Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

POST SC

Disusun oleh:

Sara puspita sari

1420121086

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG KELAS A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG

2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram ( sarwono,2009).
Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga histerotomi untuk
melahirkan janindari dalam perut (mochtar,1998).
Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui dinding depan perut (sofian,2012).
B. Anatmoni dan fisiologi organ terkait
Sedangkan menurut Winkjosastro (2007) anatomi fisiologi interna yaitu:
1. Ovarium
Ovarium merupakan organ yang berfungsi untuk perkembangan dan pelepasan
ovum, serta sintesis dari sekresi LOKER hormone steroid. Ukuran ovarium, panjang
2,5-5 cm, lebar 1,5-3 cm, dan tebal 0,6-1 cm. Normalnya, ovarium terletak pada
bagian atas rongga panggul dan menempel pada lakukan dinding lateral pelvis di
antara muka eksternal yang divergen dan pembuluh darah hipogastrik Fossa ovarica
waldeyer. Ovarium melekat pada ligamentum latum melalui mesovarium. Dua fungsi
ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon. Ovarium juga
merupakan tempat utama produksi hormon seks steroid (estrogen, progesteron, dan
androgen) dalam jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan
fungsi wanita normal.

2. Vagina
Vagina, suatu struktur tubular yang terletak di depan rectum dan di belakang
kandung kemih dan uretra, memanjang dari introitus (muara eksterna di vestibulum di
antara labia minora vulva) sampai serviks (portio). Vagina merupakan penghubung
antara genetalia eksterna dan genetalia interna. Bagian depan vagina berukuran 6,5
cm, sedangkan bagian belakang berukuran 9,5 cm. Vagina mempunyai banyak fungsi
yaitu sebagai saluran keluar dari uterus dilalui sekresi uterus dan kotoran menstruasi
sebagai organ kopulasi dan sebagai bagian jalan lahir saat persalinan.
Vagina, suatu struktur tubular yang terletak di depan rectum dan di belakang
kandung kemih dan uretra, memanjang dari introitus (muara eksterna di vestibulum di
antara labia minora vulva) sampai serviks (portio). Vagina merupakan penghubung
antara genetalia eksterna dan genetalia interna. Bagian depan vagina berukuran 6,5
cm, sedangkan bagian belakang berukuran 9,5 cm. Vagina mempunyai banyak fungsi
yaitu sebagai saluran keluar dari uterus dilalui sekresi uterus dan kotoran menstruasi
sebagai organ kopulasi dan sebagai bagian jalan lahir saat persalinan.
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas. Ceruk yang terbentuk di sekeliling serviks yang menonjol
tersebut disebut forniks: kanan. kiri, anterior dan posterior. Mukosa vagina berespons
dengan cepat terhadap stimulasi estrogen dan progesteron. Sel-sel mukosa tanggal
terutama selama siklus menstruasi dan selama masa hamil. Sel-sel yang diambil dari
mukosa vagina dapat digunakan untuk mengukur kadar hormon seks steroid.
Cairan vagina berasal dari traktus genitalia atas atau bawah. Cairan sedikit asam.
Interaksi antara laktobasilus vagina dan glikogen mempertahankan keasaman.
Apabila pH naik di atas lima, insiden infeksi vagina meningkat.

3. Uterus
merupakan organ muskular yang sebagian tertutup oleh peritoneum / serosa.
Bentuk uterus menyerupai buah pir yang gepeng. Uterus wanita nullipara panjang 6-8
cm, dibandingkan dengan 9-10 cm pada wanita multipara. Berat uterus wanita yang
pernah melahirkan antara 50-70 gram. Sedangkan pada yang belum pernah
melahirkan beratnya 80 gram/lebih. Uterus terdiri dari:
a) Fundus uteri, merupakan bagian uterus proksimal, kedua tuba fallopi berinsensi ke
uterus.
b) Korpus uteri, merupakan bagian uterus yang terbesar. Rongga yang terdapat pada
korpus uteri disebut kavum uteri. Dinding korpus uteri terdiri dari 3 lapisan: serosa,
muskula dan mukosa.
c) Serviks, merupakan bagian uterus dengan fungsi khusus, terletak dibawah isthmus.
Serviks memiliki serabut otot polos, namun terutama terdiri atas jaringan kolagen,
ditambah jaringan elastin serta pembuluh darah.
d) Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan: endometrium. miometrium, dan sebagian
lapisan luar peritoneum parietalis.

4. .Tuba Falopii
Tuba falopii merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu uterine hingga
suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum mencapai rongga uterus.
Panjang tuba fallopi antara 8-14 cm. Tuba falopii oleh peritoneum dan lumennya
dilapisi oleh membran mukosa. Tuba fallopi terdiri atas: pars interstialis: bagian tuba
yang terdapat di dinding uterus, pars ismika: bagian medial tuba yang sempit
seluruhnya, pars ampularis: bagian yang terbentuk agak lebar tempat konsepsi terjadi,
pars infudibulum : bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen mempunyai
rumbai/umbul disebut fimbria.

5. Serviks
Bagian paling bawah uterus adalah serviks atau leher. Tempat perlekatan serviks
uteri dengan vagina, membagi serviks menjadi bagian supravagina yang panjang dan
bagian vagina yang lebih pendek. Panjang serviks sekitar 2,5 sampai 3 cm, 1 cm
menonjol ke dalam vagina pada wanita tidak hamil. Serviks terutama disusun oleh
jaringan ikat fibrosa serta sejumlah kecil serabut otot dan jaringan elastic.
C. Etiologi
Menurut Mochtar (1998) faktor dari ibu dilakukannya SC adalah plasenta previa,
panggul sempit, partus lama, distosia serviks, pre-eklamsi dan hipertensi. Sedangkan
faktor dari janin adalah letak lintang dan letak bokong.
Menurut Manuaba (2001) indikasi ibu dilakukan SC adalah ruptur uteri iminen,
perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin adalh fetal
distres dan janin besar melebihi 4.000 gram. Dari beberapa fakto SC diatas dapat
diuraikan beberapa penyebab SC sebagai berikut:
1. CPD (Chepalo Pelvik Disproposion).
2. KPD (ketuban pecah dini)
3. Janin besar (makrosomia)
4. Kelainan letak janin
5. Bayi kembar
6. Faktor hambatan jalan lahir
7. PEB (pre-eklamsi berat)

D. Patofisiologi
Ada beberapa kelainan/ hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi
tidak dapat lahir secara normal/ spontan. Misalnya plasenta previa sentralis dan lateralis,
panggul sempit, disproporsi cephalo serviks, rupture uteri mengancam, partus lama,
partus tidak maju, pre-eklamsi, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut
menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu sectio caesarea (SC).
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anastesi yang akan menyebabkan
pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intolernsi aktivitas.
Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak
mampu malakukan aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul
masalah defisit perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan
perawatan pasca operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu,
dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen
sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh darah, dan syaraf-
syaraf disekitar daerah insisi. Hal ini akn merangsang pengeluaran histamin dan
prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses
pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka op, yang bila
tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah infeksi.

E. Tanda dan gejala


Manifestasi klinis sectio caesarea menurut Doenges (2000) antara lain:
1. Nyeri akibat luka pembedahan
2. Adanya luka insisi pada bagian abdomen
3. Fundus uterus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus
4. Aliran lokea sedang dan bebas bekuan yang berebihan (lokhea tidak banyak)
5. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml.
6. Emosi labil
7. Terpasang kateter urinarius
8. Auskultasi bising usus tidak terdengar atau samar
9. Pengaruh anastesi dapat menimbulkan mual dan muntah
10. Pada kelahian secara sc idak direncanakan maka biasanya kurang paham prosedur
11. Bonding dan attachment pada anak yang baru dilahirkan.

F. Penatalaksanaan
1. Perawatan awal
a) Letakkan pasien dalam posisi pemulihan
b) Periksa kondisi klien, cektanda vital tiap 15 menit selama 1 jam pertama,
kemudian tiap 30 menit jam berikutnya. Periksa tingkat kesadaran tiap 15 menit
sampai sadar.
c) Yakinkan jalan nafas bersih dan cukup ventilasi
d) Transfusi jika ada indikasi syok hemoragi
e) Jika tanda vitaldan hematokrit turun walau diberikan transfusi, segera kembalikan
ke kamar bedah kemungkinan terjadi perdarahan pasca bedah.
2. Pemberian cairan
Karena 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka pemberian cairan
perintravena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar tidak terjadi
hipotermi,dehidrasi,atau komplikasi pada organ tubuh lainnya. Cairan yang bisa
diberikan biasanya DS 10%,garam fisiologis dan RL secara bergantian dan jumlah
tetesan tergantung kebutuhan. Bila kadar Hb rendah diberikan transfusi darah sesuai
kebutuhan.
3. Diet
Pemberian cairan perinfus biasanya dihentikan setelah penderita flatus lalu
dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral. Pemberian minuman dengan
jumlah yang sedikit sedah boleh dilakukan pada 6-10 jam pasca operasi, berupa air
putih dan air teh.
4. Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap:
a) Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah operasi
b) Latihan pernapasan dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang sedini
mungkin setelah sadar.
c) Hari kedua post operasi,penderita dapat didudukkan selam 5 menit dan diminta
untuk bernafas dalam llu menghembuskannya.
d) Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah duduk
(semifowler)
e) Selanjutnya selama serturut-turut, hari demi hari , pasien dianjurkan belajar duduk
selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri pada hari ke 3
sampai hari ke5 pasca operasi.
5. Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada penderita,
menghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan. Kateter biasanya
terpasang 24-48 jam/lebih lama lagi tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.
6. Pemberian obat-obatan
a) Antibiotik
Cara pemilihan dan pemberian antibiotik sangt berbeda-beda setiap istitusi.
b) Analgetik dan obat untuk memperlancarkan kerja saluran pencernaan
1) Supositoria = ketopropen sup 2x/24 jam
2) Oral= tramadol tiap 6 jam atau paracetamol.
3) Injeksi = penitidine 75-90 mg diberikan setiap 6 jam bila perlu.
c) Obat-obatan lain
Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat diberikan
caboransia seperti neurobian 1 vit.c .
d) Perawatan luka
1) Jika pada pembalut luka terjadi perdarahan atau keluar cairan tidakterlalu
banyak jangan mengganti pembalut.
2) Jika pembalut agak kendor, jangan ganti pembalut, tapi beri plester untuk
mengencangkan.
3) Ganti pembalut dengan cara steril
4) Luka harus dijaga gartetap kering dan bersih
5) Jahitan fasia adalah utama dalam bedah abdomen, angkt jahitan kulit
dilakukan pada hari kelima pasca SC.
e) Perawatan rutin
Hal-hl yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu, tekanan darah,
nadi, dan pernapasan.

G. Kemungkinan data fokus


1. Wawancara
a) Identitas klien dan penanggung jawab
Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama,alamat, status
perkawinan, ruang rawat, nomor medical record, diagnosa medik, yang mengirim,
cara masuk, alasan masuk, keadaan umum tanda vital.
b) Keluhan utama
c) Riwayat kehamilan,persalinan,dan nifas sebelumnya bagi klien multipara.
d) Data riwayat penyakit
1) Riwayat kesehatan sekarang meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan
gangguanatau penyakit yang dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan
setelah klien operasi.
2) Riwayat kesehatan dahulu meliputi penyakit lain yang dapat mempengaruhi
penyakit sekarang, maksudnya apakah klien pernah mengalami penyakit yang
sama (plasenta previa).
3) Riwayat kesehatan keluarga meliputi penyakit yang diderita klien dan apakah
keluarga klien ada juga riwayat persalinan yang sama (plasenta previa).
e) Pola-pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat karena kurangnya pengetahuan klien
tentang ketuban pecah dini,dan cara pencegahan,penangannan, dan perawatan
serta kurangnya menjaga kebersihan tubuhnya akan menimbulkan masalahdalam
perawatan dirinya.
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Pada klien nifas biasanya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari keinginan
untuk menyusui bayinya.
3) Pola aktifitas
Pada klien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya terbatas
pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepatlelah, pada klien
nifas didapatkan keterbatasan aktivitas karena mengalami kelemahan dan nyeri.
4) Pola eliminasi
Pada klien post partum sering terjadi adanya perasaan sering / susah kencing
selama masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya odema yang menimbulkan
infeksi dari uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena penderita takut untuk
melakukan BAB.
5) Istirahat dan tidur
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur karena adanya
kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah persalinan.
6) Pola hubungan dan peran
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan keluarga danorang
lain.
7) Pola penanggulangan stres
Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas.
8) Pola sensor dan kognitif
Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka jahitan dannyeri
perut akibat involusi uteri (pengecilan uteri oleh kontraksi uteri).pada pola
kognitif klien nifas primipara terjadi kurangnya pengetahuan merawat bayinya.
9) Pola persepsi
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebih-lebih menjelang
persalinan dampak psikologis klien terjadi perubahan konsep diri antara lain dan
body image dan ideal diri.
10) Pola reproduksi dan sosial
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi
dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
2. Pemeriksaan fisik (head to toe)
a) Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kontribusi rambut, warna rambut,
ada atau tidak adanya edem, kadang-kadang terdapat adanya cloasma gravidarum,
dan apakah ada benjolan.
b) Mata
Terkadang adanya pembengkakan paka kelopak mata, konjungtiva, dan kadang
kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena proses persalinan yang
mengalami perdarahan, sklera kuning.
c) Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana kebersihanya,adakah
cairan yang keluar dari telinga.
d) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang-kadang ditemukan
pernapasan cuping hidung.
e) Leher
Pembesaran kelenjar limfe dan tiroid, adanya abstensi vena jugularis.
f) Dada dan payudara
Bentuk dada simetris. gerakan dada, bunyi jantung apakah ada bisisng usus atau
tiak ada. Terdapat adanya pembesaran payudara, adany ahiperpigmentasi areola
mamae dan papila mamae.
g) Abdomen
Bentuk dada simetris. gerakan dada, bunyi jantung apakah ada bisisng usus atau
tiak ada. Terdapat adanya pembesaran payudara, adany ahiperpigmentasi areola
mamae dan papila mamae.
h) Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih terasa nyeri.
Fundus uteri 3 jari dibawa pusat.
i) Genitalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila terdapat
pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan
menandakan adanya kelainan letak anak.
j) Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur,adanya
hemoroi.
k) Ekstremitas
Pemeriksaan odema untuk melihat kelainan-kelainan karena membesarnya uterus,
jarena preeklamsia atau karena penyakit jantung atau ginjal.
l) Tanda-tanda vital
Apabla terjadi perdarahan pada post partum darah turun,nadi cepat,pernafasan
meningkat, suhu tubuh turun.
3. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan penunjang menurut Tucker (1998) adalah sebagai berikut:
a. Pemantauan EKG
b. JDL dengan diferensial
c. Pemeriksaan elektrolit
d. Pemeriksaan HB/Hct
e. Golongan darah
f. Urinalisis
g. Amniosentesis terhdap maturitas paru janin sesuai indikasi
h. Pemeriksaan sinar X sesuai indikasi
i. USG
H. Analisa data

No Data Etiologi Masalah


keperawatan
1 Subjektif Op sectio caesarea Nyeri
-Pasien mengatakan nyeri perut pada
bekas luka operasi. Terputusnya kontinuitas
- nyeri dirasakan terus menerus jaringan
seperti disayat benda tajam.
- nyeri bertambah saat bergerak atau Merangsang area sensori

batuk.
Nyeri

Objektif
- Pasien tampak meringis dan
melindungi area nyeri
P: nyeri saat bergerak
Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri pada area jahitan
(perut)
S: skala nyeri 6
TD: 110/70 mmHg
N: 78X/mnt
RR: 89x/mnt
S: 36,4
- Sulit tidur
- Frekuensi nadi meningkat.
2 Subjektif: Luka post sc Resiko infeksi
- Klien tampak sesekali
memegangi luka post op. Jaringan terbuka
- Klien mengatakan mudah
Proteksi kurang
berkeringat
- Klien mengatakan nyeri & Invasi bakteri
bau pada daerah luka
Resiko infeksi
Objektif:
- Luka basah
3 Subjektif Kurang terpapar Defisit
- Klien menanyakan masalah informasi pengetahuan
yang dihadapi.
Objektif Kurang pengetahuan
- Menunjukkan persepsi yang
keliru terhadap masalah. Kurang berpengalaman

Defisit pengetahuan

I. Diagnosa keperawatan (SDKI)


1. Nyeri akut b.d pencedera fisiologis d.d mengeluh nyeri (D.0077)
2. Resiko infeksi bd kerusakan integritas kulit (D.0142)
3. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d menanyakan masalah yang
dihadapi (D.0111)

4. Rencana Asuhan Keperawatan

N Dx Kep Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasionl


o
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Obserfasi : - Untuk mengetahui
bd agen intervensi - Identifikasi skala & penurunan skala
pencedera keperawatan selama karakteristik nyeri nyeri yg terjadi.
fisiologis 2 hari maka tingkat (penyebab,lokasi,kar - Dapat menentukan
dd pasien nyeri menurub, akteristik,durasi,frek terpi obat apa yang
mengeluh dengan riteria hasil: uensi, kulitas, sesuai dengan
nyeri pada - Keluhan nyeri intensitas nyeri) kondisi pasien
luka menurun - Identifikasi respon - Mengurangi nyeri
operasi. - Frekuensi nadi nyeri non verbal karena ada stimulus
embaik - Identifikasi riwayat sentuhan terapeutik.
- Kemampuan alergi obat - Mengurangi
beraktifitas - Monitor TTV kongesti
meningkat sebelum & sesudah
- Keluhan sulit pemberian analgetik
tidur menurun - Monitor efektifitas
- Kemampuan analgesik.
menggunakan - Berikan teknik non
teknik non farmakologis untuk
farmakologis mengurangi nyeri
meningkat (misal. Terapi musik,
- Status terapi
kenyamanan pijat,aromaterapi,ko
meningkat mpres hangat/dingin,
- Mobilitas fisik teknik relaksasi).
membaik.
Edukasi :
- Jelaskan efek terapi &
efek samping obat.
- Jelskan strategi
meredakan nyeri
- Ajarkan teknik
relaksasi (mis. Napas
dalam, peregangan
atau imajinasi
terbimbing).
- Jelaskan
penyebab,periode &
pemicu nyeri.
Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian dosis &
jenis analgetik
sesuai indikasi.
- Berikan 02 sesuai
kebutuhan.
2 Resiko Setelah dilakukan Observasi :
infeksi bd intervensi - Identifikasi hasil - Peningkatan
kerusakan keperawatan selama laboratorium yang leukosit
integritas 2 hari maka resiko diperoleh. menandakan
kulit infeksi tidakterjadi - Identifikasi jaringan adanya infeksi
dengan kriteria atau permukaan pada tubuh.
hasil: kulit/luka yang - Peningkatan
- Lukatampak bersih terinfeksi suhu tubuh
- Luka tidak berbau - Observasi TTV & dapat menjadi
& bernanah tanda-tanda salah satu
- Tidak ada tanda- peradangan manifestasi
tanda infeksi klinis
- Tidak nyeri Terapeutik: terjadinya
- Pasien tampak - Lakukan perawatan infeksi.
rileks steril & perawatan
- Tidak panas luka sesuai
protokol.
- Ajarkan pasien
untuk
mempertahankan
terilisasi.
- Ajarkan pasien &
keluarga cara
perawatan luka yg
bersih & personal
hygiene.
- analisa hasil
pemeriksaan
laboratorium.

Edukasi:
- Edukasi perawatan
& personal hygiene
yg tepat
- Jelaskan makanan
yang tepat untuk
meningkatkan daya
tahan tubuh.
- Minimalkan
kontaminasi

Kolaborasi:
- Kolaborasi
pemberian dosis &
jenis antibiotik
sesuai indikasi
- Kolaborasi
perawatan luka
selama perawatan.
3 Defisite Setelah dilakukan Observasi: - Untuk mengetahui
pengetahu intervensi - Identivikasi kesiapan dan
an b.d keperawatan selama kesiapan & kemampuan
kurang 2 hari maka tingkat kemampuan pasien dalam
terpapar pengetahuan menerima informasi menerima
informasi meningkat dengan - Identifikasi faktor- informasi.
d.d kriteria hasil: faktor yang dapat - Materi media
menanyak - Tingkat meningkatkan dan pendidikan untuk
an kepatuhan menurunkan membantu
masalah meningkat motivasi prilaku mempermudah
yang - Tingkat agitasi hidup bersih & pasien dalm
dihadapi menurun sehat. menerima
- Proses informasi
informasi Trapeutik: kesehatan.
membaik - Sediakan materi - Untuk membuat
- Tingkat motivasi & media kontrak waktu
meningkat pendidikan dengan pasien
- Memori meningkat kesehatan yang terjadwal.
- Jadwalkan - Untuk memberikan
pendidikan kesempatan kepada
kesehatan sesuai pasien untuk
dengan bertanyahal yang
kesepakatan belum dipahami.
- Berikan
kesempatan untuk
bertanya.

Edukasi:
- Ajarkan prilaku
hidup bersih &
sehat
- Jelaskan faktor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan
tenaga kesehatan
lain jika perlu.
Daftar pustaka

Bobak,L. (2005). Keperawatan maternitas.Edisi 4. Jaharta: EGC


Manuaba,I.B.G.F.(2012). Pengantar kuliah obstetri.kedokteran EGC.
Potter,P.(2011).fundmental keperawatan.EGC.
Tim pokja SDKI PPNI.(2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan indonesia (edisi
1).DPP PPNI.
Winkjosastro,Hanif.2007.Ilmu Kebidanan.Jakarta:yayasan bina pustaka sarwono
prawirohardjo.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

POST SC

Hari/ tanggal : kamis 20 januari 2022

Waktu : 09.00 s/d selesai

Topik/ judul : ASI Eksklusif

Sasaran : Pasien post sc (Ny.A)

Tempat : RSIA Bunda Sejahtera

A. Tujuan instruksional umum


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ibu bayi (Ny.A) dapat mengerti dan
memahami mengenai ASI Eksklusif.
B. Tujuan instruksional khusus
Setelah mengikuti penyuluhan peserta dapat mengetahui dan memahami :
1. Pengertian ASI Ekslusif
2. Manfaat pemberian ASI Eksklusif pada bayi
3. Manfaat pemberian ASI Eksklusif pada ibu
4. Tujuan pemberian ASI Eksklusif
5. Cara meningkatkan ASI Ekslusif 
C. Sub pokok bahsan
1. Pengertian Asi Ekslusif
2. Manfaat Asi Eksklusif bagi bayi
3. Manfaat pemberian ASI Eksklusif bagi ibu
4. Tujuan Pemberian ASI Ekslusif
5. Cara meningkatkan produksi ASI
D. Proses pelaksanaan penyuluhan

Tahapan Alokasi Kegiatan Kegiatan Penanggung


waktu penyuluhan sasaran Jawab
Pembukaan 10 menit Kegiatan a. Menjawab salam sara
Pembukaan b. memperhatikan dan
a. Salam pembuka mendengarkan
b. Melakukan c. memperhatikan dan
perkenalan kepada mendengarkan.
peserta
c. Menjelaskan
maksud dan tujuan
Isi 30 menit penyuluhan a. Mendengarkan sara
penyuluhan Menyampaikan b. Mendengarkan
materi tentang : c. Mendengarkan
a. Pengertian ASI d. Menengarkan
Ekslusif e. Mendengarkan
b. Manfaat f. Mengajukan
pemberian ASI pertanyaan
Eksklusif pada bayi
c. Manfaat
pemberian ASI
Eksklusif pada ibu
d. Tujuan
pemberian ASI
Eksklusif
e. Cara
meningkatkan ASI
Ekslusif
f. Memberikan
kesempatan kepada
pasien untuk
bertanya.

penutup 5 5 menit a.Mengucapkan a. Mendengarkan sara


terimakasih b. Menjawab salam
b. Mengucapkan
salam

E. Metode penyuluhan
1.       Ceramah
2.       Diskusi/ tanya jawab
F. Media penyuluhan
1.       Media SAP
2.       leaflet
G. Evaluasi :
1. Evaluasi struktur
 Pre planing sudah siap beserta materi untuk peserta.
 Tempat dan peralatan sudah siap.
 Leaflet sudah siap.
2. Evaluasi proses
 Acara penyuluhan berjalan lancar
 Peserta aktif mendengarkan dan bertanya.
 Dikusi dantanya jawab berjalan lancar.
3. Evaluasi hasil klien dapat:
 Menyebutkan pengertian ASI Ekslusif
 Memahami manfaat pemberian ASI Eksklusif pada bayi
 Memahami manfaat pemberian ASI Eksklusif pada ibu
 Memahami tujuan pemberian ASI Eksklusif
 Memahami cara meningkatkan ASI Ekslusif
H. Lampiran materi penyuluhan
1. pengertian ASI Eksklusif
ASI secara luas diakui sebagai bentuk yang paling lengkap gizi untuk
bayi, dengan berbagai manfaat bagi, pertumbuhan bayi 'kekebalan kesehatan, dan
pembangunan. ASI merupakan sumber nutrisi yang unik yang tidak dapat secara
memadai digantikan oleh makanan lain, termasuk susu formula. Meskipun
polutan dapat terakumulasi dalam ASI, tetap unggul susu formula bayi dari
perspektif kesehatan keseluruhan ibu dan anak.
Secara umum ASI eksklusif adalah bayi yang diberikan ASI saja tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula,air putih,jeruk,madu,dan tanpa
tambahan makanan padat Seperti pisang, pepaya,bubur susu, biskuit, bubur
nasi ,dan tim sampai bayi berumur enam bulan.Setelah enam bulan bayi mulai
dikenalkan makanan pendamping ASI sampai berumur 2 tahun.
Bayi yang rapuh dan rentan terhadap penyakit, sebagian karena tubuh
mereka belum sepenuhnya berkembang. Mereka harus diperlakukan dengan
perawatan khusus dan diberi makanan yang memadai. Susu formula dapat meniru
beberapa komponen gizi dari ASI, tapi susu formula tidak bisa berharap untuk
menduplikasi array yang luas dan terus berubah dari nutrisi penting dalam air susu
manusia. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu
setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi
berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat atau
dikenal juga dengan istilah MPASI (Makanan Pendamping ASI), sedangkan ASI
dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. 

2. Jenis macam ASI Ada beberapa jenis-jenis air susu ibu yaitu:
a. Kolostrum Cairan kental berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan pada
hari pertama sampai hari ke-3. Kolustrum bisa dikatakan sebagai "imunisasi"
pertama yang diterima bayi karena banyak mengandung protein untuk daya
tubuh yang berfungsi sebagai pembunuh kuman dalam jumlah tinggi.
Kadarnya 17 kali dibandingkan dengan ASI matur. 
b.  Susu Transisi Adalah air susu ibu yang di produksi setelah kolostrum antara
hari ke-4 sampai dengan hari ke-10. Dalam susu transisi ini terdapat
Immunoglobulin, protein dan laktosa dengan konsentrasi yang lebih rendah
dari kolostrum tetapi konsentrasi lemak dan jumlah kalori lebih tinggi,
vitamin larut lemak berkurang, vitamin larut air meningkat. Bentuk atau
warna susu lebih putih dari kolostrum.
c. Susu Matur Yang dimaksud dengan air susu matur adalah susu yang keluar
setelah hari ke-10. Berwarna putih kental. Komposisi ASI yang keluar pada
isapanisapan pertama (foremilk) mengandung lemak dan karbohidratnya
lebih banyak dibandingkan hindmilk (ASI yang keluar pada isapan-isapan
terakhir), maka jangan terlalu cepat memindahkan bayi untuk menyusu pada
payudara yang lain, bila ASI pada payudara yang sedang diisapnya belum
habis.

3. Manfaat ASI Eksklusif bagi bayi


Banyak manfaat yang didapatkan oleh bayi, karena di dalan ASI terdapat:
a. Mengandung zat gizi (protein, lemak, karbohidrat, garam dan mineral serta
vitamin) yang cukup dan sesuai untuk bayi.
b. Mengandung zat pelindung terhadap infeksi oleh berbagai kuman penyakit.
c. Bayi tidak mudah menderita diare
d. Tidak menimbulkan alergi.
e. Mengurangi kejadian gigi keropos
f. Mengurangi kejadian pertumbuhan gigi yang kurang baik
g. Memberikan keuntungan psikologis, karena bayi berhubungan erat dengan ibu
sehingga timbul rasa aman dan kepercayaan pada bayi.

4. Manfaat pemberian ASI Eksklusif bagi ibu


a. Merangsang kembalinya kandungan ke bentuk dan ukuran semula, sehingga
mengurangi perdarahan sesudah melahirkan.
b.  Menjarangkan kelahiran, karena pada ibu yang menyusui secara eksklusif, ASI
menekan kesuburan.
c. Tidak perlu mengeluarkan biaya.
d. Mempunyai keuntungan psikologis, karena menimbulkan rasa bangga dan
diperlukan.
e. Mengurangi kejadian kanker payudara.

5. Tujuan pemberian ASI Eksklusif


Ada beberapa hal yang menjadi tujuan dan juga manfaat ASI eksklusif yang bisa
didapatkan baik itu untuk ibu menyusui maupun bagi sang bayi yaitu antara lain
adalah sebagai berikut : 
a. Untuk Bayi antara lain mendapatkan faedah manfaat asi antara lain adalah sang bayi
dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik,mengandung antibodi, asi
mengandung komposisi yang tepat, mengurangi kejadian karies dentis, memberikan
rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi, terhindar dari
alergi , asi meningkatkan kecerdasan bayi, membantu perkembangan rahang dan
merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan mengisap mulut bayi pada payudara
sang ibu. 
b. Untuk sang ibu menyusui akan mendapatkan manfaat dan faedahnya antara lain
adalah bisa sebagai kontrasepsi, meningkatkan aspek kesehatan ibu, membantu dalam
hal penurunan berat badan, aspek psikologi yang akan memberikan dampak positif
kepada para ibu yang menyusui air susu ibu itu sendiri.

6. cara meningkatkan produksi ASI


cara meningkatka produksi ASI pada bayi adalah sebagai berikut:
a. Isapan bayi akan merangsang produksi ASI
b. Susui bayi sesering mungkin
c. Ibu harus mengkonsumsi makanan yang bergizi dan cairan yang cukup
d. Istirahat yang cukup
e. Menyusui bayi dengan payudara kiri dan kanan secara bergantian.
I. Lampiran foto pengkajian

II. Lampirn foto penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai