diambil dengan cara – cara yang tidak sesuai dan benar tidaklah dapat disebut sebagai sampel ( Masri
Singarimbun dkk, 1987: 149 ). Sampel yang baik pada dasarnya adalah sampel yang refresentatif, yang
dapat memberikan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti.
Dalam hal menentukan ukuran / jumlah sampel akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang terdiri dari
( Masri Singarimbun, 1987: 150 ) :
3. Rencana analisa
Makin seragam populasi, makin kecil sampel yang dapat diambil. Apabila populasi itu seragam sempurna
( completely homogenous ), maka satu satuan elementer saja dari seluruh ppulasi itu sudah cukup
refresentatif untuk diteliti. Sebaliknya apabila populasi itu secara sempurna tidak seragam ( completely
heterogenous ), maka hanya pencacahan lengkaplah yang dapat memberikan gambaran yang
refresentatif
Teknik diagram sesuai dengan Kerlenger ( 1973: 129 ) dalam Metode Penelitian Survai, Masri
Singarimbun dkk, 1987
Ada kalanya besarnya sampel sudah mencukupi sesuai dengan presisi yang dikehendaki, tetapi kalau
dikaitkan dengan kebutuhan analisa maka jumlah sampel tersebut menjadi kurang mencukupi. Misalnya
peneliti ingin menghubungkan tingkat pendidikan responden dengan pemakaian alat kontrasepsi. Bila
tingkat pendidikan responden dibagi / dirinci menjadi : tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, Belum
tamat SMTP, tamat SMTP. Dan seterusnya, mungkin tidak cukup dengan mengambil 100 responden
karena akan terdapat sel – sel dalam tabel yang kosong. Begitu juga untuk analisa yang menggunakan
metode statistik yang rumit.
Apabila diinginkan presisi yang tinggi maka jumlah sampel harus besar. Tetapi apabila dana, tenaga dan
waktu terbatas maka tidaklah mungkin untuk mengambil sampel yang besar, dan ini berarti presisinya
akan menurun.
Walaupun besarnya sampel didasarkan atas keempat pertimbangan di atas namun seorang
peneliti harus dapat memperkirakan besarnya sampel yang diambil sehingga presisinya dianggap
cukup untuk menjamin tingkat kebenaran hasil penelitian. Jadi peneliti sendirilah yang
menentukan tingkat presisi yang dikehendaki, dan selanjutnya berdasarkan presisi tersebut dapat
D.Ukuran Sampel
tabel yang dikembangkan para ahli. Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlahsampel minimal
untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30, sedangkan dalam
Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan umum
1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian
sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian
ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil
Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat
ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan,
pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah 5% (0,05). Makin besar
tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel. Namun yang perlu diperhatikan
adalah semakin besar jumlah sampel (semakin mendekati populasi) maka semakin kecil
peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel (menjauhi
Salah satu literatur yang paling banyak digunakan adalah penentuan ukuran
sampel menggunakan rumus slovin (1960). Seorang ahli yang bernama slovin ini
ternyata sampai saat ini belum diketahui Siapa nama aslinya, bahkan pernah menjadi
perdebatan mengenai tahun terbit dari naskah yang ditulis oleh slovin ini yaitu tahun
1960 dan 1843. Dalam tulisan Riduwan (2005), dengan judul penelitian “belajar mudah
penelitian untuk guru”, dia mengutip rumus slovin dengan formula sebagai berikut;
n=N1+Ne2
Karena sampel kita harus berupa angka bulat dan orang, maka kita lakukan
pembulatan mengikuti aturan pembulatan standar yaitu, apabila ≥ 0,5 maka kita
(1992)
Hasil penelitian dari Gay, LR dan Diehl, PL (1992), dengan judul penelitian
“Research Methods for Business and Management disebutkan bahwa ukuran sampel
penelitian haruslah sebesar-besarnya. Asumsi yang disampaikan oleh Gay dan Diehl
didasarkan pada semakin besar sampel yang diambil maka semakin merepresentasikan
bentuk dan karakter populasi serta lebih dapat untuk digeneralisir. Meskipun demikian,
ukuran pasti sampel yang akan diambil sangat bergantung pada jenis penelitian yang
sedang digarap.
Berikut beberapa kondisi yang perlu diperhatikan;
(2008).
Dalam tulisan Wiratna Sujarweni (2008) tentang “Belajar mudah SPSS untuk
skripsi, tesis, desertasi & umum” memang tidak ada jumlah atau nilai tertentu yang
Menurut saya pendapat ini memberi kita pemahaman yang lebih dalam bahwa
hampir tidak mungkin untuk mendapatkan gambaran 100% populasi dari data sampel.
Sujarweni juga menambahkan jika ukuran suatu populasi sangat besar maka
penelitiannya dapat dilakukan dengan survei sampel. Penentuan ukuran sampel boleh
menggunakan rumus slovin.
N=LF²+u+
Dimana :
N = Ukuran sampel
F² = Effect Size
10%. Dengan tabel ini, peneliti dapat secara langsung menentukan besaran sampel