Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN II

KARAKTERISASI LIPID

OLEH :

NAMA : SUPARDI

STAMBUK : F1C1 20 066

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN : WA ODE SUKIANI

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemanfaatan tanaman untuk memenuhi kebutuhan manusia telah banyak

dilakukan masyarakat. Salah satunya adalah tanaman kelapa, karena kelapa

merupakan tanaman yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia dan dapat

dimanfaatkan sebagai bahan baku industri. Hal ini disebabkan oleh karena produk

tanaman kelapa yaitu minyak kelapa mempunyai sifat fisikokimia yang sangat

dibutuhkan oleh berbagai industri. Salah satu produk minyak kelapa yang

sekarang mendapat pasar yang luas adalah minyak kelapa murni atau virgin

coconut oil (VCO). Kandungan asam - asam lemak rantai pendek dan menengah

(kaprilat, kaprat dan laurat) dalam minyak kelapa ini diketahui mempunyai fungsi

biologis tertentu bagi tubuh manusia. Lemak yang beredar di dalam tubuh

diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hari, yang

bisa disimpan di dalam sel-sel pada lipid sebagai cadangan energi (Abast dkk.,

2016).

Lipid berperan penting didalam tubuh, sebagai bahan bakar atau

metabolisme dan komponen penting dalam membran sel dan struktur sel. Lipid

juga membuat stabilitas membran sel dalam bentuk lipoprotein. Profil lipid

merupakan suatu gambaran analisis indikator yang baik untuk memprediksi

kesehatan seseorang dengan mengetahui apakah seseorang memiliki resiko

terkena penyakit jantung coroner. Pemeriksaan profil lipid dilakukan dengan

menganalisis kadar kolestrol total, trigliserida, High Density Lipoprotein (HDL)


dan Low Density Lipoprotein (LDL). Lipid yang utama dalam tubuh hewan adalah

kolesterol, fosfolipid, dan glikolipid.

Kolesterol merupakan komponen utama yang membentuk membran sel

dan lapisan eksterna lipoprotein pada plasma. Kolesterol biasanya disintesis pada

organ hati dan mengalir disertai dengan empedu menuju usus kecil. Aliran darah

kolesterol bebas yang diserap akan kembali menuju hati dan kemudian disimpan.

Penyimpanan kolesterol dapat ditemukan pada sebagian besar jaringan tubuh yang

biasa disebut dengan kolesterol ester. Kolesterol ester dibentuk oleh sekitar 70%

kombinasi asam lemak. Kolesterol mengandung vitamin D dan mempunyai

peranan penting dan menjadi pengatur sebagian besar senyawa steroid seperti

asam empedu, hormone seks pada hewan dan kortikosteroid (Maharani dan

Hidayaturrahmah dkk., 2020). Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan

percobaan karakterisasi lipid.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji pada percobaan karakterisasi lipid

adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana karakterisasi lipid menggunakan uji kelarutan?

2. Bagaimana karakterisasi lipid menggunakan uji pembentukan emulsi?

3. Bagaimana karakterisasi lipid menggunakan uji Salkowski?

C. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai pada percobaan karakterisasi lipid adalah

sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui karakterisasi lipid menggunakan uji kelarutan.


2. Untuk mengetahui karakterisasi lipid menggunakan uji pembentukan emulsi.

3. Untuk mengetahui karakterisasi lipid menggunakan uji Salkowski.

D. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari percobaan karakterisasi lipid adalah

sebagai berikut.

1. Dapat mengetahui karakterisasi lipid menggunakan uji kelarutan.

2. Dapat mengetahui karakterisasi lipid menggunakan uji pembentukan emulsi.

3. Dapat mengetahui karakterisasi lipid menggunakan uji Salkowski.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Lipid dapat secara luas didefinisikan sebagai hidrofobik atau molekul kecil

amfifilik. Sifat amfifilik dari beberapa lipid memungkinkan untuk membentuk

struktur seperti vesikel, liposom, atau membran dalam larutan berair. Lipid adalah

kelompok besar dan beragam senyawa organik alami yang terkait dengan

kelarutannya dalam pelarut nonpolar misalnya eter, kloroform, aseton dan

benzena serta kelarutan umum dalam air. Lipid membentuk sekelompok molekul

alami yang meliputi lemak, sterol dan vitamin yang larut dalam lemak seperti

vitamin A, D, E, dan K, monogliserida, digliserida, trigliserida, fosfolipid, dan

lain-lain (Airaodion dkk., 2019).

Kolesterol adalah lipid vital dalam tubuh manusia dan kelebihan atau

kekurangannya dapat menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan, seperti

penyakit kardiovaskular (1) atau gangguan perkembangan (2), masing-masing.

Jalur sintesis sterol sangat dilestarikan antara ragi dan mamalia (3), dan banyak

enzim dalam sintesis kolesterol memiliki enzim homolog dalam sintesis

ergosterol,(4) benar-benar dilestarikan antara ragi dan mamalia. Terutama, tidak

ada ragi yang setara dengan enzim DHCR24 mamalia yang melakukan langkah

terakhir dalam sintesis kolesterol, serta mampu bertindak pada banyak zat antara

sebelumnya, dan ragi C24-sterol methyltransferase, Erg6p, tidak ada pada

mamalia (Hattam dkk., 2022).

Emulsi pada dasarnya adalah sistem dispersi yang tidak stabil. Oleh karena

itu, penggunaan emulsifier sangat diperlukan untuk menjamin stabilitas

emulsifiersion dari waktu ke waktu. Surfaktan dapat digunakan sebagai


pengemulsi, namun Stabilitas emulsi sangat tergantung pada kondisi seperti suhu

suhu, tekanan, salinitas, dll. yang memperpendek masa berlaku keseluruhan

emulsi (Bielas dkk., 2022).

Tes Salkowski adalah jenis analisis kualitatif untuk menguji keberadaan

steroid dalam sampel yang diekstraksi. Steroid hadir sebagai warna kemerahan

yang muncul di lapisan atas kloroform ke tiga sampel yang diuji, semuanya positif

mengandung steroid. Pengerjaan uji ini menunjukkan terjadinya reaksi antara

kolesterol dengan larutan asam kuat berupa asam sulfat pekat. Indikator positif

yang menunjukkan adanya kolestero pada sampel makanan (Noormaliazlinah

dkk., 2019).

Minyak zaitun didefinisikan sebagai minyak yang diperoleh dari zaitun,

yang berasal dari Olea europaea L. pohon. Minyak zaitun adalah minyak nabati

dengan konsumsi tinggi, dengan volume yang meningkat stabil sejak tahun 2005.

Dekade terakhir, produksi minyak zaitun telah meningkat sekitar 40% di seluruh

dunia. Produsen minyak zaitun utama adalah Spanyol, Italia, Yunani, dan

Portugal. Minyak zaitun semakin popular terutama disebabkan oleh kandungan

asam oleatnya dan senyawa fenolik, yang dianggap sebagai sumber antioksidan

yang berharga bagi manusia diet. Namun demikian, selama produksinya, sejumlah

besar senyawa fenolik tetap dalam produk sampingan dan limbah minyak zaitun

(Quiros dkk., 2022).


III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Percobaan karakterisasi lipid dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Oktober

2022 pukul 07.30-10.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Organik,

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan karakterisasi lipid adalah rak

tabung, pipet tetes dan tabung reaksi.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan karakterisasi lipid adalah

minyak kelapa, minyak zaitun, mentega, akuades, etanol (C2H5OH), natrium

karbonat (Na2CO3), klorofom (CHCl3), asam sulfat (H2SO4), larutan sabun dan

tisu.
C. Prosedur Kerja

1. Uji Kelarutan Lipid

Fraksi I

Minyak Kelapa

- dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi


sebanyak 1 mL

Tabung Tabung Tabung Tabung


Reaksi I Reaksi II Reaksi III Reaksi IV

- ditambahkan - ditambahkan - ditambahkan - ditambahkan


1 mL akuades 1 mL etanol 1 mL Na2CO3 1 mL klorofom

- dikocok
- diamati sifat kelarutannya

Tabung reaksi I : Terbentuk dua fasa

Tabung reaksi II : Terbentuk dua fasa

Tabung reaksi III : Larut

Tabung reaksi IV : Terbentuk busa


Fraksi II

Mentega

- dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi


sebanyak 1 mL

Tabung Tabung Tabung Tabung


Reaksi I Reaksi II Reaksi III Reaksi IV

- ditambahkan - ditambahkan - ditambahkan - ditambahkan


1 mL akuades 1 mL etanol 1 mL Na2CO3 1 mL klorofom

- dikocok
- diamati sifat kelarutannya

Tabung reaksi I : Terbentuk dua fasa

Tabung reaksi II : Terbentuk dua fasa

Tabung reaksi III : Larut

Tabung reaksi IV : Terbentuk dua fasa


Fraksi III

Minyak Zaitun

- dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi


sebanyak 1 mL

Tabung Tabung Tabung Tabung


Reaksi I Reaksi II Reaksi III Reaksi IV

- ditambahkan - ditambahkan - ditambahkan - ditambahkan


1 mL akuades 1 mL etanol 1 mL Na2CO3 1 mL klorofom

- dikocok
- diamati sifat kelarutannya

Tabung reaksi I : Terbentuk dua fasa

Tabung reaksi II : Larut

Tabung reaksi III : Terbentuk dua fasa

Tabung reaksi IV : Terbentuk busa


2. Uji Pembentukan Emulsi

Tabung Tabung Tabung Tabung


Reaksi I Reaksi II Reaksi III Reaksi IV

- ditambahkan - ditambahkan - ditambahkan - ditambahkan


1 mL 1 mL 1 mL 1 mL Minyak
Minyak kelapa Mentega Minyak Zaitun Kemiri

- ditambahkan 1 mL akuades
- ditambahkan 3 tetes sabun
- dikocok
- diamati perubahan yang terjadi

Tabung reaksi I : Berbusa + terbentuk dua fasa

Tabung reaksi II : Teremulsi

Tabung reaksi III : Teremulsi


3. Uji Salkowski

Tabung Tabung Tabung Tabung


Reaksi I Reaksi II Reaksi III Reaksi IV

- ditambahkan - ditambahkan - ditambahkan - ditambahkan


1 mL 1 mL 1 mL 1 mL Minyak
Minyak kelapa Mentega Minyak Zaitun Kemiri

- ditambahkan 1 mL H2SO4
- dikocok
- ditambahkan 1 mL klorofom
- dikocok kembali
- diamati perubahan yang terjadi

Tabung reaksi I : Larut dan berwarna orange

Tabung reaksi II : Larut dan berwarna hitam

Tabung reaksi III : Terbentuk dua fasa dan fasa


bawah berwarna hitam
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

1. Uji Kelarutan Lipid

 Fraksi I

No Perlakuan Hasil Pengamatan Gambar

1 mL minyak zaitun + 1 Terbentu dua fasa


1.
mL akuades

1 mL minyak zaitun + 1 Terbentu dua fasa


2.
mL etanol

1 mL minyak zaitun + 1 Terbentuk Busa


3.
mL kloroform

1 mL minyak zaitun + 1 Larut


4.
mL Na2CO31
 Fraksi II

No Perlakuan Hasil Pengamatan Gambar

1. 1 mL mentega + 1 mL

akuades
Terbentu dua fasa

2. 1 mL mentega + 1 mL

etanol
Terbentu dua fasa

3. 1 mL mentega + 1 mL
Terbentuk dua fasa
Na2CO3

4. 1 mL mentega + 1 mL
Larut
kloroform

 Fraksi III

No Perlakuan Hasil Pengamatan Gambar

1. 1 mL minyak kelapa + 1 Terbentu dua fasa

mL akuades
2. 1 mL minyak kelapa + 1

mL etanol
Terbentuk dua fasa

3. 1 mL minyak kelapa + 1

mL kloroform Larut

4. 1 mL minyak kelapa + 1

mL Na2CO3
Terbentu dua fasa

2. Uji Pembentukan Emulsi

Gambar
No Perlakuan
Sebelum penambahan Sesudah penambahan
larutan sabun larutan sabun

1. 1 mL minyak zaitun + 1

mL akuades + 3 tetes

sabun

Tidak larut Teremulsi

2. 1 mL minyak kelapa + 1

mL akuades + 3 tetes

sabun
Tidak larut Berbusa + terbentuk
dua fasa

3. 1 mL mentega+ 1 mL

akuades + 3 tetes sabun

Tidak larut Teremulsi

3. Uji Salkowski

Gambar
No Perlakuan
Sebelum penambahan Sesudah penambahan
kloroform kloroform

1. 1 mL minyak zaitun + 1

mL H2SO4 + 1 mL

kloroform

Larut Larut dan berwarna


orange

2. 1 mL minyak kelapa + 1

mL H2SO4 + 1 mL

kloroform
Larut dan berwarna
Larut
orange

3. 1 mL mentega + 1 mL

H2SO4 + 1 mL kloroform

Larut Berbentuk dua fasa


dan bawah berwarna
hitam
B. Pembahasan

Lipid adalah kelas metabolit yang tidak larut dalam air. Perkiraan jumlah

molekul spesies berkisar dari 10.000 hingga jutaan. Terlepas dari heterogenitas

yang luar biasa ini, sebagian besar lipid terdiri dari blok bangunan umum seperti

asam lemak (AL) dan kolesterol. AL adalah hidrokarbon alifatik dengan gugus

kepala karboksilat polar. Asam lemak biasanya diklasifikasikan sebagai jenuh

(SJ), tak jenuh tunggal (TJT) dan FA tak jenuh ganda (TJG). FA digunakan

sebagai blok bangunan lebih banyak lipid kompleks termasuk fosfolipid (FL),

yang bersama-sama dengan kolesterol dan sphingolipids adalah konstituen utama

dari membrane (Butler dkk., 2020).

Tahapan pertama dimulai dengan uji kelarutan lipid dengan beberapa

fraksi. Proses kelarutan lipid berfungsi untuk melihat sifat lipid. Menurut (Fitriah

dkk., 2014) lipid didefinisikan sebagai senyawa yang terlarut dalam air yang

diekstraksi dari makhluk hidup dengan menggunakan pelarut yang kurang polar

atau pelarut non-polar. Umumnya lipid merupakan molekul yang memiliki gugus

non-polar, dimana menurut prinsip like dissolved like yaitu senyawa polar akan

larut dalam senyawa polar dan senyawa non-polar akan larut dalam senyawa non-

polar. Uji kelarutan lipid menggunakan beberapa fraksi yaitu minyak zaitun yang

bersifat non-polar, mentega cair yang bersifat non-polar dan minyak kelapa yang

bersifat non-polar, serta empat pelarut yang berbeda-beda pula yaitu akuades yang

bersifat polar, etanol yang bersifat semi polar , kloroform yang bersifat non-polar

dan Na2CO3 yang bersifat non-polar.


Uji kelarutan lipid pada fraksi yang pertama dengan sampel minyak zaitun

dan 4 pelarut yang berbeda keempat pelarut ini digunakan karena sifatnya yang

berbeda-beda sehingga kelarutan lipid dapat dilihat dengan larut atau tidaknya

dalam pelarut. Lipit sendiri bersifat non-polar di mana semakin panjang rantai

asam lemak, kelarutannya dalam air juga akan semakin berkurang. Hasil yang

diperoleh yaitu pada akuades dan etanol terbentuk dua fasa karena perbedaan

kepolaran dan massa jenis. Sedangkan pada pelarut keloroform dan Na 2CO3 larut

terhadap sampel minyak zaitun. Selanjutnya yaitu fraksi yang kedua dengan

sampel mentega menggunakan perlakuan dan pelarut yang sama pada fraksi

sebelumnya. Hasil yang diperoleh yaitu pada etanol dan Na 2CO3 tidak sesuai

dengan prinsip like dissolved like seharusnya etanol sedikit larut dan Na2CO3

dapat larut. Hal ini dapat disebabkan mungkin karena pelarut yang digunakan

sudah terlalu lama sehingga tingkat ketelitiannya berkurang.

Perlakuan selanjutnya yaitu pada fraksi ketiga dengan sampel minyak

kelapa menggunakan perlakuan dan pelarut yang sama dengan fraksi sebelumnya

hasil yang diperoleh pada etanol tidak sesuai dengan teori seharusnya etanol yang

bersifat semipolar dapat sedikit melarutkan minyak kelapa kemudian Na 2CO3 juga

seharusnya dapat larut dengan minyak kelapa karena sama-sama senyawa non-

polar. Hal ini dapat terjadi mungkin karena banyaknya zat pengotor atau

pengganggu sehingga kelarutannya tidak sesuai.

Tahap selanjutnya yaitu uji pembentukan emulsi yaitu suatu dispersi atau

suspensi suatu cairan yang keduanya tidak saling melarutkan suatu emulsi akan

stabil apabila adanya emulsifer yang berfungsi untuk menurunkan tegangan


permukaan antara dua pasang dalam cairan. Uji pembentukan emulsi dilakukan

dengan apa sampel yang berbeda yaitu minyak zaitun, mentega dan minyak

kelapa. Sampel dilarutkan dengan akuades untuk melarutkan dan direaksikan

dengan larutan sabun. Larutan sabun digunakan karena memiliki sifat sebagai

emulsifier yang stabil.

Hasil yang diperoleh pada minyak kelapa teremulsi namun tidak stabil yang

ditandai dengan berbusa dan terbentuknya dua fasa. Hal ini disebabkan karena

tidak adanya emulsigator pada larutan. Emulsigator akan nampak apabila saat

pelarutan dengan larutan sabun tidak terbentuk dua fasa namun mungkin karena

zat pengotor sehingga emulsigator yang ada belum cukup untuk membuat emulsi

menjadi stabil. Tahapan yang terakhir yaitu salkowski yang merupakan uji

kualitatif untuk dapat mengidentifikasi keberadaan kolesterol. Menurut (Resti dan

Hesty, 2022) hasil yang diperoleh pada uji salkowski dapat mengidentifikasi

adanya kolesterol apabila dapat larut dalam kloroform dan penambahan H2SO4

yang berfungsi untuk pemutusan ikatan ester lipid dan menghasilkan perubahan

warna kuning jingga atau orange.


V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan pada percobaan karakterisasi

lipid dapat ditarik kesimpulan bahwa karakterisasi lipid pada sampel minyak

zaitun, minyak kelapa dan mentega dapat diketahui dengan uji kelarutan, uji

pembentukan emulsi yang menunjukkan penambahan larutan sabun sebagai

emulsifier yang dapat membentuk emulsi serta uji salkowski dengan indikator

positif adanya kolesterol pada sampel berupa warna larutan yang menjadi

kemerahan.
DAFTAR PUSTAKA

Abast, M. A., Harry K. dan Julius P., 2016, Analisis Asam Lemak dalam Minyak
Kelapa Murni Menggunakan Derivatisasi Katalis Basa, Jurnal Mipa
Unsrat Online, 5(1).
Adachi, C., Shio O. dan Takafuma I., 2022, Cholesterol-Induced Robust Ca
Oscillation in Astrocytes Required for Survival and Lipid Droplet
Formation in High-Cholesterol Condition, Iscience, 25(1).
Airaodion, A.K., Uloaku O., Emmanuel O.O., Abiodun P.O., Aanu P.A., Edith
O.A., Ifeoma P.M. dan Stella C.E., 2019, Mechanisms for Controlling the
Synthesis of Lipid Review, International Journal of Research, 6(2).
Bielas, R., Bassam J., Andrzej S., Milan T., Peter K. dan Arkadiusz J., 2022,
Magnetic pickering emulsions heated in a rotating magnetic field,
Journal of Magnetism and Magnetic Materials, 1(1).
Butler L. M., Vlenia P., Jonas D., Leslie D. L. Ali T., Massimo L., Waliam B. K.,
Johannes V. S., 2020, Lipids and Cancer Emerging Roles in Pathogenesis
Diagnosis and Therapertic Interfention, Advanced Drug Delivery
Reviews, 1(1).
Fitriah, I., Lela Q., Lita P. D., Lulu D. M., Mia F., Mohammad T. W. dan
Muhammad I., 2014, Uji Kualitatif Lipid, Accelerating the World's
Research, 1(1).
Hattam, I. M. C., Nicole M. F., Hudson W. C. Laura J. S. dan Andrew J. B., 2022,
The Non-Catalytic Protein ERG28 has A Functional Role in Cholesterol
Synthesis and is Co-regulated Transcriptionally, Journal Pre-proof, 1(1).
Maharani, P. dan Hidayaturrahmah,., 2020, Analisis Profil Lipid Ikan Gelodok
(Periophthalmodon schlosseri) di Desa Tanipah dan Desa Kuala Lupak
Kalimantan Selatan, Jurnal Pharmascience, 7(2).
Noormaliazlinah, N. H., Abdurrahman H. N., Mimi S. A. M., Maria P. A. dan
Nurul. B., 2019, Extraction of Phytosterol Concertration in Offerent
Legume Pody Loy Using Microwave Assisted Hydrodistillation, Indones.
J. Chem., 19(3).
Resti, I. A. dan Hesty P., 2022, Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak
Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus L.), Chemistry Journal of
Universitas Negeri Padang, 11(2).

Anda mungkin juga menyukai