Anda di halaman 1dari 9

Buana Pendidikan: Jurnal FKIP Unipa Surabaya Tahun XIV, No. 26.

Oktober 2018

KEPERAGAAN DALAM MENGATASI ANAK LAMBAN


MEMAHAMI PELAJARAN

Sambira Mambela
Program Studi Pendidikan Khusus
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Sam.mambela@gmail.com

Abstrak
Kapasitas anak dalam belajar di sekolah berbeda-beda atau bervariasi,
kemampuan untuk memahami pelajaranpun berbeda antara anak yang satu
dengan yang lain. Dapat dipastikan bahwa dalam suatu kelas akan ditemukan
anak yang cepat, biasa, dan lambat dalam memahami pelajaran. Sering terjadi,
guru memilih dan menerapkan pendekatan, metode dan strategi pembelajaran
yang sama pada anak yang cepat, biasa, dan lambat memahami pelajaran, bahkan
pencapaian tujuan dan kemajuan belajar hanya didasarkan pada kemampuan dan
kemajuan belajar anak yang cepat memahami pelajaran. Akhirnya anak yang
lambat dalam memahami pelajaran akan sulit mengimbangi kemampuan belajar
anak yang cerdas dan cepat dalam belajar. Anak yang cerdas dan cepat memahami
pelajaran saja yang selalu menapat nilai yang tinggi, nilai anak yang lambat
memahami pelajaran selalu rendah dan bahkan di beri label bodoh. Bagaimana
cara Mengatasi Anak yang lambat memahami dan atau lambat mencapai tujuan
pembelajaran ? Salah satu yang dapat dilakukan guru adalah membelajarkan
mereka (anak lambat belajar) dengan prinsip dan metode keperagaan, artinya
dengan prinsip ini guru dalam mengajar terutama tentang hal-hal yang verbal
atau abstrak guru selalu berusaha mengkonkritkan dengan peragaan-peragaan.
Dengan demikian anak akan terbantu, dengan kata lain alat peraga akan
membantu anak lamban belajar untuk mengatasi kesalahpahaman dan kesalahan
dalam menangkap penjelasan lisan/verbal.
Kata Kunci: Anak, lambat belajar, pembelajaran, keperagaan.

PENDAHULUAN kreativitas guru dalam merancang dan


Kapasitas anak dalam belajar di sekolah melaksanakan pembelajaran agar semua
berbeda-beda atau bervariasi, anak dapat belajar seoptimal mungkin.
kemampuan untuk memahami Berkaitan dengan hal ini guru
pelajaranpun berbeda antara anak yang harus mampu tahu, memilih dan
satu dengan yang lain. Dapat dipastikan menentukan, merancang, dan
bahwa dalam suatu kelas akan melaksanakan pembelajaran yang
ditemukan anak yang cepat, biasa, dan diindividualisasikan (menghadapi
lambat dalam memahami pelajaran. peserta didik secara klasikal namun
Variasi kondisi kemampuan anak dalam tetap memperhatikan perbedaan
belajar tersebut, menuntut kiat dan individu anak).

158
Buana Pendidikan: Jurnal FKIP Unipa Surabaya Tahun XIV, No. 26. Oktober 2018

Sering terjadi, guru memilih dan mengingat-ingat isi buku pelajaran yang
menerapkan pendekatan, metode dan telah dibaca/dipelajari sendiri. Kalau
strategi pembelajaran yang sama pada murid-murid normal dapat mengingat
anak yang cepat, biasa, dan lambat isi pelajaran lebih kurang 50% setelah
memahami pelajaran, bahkan membaca dua kali, maka murid lambat
pencapaian tujuan dan kemajuan belajar belajar hanya mampu mengingat 25%
hanya didasarkan pada kemampuan dan saja bahkan kurang dari itu.
kemajuan belajar anak yang cepat Selain kemampuan berfikir dan
memahami pelajaran. mengingat lemah, anak lambat belajar
Akhirnya anak yang lambat juga kurang mampu berfikir abstrak,
dalam memahami pelajaran akan sulit oleh karena itu, untuk meminimalisir
mengimbangi kemampuan belajar anak masalah kelambanan mereka dalam
yang cerdas dan cepat dalam belajar. memahami pelajaran guru juga dituntut
Anak yang cerdas dan cepat memahami mampu mengkreasi atau guru harus
pelajaran saja yang selalu menapat nilai mempunyai kreativitas untuk
yang tinggi atau baik, nilai anak yang mengkongkretkan setiap materi ajaran
lambat memahami pelajaran selalu pada anak lamban belajar.
rendah dan bahkan di beri label bodoh. Anak lambat belajar, bukanlah
Transley dan R. Gulliford (1971: anak terbelakang mental (mentally
4) menjelaskan beberapa karakteristik retardation), mereka akan mampu
anak lambat dalam belajar (Slow mencapai hasil belajar pada umumnya
Learner) diantaranya adalah: (1) bila gurunya kreatif dan pandai memilih
kemampuan berfikirnya agak rendah, strategi pendekatan dan metode
sehingga lamban dalam memecahkan pembelajaran serta bimbingan yang
masalah-masalah yang sederhana. Hal tepat.
ini menyebabkan mereka kalah bersaing Kreativitas guru dalam mengatasi
dengan teman-temannya yang normal; masalah anak lamban belajar penting
(2) Ingatannya agak lemah dan tidak karena selain mengajar, guru juga
tahan lama. Mereka gampang lupa dan bertugas sebagai stimulator, motivator,
biasanya tidak mampu mengingat-ingat kontruktor, mediator, dan dituntut
suatu peristiwa yang terjadi tiga tahun mampu memposisikan diri dalam
yang lewat. berbagai kondisi pendidikan dan
Dalam proses belajar mengajar di pembelajaran peserta didiknya.
sekolah, apa yang diterangkan oleh guru Sering dan banyak sekali guru
hari ini biasanya beberapa saat atau yang bertanya “Bagaimana cara
umumnya satu minggu kemudian Mengatasi Anak yang lambat
sudah terlupakan. Lebih lagi dalam memahami dan mencapai tujuan

159
Buana Pendidikan: Jurnal FKIP Unipa Surabaya Tahun XIV, No. 26. Oktober 2018

pembelajaran ?” para guru tentu sudah melalui kata-kata saja. Ini harus dibantu
mencoba berbagai cara mengatasi, dengan dikonkretkan.
namun hasilnya belum memuaskan. Dengan kata lain alat peraga
Oleh karena itu dalam artikel ini kita membantu anak lamban belajar untuk
akan membahas salah satu cara mengatasi kesalahpahaman menangkap
mengatasi yaitu tentang “Keperagaan penjelasan lisan/verbal. Di sini mungkin
Dalam Mengatasi Anak Lamban akan timbul pertanyaan, apakah metode
Memahami Pelajaran.” verbal tidak dapat dipergunakan dalam
mengajar anak lamban belajar ? Dan
PEMBAHASAN apakah metode keperagaan menjamin
Keperagaan sering disebut juga anak lamban belajar menjadi lancar
dengan istilah: Audio Visual Aids, teaching dalam menerima pelajaran?
aids, yang dapat diartikan alat bantu. Ini Marilah kita tinjau
berguna untuk memperjelas pengajaran bagaimanakah kemungkinan-
yang disampaikan guru kepada murid. kemungkinan dan kemampuan yang
Sehingga anak akan lebih jelas dimiliki, keunggulan dan kelemahan
menangkap penjelasan guru setelah masing-masing. Sejauh mana kelemahan
diperhatikan/diperdengarkan sesuatu bisa dikurangi, sebenarnya tergantung
kepada anak. Pemakaian alat peraga juga dari pemakaian metode dan
dalam proses belajar mengajar, di antara pendekatan itu sendiri, yaitu guru.
berbagai tujuan yang hendak dicapai Prinsip dan metode peragaan
adalah untuk menghindari timbulnya memang banyak membantu anak
verbalisme. Ini bukan berarti guru tidak lamban belajar, namun metode verbal
boleh mengajar dengan menggunakan pun dalam hal ini memiliki keunggulan
bahasa atau kata-kata. dalam penyampaian materi secara lisan
Bahasa dan kata-kata akan untuk memperjelas pengertian-
memberi arti kepada pengalaman pengertian. Dari mengenal pengertian
sehingga kita dapat menguasai dunia sederhana melalui peragaan, selanjutnya
sekitar. Tanpa disertai peragaan yang akan dikembangkan melalui metode
konkrit anak lambat belajar akan lebih verbal.
sulit menerima pelajaran melalui Verbalisme akan dapat diatasi
penjelasan kalimat atau kata-kata saja. asalkan guru bertitik tolak dari hal dan
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak dasar-dasar: (a) Pengertian/pengalaman
lambat belajar disebabkan, anak lambat yang telah dimiliki anak; (b)Tingkat
belajar sulit/terbatas kemampuannya kematangan anak untuk mengabstraksi;
dalam mengabstraksi sering sulit (c) Disertai dengan usaha memperoleh
memahami sesuatu yang diberikan

160
Buana Pendidikan: Jurnal FKIP Unipa Surabaya Tahun XIV, No. 26. Oktober 2018

vicarious experience (pengalaman yang Membangkitkan motivasi dan aktivitas


mengganti). pada anak.

2.Klasifikasi Alat Peraga


1.Alat peraga dengan berbagai jenis
Secara garis besar alat peraga
Terdapat berbagai jenis alat
dapat diklasifikasikan kedalam 3
peraga, namun guru harus mengetahui
kelompok, yaitu: (a) Kelompok
dan memahami juga bagaimana alat
mengamati yang, meliputi: Demonstrasi,
peraga yang baik, maksudnya yang
darmawisata, pameran, Gambar hidup,
dapat dan tepat dipakai dalam
dan Rekaman (radio gambar mati); (b)
menyampaikan pelajaran. Adapun alat
Kelompok berbuat, yakni: pengalaman
peraga yang baik adalah: (a). Sesuai
langsung, pengalaman yang diatur, dan
dengan tujuan; (b) Sederhana; (c)
drama tisasi; (c) Kelompok
Langsung menunjukkan isi dan arti; (d)
menggunakan lambang terdiri dari:
Bentuknya jelas dan benar (sesuai); (e)
lambang visual, lambang verbal.
Tidak membingungkan; (f) Mudah
Hal tersebut sesuai dengan
diingat; (g) Menarik bagi anak; (h)
pendapat Edgar Dale bahwa kita dapat
Harganya murah, (i) Tidak
belajar dengan: mengalaminya secara,
membahayakan; dan (j) Praktis dalam
langsung: dengan melakukannya atau
penggunaannya.
berbuat; dengan mengamati orang lain
Adapun nilai dari peragaan yang
melakukannya; dan dengan membaca.
diharapkan setelah persyaratan-
Pengalaman yang nyata
persyaratan pemilihan alat peraga
dibutuhkan untuk setiap tahapan di
terpenuhi diharapkan akan diperoleh
atasnya. Namun penting diingat, bahwa
variasi dalam cara-cara mengajar,
pencapaian pengalaman yang lebih
memberikan lebih banyak realitas dalam
abstrak akan terhambat bila pengalaman
mengajar sehingga lebih berwujud dan
langsung terlalu banyak. Jangan
lebih terarah untuk mencapai tujuan
membandingkan dengan abstrak. Yang
pelajaran.
abstrak itu belum pasti lebih sukar dari
Alat-alat peraga sebagai alat
yang nyata/ kongkrit. Edgar Dale Dalam
pembantu dalam mengajar agar efektif
Sumadi Suryabrata (1984) membuat
dalam garis besarnya memiliki kaidah
tingkatan-tingkatan yang dimaksud
sebagai berikut: (a) Menambah kegiatan
diatas dalam kerucut di bawah ini:
belajar mengajar murid; (b) Menghemat
waktu belajar; (c) Agar hasil belajar lebih
mantap; (d) Membantu anak yang
ketinggalan dalam belajar; (e)

161
Buana Pendidikan: Jurnal FKIP Unipa Surabaya Tahun XIV, No. 26. Oktober 2018

dengan menggunakan alat-alat bantu


(papan flanel, papan tulis, dan
sebagainya).
Verbal
5. Karyawisata.
symbol
Untuk mengatasi keterbatasan
Visual symbol pengalaman langsung, dilakukan
darmawisata.
Recording, radio, stell
6. Pameran
pictures
Pameran akan memotivasi anak
Exhibition
menjadi aktif dan timbul latihan
Movie pictures, television kerjasama antara teman satu dengan
lainnya. Yang dipamerkan adalah
Field Trips
alat/benda-benda yang realistik, benda-
Demonstration benda tersebut diatur dengan maksud
Dramatization untuk menjadikan suatu idea.
Maksud dan makna isi bagan
7. Gambar hidup/ televisi
dalam bentuk kerucut
Contrived di atas, adalah :
Experience
Televisi/gambar hidup
1. Mengalami/pengalaman langsung.
Direct Purposeful Experience merupakan alat yang efektif, pada
Dalam hal ini anak-anak diminta
televisi ini dapat dilihat dan diamati.
melakukan, mengalami, dan berbuat
Peristiwa yang terjadi pada saat itu juga,
sendiri serta mengolah, merenungkan
dan suatu program yang telah disiapkan
hal yang dilakukannya dan juga
lebih dahulu berupa film, demonstrasi,
mengekspresikannya dalam lambang-
sandiwara ada pula bernuansa
lambang lain.
pendidikan.
2. Pengalaman yang dibikin.
8. Film sebagai alat peragaan
Apabila realita terlalu rumit,
Film merupakan alat peraga yang
terlampau luas/besar, terlalu kecil atau
mempunyai banyak sisi positif dan
tidak tersedia maka hal nyata itu dapat
efisien, karena: banyak hal-hal yang
buat dalam bentuk yang lebih jelas dan
dapat dipelajari dari film, film dapat
memudahkan untuk dipahami.
mengajarkan sesuatu dalam waktu yang
3. Dramatisasi.
lebih singkat, film lebih berhasil bila
Dalam hal ini, penyajian melalui:
dihubungkan dengan alat-alat peraga
sandiwara, sosiodrama, pantomimi,
lain, Film memberi dorongan pada
tableau, sandiwara boneka.
aktivitas-aktivitas lain.
4. Demonstrasi.
9. Gambar bagi alat peraga
Dalam demonstrasi harus
Gambar masuk lingkup alat
diperhatikan bagaimana sesuatu harus
peraga yang bernuansa abstrak, namun
dilakukan. Pada umumnya dilakukan

162
Buana Pendidikan: Jurnal FKIP Unipa Surabaya Tahun XIV, No. 26. Oktober 2018

gambar masih dapat “menangkap” dilaporkan kepada guru. Selanjutnya


gerak sehingga mendekati pada masalah tersebut akan dijadikan
kenyataan, sedang peta dan diagram bahan/dasar atau suatu topik
lebih bersifat abstrak. Dengan gambar pembicaraan oleh guru dalam kaitan
anak didik yang lamban dapat melihat dengan bidang ajaran yang diajarkan.
dan latihan menafsirkan gambar Dalam hal ini guru dituntut siap dan
tersebut. kreatif dalam menghadapi masalah yang
10. Lambang kata dibawa oleh anak.
Lambang kata merupakan b. Dramatisasi :
pengganti hal-hal yang nyata. Lambang Termasuk dari banyak media bagi
kata tidak punya persamaan nyata anak untuk menghubungkan
dengan idea atau benda-benda yang pengalaman/pengertian, sesuatu
dinyatakan. Kata-kata merupakan masalah ke dalam bentuk perbuatan
keadaan abstrak yang mutlak, sama nyata. Hal ini sekaligus untuk menilai,
sekali tidak ada kesamaan dengan benda seberapa dan sejauh manakah
yang dilambangkan. kemampuan anak lamban belajar
memahami penjelasan guru, serta
3. Alat Peraga Yang Sesuai Bagi Anak menilai kemampuan komunikasi lisan
Lambat Berlajar anak.
Berdasarkan hirarkis alat peraga c. Demonstrasi :
menurut Edgar Dale yang dipaparkan di Anak lamban belajar umumnya
atas, sebagian besar dapat diterapkan kurang mampu dan mengalami
kepada anak lamban memahami kesulitan dalam meng abstraksikan
pelajaran. Namun manfaat pemakaian sesuatu untuk memperjelas dan
dan materi serta material yang memudahkan dalam mengambil/sampai
digunakan wajib mengacu pada pada pemahaman atau pengertian,
kebutuhan anak lamban menerima dalam hal itu guru perlu
pelajaran. Berikut ini akan kita mendemonstrasikan.
dikemukakan penggunaan alat peraga d. Karyawisata atau darmawisata
yang sesuai dengan kepentingan Karyawisata sangat bermanfaat
mengajar anak-anak lamban belajar. bagi anak lamban, dilaksanakan mulai di
a. Pengalaman langsung sekitar sekolah, Selain anak lamban
Peraga ini diberikan kepada anak dapat diajak mengenal sesuatu yang
lamban belajar, dengan mengalami konkrit sehingga membantu kelancaran
langsung anak akan menemukan memahami materi pelajaran, anak
masalah-masalah atau hal nyata yang lamban juga memperoleh berbagai baru
kemudian akan dibawa ke kelas untuk yang. Karyawisata ini akan menunjang

163
Buana Pendidikan: Jurnal FKIP Unipa Surabaya Tahun XIV, No. 26. Oktober 2018

anak lamban dalam belajar IPS maupun g. Gambar sebagai alat peraga
IPA. Gambar merupakan alat peraga
Banyak hal yang akan yang praktis dan efisien. Semua aktivitas
membingungkan anak lamban karena belajar mengajar sangat perlu untuk
terlalu sulit dimengerti. Misalnya diwujudkan dalam bentuk gambar. Bagi
kerjasama, upacara pemujaan, kantor anak tulisan akan ditangkap sebagai
berita, butik, bursa dan sebagainya. gambar, yang akan diidentifikasikan
Melalui pengenalan langsung anak dengan gambar benda ataupun
lamban akan menjadi percaya dan yakin bendanya sendiri.
pada penjelasan guru. Kesalahan dalam
h. Lambang kata :
memahami penjelasan, sering terjadi Sebagai persiapan di dalam
pada anak karena anak kurang mampu media komunikasi sosial anak harus
menangkap penjelasan guru. mampu berbicara atau berbahasa lisan.
e. Televisi/gambar hidup : Mengenal dan memahami lambang kata,
Banyak hal yang dapat diambil adalah mengalihkan kebiasaan
anak lamban belajar dari memahami secara kongkrit. Dikatakan
menonton/melihat televisi atau gambar demikian karena tidak setiap saat
hidup. Anak lamban dapat mengasah penyampaian dilakukan melalui
diri untuk mengembangkan peragaan (konkrit). Agar anak dapat
kemampuan membaca hal dan melatih menggunakan lambang kata dengan
pendengaran. Dalam kaitan dengan seni baik, dibutuhkan pelatihan.
(seni tari/seni suara), anak dapat i. Alat peraga auditif.
mengidentifikasi irama lagu dengan Alat peraga auditif adalah alat
jalan mengamati pola gerak dan mimik peraga yang mengandung unsur bunyi.
yang diamati. Ini perlu digunakan untuk melatih anak
f. Alat peraga film : lamban untuk memahami melalui
Sebagaimana halnya media pendengarannya.
gambar hidup/televisi, film akan
memberi manfaat pengamatan pada SIMPULAN
anak lamban belajar, akan mendapat Anak lambat belajar (slow
kesan yang lebih jelas, yakni membantu learner) ditandai dengan: 1) kondisi
penyampaian pelajaran dengan alat kemampuan berfikir agak rendah;
peraga lain. Akan lebih baik lagi jika sehingga lamban dalam memecahkan
anak diberi peran dalam film tersebut masalah-masalah yang sederhana.
sehingga anak akan semakin paham dan Sehingga kalah bersaing dengan teman-
yakin terhadap kemampuan dirinya. teman sebayanya yang normal; 2)
gampang lupa karena kondisi

164
Buana Pendidikan: Jurnal FKIP Unipa Surabaya Tahun XIV, No. 26. Oktober 2018

ingatannya lemah, biasanya ia kurang Dengan peragaan-peragaan tersebut


bahkan tidak mampu mengingat-ingat anak dapat belajar dengan: 1)
peristiwa yang terjadi/dialami tiga tahun Mengalaminya secara langsung, dengan
yang lewat. Sehingga dalam proses melakukannya atau berbuat; 2)
belajar mengajar di sekolah, apa yang Mengamati orang lain melakukannya;
diterangkan oleh guru hari ini biasanya dan 3) Membaca.
beberapa saat atau umumnya satu
minggu kemudian sudah terlupakan; 3) DAFTAR PUSTAKA
hanya dapat mengingat 25% dari isi Depdiknas. 2007. Pedoman Khusus
buku pelajaran pelajaran yang Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif
dibaca/dipelajari bahkan kurang dari itu. (Manajemen Sekolah Penyelenggara
Anak lambat belajar bukanlah anak Pendidikan Inklusif). Jakarta:
terbelakang mental (Mentally Retardation Departemen Pendidikan Nasional
yang sudah tidak dapat mencai hasil Direktorat Jenderal Manajemen
belajar anak-anak pada umumnya). Pendidikan Dasar dan Sekolah
Dengan prinsi/strategi/metode dan Menengah Direktorat Pembinaan
pendekatan pembelajaran yang sesuai Sekolah Luar Biasa.
Anak lambat belajar dapat mencapai Hopkins, Bill. (2008). The Child Who is a
hasil/prestasi belajar anak-anak pada Slow Learner. Teachers Resource
umumnya. Manual. Cortland: State
Salah satu cara mengatasi University of New York.
masalah/kesulitan belajar anak lambat J. David Smith. 2006. Inklusi, Sekolah
belajar, adalah membelajarkan mereka Ramah Untuk Semua. Penerjemah;
dengan prinsi dan metode keperagaan, Denis, Ny. Enrica. Nuansa.
yakni dalam membelajarkan mereka Jakarta.
guru harus selalu berusaha meragakan Krishnakumar, P. et. al. 2006.
atau mengkonkrit kan bahan terutama Effectiveness of Individualized
bahan-bahan ajaran yang bersifat Education Program for Slow
abstrak/verbal. Learners. Indian Journal of
Peragaan dapat dalakukan oleh Pediatrics Volume 73 February
guru dengan cara/teknik: Pengalaman 2006.Hlm. 135-137.
lang sung ,Pengalaman yang diatur , Norris G. Haring, Exceptio nal Children
Dramatisasi, Demonstrasi , and Youth, An Introduction to
Darmawisata, Pameran, Gambar hidup, Special Education, Charles E. Merril
Rekaman, radio, gambar mati, Lambang Publishing Company.
visual, Lambang verbal.

165
Buana Pendidikan: Jurnal FKIP Unipa Surabaya Tahun XIV, No. 26. Oktober 2018

Purwatiningtyas, Maylina. 2014. Strategi


Pembelajaran Anak (slow leaner) di
Sekolah Inklusi;
Reddy,G. Lokanadha, R. Ramar, dan
Kusuma. 2006. Slow Leaners: Their
Psycholoy and Instruction. New
Delhi: Discovery Publishing
House.
Sumadi HS. Ortodidaktik. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Sutratinah Tirtonegoro. Anak
Supernormal dan Program
Pendidikannya. Yogyakarta: Bumi
Aksara. Cetakan kedua 2001.
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran
Inovatif Kontenmporer. Jakarta:
Bumi Aksara.

166

Anda mungkin juga menyukai