Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM

PERCOBAAN VI

HIDROLISIS KARBOHIDRAT

OLEH:

NAMA : SUPARDI

STAMBUK : F1C1 20 066

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN : ASMAWATI MAULANA USMAN

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pati jagung atau tepung maizena merupakan salah satu produk dari hasil

pengolahan jagung pasca panen. Seperti kelompok pati pada umumnya, maizena

merupakan homopolimer glukosa dengan α-glikosidik. Maizena terdiri dari dua

fraksi yang dapat dipisahkan dalam air panas yaitu fraksi terlarut disebut amilosa

dan fraksi tidak terlarut disebut amilopektin. Perbandingan amilosa dan

amilopektin mempengaruhi sifat pati. Makin kecil kandungan amilosa atau

semakin besar kandungan amilopektin, kekentalan yang dihasilkan semakin tinggi

(Apriliani dkk., 2019). Tepung maizena merupakan sumber karbohidrat yang

digunakan untuk bahan pembuat roti, kue kering, biskuit, makanan bayi, dan

kemungkinan dapat dibuat fettuccine, serta dapat digunakan dalam industri

farmasi (Zainuddin, 2016).

Karbohidrat adalah kelompok senyawa yang bisa dihidrolisis menjadi

polisakarida, aldehid dan keton. Karbohidrat pada tumbuhan berupa amilum atau

pati. Pati merupakan polimer yang dibentuk dari glukosa jenis monomer, yang

dihubungkan dengan rantai yang mirip dengan maltosa, misalnya amilosa dan

amilopektin. Amilosa dapat memberikan warna biru sedangkan amilopektin akan

memberikan warna merah ungu jika dilarutkan dengan iodin. Karbohidrat

memiliki peran yang berharga dalam kehidupan sehari-hari, karena merupakan

salah satu sumber kebutuhan penting bagi manusia dan hewan. Ada beberapa

bentuk karbohidrat yang berarti yaitu monosakarida, disakarida, olisakarida dan


polisakarida (Winayu dkk., 2020). Agar mudah diserap oleh tubuh karbohidrat

harus melalui proses hidrolisis.

Hidrolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan menggunakan air untuk

memisahkan ikatan kimia dari substansinya (Wardani dkk., 2021). Hidrolisis

adalah pemecahan kimiawi suatu molekul karena pengikatan air, menghasilkan

molekul-molekul yang lebih kecil. Proses hidrolisis dipengaruhi oleh ukuran

partikel, rasio asam dengan substrat, jenis dan konsentrasi asam, suhu dan waktu

hidolisis. Peningkatan konsentrasi asam yang digunakan akan menurunkan jumlah

glukosa yang dihasilkan karena glukosa yang terbentuk akan terdegradasi lebih

lanjut. Hasil degradasi glukosa yang dapat mengganggu dan merusak hasil

hidrolisis diantaranya HMF (hidroksi metil furfural) (Aniriani dkk., 2018).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan percobaan Hidrolisis

Karbohidrat.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji pada percobaan Hidrolisis Karbohidrat

adalah bagaimana cara menghidrolisis pati pada sampel tepung maizena dengan

menggunakan asam?

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan Hidrolisis Karbohidrat adalah

untuk mengetahui cara menghidrolisis pati pada sampel tepung maizena dengan

menggunakan asam.
D. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh pada percobaan Hidrolisis Karbohidrat adalah

dapat mengetahui cara menghidrolisis pati pada sampel tepung maizena dengan

menggunakan asam.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pati

Pati adalah karbohidrat polimer yang terdiri dari 1,4 terikat pada unit D-

glukosa. Polimer pati dapat dibagi lagi menjadi dua bentuk utama yaitu amilosa

dqan amilopektin (yang bersama-sama terdiri dari 98,99% massa pati kering)

dikemas dalam cincin konsentrasi membentuk lapisan semi kristal dan amorf. Pati

dapat diekstraksi dari sumber yang berbeda memiliki butiran yang berbeda

bentuk, ukuran, kandungan, rasio amilosa dan amilopektin, rantai cabang panjang

serta sifat kimia dan fisika. Sumber pati sangat bervariasi termasuk jagung,

gandum, kentang, beras, tapioka dan ubi (Thakur dkk., 2019).

B. Karbohidrat

Karbohidrat terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen yang merupakan

senyawa yang berfungsi sebagai sumber energi bagi hewan dan manusia misalnya

monosakarida. Glukosa dapat berasal dari pati dan gula dalam makanan dari

glikogen yang disimpan dalam tubuh atau disintesis dari kerangka karbon asam

amino, laktat, gliserol atau propionat melalui glukoneogenesis. Karbohidrat yang

dapat dicerna meliputi monosakarida, disakarida, pati dan glikogen. Hanya

monosakarida yang dapat diserap dari usus kecil, tetapi ikatan glikosidik dalam

disakarida, pati dan glikogen dapat dihidrolisis oleh enzim endogen di usus halus

yang mengakibatkan pelepasan monosakarida penyusunnya (Navarro dkk., 2019).


C. Hidrolisis

Hidrolisis adalah reaksi organik dan anorganik dimana terdapat pengaruh air

terhadap dekomposisi ganda dengan komponen yang lain. Hidrolisis meliputi

proses pemecehan ikatan lignin yang bertujuan menghilangkan kandungan lignin

dan hemiselulosa, merusak struktur kristal selulosa dan meningkatkan porositas

bahan. Hidrolisis asam merupakan hidrolisis menggunkan asam yang dapat

mengubah polisakarida (pati dan selulosa) menjadi gula. Hidrolisis asam biasanya

menggunakan asam klorida atau asam sulfat dengan konsentrasi tertentu.

Hidrolisis secara asam dapat dilakukan drngan menggunakan asam kuat encer

pada temperatur tinggi dan tekanan tinggi dan dapat dilakukan dengan asam pekat

dengan temperatur dan tekanan rendah (Herawati dkk., 2021).

D. Spektrofotometer UV-Vis

Spektrofotometer UV-Vis adalah salah satu yang paling sering digunakan

dalam analisis farmasi, yang sederhana, cepat, spesifik, tepat, akurat dan berlaku

untuk sejumlah kecil senyawa. Prinsip utama spektrofotometri UV-Vis adalah

pengukuran jumlah UV atau terlihat radiasi yang diserap oleh suatu zat dalam

larutan. Hukum Beer Lambert adalah hukum dasar yang mengatur analisis

spektrofotometri kuantitatif, yang menyatakan bahwa intensitas berkas

monokromatik sejajar radiasi berkurang secara eksponensial dengan jumlah

menyerap molekul saat melewati medium ketebalan homogeny (Chakraborty

dkk., 2018).
E. Asam Sulfat (H2SO4)

Larutan asam sulfat (H2SO4) merupakan salah satu larutan kimia yang banyak

digunakan di industri. Sifat korosif pada larutan tersebut dapat membahayakan

lingkungan sekitarnya. Salah satu bahaya larutan asam sulfat jika terpapar kulit

manusia akan menyebabkan efek luka bakar yang cukup serius. Bahaya yang

dihasilkan oleh penggunaan asam sulfat seminimalisir mungkin perlu

dikendalikan sehingga operasional industri dapat berjalan dengan seharusnya.

Asam sulfat sering dimanfaatkan di industri sebagai pemanfaatan untuk

pembuatan pupuk tanaman, plat timah, pewarna tekstil dan pengolahan minyak .

Industri memerlukan kerja yang tepat dan cepat untuk mengelola sebuah

organisasi sehingga dapat memenuhi kebutuhan industri dan meningkatkan

efektifitas kerja (Wiratama dan Rachmad, 2021).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan Hidrolisis Karbohidrat dilaksanakan pada hari Selasa, 7 November

2022, pukul 07.30-10.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Biokimia, Jurusan

Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,

Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan Hidrolisis Karbohidrat adalah gelas

kimia 250 mL, hot plate, tabung reaksi, pipet tetes, spatula, timbangan analitik,

mortal dan alu, batang pengaduk, stopwatch dan spektrofotometer UV-Vis.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan Hidrolisis Karbohidrat adalah

asam sulfat (H2SO4), dikalium fosfat (K2HPO4), akuades (H2O), sampel tepung

maizena dan larutan iodin.


C. Prosedur Kerja

1. Hidrolisis dengan Asam

Sampel Tepung Maizena

- dihaluskan
- ditimbang 2 gram
- dilarutkan dengan akuades
- ditambahkan H2SO4 5 mL

Larutan Pati-H2SO4

- dipipet 2,5 mL
- dimasukkan ke dalam masing-masing
tabung yang berisi 1 mL K2HPO4 1 M
- dipanaskan selama 0, 5, 10, 15 dan 20
menit
- ditambahkan 3 tetes iodin
- diencerkan dengan 7 mL akuades

0 menit = Biru kehitaman


5 menit = Biru kehitaman
10 menit = Biru kehitaman
15 menit = Biru kehitaman
20 menit = Biru kehitaman

2. Pembuatan Larutan Blanko

H2SO4

- dipipet sebanyak 1 mL
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- ditambahkan 2,5 mL K2HPO4
- ditambahkan 7 mL akuades

Larutan Blanko
3. Kurva Standar

Larutan 0, 5, 10, 15 dan 20 menit

- diukur absorbansinya menggunakan


spektrofotometer UV-Vis dengan
panjang gelombang 450 nm
- diselingi oleh pengukuran larutan
blanko untuk setiap pergantian panjang
gelombang
- dicatat absorbansi pada setiap panjang
gelombang
- dibuat kurva standar

0 menit = 0,038 Abs


5 menit = 0,044 Abs
10 menit = 0,056 Abs
15 menit = 0,067 Abs
20 menit = 0,072 Abs
Blanko = 0,018 Abs
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Data Pengamatan

a. Hidrolisis Pati dengan Asam

No. Perlakuan Hasil Pengamatan Gambar

1. 2 gram tepung maizena Biru kehitaman


+ 10 mL H2O + 5 mL
H2SO4 + 1 mL K2HPO4
+ dipanaskan selama 0
menit

2. 2 gram tepung maizena Biru kehitaman


+ 10 mL H2O + 5 mL
H2SO4 + 1 mL K2HPO4
+ dipanaskan selama 5
menit

3. 2 gram tepung maizena Biru kehitaman


+ 10 mL H2O + 5 mL
H2SO4 + 1 mL K2HPO4
+ dipanaskan selama 10
menit

4. 2 gram tepung maizena Biru kehitaman


+ 10 mL H2O + 5 mL
H2SO4 + 1 mL K2HPO4
+ dipanaskan selama 15
menit
5. 2 gram tepung maizena Biru kehitaman
+ 10 mL H2O + 5 mL
H2SO4 + 1 mL K2HPO4
+ dipanaskan selama 20
menit

b. Pengukuran Absorbansi

No. Waktu (Menit) Absorbansi (Abs)

1. 0 0,038

2. 5 0,044

3. 10 0,056

4. 15 0,067

5. 20 0,072

6. Larutan Blanko 0,018

2. Reaksi yang Terjadi


3. Grafik

Hubungan Antara Waktu dan Absorbansi


0.08
0.07
Adsornasi (Abs)

0.06
0.05 y = 0.018x + 0.037
0.04 R² = 0.9821
0.03
0.02
0.01
0
0 5 10 15 20 25
Waktu (Menit)

4. Analisis Data

a. Waktu 0 Menit

y = 0.018x + 0.037

0,038 = 0.018x + 0.037

0,038 – 0,037 = 0,018x

0,001 = 0,018x

x =

x = 0,05

b. Waktu 5 Menit

y = 0.018x + 0.037

0,044 = 0.018x + 0.037

0,044 – 0,037 = 0,018x

0,007 = 0,018x
x =

x = 0,38 mg/L

c. Waktu 10 Menit

y = 0.018x + 0.037

0,056 = 0.018x + 0.037

0,056 – 0,037 = 0,018x

0,019 = 0,018x

x =

x = 1,1 mg/L

d. Waktu 15 Menit

y = 0.018x + 0.037

0,067 = 0.018x + 0.037

0,067 – 0,037 = 0,018x

0,03 = 0,018x

x =

x = 1,67 mg/L

e. Waktu 20 Menit

y = 0.018x + 0.037

0,072 = 0.018x + 0.037

0,072 – 0,037 = 0,018x

0,035 = 0,018x
x =

x = 1,94 mg/L

B. Pembahasan

Karbohidrat adalah salah satu dari nutrisi yang besar peranannya, hal ini

disebabkan karbohidrat merupakan sumber karbon yang berperan dalam

penyediaan energi bagi tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Penambahan

karbohidrat yang umumnya berupa gula ke dalam media kultur jaringan berfungsi

sebagai pengganti karbon yang biasanya diperoleh dari atmosfer pada penanaman

secara in vivo. Sukrosa adalah sumber karbohidrat yang paling sering digunakan

dalam kultur jaringan. Penggunaan glukosa dan fruktosa juga seringkali dilakukan

sebagai substitusi dari sukrosa (Murgayanti dkk, 2021). Hidrolisis adalah reaksi

kimia antara air dengan suatu zat lain yang menghasilkan satu zat baru atau lebih

dan juga menyebabkan suatu larutan terdekomposisi dengan menggunakan air.

Proses hidrolisis dipengaruhi oleh beberapa parameter antara lain suhu reaksi,

waktu reaksi, pencampuran pereaksi, konsentrasi asam (katalis) dan kadar

suspensi pati (Praputri dkk., 2018).

Perlakuan pertama pada percobaan hidrolisis karbohidrat yaitu hidrolisis pati

dengan asam. Hidrolisis asam adalah hidrolisis dengan mengunakan asam yang

dapat mengubah polisakarida (pati dan selulosa) menjadi gula. Sampel yang

digunakan adalah tepung maizena, karena tepung maizena merupakan salah satu

sumber karbohidrat yang ketersediannya cukup melimpah dan sebagai sumber

karbohidrat tepung maizena juga mengandung pati atau karbohidrat kompleks


(Tamaya dkk., 2020). Mula-mula sampel tepung maizena ditimbang kemudian

dilarutkan dengan akuades, dimana akuades berfungsi untuk menghidrolisis pati

pada tepung maizena. Setelah tepung maizena larut dalam akuades, kemudian

direaksikan dengan asam sulfat (H2SO4). Penambahan asam sulfat (H2SO4)

berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi, karena reaksi hidrolisis

antara air dan pati berlangsung sangat lambat, sehingga diperlukan bantuan

katalisator untuk memperbesar keaktifan air. Hidrolisis menggunakan H2SO4

akan menghasilkan nanoselulosa dengan derajat kristalinitas yang tinggi

sedangkan apabila menggunakan HCl akan menghasilkan derajat kristalinitas

yang rendah (Tarigan dkk., 2021).

Perlakuan selajutnya yaitu larutan pati-H2SO4 tersebut dipipet dengan volume

tertentu lalu dimasukkan ke dalam lima tabung reaksi berbeda yang telah berisi

dikalium fosfat (K2HPO4). Penambahan dikalium fosfat (K2HPO4) berfungsi

sebagai larutan penyangga (buffer) untuk menyeimbangkan pH. Selanjutnya,

dilakukan proses pemanasan pada masing-masing tabung reaksi dengan variasi

waktu yang berbeda-beda. Fungsi pemanasan yaitu menaikkan suhu, semakin

tinggi suhu hidrolisis menggunakan asam menyebabkan semakin tinggi kadar gula

reduksi yang dihasilkan, selain itu pemanas menyebabkan pati mengalami

gelatinisasi yaitu proses pembengkakan granula pati akibat pemanasan yang

menyebabkan peningkatan viskositas. (Pade, 2018). Variasi waktu pemanasan

bertujuan untuk melihat pengaruh waktu terhadap absorbansi dan konsentrasi

glukosa yang dihasilkan dari hidrolisis pati.


Sampel yang telah dipanaskan kemudian direaksikan dengan indikator iodin

untuk mengatahui keberadaan amilum (pati) di dalam sampel. Uji iodin bertujuan

untuk mengidentifikasi polisakarida berupa amilosa, Prinsip iodin adalah

terjadinya reaksi antara polisakarida dengan iodin membentuk rantai poliiodida.

Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks (melingkar), sehingga dapat

berikatan dengan iodin, sedangkan karbohidrat berantai pendek seperti disakarida

dan monosakarida tidak membentuk struktur heliks sehingga tidak dapat berikatan

dengan iodin (Ginting dkk., 2020). Hasil yang diperoleh pada tabung 1 dengan

waktu pemanasan 0 menit terjadi perubahan warna menjadi biru kehitaman yang

menunjukkan tingginya kadar pati dalam sampel. Sedangkan pada tabung 2, 3, 4

dan 5 dengan variasi waktu pemanasan berturut-turut 5, 10, 15 dan 20 menit juga

terjadi perubahan warna menjadi biru kehitaman dan menunjukkan perubahan

warna yang semakin pudar. Hal ini disebabkan karena semakin lama proses

hidrolisis, maka semakin sedikit jumlah pati yang terkandung dalam sampel

karena pati telah terhidrolisis menjadi glukosa sehingga pati yang bereaksi dengan

iodin akan semakin sedikit.

Perlakuan kedua yaitu pembuatan larutan blanko. Larutan blanko digunakan

sebagai larutan kontrol yang berfungsi sebagai pembanding dalam menentukan

potensi antioksidan pada sampel dan berfungsi untuk mengetahui absorbansi

sebelum direduksi oleh sampel, dimasukkannya larutan blanko ke dalam alat

spektrofotometer bertujuan agar yang terukur nantinya hanya absorbansi atau

penyerapan zat yang diinginkan (Rizkiyan dan Siri, 2018). Asam sulfat (H2SO4)
dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan dikalium fosfat

(K2HPO4) dan ditambahkan dengan akuades hingga diperoleh larutan blanko.

Perlakuan terakhir yaitu pembuatan kurva standar. Sampel yang telah

dipanaskan dan direaksikan dengan indikator iodin masing-masing diukur

absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Prinsip utama

spektrofotometri UV-Vis adalah pengukuran jumlah UV atau terlihat radiasi yang

diserap oleh suatu zat dalam larutan. Hukum Beer Lambert adalah hukum dasar

yang mengatur analisis spektrofotometri kuantitatif, yang menyatakan bahwa

intensitas berkas monokromatik sejajar radiasi berkurang secara eksponensial

dengan jumlah menyerap molekul saat melewati medium ketebalan (Chakraborty

dkk., 2018). Nilai absorbansi yang diperoleh kemudian ditampilkan dalam grafik

kurva standar yang nantinya akan digunakan untuk menghitung konsentrasi

glukosa yang dihasilkan dari hidrolisis pati.

Hasil pengamatan diperoleh nilai absorbansi pada tabung 1 dengan waktu

pemanasan 0 menit sebesar 0,038 Abs, tabung 2 dengan waktu pemanasan 5 menit

sebesar 0,044 Abs, tabung 3 dengan waktu pemanasan 10 menit sebesar 0,057

Abs, tabung 4 dengan waktu pemanasan 15 menit sebesar 0,056 Abs dan tabung

5 dengan waktu pemanasan 20 menit sebesar 0,072 Abs. Hal ini menunjukkan

bahwa semakin lama waktu pemanasan maka semakin tinggi nilai absorbansi.

Konsentrasi glukosa yang terbentuk pada tabung 1 dengan waktu pemanasan 0

menit sebesar 0,05 mg/L, tabung 2 dengan waktu pemanasan 5 menit sebesar 0,39

mg/L, tabung 3 dengan waktu pemanasan 10 menit sebesar 1,1 mg/L, tabung 4

dengan waktu pemanasan 15 menit sebesar 1,67 mg/L dan tabung 5 dengan waktu
pemanasan 20 menit sebesar 1,94 mg/L. Semakin lama waktu hidrolisis maka

akan semakin besar pula konsentrasi glukosa yang dihasilkan (Mayang dkk.,

2018).
V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan pada percobaan hidrolisis

karbohidrat, maka dapat disimpulkan bahwa hidrolisis pati dari tepung tapioka

menggunakan katalis akan memecah polisakarida menjadi monomer-

monomernya. Hasil dari hidrolisis tepung tapioka dengan asam sulfat (H2SO4)

diperoleh konsentrasi glukosa yang terbentuk pada tabung 1 dengan waktu

pemanasan 0 menit adalah 0,05, tabung 2 dengan waktu pemanasan 5 menit

adalah 0,39 mg/L, tabung 3 dengan waktu pemanasan 10 menit adalah 1,1 mg/L,

tabung 4 dengan waktu pemanasan 15 menit adalah 1,67 mg/L dan tabung 5

dengan waktu
DAFTAR PUSTAKA

Aniriani, G. W., Nurul F. A. dan Eko S., 2018, Hidrolisis Polisakarida Xilan
Jerami Menggunakan Larutan Asam Kuat untuk Bahan Dasar Produksi
Bioetanol, Jurnal Ilmiah Sains, 18(2).
Apriliani, P., Sri H. dan Sudjatianah., 2019, Berbagai Konsentrasi Tepung
Maizena Terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Petis Udang, Jurnal
Teknologi Pertanian, 1(1).
Chakraborty, S., Shramin S., Rony S. R., Ahmad. dan Sohrab H., 2018, Stability-
Indicating UV/Vis Spectrophotometric Method for Diazepam,
Development and Validation, Indian Journal of Pharmaceutical Sciences,
80(20).
Chakraborty, S., Shramin S., Rony S. R., Ahmad. dan Sohrab H., 2018, Stability-
Indicating UV/Vis Spectrophotometric Method for Diazepam,
Development and Validation, Indian Journal of Pharmaceutical Sciences,
80(20).
Ginting, L., Wijanarka. dan Endang K., 2020, Isolasi Bakteri Endofit Tanaman
Pepaya (Carica Papaya L.) dan Uji Aktivitas Enzim Amilase, Berkala
Bioteknologi, 3(2).
Herawati, N., Kiagus A. R., Sinta F. dan Rifdah, 2021, Pembuatan Bioetanol dari
Rumput Gajah dengan Proses Hidrolisis Asam, Jurnal Redoks, 6(1).
Mayang, A. P., Reni P. S. dan Rif'an F., 2019, Pembuatan Glukosa dari Kulit
Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.) dengan Proses Hidrolisis, Jurnal
Integrasi Proses, 8(1).
Murgayanti., Putri A. A. dan Nuraini A., 2021, Multiplikasi Tunas Tanaman
Temu Putih pada Berbagai Jenis Karbohidrat dan Sitokinin Secara in
Vitro, Jurnal Kultivasi, 20(3).
Navarro, D. M. D. L., Jerubella J. A. dan Hans H. S., 2019, Structures and
Characteristics of Carbohydrates in Diets Fed to Pigs, Journal of Animal
Science and Biotechnology, 1(1).
Rizikiyan,Y. dan Siti P., 2018, Uji Aktivitas Antioksidan Lipstik Sari Buah Naga
Super Merah (Hylocereus Costaricensin L.) dengan Metode Dpph (1,1-
Difenil-2-Pikrilhidrazil), Metode DPPH, 1(1).
Tamaya, A. C., Yudhomenggolo S. D. dan Apri D. A., 2020, Karakteristik
Penyedap Rasa dari Air Rebusan pada Jenis Ikan yang Berbeda dengan
Penambahan Tepung Maizena, Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan,
2(2).
Thakur, R., Penta P., Christopher J. S., Michael., Singh S. P. dan Quan V. V.,
2019, Starch-Based Films: Major Factors Affecting Their Properties,
International Journal of Biological Macromolecules, 132(1).
Trigan A. S., Basuki W., Cut F. Z. dan Zulnazri., 2021, Isolasi Nanoselulosa dari
Tandan Kosong Sawit Menggunakan Hidrolisis Asam sebagai Material
Biomedis, Klorofil, 5(1).
Wardani, N. B., Mei S., Yanty M. dan Erik W., 2021, Hidrolisis Raw Sugar
Sebagai Bahan Baku Pembuatan Mono Natrium Glutamat dengan Variasi
Ph, Suhu, dan Konsentrasi, Distilat, 7(1).
Winayu, A. K., Farach K. dan Ratna S. D., 2020, Analisa Kadar Karbohidrat Pada
Ubi Jalar (Ipomoe Batatas L) Kuning dan Ungu Sebagai Alternatif
Makanan Bagi Penderita Diabetes Mellitus, Insan Cendekia Medika
Jombang, 1(1).
Wiratama, R. dan Rachmad I. T., 2021, Perancangan Mesin Pengisi Larutan Asam
Sulfat H2SO4 Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD),
Industrial Research Workshop and National Seminar, 1(1).
Zainuddin, A., 2016, Analisis Gelatinisasi Tepung Maizena pada Pembuatan Pasta
Fettuccine, Jurnal Agropolitan, 3(3).

Anda mungkin juga menyukai