Maternitas Klinik
Maternitas Klinik
POST SC
Disusun oleh:
1420121086
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram ( sarwono,2009).
Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga histerotomi untuk
melahirkan janindari dalam perut (mochtar,1998).
Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui dinding depan perut (sofian,2012).
B. Anatmoni dan fisiologi organ terkait
Sedangkan menurut Winkjosastro (2007) anatomi fisiologi interna yaitu:
1. Ovarium
Ovarium merupakan organ yang berfungsi untuk perkembangan dan pelepasan
ovum, serta sintesis dari sekresi LOKER hormone steroid. Ukuran ovarium, panjang
2,5-5 cm, lebar 1,5-3 cm, dan tebal 0,6-1 cm. Normalnya, ovarium terletak pada
bagian atas rongga panggul dan menempel pada lakukan dinding lateral pelvis di
antara muka eksternal yang divergen dan pembuluh darah hipogastrik Fossa ovarica
waldeyer. Ovarium melekat pada ligamentum latum melalui mesovarium. Dua fungsi
ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon. Ovarium juga
merupakan tempat utama produksi hormon seks steroid (estrogen, progesteron, dan
androgen) dalam jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan
fungsi wanita normal.
2. Vagina
Vagina, suatu struktur tubular yang terletak di depan rectum dan di belakang
kandung kemih dan uretra, memanjang dari introitus (muara eksterna di vestibulum di
antara labia minora vulva) sampai serviks (portio). Vagina merupakan penghubung
antara genetalia eksterna dan genetalia interna. Bagian depan vagina berukuran 6,5
cm, sedangkan bagian belakang berukuran 9,5 cm. Vagina mempunyai banyak fungsi
yaitu sebagai saluran keluar dari uterus dilalui sekresi uterus dan kotoran menstruasi
sebagai organ kopulasi dan sebagai bagian jalan lahir saat persalinan.
Vagina, suatu struktur tubular yang terletak di depan rectum dan di belakang
kandung kemih dan uretra, memanjang dari introitus (muara eksterna di vestibulum di
antara labia minora vulva) sampai serviks (portio). Vagina merupakan penghubung
antara genetalia eksterna dan genetalia interna. Bagian depan vagina berukuran 6,5
cm, sedangkan bagian belakang berukuran 9,5 cm. Vagina mempunyai banyak fungsi
yaitu sebagai saluran keluar dari uterus dilalui sekresi uterus dan kotoran menstruasi
sebagai organ kopulasi dan sebagai bagian jalan lahir saat persalinan.
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas. Ceruk yang terbentuk di sekeliling serviks yang menonjol
tersebut disebut forniks: kanan. kiri, anterior dan posterior. Mukosa vagina berespons
dengan cepat terhadap stimulasi estrogen dan progesteron. Sel-sel mukosa tanggal
terutama selama siklus menstruasi dan selama masa hamil. Sel-sel yang diambil dari
mukosa vagina dapat digunakan untuk mengukur kadar hormon seks steroid.
Cairan vagina berasal dari traktus genitalia atas atau bawah. Cairan sedikit asam.
Interaksi antara laktobasilus vagina dan glikogen mempertahankan keasaman.
Apabila pH naik di atas lima, insiden infeksi vagina meningkat.
3. Uterus
merupakan organ muskular yang sebagian tertutup oleh peritoneum / serosa.
Bentuk uterus menyerupai buah pir yang gepeng. Uterus wanita nullipara panjang 6-8
cm, dibandingkan dengan 9-10 cm pada wanita multipara. Berat uterus wanita yang
pernah melahirkan antara 50-70 gram. Sedangkan pada yang belum pernah
melahirkan beratnya 80 gram/lebih. Uterus terdiri dari:
a) Fundus uteri, merupakan bagian uterus proksimal, kedua tuba fallopi berinsensi ke
uterus.
b) Korpus uteri, merupakan bagian uterus yang terbesar. Rongga yang terdapat pada
korpus uteri disebut kavum uteri. Dinding korpus uteri terdiri dari 3 lapisan: serosa,
muskula dan mukosa.
c) Serviks, merupakan bagian uterus dengan fungsi khusus, terletak dibawah isthmus.
Serviks memiliki serabut otot polos, namun terutama terdiri atas jaringan kolagen,
ditambah jaringan elastin serta pembuluh darah.
d) Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan: endometrium. miometrium, dan sebagian
lapisan luar peritoneum parietalis.
4. .Tuba Falopii
Tuba falopii merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu uterine hingga
suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum mencapai rongga uterus.
Panjang tuba fallopi antara 8-14 cm. Tuba falopii oleh peritoneum dan lumennya
dilapisi oleh membran mukosa. Tuba fallopi terdiri atas: pars interstialis: bagian tuba
yang terdapat di dinding uterus, pars ismika: bagian medial tuba yang sempit
seluruhnya, pars ampularis: bagian yang terbentuk agak lebar tempat konsepsi terjadi,
pars infudibulum : bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen mempunyai
rumbai/umbul disebut fimbria.
5. Serviks
Bagian paling bawah uterus adalah serviks atau leher. Tempat perlekatan serviks
uteri dengan vagina, membagi serviks menjadi bagian supravagina yang panjang dan
bagian vagina yang lebih pendek. Panjang serviks sekitar 2,5 sampai 3 cm, 1 cm
menonjol ke dalam vagina pada wanita tidak hamil. Serviks terutama disusun oleh
jaringan ikat fibrosa serta sejumlah kecil serabut otot dan jaringan elastic.
C. Etiologi
Menurut Mochtar (1998) faktor dari ibu dilakukannya SC adalah plasenta previa,
panggul sempit, partus lama, distosia serviks, pre-eklamsi dan hipertensi. Sedangkan
faktor dari janin adalah letak lintang dan letak bokong.
Menurut Manuaba (2001) indikasi ibu dilakukan SC adalah ruptur uteri iminen,
perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin adalh fetal
distres dan janin besar melebihi 4.000 gram. Dari beberapa fakto SC diatas dapat
diuraikan beberapa penyebab SC sebagai berikut:
1. CPD (Chepalo Pelvik Disproposion).
2. KPD (ketuban pecah dini)
3. Janin besar (makrosomia)
4. Kelainan letak janin
5. Bayi kembar
6. Faktor hambatan jalan lahir
7. PEB (pre-eklamsi berat)
D. Patofisiologi
Ada beberapa kelainan/ hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi
tidak dapat lahir secara normal/ spontan. Misalnya plasenta previa sentralis dan lateralis,
panggul sempit, disproporsi cephalo serviks, rupture uteri mengancam, partus lama,
partus tidak maju, pre-eklamsi, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut
menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu sectio caesarea (SC).
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anastesi yang akan menyebabkan
pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intolernsi aktivitas.
Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak
mampu malakukan aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul
masalah defisit perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan
perawatan pasca operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu,
dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen
sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh darah, dan syaraf-
syaraf disekitar daerah insisi. Hal ini akn merangsang pengeluaran histamin dan
prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses
pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka op, yang bila
tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah infeksi.
F. Penatalaksanaan
1. Perawatan awal
a) Letakkan pasien dalam posisi pemulihan
b) Periksa kondisi klien, cektanda vital tiap 15 menit selama 1 jam pertama,
kemudian tiap 30 menit jam berikutnya. Periksa tingkat kesadaran tiap 15 menit
sampai sadar.
c) Yakinkan jalan nafas bersih dan cukup ventilasi
d) Transfusi jika ada indikasi syok hemoragi
e) Jika tanda vitaldan hematokrit turun walau diberikan transfusi, segera kembalikan
ke kamar bedah kemungkinan terjadi perdarahan pasca bedah.
2. Pemberian cairan
Karena 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka pemberian cairan
perintravena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar tidak terjadi
hipotermi,dehidrasi,atau komplikasi pada organ tubuh lainnya. Cairan yang bisa
diberikan biasanya DS 10%,garam fisiologis dan RL secara bergantian dan jumlah
tetesan tergantung kebutuhan. Bila kadar Hb rendah diberikan transfusi darah sesuai
kebutuhan.
3. Diet
Pemberian cairan perinfus biasanya dihentikan setelah penderita flatus lalu
dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral. Pemberian minuman dengan
jumlah yang sedikit sedah boleh dilakukan pada 6-10 jam pasca operasi, berupa air
putih dan air teh.
4. Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap:
a) Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah operasi
b) Latihan pernapasan dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang sedini
mungkin setelah sadar.
c) Hari kedua post operasi,penderita dapat didudukkan selam 5 menit dan diminta
untuk bernafas dalam llu menghembuskannya.
d) Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah duduk
(semifowler)
e) Selanjutnya selama serturut-turut, hari demi hari , pasien dianjurkan belajar duduk
selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri pada hari ke 3
sampai hari ke5 pasca operasi.
5. Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada penderita,
menghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan. Kateter biasanya
terpasang 24-48 jam/lebih lama lagi tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.
6. Pemberian obat-obatan
a) Antibiotik
Cara pemilihan dan pemberian antibiotik sangt berbeda-beda setiap istitusi.
b) Analgetik dan obat untuk memperlancarkan kerja saluran pencernaan
1) Supositoria = ketopropen sup 2x/24 jam
2) Oral= tramadol tiap 6 jam atau paracetamol.
3) Injeksi = penitidine 75-90 mg diberikan setiap 6 jam bila perlu.
c) Obat-obatan lain
Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat diberikan
caboransia seperti neurobian 1 vit.c .
d) Perawatan luka
1) Jika pada pembalut luka terjadi perdarahan atau keluar cairan tidakterlalu
banyak jangan mengganti pembalut.
2) Jika pembalut agak kendor, jangan ganti pembalut, tapi beri plester untuk
mengencangkan.
3) Ganti pembalut dengan cara steril
4) Luka harus dijaga gartetap kering dan bersih
5) Jahitan fasia adalah utama dalam bedah abdomen, angkt jahitan kulit
dilakukan pada hari kelima pasca SC.
e) Perawatan rutin
Hal-hl yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu, tekanan darah,
nadi, dan pernapasan.
batuk.
Nyeri
Objektif
- Pasien tampak meringis dan
melindungi area nyeri
P: nyeri saat bergerak
Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri pada area jahitan
(perut)
S: skala nyeri 6
TD: 110/70 mmHg
N: 78X/mnt
RR: 89x/mnt
S: 36,4
- Sulit tidur
- Frekuensi nadi meningkat.
2 Subjektif: Luka post sc Resiko infeksi
- Klien tampak sesekali
memegangi luka post op. Jaringan terbuka
- Klien mengatakan mudah
Proteksi kurang
berkeringat
- Klien mengatakan nyeri & Invasi bakteri
bau pada daerah luka
Resiko infeksi
Objektif:
- Luka basah
3 Subjektif Kurang terpapar Defisit
- Klien menanyakan masalah informasi pengetahuan
yang dihadapi.
Objektif Kurang pengetahuan
- Menunjukkan persepsi yang
keliru terhadap masalah. Kurang berpengalaman
Defisit pengetahuan
Edukasi:
- Edukasi perawatan
& personal hygiene
yg tepat
- Jelaskan makanan
yang tepat untuk
meningkatkan daya
tahan tubuh.
- Minimalkan
kontaminasi
Kolaborasi:
- Kolaborasi
pemberian dosis &
jenis antibiotik
sesuai indikasi
- Kolaborasi
perawatan luka
selama perawatan.
3 Defisite Setelah dilakukan Observasi: - Untuk mengetahui
pengetahu intervensi - Identivikasi kesiapan dan
an b.d keperawatan selama kesiapan & kemampuan
kurang 2 hari maka tingkat kemampuan pasien dalam
terpapar pengetahuan menerima informasi menerima
informasi meningkat dengan - Identifikasi faktor- informasi.
d.d kriteria hasil: faktor yang dapat - Materi media
menanyak - Tingkat meningkatkan dan pendidikan untuk
an kepatuhan menurunkan membantu
masalah meningkat motivasi prilaku mempermudah
yang - Tingkat agitasi hidup bersih & pasien dalm
dihadapi menurun sehat. menerima
- Proses informasi
informasi Trapeutik: kesehatan.
membaik - Sediakan materi - Untuk membuat
- Tingkat motivasi & media kontrak waktu
meningkat pendidikan dengan pasien
- Memori meningkat kesehatan yang terjadwal.
- Jadwalkan - Untuk memberikan
pendidikan kesempatan kepada
kesehatan sesuai pasien untuk
dengan bertanyahal yang
kesepakatan belum dipahami.
- Berikan
kesempatan untuk
bertanya.
Edukasi:
- Ajarkan prilaku
hidup bersih &
sehat
- Jelaskan faktor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan
tenaga kesehatan
lain jika perlu.
Daftar pustaka
POST SC
E. Metode penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi/ tanya jawab
F. Media penyuluhan
1. Media SAP
2. leaflet
G. Evaluasi :
1. Evaluasi struktur
Pre planing sudah siap beserta materi untuk peserta.
Tempat dan peralatan sudah siap.
Leaflet sudah siap.
2. Evaluasi proses
Acara penyuluhan berjalan lancar
Peserta aktif mendengarkan dan bertanya.
Dikusi dantanya jawab berjalan lancar.
3. Evaluasi hasil klien dapat:
Menyebutkan pengertian ASI Ekslusif
Memahami manfaat pemberian ASI Eksklusif pada bayi
Memahami manfaat pemberian ASI Eksklusif pada ibu
Memahami tujuan pemberian ASI Eksklusif
Memahami cara meningkatkan ASI Ekslusif
H. Lampiran materi penyuluhan
1. pengertian ASI Eksklusif
ASI secara luas diakui sebagai bentuk yang paling lengkap gizi untuk
bayi, dengan berbagai manfaat bagi, pertumbuhan bayi 'kekebalan kesehatan, dan
pembangunan. ASI merupakan sumber nutrisi yang unik yang tidak dapat secara
memadai digantikan oleh makanan lain, termasuk susu formula. Meskipun
polutan dapat terakumulasi dalam ASI, tetap unggul susu formula bayi dari
perspektif kesehatan keseluruhan ibu dan anak.
Secara umum ASI eksklusif adalah bayi yang diberikan ASI saja tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula,air putih,jeruk,madu,dan tanpa
tambahan makanan padat Seperti pisang, pepaya,bubur susu, biskuit, bubur
nasi ,dan tim sampai bayi berumur enam bulan.Setelah enam bulan bayi mulai
dikenalkan makanan pendamping ASI sampai berumur 2 tahun.
Bayi yang rapuh dan rentan terhadap penyakit, sebagian karena tubuh
mereka belum sepenuhnya berkembang. Mereka harus diperlakukan dengan
perawatan khusus dan diberi makanan yang memadai. Susu formula dapat meniru
beberapa komponen gizi dari ASI, tapi susu formula tidak bisa berharap untuk
menduplikasi array yang luas dan terus berubah dari nutrisi penting dalam air susu
manusia. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu
setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi
berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat atau
dikenal juga dengan istilah MPASI (Makanan Pendamping ASI), sedangkan ASI
dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun.
2. Jenis macam ASI Ada beberapa jenis-jenis air susu ibu yaitu:
a. Kolostrum Cairan kental berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan pada
hari pertama sampai hari ke-3. Kolustrum bisa dikatakan sebagai "imunisasi"
pertama yang diterima bayi karena banyak mengandung protein untuk daya
tubuh yang berfungsi sebagai pembunuh kuman dalam jumlah tinggi.
Kadarnya 17 kali dibandingkan dengan ASI matur.
b. Susu Transisi Adalah air susu ibu yang di produksi setelah kolostrum antara
hari ke-4 sampai dengan hari ke-10. Dalam susu transisi ini terdapat
Immunoglobulin, protein dan laktosa dengan konsentrasi yang lebih rendah
dari kolostrum tetapi konsentrasi lemak dan jumlah kalori lebih tinggi,
vitamin larut lemak berkurang, vitamin larut air meningkat. Bentuk atau
warna susu lebih putih dari kolostrum.
c. Susu Matur Yang dimaksud dengan air susu matur adalah susu yang keluar
setelah hari ke-10. Berwarna putih kental. Komposisi ASI yang keluar pada
isapanisapan pertama (foremilk) mengandung lemak dan karbohidratnya
lebih banyak dibandingkan hindmilk (ASI yang keluar pada isapan-isapan
terakhir), maka jangan terlalu cepat memindahkan bayi untuk menyusu pada
payudara yang lain, bila ASI pada payudara yang sedang diisapnya belum
habis.