PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini, masih banyak ditemui sistem pembelajaran di sekolah yang
masih didominasi oleh guru. Dengan demikian, guru lebih banyak
menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Metode ceramah banyak
dipilih karena mudah dilaksanakan dengan persiapan yang sederhana, hemat
waktu dan tenaga, bisa menjangkau semua siswa dan dapat dilakukan cukup di
dalam kelas. Popham & Baker1 menjelaskan bahwa setiap penyajian informasi
secara lisan dapat disebut ceramah. Penyajian ceramah yang bersifat formal
biasanya berlangsung selama 45 menit maupun yang informal yang hanya
berlangsung selama 5 menit.
1
Sunarto, “Pengertian Metode Ekspositori”,
http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/09/pengertian-metode-ekspositori/#comment-
2436, di akses pada 8 April 2014 pukul 09.45 W.I.B
2
Mushlihin al-Hafizh, “Pengertian Verbalisme Dalam
Pembelajaran”,http://www.referensimakalah.com/2012/09/pengertian-verbalisme-dalam
pembelajaran.html,di akses pada 8 April 2014 pukul 09.55 W.I.B
konsentarsi belajar peserta didik, apalagi bila kata yang digunakan banyak
yang terasa asing atau di luar pengetahuan peserta didik.
Sifat pengalaman, tingkat kemahiran bahasa, dan kosakata yang ada sangat
mungkin tidak sama bagi semua peserta didik. Sifat verbalisme menjadi
merusak, apabila guru kurang memahami keadaan latar belakang pengalaman
peserta didiknya dan meneruskan cara penyajiannya, maka peserta didik akan
cepat menjadi bosan dengan pelajaran itu.
3
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu pendidik dan Tenaga kependidikan, Depdiknas.
Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, (Jakarta : Depdiknas. 2008), hal.14
4
Saputro,Waluyo Abu, Tesis : Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas II SLTP. (Surabaya :
Pascasarjana Unesa,2004), hal. 3
5
Ibid hal.4
6
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu pendidik dan Tenaga kependidikan, Depdiknas.
Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, (Jakarta : Depdiknas. 2008),hal.32
7
Luluk Setiyowati, Tesis :Analisis Miskonsepsi Siswa dan Faktor Penyebab Pada Materi
Program Linear di SMA Negeri 2 Mojokerto, (Surabaya : Pascasarjana unesa, 2013), hal.
86
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok
permasalahan penelitian ini adalah :
1. Miskonsepsi apa sajakah yang dialami siswa kelas VIII di SMP negeri 2
Sidoarjo pada materi SPLDV?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan terjadinya Miskonsepsi
siswa kelas VIII di SMP negeri 2 Sidoarjo pada materi SPLDV?
C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan Miskonsepsi apa sajakah yang dialami siswa
kelas VIII di SMP negeri 2 Sidoarjo pada materi SPLDV.
2. Untuk mendeskripsikan Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan
terjadinya Miskonsepsi siswa kelas VIII di SMP negeri 2 Sidoarjo pada
materi SPLDV.
D. Manfaat