Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode
Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi SD Negeri Cidulang II
Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar / Kelas V Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran IPA. Penulis Ai Damayanti, S.Pd Tanggal Senin, 31 Oktober 2022 Situasi: Salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai Kondisi yang menjadi latar kompetensinya pada tingkat Sekolah Dasar adalah mata belakang masalah, mengapa pelajaran IPA tetapi pada kenyataannya tidak semua praktik ini penting untuk peserta didik menguasai kompetensi yang diharapkan. dibagikan, apa yang menjadi Dalam pembelajaran IPA, peserta didik lebih sering peran dan tanggung jawab dihadapkan pada konsep-konsep yang bersifat abstrak, anda dalam praktik ini. banyaknya istilah asing dan istilah ilmiah. Sehingga membuat pelajaran ini sulit dipelajari oleh peserta didik, bahkan tak jarang guru juga mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi IPA. Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan kajian literatur yang telah dilakukan guru, berikut beberapa faktor penyebab terjadinya permasalahan “Kesulitan peserta didik dalam memahami materi pada pembelajaran IPA” : 1. Proses pembelajaran yang fokus pada penyelesaian materi bukan pada bentuk pemahaman yang bermakna. 2. Model pembelajaran dan media yang diterapkan dalam pembelajaran IPA kurang variatif. 3. Penyampaian materi yang monoton pada pembelajaran IPA membuat peserta didik kesulitan memahami lebih dalam materi yang disampaikan. 4. Peserta didik kesulitan memahami materi yang abstrak dan tidak mampu membayangkannya secara real. 5. Banyaknya istilah-istilah yang sulit dipahami oleh peserta didik. Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang penting dan patut dikuasai oleh peserta didik. Pembelajaran IPA juga tidak dapat dihindari dalam proses pembelajaran. Berbagai permasalahan didalam kelas, terutama kesulitan peserta didik dalam memahami materi pada pembelajaran IPA membuat prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan jauh dari rata-rata. Banyak rekan guru yang memiliki permasalahan yang sama didalam kelas dalam penerapan pembelajaran IPA, maka dari itu penulis merasa bahwa praktik ini penting untuk dibagikan. Selain dapat memotivasi diri sendiri, juga diharapkan dapat mejadi referensi atau inspirasi bagi rekan guru disekolah khususnya dan umumnya bagi seluruh guru di Indonesia. Peran saya sebagai guru sangatlah penting terhadap keberhasilan dari penyelesaian masalah kurangnya pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran IPA. Guru bertanggung jawab untuk membuat sebuah inovasi dalam pembelajaran dengan menciptakan proses pembelajaran yang lebih menarik dan mampu menerapkan strategi yang tepat dalam mengatasi permasalahan ini. Pada praktik ini saya memilih materi IPA tentang Sistem Peredaran Darah Manusia dengan menerapkan Model Pembelajaran Problem Based Learning, Metode yang digunakan yaitu Bermain Peran, dan menggunakan Media Pembelajaran berupa gambar dan video pembelajaran tentang sistem peredaran darah. Tantangan : Dalam praktik mengajar guna mencapai tujuan Apa saja yang menjadi yang diharapkan, tentu saja guru memiliki berbagai tantangan untuk mencapai tantangan atau permasalahan yang dihadapi. tujuan tersebut? Siapa saja Tantangan tersebut muncul dari berbagai faktor, yang terlibat, yaitu ada faktor dari dalam guru itu sendiri, ada juga faktor dari siswa, dan juga faktor lingkungan. Salah satu tantangan yang dihadapi yaitu persiapan praktik mengajar yang cukup lama. Berbagai hal harus dipersiapkan dengan matang guna mencapai tujuan yang diharapkan. Sebuah pembelajaran didalam kelas merupakan ide atau seni yang harus dirancang dengan baik oleh guru, sehingga dibutuhkan waktu yang cukup lama guna aktifitas dalam kelas mampu efektif untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya adalah pemilihan model, media, dan metode pembelajaran yang diterapkan harus benar-benar efektif dan tepat untuk mengatasi permasalahan kesulitan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran IPA. Tantangan lainnya yang muncul dari peserta didik yaitu perilaku peserta didik yang beragam. Tentunya ada berbagai macam perilaku yang biasa guru temui didalam kelas, ada peserta didik yang memiliki kepribadian baik, tidak membuat masalah, dan meraih pencapaian. Adapula peserta didik yang memiliki kepribadian yang kurang baik seperti mengantuk saat pembelajaran, tidak fokus pada diskusi, dan tidak memperhatikan guru saat menjelaskan. Dengan berbagai perilaku dan karakter peserta didik yang beragam, guru harus mengelola pembelajaran dengan baik sehingga praktik pembelajaran dapat terkondisikan dengan baik dan tidak timbul permasalahan baru. Demi kelancaran praktik yang dilaksanakan ini maka ada beberapa pihak yang terlibat, antara lain : 1. Saya sebagai guru yang melaksanakan praktik pembelajaran. 2. Dosen dan guru pamong yang memberi saran dan masukan. 3. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab. 4. Teman sejawat yang membantu dalam persiapan kelas dan perekaman video. 5. Peserta didik kelas 5 SDN Cidulang II sebagai subjek pembelajaran. 6. Teman-teman mahasiswa PPG yang selalu membantu dan mendukung.
Aksi : Untuk menghadapi setiap tantangan yang
Langkah-langkah apa yang dirasakan, maka beberapa langkah telah ditempuh. dilakukan untuk Diawali dengan melakukan observasi secara mandiri menghadapi tantangan didalam kelas, kemudian melakukan wawancara tersebut/ strategi apa yang kepada Kepala Sekolah, rekan guru, teman sejawat, digunakan/ bagaimana dan pakar, kemudian juga melakukan kajian prosesnya, siapa saja yang literatur. Hasil dari observasi, wawancara, dan terlibat / Apa saja sumber kajian literatur adalah sebagai berikut : daya atau materi yang 1. Proses pembelajaran yang fokus pada diperlukan untuk penyelesaian materi bukan pada bentuk melaksanakan strategi ini pemahaman yang bermakna. 2. Model pembelajaran dan media yang diterapkan dalam pembelajaran IPA kurang variatif. 3. Penyampaian materi yang monoton pada pembelajaran IPA membuat peserta didik kesulitan memahami lebih dalam materi yang disampaikan. 4. Peserta didik kesulitan memahami materi yang abstrak dan tidak mampu membayangkannya secara real. 5. Banyaknya istilah-istilah yang sulit dipahami oleh peserta didik. Berdasarkan hasil analisis kajian literatur dan wawancara, maka solusi yang paling relevan untuk menyelesaikan masalah kesulitan peserta didik dalam pemahaman materi pada pelajaran IPA adalah dengan menggunakan : 1. Model Pembelajaran PBL dengan metode Bermain Peran. 2. Menggunakan media gambar. 3. Menggunakan video dan powerpoint untuk menjelaskan materi. Untuk mencari penentuan solusi tentang permasalahan dilakukan kajian literatur dari berbagai sumber. Dari kegiatan tersebut saya mendapatkan hasil sebagai berikut : Kajian Literatur 1. Problem Based Learning Menurut Oktaviani (2018:4) penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah IPA pada siswa.
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan
suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.
Sintak Problem Based Learning :
1. Proses orientasi peserta didik pada masalah. - Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang di perlukan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi Peserta Didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah. - Peserta Didik diberi permasalahan oleh guru (atau permasalahan di ungkap dari pengalaman Peserta Didik). 2. Mengorganisasi peserta didik. - Guru membagi Peserta Didik ke dalam kelompok, membantu Peserta Didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah. - Peserta Didik melakukan diskusi dalam kelompok kecil dan melakukan hal-hal berikut: Mengklarifikasi kasus permasalahan yang di berikan, Mendefinisikan masalah, Melakukan tukar pikiran berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki, Menetapkan hal-hal yang di perlukan dan harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah. 3. Membimbing penyelidikan kelompok. - Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang di butuhkan, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. - Peserta Didik melakukan kajian secara independen berkaitan dengan masalah yang harus di selesaikan. Mereka dapat melakukannya dengan cara mencari sumber di perpustakaan, database, internet, sumber personal atau melakukan observasi. 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil. - Guru membantu Peserta Didik dalam merencanakan dan menyiapkan laporan, dokumentasi, atau model, dan membantu mereka berbagi tugas dengan sesama. - Peserta Didik kembali kepada kelompok Problem Based Learning semula untuk melakukan tukar informasi, pembelajaran teman sejawat, dan bekerjasaman dalam menyelesaikan masalah dan Peserta Didik menyajikan solusi yang mereka temukan. 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah. - Guru membantu Peserta Didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses dan hasil penyelidikan yang mereka lakukan. - Peserta Didik di bantu oleh guru melakukan evaluasi berkaitan dengan seluruh kegiatan pembelajaran. Hal ini meliputi sejauhmana pengetahuan yang sudah di peroleh oleh Peserta Didik serta bagaiman peran masing- masing Peserta Didik dalam kelompok.
2. Metode Bermain Peran
Menurut Sulistiyohadi (2021:4) Metode bermain peran merupakan suatu cara penguasaan bahan- bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan itu dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Metode bermain peran dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajari, karena dengan melakukan peran suatu kasus pada materi pelajaran yang sedang dibahas, diharapkan para siswa dapat menghayati lebih kuat terhadap kejadian atau pokok bahasan itu, sehingga pemahaman dan sikap mereka akan semakin meningkat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar dari siswa tersebut. Setelah melakukan pemilihan solusi, selanjutnya guru melaksanakan praktik pembelajaran dikelas dengan materi pembelajaran Tema 4 Sub Tema 1 Pembelajaran 1 tentang Sistem Peredaran darah Manusia. Pembelajaran dengan menerapkan Model PBL, metode bermain peran, kemudian juga media yang digunakan adalah gambar tentang sistem peredaran darah dan guru membuat sebuah gambar sistem peredaran darah kecil dan besar di bawah lantai dengan menggunakan lakban yang akan digunakan untuk proses bermain peran. Pembelajaran diawali dengan melakukan pendahuluan. Kemudian melaksanakan kegiatan inti dengan diawali menampilkan video tentang permasalahan peredaran darah kemudian melakukan tanya jawab dengan peserta didik, selanjutnya peserta didik dibimbing oleh guru melakukan diskusi untuk mengerjakan LKPD, setelah itu peserta didik melakukan praktik untuk bermain peran yaitu peserta didik berperan sebagai organ-organ peredaran darah kemudian membuat teks percakapannya untuk melakukan bermain peran, nanti sel darah merah berjalan sesuai dengan jalur sistem peredaran darah manusia yang sudah dibuat dibawah lantai sambil menjelaskan fungsi dari setiap organ. Kemudian pembelajaran diakhiri dengan kegiatan penutup. Adapun sumber daya yang digunakan dalam praktik pembelajaran yaitu Buku Siswa dan Buku Guru Kelas 5 Tema 4, jaringan internet, laptop, aplikasi Microsoft Power Point dan youtube.
Refleksi Hasil dan dampak Setelah melaksanakan langkah-langkah untuk
Bagaimana dampak dari aksi mengatasi permasalahan “Kesulitan peserta didik dari Langkah-langkah yang dalam memahami materi pada pembelajaran IPA”, maka dilakukan? Apakah hasilnya hasil yang dirasakan sangat positif dan efektif. Hal ini efektif? Atau tidak efektif? dilihat dari proses pembelajaran yang terjadi didalam Mengapa? Bagaimana respon kelas, beberapa hal positif yang terlihat adalah : orang lain terkait dengan Respon peserta didik selama kegiatan strategi yang dilakukan, Apa pembelajaran sangat aktif dan antusias. Ketika yang menjadi faktor melaksanakan diskusi peserta didik sangat aktif keberhasilan atau dalam memberikan masukan dan pendapat dalam ketidakberhasilan dari kelompok. Kemudian juga ketika melaksanakan strategi yang dilakukan? Apa praktik bermain peran peserta didik sudah dapat pembelajaran dari menjelaskan setiap fungsi dari organ peredaran keseluruhan proses tersebut dengan baik sesuai dengan tugasnya masing-masing. Alur peredaran darah yang dilalui sudah benar dan tidak ada peserta didik yang keliru. Setelah selesai praktik bermain peran, guru meminta peserta didik untuk maju kedepan kelas untuk menjelaskan secara keseluruhan organ peredaran darah beserta dengan fungsinya dengan melalui jalur peredaran darah yang telah disiapkan. Kemudian ketika guru mengulang menjelaskan materi peserta didik sudah tepat dalam menyebutkan nama organ beserta dengan fungsinya. Hal ini juga diperkuat dengan hasil evaluasi peserta didik yang sebagian besar sudah diatas KKM. Penerapan Model pembelajaran PBL juga sangat efektif dilaksanakan dalam pembelajaran ini. Dengan memberikan sebuah permasalahan yang kemudian peserta didik melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi membuat peserta didik dapat mengeksplor pemahaman dan pengetahuannya. Setiap peserta didik begitu antusias dan terlibat aktif dalam diskusi kelompok ini memberikan efek baik bagi mereka sehingga menjadi sebuah pengalaman yang memberikan mereka kesempatan untuk lebih berpikir secara luas bukan hanya menerima pembelajaran dari guru saja. Guru melakukan wawancara kepada beberapa teman guru yang terlibat didalam kelas untuk membantu kegiatan pembelajaran, respon dari kedua guru ini sangat baik karena melihat aktifitas belajar yang cukup menarik. Hal menarik yang disampaikan oleh teman guru adalah ketika guru mengaplikasikan jalur peredaran darah yang buat dibawah lantai dengan menggunakan lakban, beliau memaparkan bahwa hal ini lebih dapat dipahami oleh peserta didik karena mereka dapat mempraktikan langsung dengan berjalan melewati jalur tersebut yang seolah-olah menjadi sel darah merah. Hal ini juga dapat membuat peserta didik mengingat materi dengan lebih lama dan lebih dalam. Kemudian ditambah dengan pelaksanaan bermain peran yang menuntut peserta didik untuk menghafalkan fungsi dari organ peredaran darah yang kemudian peserta didik melakukan sebuah rangkaian bermain peran dan bertugas menjelaskan sesuai dengan tugasnya. Banyak pembelajaran yang didapatkan oleh guru dari hasil praktik pembelajaran yang telah dilaksanakan. Salah satunya adalah bagaimana menerapkan model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran, kemudian juga bagaimana menerapkan media pembelajaran sehingga dapat lebih bermakna pada peserta didik.