Anda di halaman 1dari 23

UTS - PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

PENTINGNYA
MEMAHAMI
GAYA
BELAJAR

Menerapkan dan
mengaplikasikan gaya
belajar untuk menyerap
informasi sepenuhnya

BY LUTFIA NADHIF U. A.
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena


karuniadan rahmat-Nya saya dapat menyusun Modul
Pembelajaran Pentingnya Mempelajari Gaya Belajar untuk
kelas X,XI,XII dengan baik.
Modul ini merupakan buku pendamping peserta didik dalam
proses pembelajaran yang akan membantu peserta didik
mencapai kompetensi dasar yang diharapkan melalui
pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan bermakna, serta
memotivasi mereka untuk berpikir kritis.
Semoga dengan adanya modul ini dapat memberikan yang
terbaik untuk kemajuan dunia pendidikan dalam rangka
mempersiapkan generasi penerus bangsa menjadi lebih
berkualitas.
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena


karuniadan rahmat-Nya saya dapat menyusun Modul
Pembelajaran Pentingnya Mempelajari Gaya Belajar untuk
kelas X,XI,XII dengan baik.
Modul ini merupakan buku pendamping peserta didik dalam
proses pembelajaran yang akan membantu peserta didik
mencapai kompetensi dasar yang diharapkan melalui
pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan bermakna, serta
memotivasi mereka untuk berpikir kritis.
Semoga dengan adanya modul ini dapat memberikan yang
terbaik untuk kemajuan dunia pendidikan dalam rangka
mempersiapkan generasi penerus bangsa menjadi lebih
berkualitas.
DAFTAR ISI

Chapter 1: Pengertian Gaya Belajar ................................. 1

Chapter 2: Macam-macam Gaya Belajar ......................... 3

Chapter 3: Cara Merangsang Modalitas ........................... 11

Chapter 4: Faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar .... 13


Chapter 1: Pengertian
Gaya Belajar

Gaya belajar merupakan salah satu yang


dimiliki oleh setiap individu dalam menyerap,
mengatur, dan mengolah informasi yang diterima.
Gaya beajar yang sesuai adalah kunci keberhasilan
siswa dalam belajar. Penggunaan gaya belajar
yang dibatasi hanya dalam satu gaya, terutama
yang bersifat verbal atau auditorial, tentunya dapat
menyebabkan banyak perbedaan dalam menyerap
informasi. Oleh karena itu dalam kegiatan belajar,
siswa harus dibantu dan diarahkan untuk
mengenali gaya belajar yang sesuai dengan dirinya
sendiri agar hasil belajar bisa maksimal.
Menurut Bobbi De Porter dan Mike Hernacki
dalam bukunya yang berjudul “Quantum learning
membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan”
dijelaskan bahwa Gaya belajar adalah kata kunci
untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan,
disekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi.
Ketika anda menyadari bagaimana anda dan orang
lain menyerap dan mengolah informs, anda dapat
menjadikan belajar dan berkomunikasi lebih mudah
dengan gaya anda sendiri.

1
Sedangkan menurut Kemp dalam bukunya Tutik Rachmawati dan Daryanto
yang berjudul “Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik”
menyatakan bahwa “Gaya belajar adalah cara mengenali berbagai metode
belajar yang disukai yang mungkin lebih efektif bagi peserta didik tersebut”.
Gaya belajar yang dimaksud adalah memahami metode-metode dalam
pembelajaran itu sangat penting agar pembelajaran untuk peserta didik lebih
efektif. Menurut Hamzah B. Uno dalam bukunya yang berjudul “Orientasi Baru
dalam Psikologi Pembelajaran” Gaya Belajar adalah “ kemampuan sesorang
untuk memahami dan menyerap perlajaran sudah pasti berbeda tingkatnya ada
yang cepat sedang dan ada pula yang sangat lambat.
Oleh karena itu mereka sering kali harus menempuh cara berbeda untuk
bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Sebagian
mahasiswa lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan segalanya
dipapan tulis dengan begitu mereka bisa membaca untuk kemudian mencoba
memahaminya, sebagian siswa lain lebih suka guru mereka mengajar dengan
cara menyampaikan secara lisan dan mereka mendengarkan penjelasannya
untuk bisa memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang lebih suka membentuk
kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut pelajaran
tersebut.
Beberapa definisi gaya belajar diatas dapat disimpulkan bahwa Setiap
manusia yang lahir ke dunia ini selalu berbeda satu sama lainnya. Baik bentuk
fisik, tingkah laku, sifat, maupun berbagai kebiasaan lainnya. Tidak ada satupun
manusia yang memiliki bentuk fisik, tingkah laku dan sifat yang sama walaupun
kembar sekalipun. “Seperti yang dijelaskan oleh Hamzah B. Uno, “bahwa
pepatah mengatakan lain ladang, lain ikannya. Lain orang, lain pula gaya
belajarnya. Peribahasa tersebut memang pas untuk menjelaskan fenomena
bahwa tak semua orang punya gaya belajar yang sama. Termasuk apabila
mereka bersekolah disekolah yang sama atau bahkan duduk dikelas yang sama”
Gaya belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alat yang digunakan
siswa untuk menyerap sebuah informasi atau materi pelajaran berdasarkan
pendekatan preferensi sensori. Yaitu gaya belajar yang dilakukan dengan cara
memasukkan informasi ke dalam otak melalui modalitas indera yang dimiliki.

2
Chapter 2:
Macam-macam Gaya
Belajar

Setiap siswa memiliki karakteristik gaya belajar


masing-masing menurut De Poter dalam bukunya
Tutik Rachmawati dan Daryanto yang berjudul Teori
Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik
terdapat 3 modalitas (tipe) dalam gaya belajar yaitu
Visual, Auditori dan Kinestetik. Pelajar visual belajar
melalui apa yang mereka lihat. Auditori belajar
dengan cara mendengar dan kinestetik belajar lewat
gerak dan menyentuh.10 Dalam kenyataannya,
setiap orang memiliki ketiga gaya belajar tersebut,
tetapi kebanyakan orang cenderung hanya
menggunakan salah satu dari ketiga gaya tersebut
yang lebih mendominasi

3
1. Gaya Belajar Visual
Peserta didik yang bergaya belajar
visual dapat dilihat dari ciri-ciri utama
yaitu menggunakan modalitas belajar
dengan kekuatan indra mata. Siswa
yang memiliki gaya belajar visual lebih
mudah mengingat apa yang mereka
lihat.

Seperti bahasa tubuh atau ekspresi muka gurunya, diagram, buku pelajaran
bergambar atau video, sehingga mereka bisa mengerti dengan baik mengenai
posisi atau local, bentuk, angka, dan warna. Ciri-ciri siswa yang mempunai gaya
belajar visual cenderung rapi dan tertur, bicara agak cepat, mementingkan
penampilan dalam perpakaian/presentasi, tidak mudah terganggu dengan
keributan, lebih mengingat kata dengan melihat susunan huruf pada kata, tetapi
mereka sulit menerima instruksi verbal.
Ketajaman visual, lebih menonjol pada sebagian orang, sangat kuat dalam diri
sesorang. penyebabnya adalah “di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat
yang berfungsi untuk memproses informasi visual dari pada semua indera lain”.
Sedangkan menurut objeknya “masalah dalam penglihatan digolongkan menjadi
tiga golongan, yaitu yang pertama, melihat bentuk, kedua melihat dalam dan yang
ketiga melihat warna”.Diartikan bahwa siswa lebih cepat mencerna ketika
informasi yang berbentuk gambar, warna, dan bentuk seni lainnya ditangkap
dengan indera mata dan disimpan di dalam otak dan akan lebih sering diingat.

4
Ciri-ciri gaya belajar visual adalah sebagai berikut:
1. Rapi dan teratur. Siswa visual lebih memperhatikan penampilannya, baik
dalam segi berpakaian maupun kondisi lingkungan disekitarnya. Mereka
menyukai kerapihan dan juga keindahan. Mereka biasanya memunyai catatan
pelajaran yang rapi. Selain itu mereka juga tidak menyukai tempat yang
berantakan karena dapat mengganggu proses belajar mereka.
2. Sulit menerima intruksi verbal. Siswa yang memiliki gaya belajar visual sering
kali lupa hal-hal yang disampaikan secara lisan dan lebih sering meminta
bantuan orang lain untuk mengulangi instruksi verbal tersebut. Banyak dari
para orang visual yang kurang peka terhadap respons instruksi verbal dan
akan mudah lupa dengan apa yang disampaikan orang lain sampai mereka
diberikan instruksi secara visual yang disertai dengan tulisan, gambar,
diagram ataupun bagan.
3. Teliti terhadap detail. Siswa lebih cermat dan berhati-hati dalam mengamati
materi pelajaran, dan memperhatikan dengan detail pada apa yang siswa
kerjakan.
4. Mengingat apa yang dilihat, dari pada yang didengar. Siswa lebih menitik
beratkan ketajaman penglihatan. Bukti-bukti konkrit harus diperlihatkan
terlebih dahulu agar mereka mudah untuk memahaminya. Seorang anak yang
memunyai gaya belajar visual akan lebih mudah mengingat dengan cara
melihat, misalnya membaca buku, melihat demonstrasi yang dilakukan guru,
5. Biasanya tidak terganggu oleh keributan. Seseorang yang memiliki gaya
belajar visual ini dapat belajar baik diiringi dengan musik maupun tidak.
Kebisingan dan suara di sekitarnya tidak akan mampu menggoyahkan
konsentrasi mereka karena mereka lebih terfokus pada apa yang mereka lihat
daripada apa yang mereka dengar.
6. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak. Siswa
yang memiliki gaya belajar visual tidak mudah menjabarkan/menjelaskan
suatu hal, oleh karena itu mereka cenderung menjawab hanya pada intinya
saja.
5
2. Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar auditorial adalah gaya
belajar yang mengandalkan pada
pendengaran untuk bisa memahami
dan mengingatnya karakteristik model
belajar seperti ini benar-benar
menempatkan pendengaran sebagai
alat utama menyerap informasi atau
pengetahuan.

Artinya, kita harus mendengarkan terlebih dahulu baru kemudian bisa mengingat
dan memahami informasi yang diperoleh. Siswa yang mempunyai gaya belajar ini
adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki
kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk lisan secara langsung, ketiga
memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
Peserta didik yang bergaya belajar auditorial dapat dikenali dengan ciricirinya
yang lebih banyak menggunakan modalitas belajar dengan kekuatan indera
pendengaran yakni telinga. De Porter dan Hernacki dalam bukunya Tutik
Rachmawati dan Daryono yang berjudul Teori Belajar dan Proses Pembelajaran
yang Mendidik dijelaskan bahwa “orang bergaya belajar auditorial lebih dekat
dengan ciri seperti lebih suka berbicara sendiri, lebih menyukai ceramah atau
seminar dari pada membaca buku, dan atau lebih suka berbicara dari pada
menulis. Kata-kata khas yang digunakan oleh auditorial dalam pembicaraan tidak
jauh dari ungkapan “aku mendengar apa yang kau katakana” dan kecepatan
bicaranya sedang dalam menyerap informasi umumnya orang bergaya belajar
auditorial menerapkan stategi pendengaran yang kuat dengan suara dan
ungkapan yang berciri pendengarn.

6
Ciri-ciri gaya belajar auditorial adalah sebagai berikut:
1. Mudah terganggu oleh keributan. Siswa yang mempunyai gaya belajar
auditori, mereka cenerung sangat peka dengan gangguan auditori. ketika
siswa sedang belajar dikelas atau diluar kelas mereka akan merasa terganggu
bila ada suara-suara di sekitarnya. Seperti suara orang lain di luar kelas, suara
mobil, suara kipas angin atau suara yang dapat mengganggu konsentrasi
bekajar mereka.
2. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan. Siswa yang cenderung
suka dengan membaca dengan keras tujuannya untuk mempercepat
belajarnya yaitu membaca secara pintas, dan mereka cenderung
membayangkan teks yang ada seperti penayangan flm dengan disertai efek
suara, nada suara, perasaan, dan music untuk membuat materi menjadi lebih
hidup. Dengan begitu mereka lebih cepat memahami bacaan jika dibaca
dengan suara yang keras. Mereka juga suka menggerakkan bibir dan
mengucapkan tulisan di buku ketika sedang membaca. Hal itu dilakukan agar
mereka lebih memahami materi daripada hanya sekedar dibaca di dalam hati.
3. Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita. Siswa yang
mempunyai tipe gaya belajar auditori cenderung kesulitan dalam menulis
karena tulisannya jelek dan siswanya lebih semangat dalam bercerita di kelas.
4. Suka berbicara di depan umum, suka berdiskusi di dalam kelompok, dan
menjelaskan sesuatu panjang lebar. Siswa yang mempunyai tipe gaya belajar
auditori dalam kesehariannya tidak nyaman dengan keadaan yang sepi, dan
meraka mereka cenderung merubah keadaan yang sepi menjadi ramai,
berisik, dengan cara bernyayi, berbicara dengan keras, mendengarkan music.
Siswa juga cenderung senang mendiskusikan sesuatu dengan cara membuka
percakapan secara panjang lebar.
5. Menyukai musik atau sesuatu yang bernada dan berirama. Siswa yang
mempunyai gaya belajar auditori cenderung menyukai music, nada-nada,
irama, dan nada suara. Mereka senang mendengarkan suarasuara yang indah,
melodi yang manis, dan suara yang membuat hati mereka senang. Mereka
terkadang merasa tidak suka denga suara-suara yang nyaring, seperti suara
sirine, dan suara keributan

7
3. Gaya Belajar Kinestetik
Seperti yang dijelaskan oleh De Porter dan
Hernacki dalam bukunya Rachmawati dan
Daryanto Teori Belajar dan Proses Pembelajaran
yang mendidik : ” bahwa orang yang bergaya
belajar kinestetik lebih dekat dengan ciri seperti
saat berpikir lebih baik ketika bergerak atau
berjalan, lebih menggerakan anggota tubuh
ketika bicara dan merasa sulit untuk duduk diam.
Umumnya orang bergaya belajar kinestetik
dalam menyerap informasi menerapkan strategi
fisikal dan ekspresi yang berciri fisik ”

Siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik cara membaca dan


mendengarkannya salahsatu kegiatan yang membosankan. Memberi instruksi
yang diberikan secara tertulis maupun lisan seringkali mudah dilupakan, karena
mereka cenderung lebih memahami tugasnya jika mereka mencobanya secara
langsung.

8
Ciri-ciri gaya belajar kinestetik adalah sebagai berikut:
1. Berbicara dengan perlahan Siswa yang mempunyai gaya belajar
kinestetik cenderung bicara dengan perlahan dan pelan, berbeda dengan
siswa visual yang berbicara dengan kecepatan bicara yang cepat dan
auditori dengan kecepatan berbicara sedang. Banyak siswa yang tidak
senang pada penjelasan yang panjang lebar. Mereka menyukai guru
yang menggunakan kata-kata kunci dan perbuatan, serta memberikan
bimbingan jika mereka membutuhkannya.
2. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak Siswa kinestetik
biasa memiliki perkembangan oto-otot yang besar, banyak menggunkan
isyarat tubuh, menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca, suka
mempraktikkan secara langsung.
3. Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama Siswa yang mempunyai tipe
gaya belajar kinestetik tidak bisa duduk diam di satu tempat. Karena
mereka senang bergerak. Dalam proses pembelajaran harus diberikan
gerakan-gerakan yang positif yang dapat membantu proses belajar
mereka.
4. Belajar melalui memanipulasi dan praktik Siswa yang mempunyai gaya
belajar kinestetik sangat suka dengan tantangan, dan menemukan hal-
hal yang baru. Mereka termotivasi pada lingkungan yang kompetitif.
Mereka juga senang berkompetisi dengan diri sendiri atau dengan orang
lain.
5. Peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh Siswa bergaya belajar
kinestetik ini mudah menghafal atau belajar dengan cara bergerak atau
berjalan-jalan.

9
Ketiga gaya belajar tersebut baik visual, auditori, maupun kinestetik
merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui oleh guru, karena gaya
belajar merupakan ekspresi keunikan individu yang relevan dengan
pendidikan. Kaitannya dengan pengajaran di kelas, gaya belajar dapat
digunakan oleh guru untuk merancang model pengajaran yang efektif
sebagai upaya membantu siswa belajar untuk mencapai prestasi yang
tinggi. Secara sederhana kita dapat menyesuaikan cara mengajar kita
dengan gaya belajar siswa, di antaranya untuk siswa kinestetik adalah:
1. Menggunakan alat bantu saat mengajar untuk menimbulkan rasa ingin
tahu serta menekankan konsep-konsep kunci.
2. Ciptakan simulasi konsep agar siswa mengalaminya.
3. Jika bekerja dengan siswa perseorangan, berikan bimbingan parallel
dengan duduk di sebelah mereka, bukan di depan atau belakang mereka.
4. Cobalah berbicara dengan setiap siswa secara pribadi setiap hari,
sekalipun hanya salam kepada pasa siswa saat mereka mauk atau “ibu
kamu berpartisipasi” saat mereka keluar kelas.
5. Peragakan konsep sambil memberikan kesempatan kepada siswa
mempelajarinya langkah demi langkah.

10
Chapter 3: Cara
Merangsang Modalitas

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk


merangsang ketiga modalitas tersebut:
1. Gaya belajar visual
Menggunakan kertas tulis dengan tulisan
berwarna
Menggantungkan grafik di dinding sekeliling
ruang kelas yang berisi tentang informasi penting
dalam materi
Mendorong peserta didik untuk menggambarkan
informasi yang diterimanya dengan menggunakan
peta pikiran, diagram, tulisan berwarna
Membagikan fase-fase atau garis besar setiap
materi pelajaran yang disampaikan dengan
memberikan ruang yang kosong untuk
menambahkan catatan
Memberikan kode warna untuk tiap-tiap materi
yang hendak disampaikan
Menggunakan bahasa yang dapat menciptakan
visualisasi pada diri anak
2. Gaya belajar auditorial
Menggunakan variasi vocal (ritme, volume suara,
intonasi) yang digunakan pada saat
menyampaikan materi pelajaran
Menggunakan pengulanagan dengan cara
meminta peserta idik mengulang kembali konsep-

11 konsep kunci yang telah dipeajari


Mengembangkan dan mendorong setiap peserta didik untuk membuat”
jembatan keledai” untuk menghafal setiap kunci
Mengunakan music sebagai aba-aba untuk memulai suatu kegiatan
Mendorong peserta didik terutama untuk pelajar auditorial untuk merekam
informasi-informasi penting untuk kemudian didengarkan ulang karena pelajar
auditorial tidak perlu senang mencatat.
Mengijinkan peserta diidk untuk berbicara secara perlahan pada saat sedang
mempelajari konsep yang harus di pahaminya
3. Gaya belajar kinestetik
Menggunakan alat bantu saat mengajar untuk menimbulkan rasa ingin tahu
dan menekankan konsep-konsep kunci
Menggunakan stimulus konsep agar setiap peserta diidk dapat mengalaminya
sendiri
Mencoba berbicara dengan peserta didik secara psribadi setiap hari
Memperagakan setiap konsep yang diajarkan dan memberikan kesempatan
kepada setiap pesera didik untuk mencoba mempelajarinya langkah demi
langkah
Melakukan peran pendek dapat membantu peserta didik untuk memahami
materi yang dipelajarinya.
Mengenali modalitas belajar peserta didik adalah kunci penting untuk
pembelajaran yang efektif. Langkah awal yang harus kita lakukan adalah dengan
cara mengenali setiap modalitas belajar yang digunakan oleh setiap peserta didik.
Dengan mengenali cara mereka memproses informasi, maka akan turut
mempengaruhi strategi pembelajaran yang diterapkan di dalam kelas. Namun
bukan berarti bahwa kita hanya merangsang satu modalitas belajar pada peserta
didik, tapi doronglah setiap peserta didik melibatkan seluruh modalitas belajar
yang dimilikinya, karena dengan melibatkan seluruh modalitas tersebut akan dapat
membantu peserta didik untuk memahami materi pelajaran yang diterimanya.
Memang terlihat “repot” dalam menerapkan metode balajar ini, namun jikia kit
mampu untuk merangsang setiap peserta didik untuk mengaktifkan seluruh
modalitas belajar yang dimilikinya maka proses belajar akan dapat dijalaninya
dengan lebih mudah. Dengan pengaktifan ketiga modalitas ini, akan meningkatkan
konsentrasi peserta didik. Oleh karena itu guru harus melibatkan ketiga modalitas
tersebut dalam menyampaikan materi pelajaran

12
Chapter 4: Faktor yang
mempengaruhi Gaya
Belajar
Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda. “
mengetahui gaya belajar yang berbeda ini telah
membantu para guru dimana pun untuk dapat mendekati
semua atau hampir semua siswa hanya dengan
menyampaikan dengan gaya yang berbeda-beda. Rita
Dunn, seorang pelopor di bidang gaya belajar, telah
menemukan “ bahwa banyak variabel yang memengaruhi
cara belajar siswa mencangkup faktorfaktor fisik,
emosional, sikologis dan lingkungan”.
Dapat diartikan bahwa sebagian siswa dapat belajar
paling baik dengan cahaya yang terang, sedangkan
sebagian siswa yang lain dengan pencahayaan yang
suram. Ada siswa yang belajar paling baik secara
berkelompok, sedangkan siswa lain lagi memilih adanya
figure otoriter seperti orang tua atau guru, yang lain
merasa bahwa bekerja sendirilah yang paling efektif bagi
mereka. Sebagaimana siswa memerlukan musik sebagai
iringan belajar, sedang siswa yang lain tidak dapat
berkonsentrasi kecuali dalam keadaan ruangan sepi. Ada
siswa yang memerlukan situasi kerja yang teratur dan
rapi, tetapi siswa yang lain lagi lebih suka memperagakan
segala sesuatunya supaya dapat dilihat oleh mata.

13
Menurut David Kolb dalam bukunya Gufron dan Risnawati
yang berjudul Gaya Belajar Kajian Teoritik menyatakan bahwa:
setiap orang memiliki dan mengembangkan gaya belajar
tersendiri yang dipengaruhi oleh tipe kepribadian, kebiasaan,
serta berkembang sejalan dengan waktu dan pengalaman.pola
atau gaya belajar tersebut dipengaruhi oleh jurusan atau
bidang yang di geluti, yang selanjutnya akan turut
mempengaruhi keberhasilan sesorang dalam meraih hasil
dalam belajar. Sedangkan menurut Kolb ada lima tingkatan
berbeda yang mendasari sesorang memiliki gaya belajar
tertentu yaitu tipe kepribadian, jurusan yang dipilih, karir atau
profesi yang digeluti, pekerjaaan atau peran yang sedang
dilakukan.

14
LKPD
ANGKET GAYA BELAJAR

11
11
Setelah mengetahui gaya belajar anda sendiri, lalu buatlah
strategi gaya belajar yang akan anda lakukan. Proyek dibuat
diengan format power point lalu presentasikan strategimu di
depan kelas!

11
11
DAFTAR PUSTAKA

Arylien L. B. 2014. Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial


dan Kinestetik Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal
Kependidikan. 44 (22) : 168-174
Bicer, D. 2014.”The Effect of Students and Instructors
Learning Styles on Achievement of Foreign Language
Preparatory School Students”.Journal of Social and Behavioral
Sciences.14(1) : 382-386
Cahyo, S. R. 2010. Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Prestasi Belajar Kewirausahaan Siswa Kelas XI SMK 1
Punggelan Banjarnegara. Semarang. UNES. Skripsi.102 hlm
Dalyono, M. 2012. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
268 hlm. Depoter, B dan M.Hernacky, 2004.Quantum
Learning. Jakarta.Kaifa. 356 hlm

11

Anda mungkin juga menyukai