Anda di halaman 1dari 10

Sampel adalahsebuah himpunan bagian dari sebuah populasi, namun sebagian dari populasi yang

diambil dengan cara – cara yang tidak sesuai dan benar tidaklah dapat disebut sebagai sampel ( Masri
Singarimbun dkk, 1987: 149 ). Sampel yang baik pada dasarnya adalah sampel yang refresentatif, yang
dapat memberikan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti.

3.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ukuran Sampel

Dalam hal menentukan ukuran / jumlah sampel akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang terdiri dari
( Masri Singarimbun, 1987: 150 ) :

1. derajat keseragaman dari populasi

2. Presisi yang dikehendaki dalam penelitian

3. Rencana analisa

4. Tenaga, biaya dan waktu

ad. 1) Derajat keseragaman dari populasi

Makin seragam populasi, makin kecil sampel yang dapat diambil. Apabila populasi itu seragam sempurna
( completely homogenous ), maka satu satuan elementer saja dari seluruh ppulasi itu sudah cukup
refresentatif untuk diteliti. Sebaliknya apabila populasi itu secara sempurna tidak seragam ( completely
heterogenous ), maka hanya pencacahan lengkaplah yang dapat memberikan gambaran yang
refresentatif

Ad. 2) Presisi yang dikehendaki dari penelitian


Makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki, makin besar ukuran sampel yang harus diambil, dan
sebaliknya semakin rendah tingkat presisi yang dikehendaki maka semakin kecil ukuran sampel yang
diperlukan. Jadi sampel yang besar cenderung memberikan pendugaan yang lebih mendekati nilai
sesungguhnya ( true value ). Dengan cara lain dapat dikatakan bahwa ukuran sampel mempunyai
hubungan yang negatif terhadap tingkat kesalahan. Semakin besarukuran sampel maka semakin kecil
tingkat kesalahan yang terjadi. Hubungan ini dapat ditunjukan dengan kurva sebagai berikut :

Teknik diagram sesuai dengan Kerlenger ( 1973: 129 ) dalam Metode Penelitian Survai, Masri
Singarimbun dkk, 1987

Ad. 3) Rencana analisa

Ada kalanya besarnya sampel sudah mencukupi sesuai dengan presisi yang dikehendaki, tetapi kalau
dikaitkan dengan kebutuhan analisa maka jumlah sampel tersebut menjadi kurang mencukupi. Misalnya
peneliti ingin menghubungkan tingkat pendidikan responden dengan pemakaian alat kontrasepsi. Bila
tingkat pendidikan responden dibagi / dirinci menjadi : tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, Belum
tamat SMTP, tamat SMTP. Dan seterusnya, mungkin tidak cukup dengan mengambil 100 responden
karena akan terdapat sel – sel dalam tabel yang kosong. Begitu juga untuk analisa yang menggunakan
metode statistik yang rumit.

Ad. 4) Tenaga , biaya dan waktu

Apabila diinginkan presisi yang tinggi maka jumlah sampel harus besar. Tetapi apabila dana, tenaga dan
waktu terbatas maka tidaklah mungkin untuk mengambil sampel yang besar, dan ini berarti presisinya
akan menurun.

Walaupun besarnya sampel didasarkan atas keempat pertimbangan di atas namun seorang

peneliti harus dapat memperkirakan besarnya sampel yang diambil sehingga presisinya dianggap

cukup untuk menjamin tingkat kebenaran hasil penelitian. Jadi peneliti sendirilah yang
menentukan tingkat presisi yang dikehendaki, dan selanjutnya berdasarkan presisi tersebut dapat

menentukan besarnya sampel ( Masri Singarimbun, 1987 : 152 )

D.Ukuran Sampel

Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan

tabel yang dikembangkan para ahli. Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlahsampel minimal
untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30, sedangkan dalam

penelitian eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari masing-masing kelompok dan

untuk penelitian survey jumlah sampel minimum adalah 100.

Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan umum

untuk menentukan ukuran sampel :

1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk

kebanyakan penelitian

2. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan

sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat


3. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran

sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian

4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang

ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil

antara 10 sampai dengan 20

Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat

ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan,

pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah 5% (0,05). Makin besar

tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel. Namun yang perlu diperhatikan

adalah semakin besar jumlah sampel (semakin mendekati populasi) maka semakin kecil

peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel (menjauhi

jumlah populasi) maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi.


Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel antara lain :

1. UKURAN SAMPEL DENGAN TEORI SLOVIN (1960)

Salah satu literatur yang paling banyak digunakan adalah penentuan ukuran

sampel menggunakan rumus slovin (1960). Seorang ahli yang bernama slovin ini

ternyata sampai saat ini belum diketahui Siapa nama aslinya, bahkan pernah menjadi

perdebatan mengenai tahun terbit dari naskah yang ditulis oleh slovin ini yaitu tahun

1960 dan 1843. Dalam tulisan Riduwan (2005), dengan judul penelitian “belajar mudah

penelitian untuk guru”, dia mengutip rumus slovin dengan formula sebagai berikut;

RUMUS SAMPEL : RUMUS SLOVIN

n=N1+Ne2

n= besar sampel yang ;

N= ukuran populasi atau jumlah elemen dalam populasi ;

e= nilai presisi atau tingkat signifikansi yang telah ditentukan.


Umumnya dalam penelitian tingkat signifikansi ditentukan sebesar 95% atau 0,05.

Karena sampel kita harus berupa angka bulat dan orang, maka kita lakukan

pembulatan mengikuti aturan pembulatan standar yaitu, apabila ≥ 0,5 maka kita

bulatkan ke atas dan sebaliknya.

2. UKURAN SAMPEL PENELITIAN PENURUT GAY, LR DAN DIEHL, PL

(1992)

Hasil penelitian dari Gay, LR dan Diehl, PL (1992), dengan judul penelitian

“Research Methods for Business and Management disebutkan bahwa ukuran sampel

penelitian haruslah sebesar-besarnya. Asumsi yang disampaikan oleh Gay dan Diehl

didasarkan pada semakin besar sampel yang diambil maka semakin merepresentasikan

bentuk dan karakter populasi serta lebih dapat untuk digeneralisir. Meskipun demikian,

ukuran pasti sampel yang akan diambil sangat bergantung pada jenis penelitian yang

sedang digarap.
Berikut beberapa kondisi yang perlu diperhatikan;

 Apabila penelitian yang sedang dikerjakan merupakan penelitian

deskriptif, maka ukuran sampel sekurang-kurangnya adalah

sebesar 10% dari total elemen populasi.

 Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan penelitian

bersifat korelasi atau berhubungan, maka ukuran sampel

sekurang-kurangnya adalah sebesar 30 subjek ( unit sampel).

 Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan penelitian

bersifat perbandingan, maka ukuran sampel penelitian yang

direkomendasikan adalah sebesar 30 subjek.

 Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan eksperimental

berkelompok, maka ukuran sampel yang direkomendasikan


adalah sebesar 15 sampel perkelompok.

3. UKURAN SAMPEL PENELITIAN MENURUT WIRATNA SUJARWENI

(2008).

Dalam tulisan Wiratna Sujarweni (2008) tentang “Belajar mudah SPSS untuk

skripsi, tesis, desertasi & umum” memang tidak ada jumlah atau nilai tertentu yang

syaratkan. Sujarweni berbendapat bahwa jumlah sampel yang diharapkan 100%

mewakili populasi adalah keseluruhan anggota populasi itu sendiri.

Menurut saya pendapat ini memberi kita pemahaman yang lebih dalam bahwa

hampir tidak mungkin untuk mendapatkan gambaran 100% populasi dari data sampel.

Untuk itu dibutuhkan kehati-hatian dalam memilih metode sampling, menentukan

jumlah sampel, dan perlunya memperhitungkan tingkat kesalahan.

Sujarweni juga menambahkan jika ukuran suatu populasi sangat besar maka

penelitiannya dapat dilakukan dengan survei sampel. Penentuan ukuran sampel boleh
menggunakan rumus slovin.

4. UKURAN SAMPEL PENELITIAN MENURUT JACOB COHEN (DALAM

SUHARSIMI ARIKUNTO, 2010:179)

Formula sampel Jacob Cohen

N=LF²+u+

Dimana :

N = Ukuran sampel

F² = Effect Size

u = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian

L = Fungsi Power dari u= 0

5. UKURAN SAMPEL PENELITIAN BERDASARKAN PROPORSI (TABEL

ISAAC DAN MICHAEL)

Menentukan ukuran sampel penelitian menggunakan tabel Isaac dan Michael


sedikit lebih mudah, dimana sudah ditentukan tingkat kesalahan untuk 1%, 5% dan

10%. Dengan tabel ini, peneliti dapat secara langsung menentukan besaran sampel

berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang dikehendaki.

Anda mungkin juga menyukai