Anda di halaman 1dari 15

38

PENDAHULUAN SOSIOLOGI
POLITIK

A. Learning Outcome:

1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian sosiologi politik.

2. Mahasiswa dapat menjelaskan objek kajian sosiologi politik.

3. Mahasiswa dapat menjelaskan metode kajian sosiologi politik.

4. Mahasiswa dapat konsep-konsep dalam kajian sosiologi politik.

B. Uraian Materi

1. Pengertian Sosiologi Politik

Sosiologi politik merupakan perkawinan antara ilmu sosiologi dan ilmu


politik. Untuk itu harus tahu dulu pengertian sosiologi dan pengertian politik.
Sosiologi menurut Soerjono Soekanto (1983) mengatakan sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari struktur social, proses social, termasuk perubahan-perubahan
social dan masalah social. Sedangkan definisi Politik menurut Miriam
Budiardjo adlah berbagai macam kegiatan yang terjadi disuatu Negara, yang
menyangkut proses menentukan tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan itu.Jadi
sosiologi politik tidak dapat dilepaskan dari konsep masyarakat sebagai pokok
perhatian sosiologi dan Negara serta kekuasaan sebagai pokok perhatian
politik.Maurce Duverger (1996) dalam A, Said Gatara (2007) mendefinisikan
sosiologi politik sebagai ilmu tentang
39

kekuasaan, pemerintahan, otoritas, komando dalam semua masyarakat, yang

bukan saja masyarakat nasional, tetapi juga dalam masyarakat local dan
internasional.Jadi dapat disimpulkan bahwa sosiologi politik adalah disiplin ilmu
yang mempelajari antara masyarakat dan politik; hubungan masyarakat dengan
lembaga-lembaga politik di satu sisi dan masyarakat dengan proses politik
(sosialisasi, partisipasi, rekrutmen, komunikasi dan konflik) di sisi lain.

2. Objek Kajian Sosiologi Politik

Adapun yang menjadi kajian Sosiologi Politik adalah 1 fokus kajian


pada masyarakat, Negara dan kekuasaan dan fokus perhatian adalah melihat
hubungan masyarakat dengan lembaga-lembaga politik, seperti sosialisasi
politik, partisipasi politik, rekrutmen politik, komunikasi politik, konflik dan
demokrasi; dan hubungan masyarakat dengan lembaga politik dan proses politik
secara bersamaan, seperti budaya politik dan civil society.

3. Metode Kajian Sosiologi Politik

Adapun yang menjadi metode kajian sosiologi politik adalah !)


Pendekatan historis yaitu pendekatan yang melihat, bentuk peristiwa baik yang
bersifat kontekstual maupun temporal . 2)Pendekatan komparatif yiatu pendekatan
yang menyajikan data-data perbandingan 3) Pendekatan institusional, yakni
pendekatan yang menyajian faktor-faktor kelembagaan, konstitusional dan
legalitas. Terakhir Pendekatan behavioral yaitu yakni pendekatan yang terfokus
pada pada tingkah laku
40

4. Konsep-konsep Sosiologi Politik

Konsep-konsep dalam sosiologi politik diantaranya masyarakat,


negara, kekuasaaan, stratifikasi sosial, perubahan sosial, sosialisasi politik,
partisipasi politik, komunikasi politik, rekruitmen politik, partai politik,
konflik politik, civil sosiety, demokrasi dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Budi Suryadi,2007. Sosiologi Politik. Yogyakarta: IRCISoD.


Damsar. 2010. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana.
Duvergor, Maurice. 2003. Sosiologi Politik. Jakarta: Rajawali.
Eko Handoyo. 2008. Sosiologi Politik. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Press.
Rafael Raga Maran. 1999. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Rineka Cipta.

Rush, Michael dan Philip Althoff. 2005. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Said Gatara dan Dzulkiah Said. 2007. Sosiologi Politik. Bandung: Pustaka Setia.
41

Handout 2

SOSIALISASI
POLITIK

A. Learning Outcome:

1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian sosialisasi politik.

2. Mahasiswa dapat menjelaskan metode sosialisasi politik.

3. Mahasiswa dapat menjelaskan sarana sosialisasi politik.

B. Uraian Materi

1. Pengertian Sosialisasi Politik

Sosialisasi politik adalah proses penanaman nilai, pengetahuan serta


ketrampilan yang berkaitan dengan segala proses pengambilan keputusan dan
kebijakan dalam kehisupan bernegaradan berbangsa, dimana proses ini
dilakukan dari pengurus ke anggota, pemimpinkepada bawahan atau
masyarakat luas, dari orang tua kepada generasi muda dan lain-lain, dengan tujuan
agar masyarakat atau anggota berperprilaku sesuai dengan aturan dan nilai yang telah
ditetapkan bersama.

Almond dan Powell, sosialisasi politik sebagai proses dengan mana


sikap sikap dan nilai-nilai politik ditanamkan kepada anak-anak sampai mereka
dewasa dan orang-orang dewasa ini direkrut ke dalam peran-peran. Grenstein
menuliskan dalam bukunya “International Encyolopedia of The Social
Sciences. Kemudian Easton dan Denuis mengemukan bahwa
42

sosialisasi politik yaitu suatu proses perkembangan diri sebagai anggota

masyarakat untuk mendapatkan orientasi-orientasi politik dan pola-pola tingkah


lakunya

Proses sosialisasi politik dapat dilakukan dapat tingkatan individu


maupun komunitas, dimana dalam tingkat komunitas, sosialisasi dilihat
sebagai sarana untuk mewarisan nilai, sikap, pengetahuan dan keyakinan
politik kepada generasi berikutnyaSedangkan tingkat individu, sosialisasi
politik dapat dilihat sebagai proses warga negara atau negara dalam
membentuk pandangan-pandangan dan keyakinan politik.

2. Metode Sosialisasi Politik

Ada beberapa faktor yang memberikan pengaruh dalam peoses


sosialisasi politik yaitu:
1. Imitasi (meniru). Dampak positif dari meniru ini, mendorong seseorang
untuk mematuhi norma dan nilai yang berlaku.seseorang yang
memberikan contoh bagaimana cara makan yang baik dalam keluarga, hal itu
akan ditiru oleh anggota keluarga lainnya.

2. Sugesti, merupakan anjuran yang dapat melahirkan reaksi langsung tanpa

memerlukan pemikiran secara rasional tetapi diterima secara emosional

3. Identifikasi, merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri


seseorang untuk menjadi sama dengan pihak yang lain.
4. Simpati. Simpati ialah kesenangan seseorang untuk langsung merasakan
43

sesuatu dengan orang lain.

Proses sosialisasi melalui imitasi adalah model sosialisasi yang banyak


dialami anak sepanjang perjalanan hidup mereka. Imitasi dapat terbentuk dalam
bentuk verbal maupun non verbal

3. Sarana Sosialisasi Politik

1. Keluarga

Keluarga merupakan agen utama dalam proses sosialisasi politik


khususnnya pada masa anak usia dini. Pengaruh keluarga sangat dalam
pembentukan nilai dan sikap terhadap proses pengambil keputusan keputusan dalam
keluarga, apkah keputusan bersifat otoriter atau demokratis. Pengalaman
keluarga dalam proses pengambilan keputusan didalam keluarga akan memberi
kontribusi yang besar dalam membentuk kompetensi politik yang akan dimilki
anak dan ini berpengaruh bagi kehidupan setelah dewasa

2. Sekolah

Sekolah juga menjadi agen sosialisasi politik melalui kurikulum yang


diajarkan oleh guru-guru di sekolah termasuk juga kegiatan-kegiatan diluar jam
pelajaran sekolah. seperti upacara dan peringatan hari
penting nasional serta kegiatan-kegiatan yang diselengarakan oleh OSIS. Sekolah
akan melakukan proses penanaman pandangan-pandangan tentang lembaga-lembaga
politik dan hubungan-
44

hubungan politik. Sekolah juga menenmkan sikap atas aturan politik yang

tak tertulis. Ia juga dapat memegang peran penting dalam pembentukan sikap terhadap
aturan permainan politik yang tak tertulis

3.Teman Sepermainan

Kelompok-kelompok klik, gang-gang remaja dan kelompok- kelompok


remaja yang lainadalah faktor yang dominan juga dalam proses sosialisasi ini
terutama pada masa remaja, masa remaja, masa pertumbuhan dan perkembangan tidak
lagi dipengaruhi secara penuh oleh faktor keluarga, mereka sudah bergaul dan
beradaptasi dengan teman sebaya lebih intensif karena remaja sangat ekstensif
berinteraksi dengan teman sepermainnya, hubungan ini juga memiliki
hubungan emosional yang tinggi yang berpengaruh pada pembentukan orientasi
politik

4. Media Massa

Media massa seperti surat kabar, radio, majalah, televise dan internet
memiliki penting dalam proses sosialisasi politik, media menbangun nilai dan sikap
kepada permirsa agar berpolitik sesuai dengan aturan yang telah ditatapkan
oleh negara namun realitanya mendia massa, dalam sosialisasi politik tak
lepas dari kepentingan dari kelompok tertentu dalam proses sosialisasi politik
ini.
45

5. Kontak-kontak Politik Langsung

Masyarakat berinteraksi dengan tokoh politik-politik dan aktivis


politik, adanya kontak dengan elemen diatas memiliki pengaruh dalam
penanaman sikap, prilaku dan orientasi politik.

DAFTAR PUSTAKA

Astrid S. Susanto. 1975. Komunikasi Sosial. Jakarta: Bina Cipta.


Budi Suryadi,2007. Sosiologi Politik. Yogyakarta: IRCISoD.
Damsar. 2010. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana.
Duvergor, Maurice. 2003. Sosiologi Politik. Jakarta: Rajawali.

Eko Handoyo. 2008. Sosiologi Politik. Semarang: Universitas Negeri Semarang


Press.
Rafael Raga Maran. 1999. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Rineka Cipta.

Rush, Michael dan Philip Althoff. 2005. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Said Gatara dan Dzulkiah Said. 2007. Sosiologi Politik. Bandung: Pustaka Setia.
46

Handout 3

KOMUNIKASI
POLITIK

A. Learning Outcome:

1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian komunikasi politik.

2. Mahasiswa dapat mendeskripsikan metode proses kmonikasi politik.

3. Mahasiswa dapat menjelaskan hakikat komunikasi politik.

4. Mahasiswa dapat mendeskripsikan prilaku penguasa politik dalam


komunikasi politik.

B. Uraian Materi

1. Pengertian Komunikasi Politik

Komunikasi politik adalah proses penyampaian pesan-pesan politik


dimana infomrasi politik di samapiakan kepada baigan yang satu ke bagian yang
lain dalam satu satuan sistem politik sehingga terjadi respon dari pesan tersebut dan
terjadinya pertukaran informasi politik satu sama lainnya. Komunikasi politik
memiliki peranan dalam proses kehidupan sistem politik dan komunikasi politik
merupakan bagian menentukan dari sosialisasi politik, partisipasi politik dan
rerekrutmen politik

Adapun komunikasi politik adalah suatu proses penyampaian aspirasi atau


pesan dari masyarakat kepada pemimpin yang memiliki kewajiban bersama
untuk bekerja dan berbuat untuk kemaslahatan dan kepentingan
47

bangsa dan negara serta agama. Sebaliknya komunikasi politik yang

dilakukan oleh penguasa atau pemimpin dalam rangka memberi pemahaman kepada
masyarakat tentang kebijakan dan keputusan sehingga tidak terjadi konflik dan
kesalahpahaman dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan beragama.

Dari segi kegunaan, Rusadi mengemukakan komunikasi politik


adalah untuk menghubungkan pikiran politik yang hidup dalam masyarakat, baik
pikiran intern golongan, instansi, asosiasi, ataupun sektor kehidupan politik
masyarakat dengan sektor kehidupan politik pemerintah (Rusadi,

1984: 14).

Maswadi Rauf melihat komunikasi politik dari dua dimensi, yaitu


komunikasi politik sebagai sebuah kegiatan politik dan sebagai kegiatan
ilmiah. Komunikasi sebagai kegiatan politik merupakan penyampaian pesan- pesan
yang bercirikan politik oleh aktor-aktor politik kepada pihak lain. Kegiatan ini
bersifat empirik, karena dilakukan secara nyata dalam kehidupan sosial. Sedangkan
sebagai kegiatan ilmiah, komunikasi politik adalah salah satu kegiatan politik
dalam sistem politik (Rauf, 32 – 33).

2. Proses Komunikasi Politik

Proses komunikasi politik terdiri : pesan politik, sumber pesan politik,


Saluran pesan politik, pendengar pesan politik dan umpan balik dari pesan politik
yang disampaikan. Pengirim pesan disebut komunikator
48

a. Komunikator politik

Pengirim pesan disebut komunikator Komunikator Politik pada


dasarnya adalah semua orang yang berkomunikasi tentang politik, mulai dari
obrolan warung kopi hingga sidang parlemen yang berbicara tentang
keputusan dan kebijakan dalam kehidupan berbangsa ah Adapun yang
termasuk dalam komunikator politik adalah

1) pemimpin politik/politisi /pejabat yang melaksanakan proses


kebijakan dan keputusan negara melalui kegiatan dan program yang
telah direncanakan. Katagori ini adal Pejabat Eksekutif (Presiden,
kabinet, Ka. Penasihat, pejabat Legislatif (Senator atau DPD,
Pimpinan Utama DPR), pejabat Yudukatif (Para Hakim MA,
MK)
2) Profesional, seperti para pegiat media massa bsik media cetak dan media
televisi dan dunia maya lainnya.mereka adalah wartawan, penulis,
promotor media dan lainnya.

3) Aktivis, orang yang aktif di organsiasi massa, lembaga swadaya


masyarakat, tokoh masyarakat dan aktivis organsiasi kepemudaan dan
kemahasiswaan dan pelajar.
49

b. Sarana/Saluran Komunikasi politik

Ada beberapa bentuk saluran komunikasi politik yang dilakukan oleh


komunikator (pemberi pesan) kepada komunikan ( Penerima pesan) diantaranya :

 Komunikasi massa seperti radio, televisi dan surat kabar dan media
online

 Komunikasi Interpersonal yaitu komunikasi secara langsung atau tatap muka


langsung. Contoh konprensi, rapat umum, temu publik, kuliah umum dan
sebagainya

 Komunikasi Organisasi merupakan saluran komunikasi yang dilakukan oleh


komunikator ke komunikan yang bersifat vertikal (atas ke bawah) contoh
komunikasi politik dari kepala sekolah kepada guru dan horizontal (dari kiri
ke kanan ) misal komunikasi sesama menteri/atasan, komunikasi sesama staf
c. Umpan balik dari komunikasi politik

Umpan balik komunikasi politik dapat bersifat kognitif maupun


afektif, maksudnya adalah :

 Umpan balik bersifat kognitif , komunikan hanya sebatas mengetahui pesan


yang disampaikan

 Umpan balik bersifat afektif, komunikan tidak hanya sebatas mengetahui pesan
yang disampaikan tapi juga memahami dan melaksanakan pesan
50

sehingga terjadi perubahan prilaku, perubahan prilaku mewujudkan

partisipasi politik yang meningkat d.

Komunikan (Pendengar).

Komunikan dapat saja seseorang individu tapi dapat juga berupa

institusi , organisasi, partai politik dan sebagainya.

3. Fungsi Komunikasi Politik

Fungsi komunikasi politik adalah mewujudkan suatu kondisi negara yang


stabil, terhindar dari perpecahan negara dan keutuhan nasional negara tetap terjaga.
Oleh karena itu negara memiliki kewajiban untuk melakukan komunikasi
politik kepada masyarakat secara transparan dan menyeluruh serta
menghilangkan apa-apa saja yang menjadi faktor penghambat komunikasi
yang efektif antara negara dan masyarakat agar tercipta harmonisasi dalam
kehidupan bernegara dan berbangsa. Fungsi lain dari komunikasi politik
adalah sebagai jembatan penghubungan antara suprastruktur dan infrastruktur
yang bersifat independen.

DAFTAR PUSTAKA

Budi Suryadi,2007. Sosiologi Politik. Yogyakarta: IRCISoD.


Damsar. 2010. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana.
51

Duvergor, Maurice. 2003. Sosiologi Politik. Jakarta: Rajawali.

Eko Handoyo. 2008. Sosiologi Politik. Semarang: Universitas Negeri Semarang


Press.
Maswadi Rauf dan Mappa Nasrun. 1993. Indonesia dan Komunikasi Politik. Jakarta:
Gramedia.
Rafael Raga Maran. 1999. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Rineka Cipta.

Rush, Michael dan Philip Althoff. 2005. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Said Gatara dan Dzulkiah Said. 2007. Sosiologi Politik. Bandung: Pustaka Setia.
52

Anda mungkin juga menyukai