Anda di halaman 1dari 9

UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama : Lutfia Nadhif Ulfa Amir


NIM : 2222514049
Instansi : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Ujian tengah semester bertujuan untuk mengukur capaian pembelajaran mahasiswa pada topik:
Keberagaman Anak Berkebutuhan Khusus, Bentuk-Bentuk Layanan Pendidikan untuk ABK,
Konsep Pendidikan Inklusif dan Sistem Dukungan untuk Layanan Pendidikan ABK. UTS dapat
berupa analisis kasus sebagai berikut. Bapak/Ibu dosen dapat mengganti dengan kasus lain
apabila diperlukan.

Bacalah dengan seksama kasus berikut!

Nila adalah seorang anak berusia 6 tahun. Nila sudah dapat berbicara meskipun kosa katanya
masih terbatas. Nila sudah mampu untuk membaca huruf meskipun masih terbata-bata ketika
membaca kata. Nila mampu untuk menulis dengan rapi dan berhitung penjumlahan sederhana.
Di usia 6 tahun Nila sudah mampu mengendarai sepeda roda dua dan makan sendiri. Nila sering
mengalami kesulitan tidur dan sering tidak fokus ketika diberikan instruksi oleh orang tuanya.
Nila mudah bosan ketika diberikan pekerjaan oleh gurunya di PAUD ataupun orang tuanya di
rumah. Nila lebih suka untuk berkeliling kelas dan memanjat meja. Saat bermain dengan
menggunakan mainan seperti puzzle Nila juga sering sulit bermain dengan tenang. Guru Nila
juga mengeluhkan Nila yang sering tidak bisa duduk tenang. Nila juga sering mengganggu
teman-temannya di kelas.

1
UJIAN TENGAH SEMESTER

Berdasarkan kasus tersebut, jawablah pertanyaan berikut!

1. Kemukakan karakteristik yang menunjukan keberbutuhan khusus yang dialami oleh


Nila!
Karakteristik yang menunjukan keberbutuhan khusus yang dialami oleh Nila diantaranya
yaitu:

Karakteristik Nila Kebutuhan Khusus


a. Nila dapat berbicara namun kosa kata Pengidap ADHD cenderung mengalami
terbatas beberapa gangguan berbahasa dikarenakan
b. Nila mampu membaca huruf, namun ketidakmampuan mereka untuk fokus
terbata-bata dalam membaca kata (Darmawati dan Nuryani, 2020).
Anak yang berusia 6 tahun seharusnya
sudah mampu:
c. Mempelajari 5-10 kosa kata perhari
hingga sekitar 10.000-14.000 kata
d. Menggunakan struktur kata, tata
bahasa dan susunan kata yang tepa
e. Mulai nampak seperti percakapan
dewasa, bertanya berbagai macam
pertanyaan
(Diterjemahkan dari Developmental
Profiles and Growth Pattern: Infancy,
Toddlerhood & Early Childhood)
Nila mampun berhitung penjumlahan Kemampuan berhitung yang dimiliki anak
sederhana usia 5 hingga 6 tahun yaitu menyebutkan 1
sampai dengan 10 bilangan, menghitung
dengan angka, mencocokan benda dengan
angka, mengenal bentuk huruf dan
konsonan, mengurutkan lambang bilangan

2
UJIAN TENGAH SEMESTER

(Sari dan Zainuddin, 2021). Hal ini


menandakan bahwa Nila tidak terhambat
dari segi Kognitifnya.
a. Nila mampu menulis dengan rapi pada Perkembangan motorik anak ADHD
usia 6 tahun biasanya untuk keterampilan motorik
b. Nila mampu mengendarai sepeda roda kasar, mereka mengalami kesulitan dalam
dua pada usia 6 tahun keseimbangan melompat, berlari, atau naik
c. Nila mampu makan sendiri pada usia 6 sepeda. Dalam keterampilan motorik halus,
tahun seperti mengancingkan baju, memakai tali
sepatu, menggunting, mewarnai, dan
tulisannya sulit dibaca (Sugiarmin, 2007).
Namun, perkembangan motorik kasar dan
halus Nila tidak mengalami hambatan.
Maka Nila tidak tergolong ADHD tingkat
berat
Nila sering mengalami kesulitan tidur Anak ADHD sulit tidur (Minawarti dan
Amka, 2019).
Nila sering tidak fokus ketika diberikan Anak ADHD seringkali tidak mengikuti
instruksi oleh orang tuanya. instruksi dan gagal dalam menyelesaikan
pekerjaan sekolah. (Inatensi) (Minawarti
dan Amka, 2019).
Nila mudah bosan ketika diberikan Anak ADHD sangat mudah bosan, sering
pekerjaan oleh gurunya di PAUD ataupun menghindari, tidak menyukai atau enggan
orang tuanya di rumah. untuk melaksanakan tugas-tugas yang
membutuhkan usaha mental yang
didukung, seperti menyelesaikan pekerjaan
sekolah atau pekerjaan rumah. (Inatensi)
(Minawarti dan Amka, 2019).
Nila lebih suka untuk berkeliling kelas dan Anak ADHD sering berlarian atau naik-
memanjat meja. naik secara berlebihan dalam situasi

3
UJIAN TENGAH SEMESTER

dimana hal ini tidak tepat. (Minawarti dan


Amka, 2019).
Saat bermain dengan menggunakan mainan Tidak fokus, Anak hiperaktif biasanya
seperti puzzle Nila juga sering sulit bermain tidak bisa bertahan untuk sebuah
dengan tenang permainan Puzzle lebih dari 5 menit.
(Inatensi) (Minawarti dan Amka, 2019)
Guru Nila juga mengeluhkan Nila yang Sering meninggalkan tempat duduk di
sering tidak bisa duduk tenang. dalam kelas atau dalam situasi lainnya di
mana diharapkan agar anak tetap duduk.
(Hiperaktif) (Minawarti dan Amka, 2019)
Nila juga sering mengganggu teman- Mereka sering menginterupsi atau
temannya di kelas. mengganggu orang lain. (Impulsivitas)
(Minawarti dan Amka, 2019).

American Psychiatric Association. (2004) DSM 5 dalam Minawarti dan Amka (2019),
menjelaskan terdapat 3 karakteristik utama gangguan ADHD, yakni:
a. Inatensi (kesulitan memusatkan perhatian)
b. Impulsivitas (kesulitan menahan keinginan)
c. Hiperaktivitas (kesulitan mengendalikan gerakan)
Kemudian kriteria diagnosis ADHD antara lain:
a. Pola inatensi dan atau hiperaktivitas-impusivitas yang persisten dan mengganggu fungsi
atau perkembangan dengan 6 atau lebih gejala menetap selama sedikitnya 6 bulan
hingga menyebabkan gangguan perkembangan dan memiliki efek negatif langsung
terhadap aktivitas sosial dan akademik. Sedangkan pada Nila pola yang muncul
sebanyak 5 pola yaitu 3 pola inatensi, 1 pola giperaktif, dan 1 pola impulsif.
b. Beberapa gejala inatensi atau hiperaktivitas-impusivitas ditemukan pada setidaknya 2
setting, seperti rumah dan sekolah hal ini juga ditemukan pada Nila
c. Terdapat bukti nyata bahwa gejala mengganggu atau menurunkan kualitas kehidupan
sosial, dan akademik. Pada Nila untuk perkembangan motorik dan kognitifnya tidak
terganggu.

4
UJIAN TENGAH SEMESTER

Berdasarkan pola karakteristik utama ADHD dan gejala yang menurunkan kualitas
kehidupan. Nila tidak tergolong ke dalam ADHD tingkat berat karena pola karakteristik
yang muncul kurang dari enam pola dan kualitas kehidupannya tidak terganggu berdasarkan
perkembangan kognitif dan motoriknya.

2. Kemukakan kebutuhan belajar Nila yang harus dipenuhi oleh guru!


Karakteristik Kebutuhan Belajar
Nila cenderung mudah bosan saat Penyediaan lingkungan belajar yang
diberikan pekerjaan atau tugas oleh menarik. Guru perlu menciptakan
gurunya. lingkungan belajar yang menarik dan
menyenangkan agar Nila tetap tertarik dan
termotivasi dalam belajar. Hal ini dapat
dilakukan dengan memanfaatkan berbagai
metode pembelajaran yang kreatif, seperti
permainan, cerita, atau kegiatan praktis
Nila tampak lebih suka berkeliling kelas Pembelajaran yang interaktif dan beragam.
dan memanjat meja Guru dapat memanfaatkan dengan
menyediakan pembelajaran yang lebih
interaktif dan beragam. Misalnya,
menggunakan permainan peran, aktivitas
kelompok, atau metode pembelajaran yang
melibatkan gerakan fisik untuk membantu
Nila belajar dengan cara yang lebih aktif
dan menyenangkan
Meskipun Nila sudah mampu membaca Dukungan dalam keterampilan membaca
huruf, ia masih mengalami kesulitan saat dan menulis. Guru perlu memberikan
membaca kata dan kemungkinan masih dukungan yang tepat dalam
memiliki keterbatasan kosakata. mengembangkan keterampilan membaca
dan menulis Nila. Hal ini bisa dilakukan
dengan memberikan bahan bacaan yang
sesuai dengan tingkat kemampuannya dan

5
UJIAN TENGAH SEMESTER

melibatkannya dalam kegiatan menulis,


seperti membuat cerita pendek atau menulis
jurnal harian.
Nila sering tidak fokus ketika diberikan Peningkatan kemampuan konsentrasi dan
instruksi oleh orang tuanya atau guru, dan perhatian. Guru perlu membantu Nila dalam
sulit untuk duduk tenang. meningkatkan kemampuan konsentrasi dan
perhatiannya. Dapat dilakukan dengan
memberikan instruksi yang jelas dan
singkat, membagi kegiatan belajar menjadi
bagian bagian yang lebih kecil, atau
menggunakan teknik pengaturan waktu atau
pengelolaan belajar yang membantu Nila
tetap fokus
Nila sering mengganggu teman-temannya Pengelolaan perilaku. Guru perlu
di kelas dan sulit untuk duduk tenang. mengimplementasikan strategi pengelolaan
perilaku yang efektif untuk membantu Nila
mengembangkan kemampuan
mengendalikan diri dan berinteraksi secara
positif dengan teman sekelasnya. Ini bisa
meliputi pendekatan yang positif,
pemberian penguatan positif, atau
pengaturan lingkungan yang mendukung
Mudah bosan ketika diberikan pekerjaan Pemberian tugas dan kegiatan yang
oleh guru di PAUD ataupun orang tuanya digunakan dalam pelajaran yang optimal
dirumah dan Menyukai berkeliling kelas adalah yang pendek, cepat dan sifatnya
dan memanjat meja. sangat kinestetik untuk memenuhi
kebutuhan aktivitas anak

6
UJIAN TENGAH SEMESTER

3. Menurut Anda apa dampaknya ketika Nila bersekolah di SLB atau di sekolah inklusif!

Jawaban:

SLB (Sekolah Luar Biasa) merupakan lembaga pendidikan yang khusus diperuntukan
bagi ABK agar mendapatkan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kekhususannya.
Sehingga sistem pendidikan lebih mengarah kepada pendidikan individualis. Dalam sistem
pendidikan khusus, terdapat jenis SLB yaitu bagi Autism Spectrum Disorder (ASD) menjadi
SLB Autis. Selain SLB dengan disabilitas spesifik, terdapat lebih dari 1 disabilitas yaitu
SLB-BC untuk anak tunarungu dan tunagrahita dan untuk tunanetra, tunarungu, tunagrahita,
dan tunadaksa yaitu SLB-ABCD.

Disabilitas ADHD yang dialami Nila tidak tergolong ke dalam jenis-jenis kekhususan
yang ada pada SLB tersebut. Disabilitas ADHD yang dialami Nila lebih sesuai jika Ia masuk
ke sekolah inklusif. Hal ini dikarenakan gangguan ADHD yang dialami oleh Nila tidak
menghambat perkembangan motorik dan perkembangan kognitifnya sehingga Nila masih
mampu untuk bersosialisasi dengan peserta didik lainnya, serta mampu menerima materi
pembelajaran. Pada sekolah inklusif pembelajaran berdiferensiasi telah diterapkan, Guru
dapat mengubah strategi sesuai dengan kebutuhan Nila. Apabila Nila berada di kelas reguler
maka diperlukan pengelolaan kelas berupa penempatan tempat duduk yang tidak
mengganggu fokus dan pemberian intrusksi yang jelas dan singkat. Jika kedepannya
gangguan ADHD yang dialami Nila memburuk maka dapat di masukkan ke dalam kelas
khusus dengan GPK memberikan pendekatan individual menyesuaikan dengan karakteristik
Nila

4. Apakah Nila perlu menggunakan kurikulum SLB? Kemukakan alasan Anda!

Jawaban:

Menurut saya Nila tidak memerlukan kurikulum SLB. Berdasarkan pola karakteristik
utama ADHD dan gejala yang menurunkan kualitas kehidupan. Nila tidak tergolong ke
dalam ADHD tingkat berat karena pola karakteristik yang muncul kurang dari enam pola
dan kualitas kehidupannya tidak terganggu berdasarkan perkembangan kognitif dan

7
UJIAN TENGAH SEMESTER

motoriknya. Disabilitas yang dialami oleh Nila tidak menimbulkan gangguan pada
perkembangan kognitif dan perkembangan motorik yang mampu menghambat kegiatan
pembelajaran. Nila masih bisa menerima kurikulum umum yang ada di sekolah inklusif.

Guru kelas harus mampu melakukan pengelolaan kelas berupa pembelajaran


berdiferensiasi yang efektif untuk mengurangi hambatan dari segi kesulitan fokus, mudah
bosan, dan kriteria umum ADHD yang dimiliki oleh Nila. Sebuah sekolah inklusif berupaya
menyediakan pendidikan yang inklusif bagi semua siswa, termasuk anak-anak dengan
kebutuhan khusus. Mereka menerapkan pendekatan diferensiasi dalam pembelajaran, yang
memungkinkan setiap siswa untuk belajar dan berkembang sesuai dengan tingkat
kemampuannya. Dalam hal ini, guru di sekolah inklusif dapat mengadopsi strategi
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan Nila, seperti penggunaan metode pembelajaran
yang berbeda atau pengaturan lingkungan belajar yang mendukung. Namun, penting untuk
mencatat bahwa keputusan tentang kurikulum yang sesuai untuk Nila harus didasarkan pada
evaluasi mendalam terhadap kebutuhan dan kemampuannya, serta melibatkan kolaborasi
antara guru, ahli pendidikan inklusif, psikolog, dan orang tua

5. Untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif untuk Nila, kemukakan sistem


dukungan yang perlu dilibatkan dan kemukakan alasannya!

Jawaban:

Sistem dukungan yang perlu dilibatkan untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif
bagi Nila yaitu Unit Layanan Disabilitas, Pusat Sumber (Resource Center) dan Program
Transisi.

a. Unit Layanan Disabilitas khususnya ULD Bidang Pendidikan.


Sistem dukungan ULD ini menyediakan pendampingan kepada peserta didik
penyandang disabilitas untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran.
Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dalam menangangi
PDBK. Pendidik dan tenaga pendidik di sekolah mendapatkan kompetensi untuk

8
UJIAN TENGAH SEMESTER

menangani PDBK dengan disabilitas. Kebutuhan belajar Nila seperti asesmen khusus
dapat dirancang oleh Guru melalui pelatihan yang diberikan ULD ini.
b. Pusat Sumber (Resource Center).
Menyediakan data dan informasi tentang disabilitas serta menyediakan layanan
konsultasi. Guru, orang tua maupun keluarga dapat memanfaatkan layanan ini untuk
mengetahui bagaimana cara penanganan ADHD yang dialami Nila, baik penanganan
di sekolah maupun di rumah.
c. Program transisi
Program transisi berupa pendidikan kelas transisi yaitu kelas persiapan,
pengenalan, penyesuaian dengan program kegiatan dan suasana pengajaran dengan
menggunakan kurikulum yang telah dimodifikasi. Program ini bertujuan membantu
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) seperti Nila dalam mempersiapkan diri dalam
masa transisi yaitu persiapan dan perpindahan dari layanan terapi menuju layanan
pendidikan lanjutan. Dalam pendidikan kelas transisi akan digali dan dikembangkan
kemampuan, potensi dan minat anak, sehingga akan terlihat jelas gambaran mengenai
tingkat kelemahan dan keunggulan anak yang merupakan karakteristik dari masing-
masing individu.

Anda mungkin juga menyukai