Anda di halaman 1dari 3

ANALISA MATERI UNTUK PROBLEM BASED LEARNING

Nama Mahasiswa : Rahmida


Kelas : Al-Qur’an Hadis 5
Judul Modul : Konsep Dasar Ulumul Hadis
Judul Masalah : Kriteria Keshahihan Dan Fungsi Hadis Terhadap Alquran
Dosen Pengampu : DR.HJ.RAHIMA SIKUMBANG SARMADI.LC.MA

No Komponen Deskripsi
1. Identifikasi masalah (berbasis Sebagaimana kita ketahui bahwa kedudukan hadits
yang ditemukan di lapangan) merupakan sumber pengambilan hukum yang kedua setelah al-
Quran bagi umat islam serta memperjelas isi kandungan al-
Quran. Keberadaan hadits yang telah mewarnai masyarakat dalam
berbagai kehidupan juga telah menjadi bahasan yang menarik
dikalangan para penuntut ilmu, peneliti, dan para ahli
hadits. Hanya saja, kajian itu tidak sampai kepada masyarakat
secara umum. Melihat kondisi di lapangan khususnya di daerah
saya yaitu kabupate Nunukan Provinsi Kalimantan Utara, masih
banyak masyarakat yang buta atau kurang pengetahuannya tentang
apa saja kriteria sebuah hadits disebut shahih dan apa fungsi hadits
terhadap Al-Qur’an.
Sebagian besar masyarakat di daerah saya hanya mengetahui
apa itu hadits. Mereka sering mendengarkan banyak hadits yang di
bacakan oleh penceramah tapi hanya sekedar di bacakan tanpa
mendalami lebih jauh hadits tersebut dan masyarakat menerima
hal tersebut. Masyarakat tidak punya keinginan mengetahui
apakah hadits yang mereka sering dengarkan merupakan hadits
shahih atau tidak. Di tambah lagi, mudahnya mengakses
bermacam-macam hadits lewat internet yang di ambil secara
mentah saja tanpa ada ilmu tentang hadits, jadi masyarakat bisa
saja mempercayai hadits palsu karena kurangnya pemahaman
masyarakat tentang hadits.
2. Penyebab masalah (dianalisis Kurangnya pemahaman masyarakat tentang hadits terutama
apa yang menjadi akar masalah keshahihan sebuah hadits dan fungsi hadits terhadap Al-Qur’an.
yang menjadi pilihan masalah)
3. Solusi: Hadits merupakan sumber pengambilan hukum yang kedua
a. Dikaitkan dengan setelah al-Quran bagi umat islam serta memperjelas isi
teori/dalil yang relevan
kandungan al-Quran. Di dalam Al Quran juga telah dijelaskan
b. Sesuaikan dengan
langkah/prosedur yang berulang kali perintah untuk mengikuti ajaran Rasulullah SAW,
sesuai dengan masalah sebagaimana yang terangkum firman Allah SWT di surat
yang akan dipecahkan
AnNisa’ ayat 80:

ۡ‫َ مَ نٰل لَ لََل مۡ هِ م‬


‫هَل لَ لَن ت للوّل نٰ َل لَٓ ا َ ل مۡ ل‬
‫َ لل‬ ‫َو لَ َلَل مۡ َ ل ل‬
‫َٓ ل‬ ‫هّّ س‬
‫لَن ُ هسِِه ل‬
‫لَ هِ ظ‬
ٓٗۡ
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah
mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan
itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi
mereka.”(QS.An-Nisa: 80)
Keberadaan hadits yang telah mewarnai masyarakat dalam
berbagai kehidupan juga telah menjadi bahasan yang menarik
dikalangan para penuntut ilmu, peneliti, dan para ahli hadits
Ulumul hadits sendiri terdiri dari kata 'ulum dan kata hadits.
Kata 'ulum sendiri bentuk jamak dari kata 'ilmi yang berarti ilmu-
ilmu, sedangkan hadits memiliki makna segala sesuatu yang
disandarkan pada Nabi Muhammad SAW. baik berupa perkataan
(qauli), perbuatan (taqriri), maupun persetujuan dari Nabi. Dengan
demikian ulumul hadits adalah suatu disiplin ilmu yang secara
khusus mempelajari dan membahas mengenai kaidah-kaidah untuk
mengetahui kedudukan seorang perawi (sanad) dan lafaz (matan)
suatu hadits. Ilmu hadits atau ulumul hadits dibagi menjadi dua,
yaitu hadits dirayah dan hadits riwayah.
Ilmu hadits riwayah berfokus pada pembahasan mengenai
periwayatan suatu hadits. Dengan kata lain, semua proses
penukilan atau kutipan yang bersumber dari dari Nabi SAW.
merupakan ilmu hadits riwayah. Namun, ada pula ulama yang
memperluas cakupan dari ilmu hadits ini kepada sesuatu yang
disandarkan pada selain Nabi SAW. (sahabat dan tabi'in).
Adapun tujuan utama ilmu hadits riwayah adalah untuk
memahami segala ajaran Nabi SAW. melalui hadits-hadits dan
juga merupakan salah satu bentuk untuk menjaga kemurnian
sunnah yang ditinggalkan oleh Nabi SAW. bagi ummatnya.
Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa objek dari kajian
hadits riwayah adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara
penerimaan dan penyampaian hadits kepada orang lain dan tata
cara memindahkan serta membukukannya. Dengan mempelajari
hadits riwayah ini, kita dapat menghindari adanya kesalahan dalam
menukil suatu hadits dari Nabi SAW.
Sedangkan di sisi lain, ilmu hadits dirayah merupakan suatu
disiplin ilmu yang digunakan untuk mempelajari para periwayat
dan apa yang diriwayatkannya mengenai bisa tidaknya suatu
hadits dapat diterima sebagai hadits dari Nabi SAW.
Ilmu hadits ini mempelajari kaidah-kaidah agar suatu hadits
dapat diketahui keadaan sanad dan matannya sesuai atau saling
bertentangan untuk dianggap sebagai sebuah hadits.
Dari mempelajari ilmu hadits ini, kita dapat mengetahui
perkembangan hadits dan ilmu hadits dari masa ke masa. Selain
itu, kita juga dapat mengetahui rekam jejak ulama terdahulu dalam
mengumpulkan, memelihara, dan meriwayatkan hadits-hadits dari
Nabi SAW.
Dengan kita mempelajari ulumul hadits, kita mampu
mengetahu rawi dan periwayat mana yang bisa diterima dan
ditolak.
Hadits merupakan sumber kedua setelah al-Quran, hal ini
seharusnya menjadi perhatian kita sebagai ummat baginda Nabi
Saw. yang mana dewasa ini masih banyak dari kita mendengar
bahkan mungkin mengamalkan suatu hadits yang masuk dalam
kategori maudhu' (palsu). Saat ini bisa kita lihat di sekitar kita,
sangat sedikit yang menghafalkan, mengajarkan, dan
mengamalkan hadits.
Apalagi dimasa ini kita dengan mudahnya menggunakan
teknologi untuk mencari suatu hadits yang mungkin karena
kemudahan tersebut, membuat kita malas dalam menghafalkan
dan mempelajari disiplin ilmu hadits, naudzubillah.
Pada masa lampau, para ulama sangat bersusah-payah untuk
mengumpulkan sepenggal hadits dan itu bisa memakan waktu
yang sangat lama.
Saat sekarang ini ilmu hadits sudah kurang diminati oleh
banyak orang, padahal ilmu hadits sangat penting mengingat
hadits merupakan sumber hukum bagi umat islam, dengan
mempelajari hadits kita dapat mengetahui berbagai tingkatan-
tingkatan hadits.
Dengan mempelajari takhrij hadits kita dapat mengetahui
berbagai tingkatan hadits, mana yang disebut hadits maudhu',
hadits dhaif, hadits ahad sampai hadits shahih.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita selaku umat islam
untuk mempelajari dan menggali ilmu hadits. Dengan memahami
disiplin ilmu hadits kita dapat mengkritisi suatu fenomena atau
kejadian sosial-keagamaan yang ada disekitar kita.
Kita tidak dicukupkan untuk berhenti pada tahap mengkritisi
saja, akan tetapi kita juga harus bisa mencari solusi bagaimana
membumikan suatu hadits dengan memberikan pemahaman
konteks hadits yang sesuai dengan fenomena yang sedang terjadi.
Sehingga kita dapat terhindar dari adanya kesalahpahaman
dalam menangkap maksud yang terkandung dalam suatu hadits.
Dan dengan membuminya hadits diharapkan dapat menjadi
suatu pagar atau pembatas untuk mengurangi dan menghindari
hadits-hadits palsu yang beredar dimasyarakat luas.
Solusi dari permasalahan tersebut di antaranya adalah :
1. Penguatan akidah. Seorang Mukmin yakin bahwa Hadis
merupakan penjelasan operasional terhadap Alquran. Alquran
yang ayat-ayatnya bersifat mujmal dan ‘amm, mutlak berhajat
kepada penjelasan. Penjelasan terhadap Alquran yang paling
absah adalah Hadis.
2. Usaha khusus. Untuk menjaga eksistensi Hadis, perlu
dilakukan usaha khusus, seperti pengadaan lembaga-lembaga
kajian Hadis, pusat-pusat pelatihan dan penghapalan Hadis dan
mengembangkan ilmu-ilmu hadis yang dibangun oleh para
ulama.

Anda mungkin juga menyukai