Anda di halaman 1dari 8

MENGENALI GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK

Alfiah

alfiangriani@gmail.com

Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Pattimura, 2022. Ambon , Indonesia.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membantu guru dan orang tua untuk mengenali gaya belajar anak atau
peserta didik. setiap individu masing-masing memiliki gaya dan teknik belajar yang be
rbeda dan setiap individu memiliki gaya belajar lebih dari satu. Oleh karena itu pe
nting bagi pendidik (guru, orangtua) mengenali gaya belajar si-buah hatinya. Tanpa
pemahaman yang cukup, baik guru maupun orangtua akan sulit bersinergi dengan peser
ta didik dan putera–puterinya ketika harus mendampinginya dalam belajar. Sekolah
dan rumah hendaknya menjadi suatu tempat belajar dan bermain yang mengasyikkan un
tuk mencapai tujuan–tujuan tertentu, yakni memandirikan individu.

Kata Kunci: Pendidik, Peserta Didik, Mengenali Gaya Belajar, Menyenangkan

A. PENDAHULUAN

Mengingat begitu pentingnya orang tua dan jika jawabnya Pendidik, mungkin karena di
guru perlu mengenali dan memahami gaya sekolahnya terkait dengan mutu
belajar pada anak/peserta didiknya, sehingga penyelenggaraan pendidikan masih kurang.
timbullah beberapa pertanyaan yang dapat
jika jawabnya Peserta didik, mungkin
membantu:
karena kurangnya waspadaan peserta didik
 Mengapa harus terjadi salah paham antara sendiri dalam mengantisipasi datangnya hari H-
orang tua dan anak atau antara pendidik dan UN, jauh-jauh hari mereka tidak
peserta didik tentang belajar? mempersiapkan diri secara matang untuk

 Anak punya waktu, cara dan gaya menghadapi UN , sehingga mereka kaget ketika

belajarnya masing-masing hari UN tiba, berarti ini masalah „time


management‟ yang tidak tepat.
 Menjelang Ujian Nasional (UN),
sesungguhnya siapakah yang paling jika jawabnya Orang tua, mungkin
„stress‟ dibuatnya? Pendidik-kah? Peserta kurangnya bimbingan orang tua terhadap
didik-kah? Atau orang tua-kah?
anak/peserta didik sehingga para orang tua setiap orang pasti punya kelemahan dan
akan merasa malu jika anaknya gagal dalam sekaligus kelebihannya masing-masing.
UN, akibatnya segala macam upaya yang Kelemahan diminimalkan dan kelebihan
orang tua lakukan agar putera-puterinya lulus dioptimalkan.
dalam UN.
Para guru dan orang tua harus menyadari
Untuk menjawab semua teka-teki bahwa setiap individu masing-masing memiliki
kemungkinan itu, penulis mengajak pihak- gaya dan teknik belajar yang berbeda dan setiap
pihak terkait untuk sama-sama belajar dan individu memiliki gaya belajar lebih dari satu.
terus membelajarkan diri dari tahun ke tahun, Tidak ada paduan yang benar atau salah dalam
marilah mencari solusi secara win-win solution gaya belajar, dan juga tidak ada yang pasti.
dengan cara think win-win. Tanpa harus saling
Indera perasa kita sangat penting dan
menyalahkan dan mencari-cari kesalahan
merupakan yang pertama berkembang dari
orang lain.
kecil. Walaupun kita biasanya tidak
Oleh karena itu, penulis mengajukan mengaitkan indera penciuman dan indera
beberapa pertanyaan „jembatan‟ untuk perasa kita, jika berbicara mengenai proses
dijawab: komunikasi yang harus diingat adalah prinsip
3 V; yakni: verbal=7%, vokal=38%,
1. Bagaimana cara belajar yang disukai
visual=55%, jadi total 100%. Sedangkan di
anak/peserta didik?
dalam gaya belajar dikenal ada 3 metode
2. Dimana tempat belajar yang disukai
menerima dan memproses informasi yang
anak/peserta didik?
sering dinamakan model VAK; yakni: Visual,
3. Kapan waktu yang disukai anak/peserta
Auditory, Kinestetik.
didik untuk belajar?
4. Mengapa anak/peserta didik perlu belajar?  Visual (learn through seeing);

5. Siapa yang harus mengenali/memahami  Orang yang memiliki gaya belajar

gaya belajar anak/peserta didik? visual biasanya dapat tampil baik


dengan warna-warna cerah, selain itu
6. Apa penyebab anak/peserta didik berhenti
dalam berkomunikasi mereka
belajar?
cenderung berhadapan dan melakukan
kontak mata.
B. PEMBAHASAN  Ketika bicara, sering kali melihat ke

Gaya belajar sangat membantu anak dapat atas, seolah-olah ada bantuan visual di

belajar lebih efektif, sehingga membuatnya dalam kepalanya.

lebih berprestasi secara akademis. gaya belajar  Orang dengan gaya belajar visual butuh
dapat membantu guru dan orang tua untuk melihat bahasa tubuh atau ekspresi
merancang strategi yang tepat untuk mengatasi wajah dari lawan bicara (guru/orang
kelemahan dan sebaliknya menonjolkan tua) untuk bisa mendapat pemahaman
kelebihan, karena tidak dapat dipungkiri bahwa utuh dari pelajaran.
 Menggunakan peralatan visual seperti aslinya, sama halnya dengan studi
gambar–gambar , peta, grafik, diagram, kasus, latihan, dan aplikasi.
dan lain– lain akan sangat  Bergaul dengan orang yang kinestetik,
membantunya dalam memahami terkesan akrab karena melakukan
pelajaran. kontak fisik dengan lawan bicara.
 Orang dengan gaya belajar visual  Kebiasaan mengunyah permen karet
inginnya mencatat atau meminta hand ketika belajar.
out materi.  Membaca sepintas materi bacaan untuk
 Orang dengan gaya belajar visual mendapatkan gambaran kasar tentang
lebih suka belajar di tempat yang sunyi. isi sebelum membacanya secara detail.
 Auditory/Aural (learn through listen- Menurut Rita dan Kenneth Dunn: “Gaya
ing); belajar adalah cara manusia mulai
 Modalitas ini menggambarkan berkonsentrasi, menyerap, memproses, dan
preferensi terhadap informasi yang menampung informasi yang baru dan sulit”.
„didengar atau diucapkan‟. Peserta Sedangkan Carl Rogers mengatakan: “Orang
didik atau anak dengan modalitas ini yang terpelajar adalah orang yang telah
belajar secara maksimal dari ceramah, mempelajari cara untuk belajar dan mengalami
tutorial, tape recorder, diskusi perubahan”.
kelompok, bicara, dan membicarakan
Belajar berbeda dengan pertumbuhan
materi. Hal ini mencakup berbicara
kedewasaan, dimana perubahan yang terjadi
dengan suara keras atau bicara kepada
dalam individu berasal dari bawaan
diri sendiri.
genetiknya. Perubahan tingkah laku individu
 Ketika menjelaskan sesuatu, ia terlihat sebagai hasil belajar ditunjukkan dalam
seolah-olah mendengar suara berbagai aspek seperti perubahan pengetahuan,
pikirannya, dengan menoleh ke kanan pemahaman, persepsi, motivasi, atau gabungan
atau kiri saat berpikir. dari aspek–aspek tersebut.
 Membuat mnemonics untuk membantu Oleh karena itu, belajar dapat dimaknai
menghafal. sebagai terjadinya perubahan tingkah laku.
 Mendikte seseorang ketika menuliskan Perubahan yang disadari dan timbul akibat
idenya. praktik, pengalaman, latihan dan bukan secara
 Kinestetik (learn through, moving, do- kebetulan. Terbentuknya tingkah laku sebagai
ing and touching); hasil belajar mempunyai tiga ciri pokok, yakni:
 Modalitas ini mengarah pada
a. Tingkah laku baru itu berupa kemampuan
pengalaman dan latihan (simulasi atau
aktual dan potensial.
nyata, meskipun pengalaman tersebut
melibatkan modalitas lain). Hal ini b. Kemampuan itu berlaku dalam waktu yang

mencakup demonstrasi, simulasi, video relatif lama.

dan film dari pelajaran yang sesuai c. Kemampuan baru diperoleh melalui usaha.
sesuatu yang digemari dan merupakan suatu
Ada dua faktor yang menyebabkan kebutuhan.
berubahnya tingkah laku manusia yakni faktor
Sejumlah gaya kognitif telah diidentifikasi
dalam diri manusia dan faktor dari luar. Atas
dan dikaji selama bertahun–tahun.
dasar itu teori belajar dapat dikelompokkan
Kemerdekaan dasar (field independence) versus
menjadi teori internal dan teori eksternal.
ketergantungan dasar (field depend- ence)
Teori internal adalah teori belajar yang
kemungkinan menjadi gaya yang paling
cenderung menerangkan kejadian–kejadian
terkenal.
yang nampak dari sudut faktor–faktor yang ada
dalam diri manusia itu sendiri. Teori belajar Gaya–gaya kognitif mengacu pada cara
yang termasUk katagori ini adalah teori belajar yang disukai seorang individu dalam
Gestalt dan teori belajar Kognitif. memproses informasi. Tidak seperti individu
yang berbeda kemampuan yang
Teori eksternal adalah kebalikannya, yakni
menggambarkan prestasi puncak, gaya
menerangkan dari sudut faktor– faktor yang
menggambarkan sebuah mode pemikiran
berada di luar diri manusia yakni interaksi
seseorang yang tipikal, mengingat atau me-
individu dengan lingkungannya. Teori belajar
mecahkan masalah.
yang termasuk katagori ini adalah teori belajar
aliran Behavioristik. Gaya kognitif lain yang telah
teridentifikasi terdiri dari:
Seiring berjalannya waktu dan dengan
semakin pesatnya tingkat intelektualitas dan  Pemindaian perbedaan dalam luas dan
kualitas kehidupan, dimensi pendidikan pun intensitas perhatian yang menghasilkan

menjadi semakin kompleks, dan tentu saja hal variasi– variasi dalam kegamblangan

itu membutuhkan sebuah desain pendidikan pengalaman dan rentang kesadaran.

yang juga tepat dan sesuai dengan kondisinya.  Perataan versus penajaman variasi–variasi
individual dalam mengingat yang
Karena itulah, berbagai teori, metode, dan
menyinggung pada kekhususan memori–
desain pembelajaran, serta pentingnya
memori dan kecenderungan untuk
memahami gaya belajar yang disesuaikan untuk
menggabungkan peristiwa– peristiwa
mengapresiasi semakin beragamnya tingkat
serupa.
kebutuhan dan kerumitan permasa-lahan
 Refleksi versus impulsivitas kosistensi–
pendidikan. Dari berbagai komponen–
konsistensi individual dalam kecepatan dan
komponen di atas, penulis bermaksud
kecukupan dengan yang hipotesis alternatif
memfokuskan pada gaya belajar peserta didik
bentuk dan respons yang tercipta.
yang adalah sangat perlu dikenali, dipahami
dan dilaksanakan dalam setiap proses  Diferensiasi konseptual perbedaan–

pembelajaran, sehingga anak belajar tidak perbedaan dalam kecenderungan untuk

merasa „tersiksa‟ melainkan belajar menjadi mengkategorisasikan berbagai keserupaan


yang dirasakan di antara stimuli dalam
hubungannya dengan pemisahan konsep– pendidik (guru) memberikan perhatian aktif
konsep atau dimensi–dimensi. terhadap setiap pribadi peserta didik.

Para pendidik (guru) hendaknya menge


Gaya pembelajaran secara spesifik
tahui segala hal tentang peserta didiknya di
menghadapi karakteristik gaya pembelajaran.
sekolah dan orangtua juga diharapkan
Kolb (1984) mengajukan sebuah teori
demikian, yang meliputi minat, bakat, gaya
pembelajaran eksperiensial yang mencakup
belajarnya, ciri emosinya, dan perlakuan dari
empat tahap utama:
teman–temannya/lingkungan tempat bermain.
1. Pengalaman Konkret (PK) Menghargai latar belakang agama dan budaya
2. Observasi Reflektif (OR) peserta didik yang memengaruhi nilai–nilai

3. Konseptualisasi Abstrak (KA) yang dianutnya.

4. Eksperimentasi Aktif (EA). Ketika para pendidik (guru dan orang tua)
membantu anak untuk percaya pada diri
Berpikir kritis merupakan sebuah proses
mereka sendiri dan untuk menemukan jalan
yang terarah dan jelas yang digunakan
mereka, para pendidik tersebut
dalam kegiatan mental seperti memecahkan
menginspirasikan mereka untuk mencapai
masalah,mengambil keputusan, menganalisis
standar akademik yang bahkan paling sulit.
asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.
Para pendidik menginspirasikan anak untuk
Berpikir kritis adalah kemampuan untuk
mengembangkan potensi terpendam mereka
berpendapat dengan cara yang terorganisasi.
yang tersembunyi, untuk mengembangkan
Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk
kecerdasan mereka, dan nantinya untuk
mengevaluasi secara sistematis bobot
menemukan bidang pekerjaan yang tepat untuk
pendapat pribadi dan pendapat orang lain.
diri mereka, pekerjaan yang membuat hati
Sedang berpikir kreatif adalah kegiatan mereka gembira dan bahagia.
mental yang memupuk ide–ide asli dan
C. KESIMPULAN
pemahaman–pemahaman baru. Berpikir kreatif
dan kritis memungkinkan peserta didik untuk 1. Belajar yang sesungguhnya bukan sekedar
mempelajari masalah secara sistematis, memberikan fakta kepada peserta didik
menghadapi berjuta tantangan dengan cara untuk diingat, tetapi harus melibat- kan
yang terorganisasi, merumus kan pertanyaan seluruh pribadi peserta didik terma- suk
inovatif, dan merangsang solusi orisinal. intelektual, emosional, dan ket- erampilan.
2. Belajar yang berguna harus relevan dengan
Sekolah diharapkan bisa menjadi tempat
kebutuhan peserta didik dalam
bersemayam kegembiraan, bukan rasa sakit,
perkembangannya serta dapat menum-
tempat kepuasan, bukan kekecewaan, tempat
buhkan kesanggupan peserta didik dalam
harapan, bukan keputusasaan, tempat
menemukan dirinya.
keberhasilan, bukan kekalahan jika para
3. Para pendidik (guru dan orangtua) 5. Gaya belajar adalah hal yang sangat
mengenali kebiasaan belajar peserta individual dan unik, mengenali dan me-
didik/anak. mahami gaya belajar tiap orang menjadi
4. Ada 3 gaya belajar, yakni: penting.
4.1. Visual (suka membaca dan belajar 6. Akan lebih mudah jika orangtua memiliki
dengan indera penglihatan/mata). gaya belajar yang sama dengan sang buah
4.2. Auditory (suka mendengarkan uraian hati, karena mereka akan menjadi lebih
guru di kelas maupun penjelasan „klop‟.
orangtua saat mereka belajar).
D. SARAN
4.3. Kinestetik (suka mengalami secara
langsung dan nyata yang sedang Dengan mengenali gaya belajar anak,

mereka pelajari). orangtua akan lebih paham cara mendampingi

Adapun gaya belajar lain, yaitu Taktil, suka anak belajar dan dapat mengoptimalkan

belajar dan mengingat dengan baik dengan cara potensinya. Walaupun orangt tua dan anak

menyentuh, merasakan, atau mengutak-atik memiliki gaya belajar yang berbeda, bukan

sesuatu. alasan kita sebagai orangt ua tidak bisa


mendampingi anak dalam belajar.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Johnson, B. Elaine, 2007, Contextual


Teaching & Learning, Bandung: MLC.
[2] Smith, K. Mark, dkk., 2010, Teori
Pembelajaran & Pengajaran, Yogyakar- ta:
Mirza Media Pustaka.
[3] Sudjana, Nana, 1991, Teori – Teori Belajar
Untuk Pengajaran. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai