Siti Ngaisah - 857798231 PKP
Siti Ngaisah - 857798231 PKP
OLEH :
NAMA : SITI NGAISAH
NIM 857798231
LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PAUD 4501)
PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN
Supervisor I Mahasiswa
ii
KATA
iii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
Jl. Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan 15418
Telepon 012-7490941(Hunting)
Faxmile : 012-7490147 (Bagian Umum),012-7434290(Sekretaris
Rektor)
Laman www.ut.ac.id
LEMBAR PERNYATAAN
Siti Ngaisah
NIM. 857798231
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN.................................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar belakang................................................................................1
B. Rumusan masalah..........................................................................5
C. Tujuan penelitian............................................................................5
BAB II SUBJEK PENELITIAN.......................................................................7
1. Upaya meningkatkan......................................................................7
2. Motorik kasar.................................................................................8
3. Anak usia dini................................................................................11
4. Permainan tradisional..................................................................12
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN........................................................30
A. Subjek penelitian..........................................................................30
B. Deskripsi per siklus.......................................................................31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................37
A. Pelaksanaan siklus.........................................................................37
B. Pembahasan siklus........................................................................50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................53
A. Kesimpulan.....................................................................................53
B. Saran...............................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................55
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Alasan Penelitian
Pendidikan usia dini merupakan salah satu bentuk Penyelenggaraan
pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar kea rah
pertumbuhan dan perkembangan fisik, kecerdasan, social emosional, bahasa
komunikasi yang dilalui oleh anak usia dini.
Pembelajaran di Taman Kanak-kanak bertujuan untuk membantu
meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, perilaku pengetahuan
keterampilan dan menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar
dengan mengembangkan nilai-nilai agama, moral, emosi, bahasa,kognitif,
fisik/motorik dan seni.
Anak adalah anugerah dari sang maha kuasa yang dititipkan kepada
sepasang anak manusia. Ketika sang anak lahir ia tampak tak berdaya penuh
ketergantungan pada orang dewasa disekitarnya. Ketika usia bertambah
tampaklah ada sejumlah kemampuan dasar yang dimilikinya. Kemampuan
tersebut merupakan anugerah dari Sang Maha Kuasa agar manusia tersebut
mampu berkembang dan mengembangkan diri sehingga ia mampu
menjalani kehidupan selanjutnya.
Anak usia dini memiliki karakter yang unik, kemampuan, bakat, dan
potensi yang berbeda satu sama lainnya. Untuk dapat mengembangkannya
dengan maksimal sesuai tahapan usianya, harus diberikan stimulus
pendidikan dengan tepat. Dengan memberikan stimulus pendidikan seluruh
aspek perkembangan anak akan berkembang dengan pesat pada berbagai
aspek. Tidak hanya peranan orang dewasa, teman sebaya juga sangat
dibutuhkan. Lingkungan sekolah juga memiliki peranan penting, sebab
disekolah anak aka memperoleh berbagai rangsangan dan kesempatan untuk
mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya.
1
2
Anak usia dini adalah anak yang berumur0-6 tahun, yang dimana pada
usia ini merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perkembangan dan
pembentukan Sikap perilaku, dan karakter kepribadian pada anak tersebut
karena usia 0 sampai 6 tahun adalah usia yang mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat atau disebut dengan usia masa emas
(Golden Age).
Usia Dini juga dikatakan sebagai masa kreatif yang diyakini bahwa
kreativitas yang ditunjukkan anak merupakan bentuk kreativitas yang
original dengan frekuensi kemunculannya tanpa terkendali titik untuk itu
Pendidikan Anak Usia Dini sangat penting untuk menstimulasi
perkembangan anak dan mengembangkan kecerdasan anak.
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya pembinaan dan
pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia 6 tahun,
meskipun sesungguhnya akan lebih optimal lagi apabila ditunjukkan kepada
anak sejak dalam kandungan hingga usia 8 tahun titik tujuannya adalah
membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,
intelektual, emosional moral dan agama secara optimal dalam lingkungan
pendidikan yang kondusif demokratis dan kompetitif.
Perkembangan motorik kasar merupakan perkembangan jasmani yang
melalui kegiatan pada pusat saraf dan otot yang terkoordinasi. Pada saat
anak berumur 4 sampai 6 tahun anak dapat mengendalikan gerakan secara
kasar yang melibatkan bagian badan seperti berjalan berlari melompat dan
lain-lain setelah usia 5 tahun Perkembangan besar dalam pengendalian
koordinasi lebih baik yang juga melibatkan otot kecil yang digunakan untuk
melempar dan lain sebagainya.
Berbagai kegiatan motorik yang menggunakan tangan pergelangan
tangan dan kaki merupakan perkembangan yang dapat diprediksi dengan
melalui kegiatan bermain yang diharapkan anak mampu dalam kemampuan
ketangkasan, seperti melempar melompat dan berlari yang dimana kaki dan
tangan akan sangat digunakan pada saat bermain.
3
anak hanya diberikan sedikit petunjuk maka ana akan mengalami kesulitan
untuk memahami apa yang telah anak lihat dan pelajari (Siti Aisyah, dkk,
2009:5.32). anak usia dini memerluka kegiatan pembelajaran yang menarik
dikelas. Sekolah berperan penting dalam menumbuhkan semua aspek
perkembangan anak.
Aspek-aspek yang dikembangkan dalam kurikulum pendidikan anak
usia dini menurut widarman D.W memuat : a) Nilai-nilai agama dan moral,
b) Sosial Emosional dan kemandirian, c) Kemampuan Bahasa, d) kognitif,
e) Fisik motorik, f) Seni (Widarmin D.W Tahun 2011 : 6.17-6.18). PAUD
Sahabat Mulia merupakan satu bagian penyelenggaraan Pendidikan Anak
Usia Dini yang seharusnya juga mampu mengembangkan semua aspek
secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangan anak, salah satu aspek
yang harus dikembangkan adalah aspek kognitif.
Berdasarkan data di atas maka peneliti akan melaksanakan penelitian
tindakankelas dengan judul penelitian : “Upaya Meningkatkan Motorik
Kasar Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Kelompok B Di BA
Aisyiyah Krajan Gambiran RT 3 RW 1 Krajan Gatak Kabupaten Sukoharjo
tahun pelajaran 2020/2021”.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan penelitian dalam kegiatan pembelajaran yang terjadi
di BA Aisyiyah Krajan Gatak masih terdapat beberapa anak yang harus
ditangani dan ditindak lanjuti guna meningkatkan kemampuan kemampuan
motorik halus anak melalui bermain melukis dengan jari . Permasalahan
yang dapat diidentifikasi antara lain :
1. Hasil yang tidak sesuai dengan harapan pada saat bermain tradisional.
2. Sebagian besar anak ramai dan bingung saat melaksanakan kegiatan
bemain Tradisional.
3. Anak merasa bosan dan menunjukkan kurangnya kemampuan dalam
kegiatan bemain Tradisional..
5
4. Masih banyak anak yang tidak mau melakukan bemain Tradisional saat
kegiatan berlangsung.
Analisis Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah yang telah ditemukan, masalah
yang akan dipecahkan adalah kurangnya kegiatan pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak. Hal ini disebabkan
karena guru dalam memberikan pembelajaran yang merangsang
kemampuan motorik halusnya terutama jari jemarinya dalam kegiatan
menggambar atau melukis kurang bervariatif dan kurang memberikan
B. Perumusan masalah
Dari uraian di atas, maka peneliti memunculkan permasalahan yang akan
dibahas yaitu:
1. Bagaimana motorik kasar anak usia dini sebelum diterapkan permainan
tradisional kelompok B dipakai siapa aja tahun ajaran 2020/2021?
2. Bagaimana pelaksanaan permainan tradisional dalam Meningkatkan motorik
kasar anak usia dini kelompok B di TK Aisyiyah Krajan Tahun Ajaran
2020/2021?
3. Apakah motorik kasar anak usia dini dapat ditingkatkan melalui permainan
tradisional kelompok B di TK Aisyiyah Krajan Tahun Ajaran 2020/2021
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui:
1. Motorik kasar anak usia dini sebelum diterapkan permainan tradisional
kelompok B di TK Aisyiyah Krajan Tahun Ajaran 2020/2021.
2. Pelaksanaan permainan tradisional dalam Meningkatkan motorik kasar anak
usia dini di Asia Krajan tahun ajaran 2020/2021.
6
A. Kajian Teori
1. Upaya meningkatkan
Dalam (kkbi.web.id/upaya) upaya memiliki pengertian usaha atau
ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan masalah, mencari jalan
keluar, dan sebagainya, daya upaya menegakkan keamanan patut
dibanggakan. Upaya juga berarti usaha, akal, ikhtiar, untuk mencapai suatu
maksud memecahkan persoalan, jalan keluar. Upaya dapat dipahami sebagai
suatu aktifitas atau kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Menurut Poerwadarminta (1991 : 574) “upaya adalah usaha untuk
menyampaikan maksud, akal dan ikhtiar. Upaya merupakan segala sesuatu
yang bersifat mengusahakan terhadap sesuatu hal supaya dapat lebih
berdaya guna dan berhasil sesuai dengan maksud, tujuan dan fungsi serta
manfaat suatu hal tersebut dilaksanakan”. Upaya sangat berkaitan erat
dengan penggunaan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan
tersebut, agar berhasil maka digunakanlah suatu cara, metode dan alat
penunjang yang lain. Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat
disimpulkan bahawa upaya adalah suatu usaha atau cara yang digunakan
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dalam kamus bahasa indonesia.org/meningkatkan/mirip pengertian
meningkatkan adalah menaikkan (derajat, taraf, dsb ), mempertinggi,
memperhebat, dan mengangkat diri. Menurut Muliono yang dikutip
Sewiwati meningkatkan adalah cara atau usaha yang dilakukan untuk
mendapatkan ketrampilan atau kemampuan yang lebih baik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa meningkatkan adalah cara yang
dilakukan seseorang untuk membuat sesuatu menjadi lebih baik dari
sebelumnya, sehingga dapat mempengaruhi pembelajaran berikutnya akan
lebih meningkat kualitasnya. Pendidik akan lebih inovatif dalam
meningkatkan kemampuan pembelajaran
7
8
2. Motorik kasar
Motorik adalah terjemahan dari kata “motor” yang menurut Gallahue
adalah suatu dasar biologi atau mekanika yang menyebabkan terjadinya
suatu gerak. Dengan kata lain, gerak (movement) adalah kulminasi dari
suatu tindakan yang didasari oleh proses motorik
Zulkifli menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan motorik adalah
segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Lebih
lanjut dijelaskannya bahwa dalam perkembangan motorik terhadap tiga
unsur yang menentukannya yaitu otot, saraf, dan otak. Ketiga unsur ini
melaksanakan masing-masing perannya secara interaksi positif, artinya
unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi
dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih
sempurna keadaannya. Anak yang otaknya mengalami gangguan tampak
kurang terampil menggerak-gerakkan tubuhnya.
Motorik kasar (gross motor skill), yaitu segala keterampilan anak
dalam menggerakkan dan menyeimbangkan tubuhnya. Bisa juga diartikan
sebagai gerakan-gerakan seorang anak yang masih sederhana, seperti:
melompat dan berlari.
Menurut Beaty, kemampuan motorik kasar seorang anak paling tidak
dapat dilihat melalui empat aspek, yaitu (1) berjalan atau walking, dengan
indikator berjalan turun naik tangga dengan menggunakan kedua kaki,
berjalan pada garis lurus, dan berdiri dengan satu kaki, (2) berlari atau
running, dengan indikator menunjukkan kekuatan dan kecepatan berlari,
berbelok ke kanan-kiri tanpa kesulitan, dan mampu berhenti dengan mudah,
(3) melompat atau jumping, dengan indikator mampu melompat ke depan,
ke belakang, dan ke samping, (4) memanjat atau climbing, dengan indikator
memanjat naik- turun tangga dan memanjat pepohonan.
Perkembangan fisik motorik sangat berperan penting bagi seorang
anak. selain melatih kelincahan dan kecekatan, juga dapat memberikan
motivasi kepada anak dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Bahkan
9
4. Permainan tradisional
Menurut linda bermain merupakan peluang bagi anak untuk
melakukan berbagai hal. Situasi itulah yang membuat anak belajar. Dengan
demikian, bermain merupakan cara anak belajar. Belajar tentang apa saja.
Belajar tentang objek, kejadian, situasi, dan konsep (misalnya halus, kasar,
dan lain-lain). Mereka juga berlatih koordinasi berbagai otot gerak misalnya
otot jari. Berlatih mencari sebab akibat dan memecahkan masalah. Selain
itu, melalui bermain anak berlatih mengekspresikan perasaan, dan berusaha
mendapatkan sesuatu.
Beberapa ahli psikologi memberi pandangan mereka tentang bermain.
Karl groos mengemukakan bahwa bermain merupakan proses penyiapan
diri untuk menyandang peran sebagai orang dewasa. Lazarus menyatakan
bahwa bermain akan membangun kembali energi yang hilang sehingga diri
mereka segar kembali. Schiller dan spencer menyatakan bahwa bermain
merupakan wahana untuk mengguakan energi yang berlebih sehingga anak
terlepas dari tekanan.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan tersebut dapat
dinyatakan bahwa bermain merupakan proses belajar baik disadari anak atau
tidak anak lelah belajar sesuatu yang berguna bagi hidupnya. Dengan
demikian, dapat dinyatakan bahwa bermain bagi anak sangat besar
manfaatnya dan bermain berguna untuk mengembangkan diri anak.
Berdasarkan batasan dan pandangan bermain yang telah dikemukakan
tersebut, dapat dinyatakan bahwa bermain memiliki karakteristik sebagai
berikut: bermain sebagai simbolis, memiliki penuh makna, bermain sebagai
aktivitas, bermain sebagai sesuatu yang menyenangkan, bermain dilakukan
atas kemauan sendiri (sukarela), bermain sebagai rule-governed, dan
bermain sebagai aktivitas satu episode. Dengan mengetahui ketujuh
1
1). Motivasi intrinsik, tingkah laku bermain dimotivasi dari dalam diri
anak, karena itu dilakukan demi kegiatan itu sendiri dan bukan karena
adanya tuntutan masyarakat atau fungsi-fungsi tubuh, 2). Pengaruh positif.
Tingkah laku itu menyenangkan atau menggembirakan untuk dilakukan, 3).
Bukan dikerjakan sambil lalu, tingkah laku itu bukan dilakukan sambil lalu,
karena itu tidak mengikuti pola atau urutan yang sebenarnya, melainkan
lebih bersifat pura-pura. 4). Cara/tujuan, cara bermain lebih diutamakan dari
pada tujuannya, Anak lebih tertarik pada tingkah laku itu sendiri dari pada
keluaran yang dihasilkan. 5). Kelenturan, bermain itu perilaku yang lentur.
Kelenturan ditunjukkan baik dalam bentuk maupun dalam hubungan serta
berlaku dalam setiap situasi.
Bermain adalah kegiatan yang mereka lakukan sepanjang hari karena
bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan. Anak usia dini
tidak membedakan antara bermain, bekerja, dan belajar. Anak-anak akan
menikmati permainanya sampai kapan pun dan akan terus melakukannya
dimanapun mereka memiliki kesempatan, sehingga bermain salah satu cara
anak usia dini untuk belajar, karena melalui bermain anak mulai belajar
tentang apa yang ingin mereka ketahui dan akhirnya mampu mengenal
semua peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitarnya, seperti bereksplorasi,
menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara
menyenangkan karena interaksi yang paling penting dengan anak-anak
adalah permainan.31
Permainan menurut Piaget ialah media yang meningkatkan
perkembangan kognitif anak. Misalnya: anak-anak yang baru saja
menjumlahkan atau mengalihkan mulai permainan dengan angka melalui
cara yang berbeda dan bila mereka berhasil menyelesaikan dengan baik
mereka akan tertawa dan merasa bangga permainan imajiner dan permainan
yang kreatif juga meningkatkan perkembangan.
Menurut saller bahwa permainan memberikan kelonggaran sesudah
orang melakukan tugasnya dan sekaligus mempunyai sifat membersihkan
titik permainan adalah segalanya daripada bekerja. Kemudian spanner juga
1
hari hari Minggu titik batas permainan anak biasanya tidak jelas dengan
mengubah kenyataan maka batas-batas tadi dapat diperjelas misalnya
memperkecil kenyataan kebanyakan alatpermainan adalah imitasi
kenyataan misalnya sifat kecilnya, permainan mobil-mobilan
memungkinkan anak untuk berbuat seakan-akan menjalankan mobil yang
sesungguhnya.
6. Permainan selalu mempunyai sifat tegang dan garam melalui ketegangan
dan kegairahan, permainan sering dating pada suatu Prima kemudian
timbul kelonggaran. Dalam hal itu permainan merupakan suatu tantangan
titik permainan juga berguna maka ketegangan anak sering dapat
disembuhkan melalui terapi permainan.
lebih mudah atau lebih tua, permainan ini juga dapat melatih anak dalam
manajemen konflik dan belajar mencari solusi dari permasalahan yang
dihadapinya
b. Karet tali dipegang erat dengan posisi lengan atas rapat dengan
tubuh dan siku sejajar di pinggang. Kemudian berdiri dengan posisi
agak jinjit dan lutut sedikit ditekuk. Usahakan kepala tetap tegak
tetapi tetap rileks serta pandangan lurus kedepan.
2
Gambar 3: berdiri dengan posisi agak jinjit dan lutut sedikit di tekuk
c. Pergelangan tangan di gerakkan untuk memutar tali.
jarak lompatan 28-36 inci, (3) dapat menuruni tangga panjang dengan
satu kaki secara berulang tanpa bantuan, dan (4) dapat melompat sampai
16 kaki dengan mudah.
Saat permainan dimulai, penunggu atau penjaga menutup mata di
tempat jaga. Pemain yang lain mencari tempat bersembunyi atau
“ngumpet”. Setelah mendapat kode semua bersembunyi, penjaga
melakukan pencarian, setelah menemukan persembunyian salah satu
pemain, penjaga langsung menyebutkan nama dan berlari ke arah tiang
penjaga dan menyentuhnya. Begitu terus sampai semua pemain yang
bersembunyi di temukan. Jika pemain lebih dulu menyentuh tiang
penjaga, maka penjaga tersebut harus berjaga lagi.
1. Alat yang digunakan
Tidak ada alat khusus dalam permainan ini. Alat untuk menjadi
“markas” atau “benteng”, biasanya berupa pohon, tembok, dan
lainnya.
2. Tempat bermain
Petak umpet sangat cocok dimainkan anak-anak di lapangan
atau halaman rumah. Akan lebih menarik jika permainan ini dilakukan
di lapangan yang mempunyai banyak tempat untuk bersembunyi.
3. Pemain
Pada dasarnya, tidak ada aturan batas pemain dalam permainan
ini. Namun, biasanya berjumlah tidak lebih dari 10, dan minimalnya
permainan ini dilakukan oleh 2 atau 3 orang.
4. Cara bermain
a. Anak-anak terlebih dahulu memulai dengan hompimpa untuk
menentukan siapa yang menjadi “kucing” (berperan sebagai
pencari teman-teman yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya
akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 10,
20, atau sesuai dengan kesepakatan bersama. Ia juga harus
menghadap tembok, pohon, atau apa pun sembari menutup mata
dengan kedua tangannya supaya tidak melihat teman-temannya
2
Gambar 1: Hompimpa
A. Subjek penelitian
1. Lokasi Penelitia
BA Aisyiyah Krajan
Alamat : Gambian RT 03 RW 01 Krajan, Gatak, Sukoharjo
2. Kelompok
Penelitian dilaksanakan pada anak kelompok A di BA Aisyiyah Krajan
dengan jumlah 16 anak, 10 anak laki-laki, 6 anak perempuan.
3. Tema
Siklus I : Tema Lingkunganku
Siklus II : Tema Lingkunganku
4. Waktu Pelaksanaan
- Siklus I : Tanggal 10-14 Oktober 2020
- Siklus II : Tanggal 18-22 Oktober 2020
5. Jadwal Pelaksanaan
Tabel 1.
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Kegiatan Pembelajaran
No Tanggal Kegiatan
1 8 – 10 Oktober 2020 Perencanaan Siklus I
2 10 – 14 Oktober 2020 Pelaksanaan Siklus I
3 15 – 17 Oktober 2020 Perencanaan Siklus II
4 18 – 22 Oktober 2020 Pelaksanaan Siklus II
5 23 Oktober – 5 November 2020 Pembuatan Laporan PKP
6 16 November 2020 Pengumpulan Laporan PKP
30
3
Siklus : 1(Pertama)
Tema : Lingkunganku
Kelompok :A
Tanggal : 10 -14 Agustus 2020
Tujuan Perbaikan : Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Melalui
Permainan Tradisional Kelompok B di BA
Asiyiyah Krajan, Krajan, Gatak, Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2020/2021
Identifikasi Masalah
a. Banyak siswa yang ingin mengerjakan tugas terus bermain
b. Banyak siswa yang selalu mononton dalam kegiatan mewarnai
c. Peneliti jarang menggunakan kegiatan permainan traisional dalam
pembelajaran
d. Peneliti kurang memberi stimulus dalam kegiatan permainan
tradisional
Analisis Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, masalah yang akan dipecahkan
adalah perlunya penggunaan metode permainan tradisional
3
Perumusan Masalah
Bagaimana upaya meningkatkan motorik kasar anak usia dini
melalui permainan tradisional kelompok B semester I di BA Aisyiyah
Krajan Gambiran Krajan Gatak Sukoharjo Semester 1 Tahun Pelajaran
2020/2021?
Siklus : 2 ( dua)
Tema : Lingkunganku
Kelompok :A
3
Analisis Masalah
Dari identifikasi masalah di atas pada siklus I , masalah yang akan
dipecahkan adalah perlunya permainan tradisional dalam kegiatan
pembelajaran.
Perumusan Masalah
Bagaimana upaya meningkatkan kreatifitas anak usia dini dalam kegiatan
mencetak dengan metode pemberian tugas pada anak kelompok B di BA
Aisyiyah Krajan Gambiran Gatak Sukoharjo Semester 1 Tahun Pelajaran
2020/2021?
2. Pelaksanaan
Berdasarkan rumusan masalah, guru mencoba mencari cara untuk
memperbaiki atau mengatasi masalah tersebut. Dengan kata lain dalam
langkah ini guru merancang tindakan perbaikan yang akan dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut. Kegiatan perbaikan ini akan dilakukan
sebanyak minimal 2 siklus dan maksimal 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari
beberapa langkah perbaikan yang disusun secara sistematis dan mengarah
pada pemecahan masalah atau peningkatan kualitas kegiatan
pengembangan.
Langkah-langkah perbaikan tersebut akan dilaksanakan selama 5 hari
( 5 RPPH/RK) berturut-turut. Untuk merancang tindakan perbaikan guru
dapat
1. Mengacu pada teori yang relevan
2. Bertanya pada nara sumber ( missal ahli pembelajaran, ahli pendidikan,
psikolog atua ahli untuk disiplin ilmu tertentu).
3. Membaca referensi yang relevan .
4. Berkonsultasi dengan supervisor
3
3. Pengamatan
a. Tehnik Pengumpulan Data
Setelah hasil perkembangan belajar tersebut sudah selesai maka
peneliti harus melakukan tindakan perbaikan untuk pembelajaran
tersebut. , dimulai dari pelaksanaan siklus 1 ke pelaksanaan siklus 2,
meskipun pada pelaksanaan siklus 1 dapat peningkatan motorik kasar
melalui permainan traisional, namun hasil yang dicapai belum sesuai
harapan penulis, maka penulis kembali melakukan perbaikan pada siklus
2 untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik khususnya dalam
meningkatkan motorik kasar dalam permainan tradisional. Tehnik
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan beberapa tehnik
diantaranya :
Observasi
Penulis menggunakan Tehnik observasi ini adalah merupakan
tehnik yang digunakan untuk mengumpulkan data pelaksanaan
perbaikan penelitian. Pada penilaian tehnik observasi peneliti dibantu
oleh teman yaitu dengan cara mengamati perilaku dan perkembangan
anak selama dalam kegiatan pembelajaran berlangsung.
Dokumentasi
Penulis menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan
mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan di lapangan atau
pelaksanaan, dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang
diperoleh dalam observasi tersebut.
4. Refleksi
a. Refleksi akan dilaksanakan pada setiap pelaksanaan satu RPPH
kegiatan perbaikan
b. Refleksi dilakukan dengan merenungkan proses pelaksanaan kegiatan
perbaikan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam
pelaksanaan kegiatan perbaikan
c. Refleksi bertujuan agar guru mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan
perbaikan yang telah dilakukan sehingga dapat melakukan perbaikan
kegiatan pengembangan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan siklus
1. Skenario perbaikan Per Siklus
Dalam BAB IV ini penulis akan menjelaskan tentang skenario
perbaikan dari siklus 1 dan siklus 2 beserta RPPH yang digunakan
sebagai pedoman dalam pembelajaran yang sudah diperbaiki guna
meningkatkan motorik kasar pada anak usia dini melalui permainan
tradisional di kelompok B BA Aisyiyah Krajan.
Skenario perbaikan yang penulis jabarkan disini yaitu siklus 1 dan
Siklus 2 beserta RPPHnya yang antara lain :
Siklus 1
Skenario Perbaikan
37
3
3. Langkah-langkah perbaikan
- Guru mengajak anak berbaris didepan kelas
- Guru anak masuk kelas satu per satu dengan tertib
- Guru mengucapkan salam dan mengajak anak berdoa
sebelum kegiatan
- Guru mengajak anak bercakap-cakap tentang benda langit
matahari
- Guru member reward umpan balik
Semester/Bulan/Minggu : I/10/16
Hari /Tgl : Senin, 10 Oktober 2020
Kelompok :B
Tema /Sub Tema : Lingkunganku/Rumahku
Bermain engklek
III. ISTIRAHAT
- SOP cuci tangan
- SOP sebelum dan
sesudah makan
IV. PENUTUP
- Menanyakan
perasaan perasaan
hari ini
- Menyanyikan lagu
matahari terbenam
- Pesan-pesan
- Penerapan SOP
penutupan
Mengetahui
Kepala BA Aisyiyah Krajan Guru Kelas
7 Ghoffar BB
8 Rezha BB
9 Ashylla BB
10 Asyifa MB
11 Azkha bima BSH
12 Dhufa BB
13 Dzakira BB
14 Athalla BB
15 Hilya BB
16 Idris BB
Jumlah BB 10
Jumlah MB 2
Jumlah BSH 1
Jumlah BSB 0
Lembar Refleksi
Setelah Melakukan Pembelajaran
Siklus 2
Skenario Perbaikan
3. Langkah-langkah perbaikan
- Guru mengajak anak berbaris didepan kelas
- Guru anak masuk kelas satu per satu dengan tertib
- Guru mengucapkan salam dan mengajak anak berdoa sebelum
kegiatan
- Guru mengajak anak bercakap-cakap tentang pelangi
- Guru member reward umpan balik
B. Kegiatan Pengembangan II (Kegiatan Inti)
1. Judul kegiatan : Permainan Tradisional engklek
2. Pengelolaan kelas
- Penataan ruang pada peletakan meja dan kursi diubah menjadi bentuk
kelompok
Semester/Bulan/Minggu : I/10/16
Hari /Tgl : Jumat , 22 Oktober 2020
Kelompok :A
Tema /Sub Tema : lingkunganku/Rumahku
BAHASA)
2.8 II. INTI
(SOSEM) - Mengamati Bawan
2.4,3.15.4.1 gambar peralatan g
5 ( SENI) masak merang
- Menanya Pewarn
Diskusi tentang a
peralatan masak dan kertas
cara merawat
peralatan masak
Memberikan
dorongan kepada
anak untuk bertanya
yang tidak diketahui
- Mengumpulkan
informasi,menalar
dan
mengkomunikasikan
Guru memberikan
dukungan dengan
cara menunjukan
alatmasak dan cara Tinta
merawatnya warna
Mengelompokkan Bawang
kata kata benda kata merah
yang berawalan Kertas
sama
Menghitung jumlah
kepingan genting
yang untuk
4
permainan engklek
III. ISTIRAHAT
- SOP cuci tangan
- SOP sebelum dan
sesudah makan
IV.PENUTUP
- Menanyakan
perasaan perasaan
hari ini
- Menyanyikan
pelangi
- Pesan-pesan
- Penerapan SOP
penutupan
Mengetahui
Kepala BA Aisyiyah Krajan Guru Kelas
7 Ghoffar BSH
8 Rezha BB
9 Ashylla BB
10 Asyifa BB
11 Azkha bima BSB
12 Dhufa BB
13 Dzakira BSB
14 Athalla BB
15 Hilya BSB
16 Idris BSH
Jumlah BB 7
Jumlah MB 0
Jumlah BSH 6
Jumlah BSB 3
Lembar Refleksi
Setelah Melakukan Pembelajaran
Kelemahannya
- Dalam kegiatan permainan tradisional dengan berbagai kegiatan
sederhana, masih belum relevan sehingga anak masih bingung cara
bagaimana melakukan kegiatan mencetak.
- Kemampuan guru dalam menyiapkan berbagai media masih minim ,
kurang bervariatif sehingga anak merasa bosan.
- Dalam pengelolaan kelas guru belum melibatkan siswa secara maxsimal
sehingga anak tidak memahami bagaimana caranya mengikuti kegiatan
pengembangan mencetak dengan berbagai media.
B. Saran
Dalam meningkatkan kreativitas motorik kasar melalui permainan
melalui metode langsung sebaiknya pendidik lebih banyak memperbanyak
variasi media yang digunakan dan penggunaan bahan mencetak yang
bervariasi. Dan pengembangan mencetak harus disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak dan dilakukan secara terpadu dengan pengembangan-
pengembangan lainnya.
54
55
DAFTAR PUSTAKA
Samsudin, Pembelajaran Motorik Di Taman Kanak-Kanak, hal. 11
Novan Ardy Wiyani, (2013), Bina Karakter Anak Usia Dini, Jogjakarta: Ar-
ruzz media, hal. 59
Novan Ardy Wiyani, Bina Karakter Anak Usia Dini, hal. 60
Suyanto, (2005), Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Yogyakarta:
Hikayat Publishing,
Sujiono, Yuliani Nuraini, (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta :
Visimedia
Allen, K. Eileen. 2010. Profil perkembangan Anak : Prakelahiran Hingga
Usia 12 Tahun. (Penterjemah: Valentino). Jakarta : PT Indeks
Wina sanjaya. (2011). Penelitian Tindakan kelas. Jakarta : Kencana
Siti Aisyah dkk. (2007). Perkembangan Dan Konsep Dasar Pengembangan
Anak Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka
Kuswanto. 2011. Metode Pengumpulan Data, (online),
(http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/observasi-pengamatanlangsung-di-
lapangan)
WardhaniIgak, WiharditKuswaya, (2013) Penelitian Tindakan Kelas Jakarta
:Universitas Terbuka
56
57
LAMPIRAN-LAMPIRAN
58
Lampiran 1
RANCANGAN SATU SIKLUS
Siklus : 1(Pertama)
Tema : Lingkunganku
Kelompok :A
Tanggal : 10 -14 Agustus 2020
Tujuan Perbaikan : Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Melalui
Permainan Tradisional Kelompok B di BA
Asiyiyah Krajan, Krajan, Gatak, Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2020/2021
Identifikasi Masalah
e. Banyak siswa yang ingin mengerjakan tugas terus bermain
f. Banyak siswa yang selalu mononton dalam kegiatan mewarnai
g. Peneliti jarang menggunakan kegiatan permainan traisional dalam
pembelajaran
h. Peneliti kurang memberi stimulus dalam kegiatan permainan
tradisional
Analisis Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, masalah yang akan dipecahkan
adalah perlunya penggunaan metode permainan tradisional
Perumusan Masalah
Bagaimana upaya meningkatkan motorik kasar anak usia dini
melalui permainan tradisional kelompok B di BA Aisyiyah Krajan
Gambiran Krajan Gatak Sukoharjo Tahun Pelajaran 2020/2021?
RENCANA KEGIATAN SIKLUS I
Siklus : 2 ( dua)
Tema : Lingkunganku
Kelompok :A
Tanggal : 18 -22 Oktober 2020
Tujuan Perbaikan : Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Melalui
Permainan Tradisional Kelompok B di BA
Asiyiyah Krajan, Krajan, Gatak, Sukoharjo
Tahun Pelajaran 2020/2021
Identifikasi Masalah
e. Banyak siswa yang ingin mengerjakan tugas terus bermain
f. Banyak siswa yang selalu mononton dalam kegiatan mewarnai
g. Peneliti jarang menggunakan kegiatan permainan traisional dalam
pembelajaran
h. Peneliti kurang memberi stimulus dalam kegiatan permainan
tradisional
Analisis Masalah
Dari identifikasi masalah di atas pada siklus I , masalah yang akan
dipecahkan adalah perlunya permainan tradisional dalam kegiatan
pembelajaran.
Perumusan Masalah
Bagaimana upaya meningkatkan motorik kasar anak usia dini dalam
kegiatan permainan tradisional pada anak kelompok B di BA Aisyiyah
Krajan Gambiran Gatak Sukoharjo Tahun Pelajaran 2020/2021?
RENCANA KEGIATAN SIKLUS II
Semester/Bulan/Minggu : I/10/16
Hari /Tgl : Senin, 10 Oktober 2020
Kelompok :B
Tema /Sub Tema : Lingkunganku/Rumahku
Hari/Ta Indikator Kegiatan Alat dan Peniliaian
nggal Bahan Perkemba KB
ngan anak M
Senin , 3.1,4.1 J. PEMBUKAAN
10 (NAM), - Penerapan SOP
Oktober 2.1,3.3,4.3 - Berdoa sebelum
2020 (FISMOT) belajar
3.5,4.5 - Bercakap-cakap
(KOG) tentang kebersihan Gambar
3.11,4.11,3.1 rumah rumah
2,4.12(BAH
ASA) II. INTI Gambar
2.8 - Mengamati gambar yang
(SOSEM) rumh huruf
2.4,3.15.4.15 - Menanya awalnya
( SENI) Memberikan sama
kesempatan kepada Pewarna
anak untuk bertanya makanan
tentang rumah dan mangkok
bagian-bagianya
Memberikan
dorongan kepada anak
untuk bertanya yang
tidak diketahui
- Mengumpulkan
informasi,menalar dan
mengkomunikasikan
Mengecap dengan jari
pada gambar rumah
Mengelompokkan
kata yang huruf
awwalnya sama
Berhitung ketika
Bermain engklek
III. ISTIRAHAT
- SOP cuci tangan
- SOP sebelum dan
sesudah makan
IV. PENUTUP
- Menanyakan perasaan
perasaan hari ini
- Menyanyikan lagu
matahari terbenam
- Pesan-pesan
- Penerapan SOP
penutupan
Mengetahui
Kepala BA Aisyiyah Krajan Guru Kelas
Lembar Refleksi
Setelah Melakukan Pembelajaran
Lembar Refleksi
Setelah Melakukan Pembelajaran