Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KELOMPOK 5

DEMOKRASI DAN NEGARA HUKUM


Dosen Pengampu : Busro,Spd.,Mpd.i

DISUSUN OLEH :
 Afiq Fauzan (12140312025)
 Sulasih (12140321306)
 Yulia Hamira (12140324988)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyususnan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada
nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran
didunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini disususun guna memenuhi tugas mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu
pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat. Dalam pembuatan makalah
ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.untuk itu kami ucapkan
terimakasih kepada bapak Busro, Spd., Mpd.i selaku dosen pengampu. Serta
pihak-pihak lain yang turut membantu. Makalah ini kami susun dengan segala
kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Namun, kami menyadari bahwa
Dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih banyak
kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini
mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama
dosen mata kuliah pendidikan agama islam yang kami harapkan sebagai bahan
koreksi untuk kami.

Wassalamualaikum Wr. Wb

April 2022

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... 1

DAFTAR ISI........................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 3

A. Latar Belakang.......................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah..................................................................................... 4

C. Tujuan Masalah......................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 5

A. Pengertian demokrasi menurut para ahli................................................... 5

B. Sejarah demokrasi di Indonesia ................................................................ 6

C. Negara hukum........................................................................................... 7

D. Ciri ciri negara hukum............................................................................. 10

E. Indonesia sebagai negara hukum............................................................. 12

BAB III PENUTUP........................................................................................... 14

A. Kesimpulan............................................................................................. 14

B. Kritik / Saran........................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 15

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara merupakan suatu organisasi yang di dalamnya terdapat wilayah,


masyarakat, dan pemerintah. Negara dikatakan suatu organisasi karena di
dalamnya terdapat stuktur contohnya presiden yang dibantu olehwakil presiden
dan menteri - menterinya. Terbentuknya suatu negara harus mempunyai tiga
syarat utama yaitu wilayah, masyarakat, dan pemerintah.Setiap negara memiliki
sistem atau bentuk pemerintahan tersendiri.Bentuk-bentuk pemerintahan itu
diantaranya Oligarki, Anarki,Moboraksi,Diktator, dan Demokrasi.
Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan
suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau negara yang
dijalankan oleh pemerintah. Semua warga negara memiliki hak yang setara dalam
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui
perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi
mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya
praktik kebebasan politik secara bebas dan setara
Dalam sejarah Indonesia perkembangan demokrasi telah mengalami
pasang surut. Masalah pokok yang harus dihadapi bangsa Indonesia adalah
bagaimana meningkatkan ekonomi, dan membantu kehidupan sosial dan politik
yang demokrastis dalam masyarakat.
Kata hukum pada saat ini seperti hal yang sudah tidak ada nilainya untuk rakyat
menengah kebawah. Oleh karena itu sudah tidak aneh hukum di Indonesia selalu
menjadi permasalahan negara.
Seperti istilah "Runcing Kebawah Tumpul Keatas" istilah tersebut
menggambarkan kondisi hukum di Indonesia sekarang. Dimana hukum lebih
condong ke kelompok atas atau para penguasa hukum tersebut.

B. Rumusan Masalah

3
1. Apa yang dimaksud dengan demokrasi menurut para ahli?
2. Bagaimana sejarah demokrasi di Indonesia?
3. Apa itu negara hukum?
4. Apa saja ciri ciri dari negara hukum?
5. Bagaimanakah keadaan Indonesia sebagai negara hukum pada saat ini?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari demokrasi.
2. Untuk mengetahui sejarah dari demokrasi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengertian dari negara hukum.
4. Untuk mengetahui apa saja ciri ciri dari negara hukum.
5. Supaya kita mengetahui keadaan negara Indonesia sebagai negara
hukum pada saat ini.

BAB II

4
PEMBAHASAN

A. Pengertian demokrasi
Secara etimologis demokrasi berasal dari bahasa yunani, “demos”berarti rakyat
dan “kratos/kratein” berarti kekuasaan. Konsep dasar demokrasi berarti “rakyat
berkuasa” (government of rule by the people).Ada pula defenisi singkat untuk
istilah demokrasi yang diartikan sebagai pemerintaahn atau kekuasaan dari rakyat
dan untuk rakyat. Namun demikian penerapan demokrasi di berbagai Negara di
dunia memiliki ciri khas dan spesifikasi masing-masing yang lazimnya sangat
dipengaruhi oleh ciri maysarakat sebagai rakyat dalam suatu negara.1
Berikut ini adalah pengertian demokrasi menurut beberapa ahli :
1. Demokrasi menurut Montesque, kekuasaan negara harus dibagi dan
dilaksanakan oleh tiga lembaga atau institusi yang berbeda danterpisah
satu sama lainnya, yaitu pertama, legislatif yang merupakan pemegang
kekuasaaan untuk membuat undang-undang, kedua,eks ekutif yang
memiliki kekuasaan dalam melaksanakan undang-undang, dan ketiga
adalah yudikatif, yang memegang kekuasaan untuk mengadili pelaksanaan
undang-undang. Dan masing-masing institusitersebut berdiri secara
independen tanpa dipengaruhi oleh institusilainnya.
2. Demokrasi menurut Abraham Lincoln yaitu pemerintahan dari rakyat,oleh
rakyat, dan untuk rakyat.
3. Demokrasi menurut Aristoteles mengemukakan ialah suatu kebebasanatau
prinsip demokrasi ialah kebebasan, karena hanya melalui
kebebasanlah setiap warga negara bisa saling berbagi kekuasaan didalam
negaranya. Aristoteles pun mengatakan apabila seseorang hidup tanpa
kebebasan dalam memilih cara hidupnya, maka sama sajaseperti budak.
4. Demokrasi menurut H. Harris Soche ialah suatu bentuk pemerintahan
rakyat, karenanya kekuasaan pemerintahan melekat pada rakyat
jugamerupakan HAM bagi rakyat untuk mempertahankan, mengatur dan

1
Sapriya, Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan,(Jakarta: DEPAG RI, 2009).

5
melindungi diri dari setiap paksaan dalam suatu badan yang diserahkan
untuk memerintah.
5. Demokrasi menurut International Commission of Juris tadalah bentuk
pemerintahan dimana hak dalam membuat suatu keputusan politik harus
diselenggarakan oleh rakyat melalui para wakil yang terpilih dalam suatu
proses pemilu.2

B. Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia


Dalam sejarah Indonesia perkembangan demokrasi telah mengalami
pasang surut. Masalah pokok yang harus dihadapi bangsa Indonesia adalah
bagaimana meningkatkan ekonomi, dan membantu kehidupan sosial dan politik
yang demokrastis dalam masyarakat. Perkembangan demokrasi indonesia dibagai
menjadi lima priode yaitu sebagai berikut:

a) Priode 1945-1949 dengan sistem demokrasi pancasila


Pada priode ini sistem pemerintahan demokrasi panacasila
dilaksanakan karena Negara dalam keadaan darurat dalam
mempertahankan kemerdekaan. Misalnya Kominte Nasional
Indonesia Pusat (KNIP) yang semula berfungsi sebagai pembantu
presiden menjadi berubah fungsi menjadi MPR.3

b) Priode 1949-1959 dengan sistem demokrasi parlementer


Pada masa ini kelemahan demokrasi parlementer memberi peluang
untuk dominasi partai-partai politik dan DPR. Akibatnya persatuan
bersama untuk melawan musuh bersama akan menjadi lemah4.

c) Priode 1959-1965 dengan sistem demokrasi terpimpin


Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No.VII/MPRS/

2
Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn di SD/MI Kelas Rendah, (Bandung: MangguMakmur
Tanjung Lestari, 2019), hlm. 67
3
Maulana Arafat Lubis, PEMBELAJARAN PPKN TEORI PENGAJARAN ABAD 21 SD/MI, (Yogyakarta:
Samudra Biru, 2018), Hlm. 48.
4
Ani Sri Rahayu, PENDIDKAN PANCASILA & KEWARGANEGARAAN (PPKn), (Jakarta: Bumi Aksara,
2017), Hlm.64

6
1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan musyawarah
untuk mufakat secara gotong royong di antara semua kekuatan
nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom.
Ciri-cirinya adalah:
1) Tingginya dominasi presiden
2) Terbatasnya peran partai politik
3) Berkembangya pengaruh PKI

d) Priode 1965-1998 dengan demokrasi pancasila (orde baru)


Pelaksanaan demokrasi Orde Baru ditandai dengan keluarnya Surat Perintah
11 maret 1996. Demokrasi pada masa Orde Baru ini dianggap gagal dengan
alasan:
1) Tidak adanya rotasi kekuasaan eksekutif
2) Rekrutmen politik yang tertutup
3) Pengakuan HAM yang terbatas

e ) Priode 1998- sekarang


Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada tanggal 21
Mei 1998. Jabatan presiden kemudian diisi oleh wakil presiden, Prof. DR. Ir.
Ing. B.J. Habibie. Turunnya presiden Soeharto disebabkan karena tidak
adanya lagi kepercayaan dari rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru.
Bergulirnya reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut
menandakan tahap awal bagi transisi demokrasi Indonesia.5

C. PENGERTIAN NEGARA HUKUM


Indonesia adalah negara hukum dan itu tercantum dalam pasal 1 ayat 3 UUD
1945. Negara hukum adalah negara yang berlandaskan dan menggunakan
aturan hukum untuk mencapai tujuan kehidupan bernegara. Menurut Johan
Nasution dalam buku Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia tahun 2013,

5
Rika syartika November 26, 2019

7
negara hukum adalah sebuah negara yang penyelenggaraan kekuasaan
pemerintahannya didasarkan atas hukum.6

Definisi negara hukum dari beberapa para ahli :

 Menurut Aristoteles – teleh menerangkan bahwa negara hukum memiliki


aturan yang tertulis dan aturan tidak tertulis.
 Menurut Plato – telah menerangkan bahwa negara hukum dapat
mengupayakan kebenaran dengan tindakan kesopanan atau keadilan.
 Menurut Hugo Krabbe – telah mengatakan bahwa negara hukum adalah
salah satu negara yang berdasarkan pada hukum atau bertanggung jawab
atas hukum yang berlaku.
 Menurut Prof. R. Djokosutomo – telah mengatakan bahwa negara
hukum adalah salah satu negara yang diakui sebagai badan hukum dalam
bentuk kebijakan.

Hal ini terindikasikan dari adanya suatu ciri negara hukum yang prinsip-
prinsipnya dapat dilihat pada Konstitusi Negara R. I. (sebelum dilakukan
perubahan), yaitu dalam Pembukaan UUD 1945, Batang Tubuh (non Pasal-
pasal tentang HAM), dan Penjelasan UUD 1945 dengan rincian sebagai
berikut:7
1. Pembukaan UUD 1945, memuat dalam alinea pertama kata
“perikeadilan”, dalam alinea kedua “adil”, serta dalam alinea keempat
terdapat perkataan “keadilan sosial”, dan “kemanusiaan yang adil”.
Semua istilah itu berindikasi kepada pengertian negara hukum, karena
bukankah suatu tujuan hukum itu untuk mencapai negara keadilan.
Kemudian dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat juga
ditegaskan “maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia”.

6
Nasution, Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia 2012
7
Dahlan Thaib, Kedaulatan Rakyat, Negara Hukum, dan Konstitusi, Cetakan ke-2, Liberty,
Yogyakarta, 2000, hlm. 25 – 26.

8
2. Batang Tubuh UUD 1945, menyatakan bahwa “Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
Undangundang Dasar (Pasal 14). Ketentuan ini menunjukkan bahwa
presiden dalam menjalankan tugasnya harus mengikuti ketentuan-
ketentuan yang sudah ditetapkan dalam Undang-undang Dasar. Pasal 9
mengenai sumpah Presiden dan Wakil Presiden “memegang teguh
Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan
peraturannya selurus-lurusnya”. Melarang Presiden dan Wakil
Presiden menyimpang dari peraturan perundang-undangan
yangberlaku dalam menjalankan tugasnya suatu sumpah yang harus
dihormati oleh Presiden dan Wakil Presiden dalam mempertahankan
asas negara hukum. Ketentuan ini dipertegas lagi oleh Pasal 27 UUD
1945 yang menetapkan bahwa “segala warga negara bersamaan
kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya”. Pasal ini selain menjamin prinsip equality before the law,
suatu hak demokrasi yang fundamental, juga menegaskan kewajiban
warga negara untuk menjunjung tinggi hukum suatu prasyarat
langgengnya negara hukum.
3. Penjelasan UUD 1945, merupakan penjelasan autentik dan menurut
Hukum Tata Negara Indonesia, Penjelasan UUD 1945 itu mempunyai
nilai yuridis, dengan huruf besar menyatakan: “Negara Indonesia
berdasarkan atas hukum (rechtsstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan
belaka (machtsstaat)”. Ketentuan yang terakhir ini menjelaskan apa
yang tersirat dan tersurat telah dinyatakan dalam Batang Tubuh UUD
1945.
4. Dari ketiga ketentuan di atas, penegasan secara eksplisit Indonesia
sebagai negara hukum dapat dijumpai dalam Penjelasan UUD 1945.
Lain halnya dengan dua konstitusi (Konstitusi RIS dan UUDS 1950)
yang pernah berlaku di Indonesia, terdapat penegasan secara eksplisit
rumusan Indonesia sebagai negara hukum. Dalam Mukaddimah
Konstitusi RIS misalnya disebutkan pada alinea ke-4; “untuk
mewujudkan kebahagiaan, kesejahteraan, perdamaian, dan

9
kemerdekaan dalam masyarakat dan negara hukum Indonesia Merdeka
yang berdaulat sempurna”. Kemudian di dalam Pasal 1 ayat (1)
Konstitusi RIS juga disebutkan; “Republik Indonesia Serikat yang
merdeka dan berdaulat ialah suatu Negara hukum yang demokrasi dan
berbentuk federasi”.
5. Setelah UUD 1945 dilakukan perubahan, rumusan negara hukum
Indonesia yang semula hanya dimuat secara implisit baik di dalam
Pembukaan maupun Batang Tubuh UUD 1945 dan secara eksplisit
dimuat di dalam Penjelasan UUD 1945, penempatan rumusan negara
hukum Indonesia telah bergeser kedalam Batang Tubuh UUD 1945
yang secara tegas dinyatakan di dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945
yang berbunyi: Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Jika
dikaitkan dengan unsur-unsur negara hukum sebagaimana uraian pada
pembahasan di atas, maka dapat ditemukan pengaturan unsur-unsur
negara hukum dalam Batang Tubuh UUD 1945 sebagai berikut:
1. Perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia (HAM)
2. Pemisahan / pembagian kekuasaan;
3. Pemerintahan berdasarkan undang-undang;
4. Peradilan administrasi yang berdiri sendiri.8

D. CIRI CIRI NEGARA HUKUM

1) Adanya sistem ketatanegaraan yang sistematis


Ciri-ciri negara hukum yang pertama yaitu adanya sistem ketatanegaraan
yang mengatur urusan kenegaraan secara sistematis. Di setiap lembaga yang
dibentuk, memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing untuk membantu
menjalankan pemerintahan negara tersebut, agar nantinya dapat sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan. Di Indonesia sendiri, dapat dilihat bahwa adanya
kelembagaan seperti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Komisi Yudisial (KY), Mahkamah Agung
(MA), Komisi Yudisial (KY), dan lembaga di daerah lainnya.
8
Dahlan Thaib, Kedaulatan Rakyat, Negara Hukum, dan Konstitusi, Cetakan ke-2, Liberty,
Yogyakarta, 2000, hlm. 25 – 26.

10
2) Hukum sebagai patokan segala bidang
Ciri-ciri negara hukum yang kedua yaitu negara tersebut menjadikan hukum
sebagai patokan dalam berbagai bidang, atau biasa dikenal dengan istilah
Supremasi Hukum. Hal ini merupakan upaya untuk menempatkan hukum
dalam tempat tertinggi sebagai alat perlindungan bagi rakyatnya, serta tanpa
adanya intervensi dan penyalahgunaan hukum, termasuk dari para petinggi
negara.

3) Adanya perlindungan dan pengakuan hak asasi manusia (HAM)


Ciri-ciri negara hukum yang ketiga yaitu adanya perlindungan dan pengakuan
HAM. Ciri pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia ini
merupakan salah satu ciri yang utama. Hak asasi manusia sendiri merupakan
hak yang paling mendasar dan fundamental. Sedangkan bagi para pelanggar
HAM dapat dijatuhi hukum secara tegas.

4) Sistem peradilan yang tidak memihak dan memiliki persamaan kedudukan


di hadapan hukum
Ciri-ciri negara hukum yang keempat adalah memiliki sistem peradilan yang
tidak memihak. Sistem peradilan ini meliputi para hakim dan jaksa serta para
anggota administrasi pengadilan yang telah ditentukan berdasarkan hukum
yang berlaku. Tak hanya di peradilan pusat, sistem peradilan yang bebas dan
tidak memihak juga berlaku di peradilan-peradilan daerah. Peradilan harus
berjalan sesuai dengan hukum yang ditentukan dan diterapkan sama sehingga
tidak berat sebelah antara rakyat dan para petinggi negara.

5) Adanya pembagian kekuasaan yang jelas


Ciri-ciri negara hukum kelima yaitu adanya pembagian kekuasaan yang jelas.
Pembagian kekuasaan ini menjunjung tinggi nilai demokrasi. Dan setiap
lembaga memiliki tugas dan fungsinya masing-masing, sehingga diharapkan
tidak terjadi tumpang tindih. Jika muncul permasalahan atau konflik, maka
lembaga yang berwenang mampu menerapkan hukum yang tepat. Seperti yang

11
disampaikan tokoh terkenal, John Locke, bahwa kekuasaan dibedakan menjadi
tiga yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

6) Adanya peradilan pidana dan perdata


Ciri-ciri negara hukum yang berikutnya yaitu adanya peradilan pidana dan
perdata. Peradilan pidana adalah peradilan yang mengurus tentang
pelanggaran hukum yang menyangkut banyak orang. Sedangkan perdata yang
mengurusi pelanggaran hukum yang melibatkan perseorangan saja.

7) Legalitas dalam arti hukum itu sendiri


Ciri-ciri negara hukum yang terakhir adalah adanya legalitas. Legalitas
dalam hukum merupakan asas yang fundamental untuk mempertahankan
kepastian hukum. Asas legalitas ini ditetapkan dan kemudian digunakan untuk
melindungi semua kepentingan individu. Legalitas ini juga yang akan
memberikan batasan wewenang bagi para pejabat negara untuk
mempertanggungjawabkan perbuatan mereka jika mereka melanggar hukum
yang berlaku.9

E. KEADAAN INDONESIA SAAT INI SEBAGAI NEGARA HUKUM


Pada dasarnya Indonesia tidak bisa lepas dari hukum. Kata hukum pada saat
ini seperti hal yang sudah tidak ada nilainya untuk rakyat menengah kebawah.
Oleh karena itu sudah tidak aneh hukum di Indonesia selalu menjadi
permasalahan negara.
Seperti istilah "Runcing Kebawah Tumpul Keatas" istilah tersebut
menggambarkan kondisi hukum di Indonesia sekarang. Dimana hukum lebih
condong ke kelompok atas atau para penguasa hukum tersebut. Sedangkan,
bagi kalangan bawah atau masyarakat yang dibilang kurang mampu hukum
ibarat pisau yang sangat tajam.
Seperti kita ketahui beberapa waktu yang lalu telah di tetapkan Undang-
Undang terbaru yaitu undang undang omnibus law, yang mana Undang-

9
Andre Kurniawan, Mengenal Ciri-ciri Negara Hukum, 30 maret 2021

12
Undang tersebut menuai kontroversi dari berbagai pihak dan berbagai
kalangan.
Contoh beberapa kasus hukum kita yang menggambarkan pepatah hukum di
negeri ini “runcing kebawah tumpul keatas” yaitu orang biasa yang ketahuan
melakukan tindak pencurian kecil, seperti Kisah yang dialami nenek Asyani
(63) ini benar-benar karena tuduhan mencuri 38 papan kayu jati di lahan
Perhutani di ancaman hukuman penjara 5 tahun. sampai-sampai duduk
bersimpuh dan menangis di depan majelis hakim, memohon pengampunan.
“Runcing kebawah tumpul keatas” juga terjadi pada kasus anak dibawah
umur, Hamdani yang mencuri sandal jepit bolong milik perusahaan di mana ia
bekerja di Tangerang, Nenek Minah yang mengambil tiga butir kakao di
Purbalingga, langsung ditangkap dan dihukum seberat-beratnya. Sedangkan
seorang pejabat negara yang melakukan korupsi uang milyaran rupiah milik
negara dapat berkeliaran dengan bebasnya. Berbeda halnya dengan kasus-
kasus hukum dengan tersangka dan terdakwa orang-orang yang memiliki
kekusaan, jabatan dan nama. Proses hukum yang dijalankan begitu berbelit-
belit dan terkesan menunda-nunda. Seakan-akan masyarakat selalu
disuguhkan sandiwara dari tokoh-tokoh Negara tersebut.
Maka dari itu UUD pasal 28 D ayat 1 harus ditegakkan. Karena jika tidak
kasus seperti ini akan terulang kembali dan hak diperlakukan sama didepan
hukum seperti tidak berlaku lagi. Jika HAM untuk diperlakukan sama di
depan hukum ini dipenuhi maka hukum di Indonesia tidak akan lagi tajam
disatu sisi.10

10
Kompasiana, Hukum di Negeri Ini Runcing Kebawah Tumpul Keatas, 28 mei 2015

13
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat atau
negara yang dijalankan oleh pemerintah. Semua warga negara memiliki hak yang
setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau
melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan
adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara
Dalam sejarah Indonesia perkembangan demokrasi telah mengalami
pasang surut. Masalah pokok yang harus dihadapi bangsa Indonesia adalah
bagaimana meningkatkan ekonomi, dan membantu kehidupan sosial dan politik
yang demokrastis dalam masyarakat.
Pada dasarnya Indonesia tidak bisa lepas dari hukum. Kata hukum pada saat
ini seperti hal yang sudah tidak ada nilainya untuk rakyat menengah kebawah.
Oleh karena itu sudah tidak aneh hukum di Indonesia selalu menjadi
permasalahan negara.
Seperti istilah "Runcing Kebawah Tumpul Keatas" istilah tersebut
menggambarkan kondisi hukum di Indonesia sekarang. Dimana hukum lebih
condong ke kelompok atas atau para penguasa hukum tersebut. Sedangkan, bagi
kalangan bawah atau masyarakat yang dibilang kurang mampu hukum ibarat
pisau yang sangat tajam.

B. KESIMPULAN/SARAN

14
Demokrasi di Indonesia harus dipahami agar semua masyarakat
Indonesia bisa menggunakan demokrasi masing-masing dengan sebaik-
baiknya.

DAFTAR PUSTAKA

Ciri-ciri Demokrasi. (2016, Februari 12). Retrieved from http://www.informasi-


pendidikan.com

Contoh Perwujudan Demokrasi Di Lingkungan Bangsa dan Negara. (2017, Agustus 7).
Retrieved from https://guruppkn.com

Contoh-contoh Demokrasi Dalam Kehidupan. (2017, September 23). Retrieved from


http://www.tugassekolah.com

Hukum di Negeri Ini Runcing Kebawah Tumpul Keatas. (2015). Retrieved from
Kompasiana.

Kurniawan, A. (2021, Maret 30). Mengenal Ciri-ciri Negara Hukum. Retrieved from
Merdeka: m.merdeka.com/jabar/mengenal-ciri-ciri-negara-hukum

Muntoha. (2009). Demokrasi dan Negara Hukum. Jurnal Hukum , 379-395.

Pengertian Demokrasi dan Jenis-jenis. (2017, November 4). Retrieved from blogspot:
http://sistempemerintahannegaraindonesia.blogspot.co.id

Thaib, D. (2000). Kedaulatan Rakyat, Negara Hukum, dan Konstitusi . Yogyakarta:


Liberty.

Widiana, N. (2015, Juni 17). Hukum di Negeri Ini Runcing Kebawah Tumpul Keatas .
Retrieved from Kompasiana: kompasiana.com

15

Anda mungkin juga menyukai