Alfiah
alfiangriani@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membantu guru dan orang tua untuk mengenali gaya belajar anak atau
peserta didik. setiap individu masing-masing memiliki gaya dan teknik belajar yang be
rbeda dan setiap individu memiliki gaya belajar lebih dari satu. Oleh karena itu pe
nting bagi pendidik (guru, orangtua) mengenali gaya belajar si-buah hatinya. Tanpa
pemahaman yang cukup, baik guru maupun orangtua akan sulit bersinergi dengan peser
ta didik dan putera–puterinya ketika harus mendampinginya dalam belajar. Sekolah
dan rumah hendaknya menjadi suatu tempat belajar dan bermain yang mengasyikkan un
tuk mencapai tujuan–tujuan tertentu, yakni memandirikan individu.
A. PENDAHULUAN
Mengingat begitu pentingnya orang tua dan jika jawabnya Pendidik, mungkin karena di
guru perlu mengenali dan memahami gaya sekolahnya terkait dengan mutu
belajar pada anak/peserta didiknya, sehingga penyelenggaraan pendidikan masih kurang.
timbullah beberapa pertanyaan yang dapat
jika jawabnya Peserta didik, mungkin
membantu:
karena kurangnya waspadaan peserta didik
Mengapa harus terjadi salah paham antara sendiri dalam mengantisipasi datangnya hari H-
orang tua dan anak atau antara pendidik dan UN, jauh-jauh hari mereka tidak
peserta didik tentang belajar? mempersiapkan diri secara matang untuk
Anak punya waktu, cara dan gaya menghadapi UN , sehingga mereka kaget ketika
Gaya belajar sangat membantu anak dapat atas, seolah-olah ada bantuan visual di
lebih berprestasi secara akademis. gaya belajar Orang dengan gaya belajar visual butuh
dapat membantu guru dan orang tua untuk melihat bahasa tubuh atau ekspresi
merancang strategi yang tepat untuk mengatasi wajah dari lawan bicara (guru/orang
kelemahan dan sebaliknya menonjolkan tua) untuk bisa mendapat pemahaman
kelebihan, karena tidak dapat dipungkiri bahwa utuh dari pelajaran.
Menggunakan peralatan visual seperti aslinya, sama halnya dengan studi
gambar–gambar , peta, grafik, diagram, kasus, latihan, dan aplikasi.
dan lain– lain akan sangat Bergaul dengan orang yang kinestetik,
membantunya dalam memahami terkesan akrab karena melakukan
pelajaran. kontak fisik dengan lawan bicara.
Orang dengan gaya belajar visual Kebiasaan mengunyah permen karet
inginnya mencatat atau meminta hand ketika belajar.
out materi. Membaca sepintas materi bacaan untuk
Orang dengan gaya belajar visual mendapatkan gambaran kasar tentang
lebih suka belajar di tempat yang sunyi. isi sebelum membacanya secara detail.
Auditory/Aural (learn through listen- Menurut Rita dan Kenneth Dunn: “Gaya
ing); belajar adalah cara manusia mulai
Modalitas ini menggambarkan berkonsentrasi, menyerap, memproses, dan
preferensi terhadap informasi yang menampung informasi yang baru dan sulit”.
„didengar atau diucapkan‟. Peserta Sedangkan Carl Rogers mengatakan: “Orang
didik atau anak dengan modalitas ini yang terpelajar adalah orang yang telah
belajar secara maksimal dari ceramah, mempelajari cara untuk belajar dan mengalami
tutorial, tape recorder, diskusi perubahan”.
kelompok, bicara, dan membicarakan
Belajar berbeda dengan pertumbuhan
materi. Hal ini mencakup berbicara
kedewasaan, dimana perubahan yang terjadi
dengan suara keras atau bicara kepada
dalam individu berasal dari bawaan
diri sendiri.
genetiknya. Perubahan tingkah laku individu
Ketika menjelaskan sesuatu, ia terlihat sebagai hasil belajar ditunjukkan dalam
seolah-olah mendengar suara berbagai aspek seperti perubahan pengetahuan,
pikirannya, dengan menoleh ke kanan pemahaman, persepsi, motivasi, atau gabungan
atau kiri saat berpikir. dari aspek–aspek tersebut.
Membuat mnemonics untuk membantu Oleh karena itu, belajar dapat dimaknai
menghafal. sebagai terjadinya perubahan tingkah laku.
Mendikte seseorang ketika menuliskan Perubahan yang disadari dan timbul akibat
idenya. praktik, pengalaman, latihan dan bukan secara
Kinestetik (learn through, moving, do- kebetulan. Terbentuknya tingkah laku sebagai
ing and touching); hasil belajar mempunyai tiga ciri pokok, yakni:
Modalitas ini mengarah pada
a. Tingkah laku baru itu berupa kemampuan
pengalaman dan latihan (simulasi atau
aktual dan potensial.
nyata, meskipun pengalaman tersebut
melibatkan modalitas lain). Hal ini b. Kemampuan itu berlaku dalam waktu yang
dan film dari pelajaran yang sesuai c. Kemampuan baru diperoleh melalui usaha.
sesuatu yang digemari dan merupakan suatu
Ada dua faktor yang menyebabkan kebutuhan.
berubahnya tingkah laku manusia yakni faktor
Sejumlah gaya kognitif telah diidentifikasi
dalam diri manusia dan faktor dari luar. Atas
dan dikaji selama bertahun–tahun.
dasar itu teori belajar dapat dikelompokkan
Kemerdekaan dasar (field independence) versus
menjadi teori internal dan teori eksternal.
ketergantungan dasar (field depend- ence)
Teori internal adalah teori belajar yang
kemungkinan menjadi gaya yang paling
cenderung menerangkan kejadian–kejadian
terkenal.
yang nampak dari sudut faktor–faktor yang ada
dalam diri manusia itu sendiri. Teori belajar Gaya–gaya kognitif mengacu pada cara
yang termasUk katagori ini adalah teori belajar yang disukai seorang individu dalam
Gestalt dan teori belajar Kognitif. memproses informasi. Tidak seperti individu
yang berbeda kemampuan yang
Teori eksternal adalah kebalikannya, yakni
menggambarkan prestasi puncak, gaya
menerangkan dari sudut faktor– faktor yang
menggambarkan sebuah mode pemikiran
berada di luar diri manusia yakni interaksi
seseorang yang tipikal, mengingat atau me-
individu dengan lingkungannya. Teori belajar
mecahkan masalah.
yang termasuk katagori ini adalah teori belajar
aliran Behavioristik. Gaya kognitif lain yang telah
teridentifikasi terdiri dari:
Seiring berjalannya waktu dan dengan
semakin pesatnya tingkat intelektualitas dan Pemindaian perbedaan dalam luas dan
kualitas kehidupan, dimensi pendidikan pun intensitas perhatian yang menghasilkan
menjadi semakin kompleks, dan tentu saja hal variasi– variasi dalam kegamblangan
yang juga tepat dan sesuai dengan kondisinya. Perataan versus penajaman variasi–variasi
individual dalam mengingat yang
Karena itulah, berbagai teori, metode, dan
menyinggung pada kekhususan memori–
desain pembelajaran, serta pentingnya
memori dan kecenderungan untuk
memahami gaya belajar yang disesuaikan untuk
menggabungkan peristiwa– peristiwa
mengapresiasi semakin beragamnya tingkat
serupa.
kebutuhan dan kerumitan permasa-lahan
Refleksi versus impulsivitas kosistensi–
pendidikan. Dari berbagai komponen–
konsistensi individual dalam kecepatan dan
komponen di atas, penulis bermaksud
kecukupan dengan yang hipotesis alternatif
memfokuskan pada gaya belajar peserta didik
bentuk dan respons yang tercipta.
yang adalah sangat perlu dikenali, dipahami
dan dilaksanakan dalam setiap proses Diferensiasi konseptual perbedaan–
4. Eksperimentasi Aktif (EA). Ketika para pendidik (guru dan orang tua)
membantu anak untuk percaya pada diri
Berpikir kritis merupakan sebuah proses
mereka sendiri dan untuk menemukan jalan
yang terarah dan jelas yang digunakan
mereka, para pendidik tersebut
dalam kegiatan mental seperti memecahkan
menginspirasikan mereka untuk mencapai
masalah,mengambil keputusan, menganalisis
standar akademik yang bahkan paling sulit.
asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.
Para pendidik menginspirasikan anak untuk
Berpikir kritis adalah kemampuan untuk
mengembangkan potensi terpendam mereka
berpendapat dengan cara yang terorganisasi.
yang tersembunyi, untuk mengembangkan
Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk
kecerdasan mereka, dan nantinya untuk
mengevaluasi secara sistematis bobot
menemukan bidang pekerjaan yang tepat untuk
pendapat pribadi dan pendapat orang lain.
diri mereka, pekerjaan yang membuat hati
Sedang berpikir kreatif adalah kegiatan mereka gembira dan bahagia.
mental yang memupuk ide–ide asli dan
C. KESIMPULAN
pemahaman–pemahaman baru. Berpikir kreatif
dan kritis memungkinkan peserta didik untuk 1. Belajar yang sesungguhnya bukan sekedar
mempelajari masalah secara sistematis, memberikan fakta kepada peserta didik
menghadapi berjuta tantangan dengan cara untuk diingat, tetapi harus melibat- kan
yang terorganisasi, merumus kan pertanyaan seluruh pribadi peserta didik terma- suk
inovatif, dan merangsang solusi orisinal. intelektual, emosional, dan ket- erampilan.
2. Belajar yang berguna harus relevan dengan
Sekolah diharapkan bisa menjadi tempat
kebutuhan peserta didik dalam
bersemayam kegembiraan, bukan rasa sakit,
perkembangannya serta dapat menum-
tempat kepuasan, bukan kekecewaan, tempat
buhkan kesanggupan peserta didik dalam
harapan, bukan keputusasaan, tempat
menemukan dirinya.
keberhasilan, bukan kekalahan jika para
3. Para pendidik (guru dan orangtua) 5. Gaya belajar adalah hal yang sangat
mengenali kebiasaan belajar peserta individual dan unik, mengenali dan me-
didik/anak. mahami gaya belajar tiap orang menjadi
4. Ada 3 gaya belajar, yakni: penting.
4.1. Visual (suka membaca dan belajar 6. Akan lebih mudah jika orangtua memiliki
dengan indera penglihatan/mata). gaya belajar yang sama dengan sang buah
4.2. Auditory (suka mendengarkan uraian hati, karena mereka akan menjadi lebih
guru di kelas maupun penjelasan „klop‟.
orangtua saat mereka belajar).
D. SARAN
4.3. Kinestetik (suka mengalami secara
langsung dan nyata yang sedang Dengan mengenali gaya belajar anak,
Adapun gaya belajar lain, yaitu Taktil, suka anak belajar dan dapat mengoptimalkan
belajar dan mengingat dengan baik dengan cara potensinya. Walaupun orangt tua dan anak
menyentuh, merasakan, atau mengutak-atik memiliki gaya belajar yang berbeda, bukan
DAFTAR PUSTAKA