 di Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini tergolong ke
dalam penelitian suvey dengan menggunakan pendekatan campuran (mixed methodology).

Pengumpulan data dilakukan dengan angket dan wawancara dengan informan yang dipilih
melalui teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pemilih di
kecamatan Ingin Jaya dapat dikelompokkan ke dalam lima kelompok:
1) kelompok pemilih rasional, 2) pemilih kritis, 3) pemilih tradisional, 4) skeptis dan
kelompok 5) pemilih emosional.

Pemilih yang mendominasi di kecamatan Ingin Jaya yaitu pemilih tradisional dan kelompok
pemilih, kemudian minoritasnya adalah pemilih emosional dan skeptis. Adapun faktor-faktor
pendorong pemilih dalam menetapkan pilihannya terbagi dalam dua faktor yaitu, faktor
internal dan eksternal. Faktor internal yaitu, faktor kesadaran pemilih sebagai warga Negara,
faktor ikut-ikutan yang cenderung melihat orang lain memilih tanpa mengenal pasti siapa
yang dipilih dan untuk apa tujuan memilih. Sedangkan faktor external yaitu, adanya citra
kandidat, isu dan kebijakan, peristiwa mutakhir dan indentifikasi partai.

Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa mereka pada umumnya meneliti tidak hanya perilaku
dan kegiatan manusia, melainkan juga orientasinya terhadap kegiatan tertentu seperti sikap,
motivasi, persepsi, evaluasi, tuntutan, harapan, dan sebagainya. Berdasarkan anggapan bahwa
perilaku politik hanya salah satu dari keseluruhan perilaku, maka pendekatan ini cenderung
untuk bersifat interdisipliner.

Ia tidak saja mempelajari faktor pribadi, tetapi juga faktor-faktor lainnya seperti budaya,
sosiologis, dan psikologis. Di samping itu, pendekatan perilaku menampilkan suatu ciri khas
revolusioner yaitu suatu orientasi kuat untuk lebih mengilmiahkan ilmu politik.
DAFTAR PUSTAKA :

Budiardjo, M., 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Gramedia. Jakarta.

https://kumparan.com/frahazsyah-ammiqie/berpolitik-melalui-pendekatan-
behavioralisme-1whlwlqc5vR/full

https://www.neliti.com/id/publications/346904/perilaku-politik-masyarakat-pada-
pemilihan-presiden-dan-wakil-presiden-republik

https://ocw.ui.ac.id/pluginfile.php/118/mod_resource/content/0/OCW%202013%20-
%20PIP%2003%20Pendekatan-Pendekatan%20dalam%20Ilmu%20Politik.pdf

Anda mungkin juga menyukai